Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRATEGI BISNIS MENGGUNAKAN McKINSEY MATRIX

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT SURYA MELATI

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGIK

Nama : Farikha Amilahaq


NIM : MM16581782

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
2

1. Analisis McKinsey Matrix

Teknik analisis McKinsey sering disebut juga sebagai Matriks Daya Tarik Kekuatan Industri
dimana teknik ini menekankan pada kekuatan sumber daya potensial, tidak hanya penguasaan
pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan saja, melainkan meliputi banyak faktor yang berkaitan
dengan daya tarik industri dan kekuatan bisnis.

Teknik analisis ini terdiri dari dua sumbu yaitu kekuatan bisnis dan daya tarik industri, selain
itu teknik ini terbagi menjadi sembilan kwadran dimana posisi produk dalam matriks
ditentukan oleh nilai yang diperoleh dari perhitungan faktor-faktor yang dievaluasi dalam
daya tarik industri dan kekuatan bisnis. Jika dalam penelitian ini digunakan kriteria yang
dipakai oleh manajemen yang kurang berani menanggung resiko, maka digunakan kriteria
yang aman. Kategori posisi perusahaan dengan nilai tertimbang 1-3 adalah kategori rendah,
3-4 kategori menengah, dan >4 kategori tinggi.

Kisi posisi perusahaan atau daya tarik industri kurang dapat dikuantifikasikan secara persis
ketimbang pendekatan pertumbuhan/bagian pasar, sehingga memerlukan pertimbangan
subjektif untuk menetapkan dimana suatu unit usaha tertentu harus diletakkan.

Faktor Internal dan Faktor Eksternal


Faktor eksternal pada strategi ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pasar daya tarik,
sedangkan faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kompetitif unit
bisnis strateginya.

2. Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : BMT Surya Melati


Jenis Usaha : Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) /
Sektor Jasa Keuangan Syariah
Alamat Kantor Pusat : Jl. Pemuda No. 55, Telp. (0292) 533230, Gubug – Grobogan
Jumlah Cabang : 4 Kantor Cabang
Tahun Pertama Opr : 2001
Jumlah Anggota : 1.100 orang
3

3. Analisis Matrix Mc Kinsey pada KSPS BMT Surya Melati


3.1. Faktor Internal
Terdapat beberapa faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap bisnis koperasi syariah
khususnya di wilayah Kabupaten Grobogan dan sekitarnya. Diantaranya adalah sebagai
berikut.
1) Lokasi
KSPS BMT Surya Melati memiliki 1 kantor pusat di Jalan Pemuda, dan 4 kantor
cabang di Kecamatan Jeketro, Karangrayung, Truko, dan Tegowanu. Dengan
banyaknya cabang dari KSPS, pangsa pasar pun semakin luas, lebih lagi Kabupaten
Grobogan memang memiliki potensi yang besar untuk terus mengembangkan
perekonomiannya.
Adapun penempatan kantor-kantor layanan KSPS juga cukup strategis, contohnya
adalah kantor pusat KSPS BMT Surya Melati yang berada di wilayah pusat kota,
dekat dengan sekolah (SD-SMA/SMK, pasar, dan rumah sakit).
2) Pelayanan
KSPS BMT Surya Melati memperhatikan perlunya ada petugas-petugas khusus untuk
bagian pelayanan terutama bagian Teller yang berkompeten dan cekatan. Juga
memperhatikan berbagai fasilitas-fasilitas penunjang layanan nasabah/anggota.
Sehingga transaksi dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan menyenangkan karena
keramahan petugas-petugasnya.
Selain itu, KSPS BMT Surya Melati telah menerapkan bisnis keuangan berbasis
syariah, yang mana diharapkan dapat lebih menarik perhatian masyarakat untuk
memilih KSPS BMT Surya Melati sebagai tempat mereka menabung (menjadi
anggota), dan berkontribusi bersama untuk perekonomian.
3) Kontribusi Anggota
Sesuai dengan prinsip koperasi, yakni saling tolong menolong sesama anggota,
jumlah anggota KSPS yang semakin besar dapat membuka peluang lebih besar KSPS
BMT Surya Melati melakukan penghimpunan dan pembiayaan secara lebih optimal.
Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis, kontribusi anggota masih sangat jauh
dari kata optimal.
Secara keanggotaan, sebenarnya KSPS BMT Surya Melati memiliki hubungan yang
erat dengan organisasi Kemuhammadiyahan khususnya di Grobogan. Karena itu
kebanyakan anggota-anggota awal KSPS adalah guru-guru dari SMP, SMA, dan SMK
Muhammadiyah Gubug, dan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gubug, sehingga
seharusnya pun dapat mengajak siswa-siswa di sekolah-sekolah untuk memiliki
kebiasaan menabung.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, beberapa anggota KSPS memiliki usaha, dan
kondisi perekonomian di Kabupaten Grobogan khususnya di Kota Gubug masih dapat
terus digali potensinya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan semakin menjamurnya
toko-toko yang menjual barang-barang konsumtif seperti toko baju, toko kelontong,
4

toko alat tulis, mini market, warung makan, dealer motor, dan lain sebagainya. Juga
pasar di Kota Gubug tetap selalu ramai oleh pembeli. Dengan informasi-informasi
tersebut maka sebenarnya anggota KSPS dapat melakukan ekspansi usahanya dengan
pembiayaan dari KSPS, sehingga muncul unsur saling membantu.
4) Struktur Organisasi
Struktur Organisasi KSPS BMT Surya Melati diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah
yang berasal dari wilayah sekitar juga, yakni seorang tokoh ulama terkenal di Kota
Gubug. Pengurus-pengurus pun diamanahkan kepada pihak-pihak yang memiliki
kapabilitas dalam bidang terkait, dan memiliki keinginan untuk terus belajar, yakni
dari tokoh-tokoh pendidikan di sekolah-sekolah wilayah sekitar.
5) Modal
KSPS BMT Surya Melati telah memiliki sangat banyak anggota sehingga kekuatan
akan modal tidak perlu diragukan lagi.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disusun Tabel Faktor Internal sebagai berikut.

Tabel 3.1 Faktor Internal


Tingkat Skor (Bobot *
No. Faktor Internal Peringkat Bobot Nilai
Krusialitas Nilai)
1 Lokasi 2 2 0,167 5 0,835
2 Pelayanan 3 1 0,083 4 0,332
3 Kontribusi Anggota 1 3 0,25 2 0,5
4 Struktur Organisasi 1 3 0,25 4 1
5 Modal 1 3 0,25 3 0,75
TOTAL 12 1 3,417

3.2. Faktor Eksternal


1) Pesaing
Tidak hanya KSPS BMT Surya Melati yang melihat potensi besar di Kabupaten
Grobogan, khususnya Kota Gubug. Akan tetapi peluang tersebut juga dilihat oleh
beberapa bank besar di Indonesia, seperti Bank BRI, Bank Mandiri Syariah, Bank
BNI, Bank Jateng, dan Bank BKK yang merupakan Bank dari Purwodadi.
Persaingan menjadi semakin ketat karena sebagian bank tersebut mampu memberikan
kredit dengan bunga yang amat rendah, yakni oleh Bank BRI, Bank Jateng, dan
terutama Bank BKK. Sementara apabila diperbandingkan, pembiayaan yang harus
dikembalikan nasabah jika memiliki pembiayaan di KSPS BMT Surya Melati, secara
rupiah dapat terlihat jauh lebih besar dibanding proyeksi kredit ditambah bunga di
Bank BRI dan Bank BKK.
2) Pertumbuhan Pasar
5

Tidak hanya toko-toko yang menjual barang-barang konsumtif yang semakin


menjamur di Kota Gubug, akan tetapi juga beberapa perusahaan manufaktur seperti
perusahaan Tas, perusahaan sirup, dan lain sebagainya. Lebih lagi Kota Gubug adalah
jalur utama kedua apabila orang-orang hendak pergi ke Jawa Tengah bagian Timur,
setelah jalur Pantura.
3) Tingkat Pendidikan
Meskipun sangat banyak sekolah-sekolah yang ada di daerah Grobogan terutama kota
Gubug, sebagian besar orang-orang tua di sana belum banyak memahami tentang
pentingnya menabung. Lebih lagi dengan banyaknya tempat-tempat konsumtif seperti
toko baju dan toko makanan di sana yang dapat juga mempengaruhi pola konsumsi
mereka menjadi agak berlebih.
4) Besaran Pasar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa KSPS BMT Surya Melati dipelopori
oleh orang-orang di organisasi Muhammadiyah di wilayah Kota Gubug, sehingga
secara tidak langsung telah memiliki pasar tetap sendiri. Akan tetapi tetap harus
melakukan ekspansi market share karena pangsa pasar di wilayah Grobogan masih
sangat tinggi, dan berpotensi akan semakin meningkat karena perputaran
usaha/distribusi usaha yang relatif cepat (banyak toko dan selalu ramai pembeli),
banyaknya sekolah-sekolah di sana yang membuat populasi akan terus meningkat,
dan dari segi lokasi yang selalu dilewati para perantau.
5) Kebijakan Pemerintah
KSPS BMT Surya Melati juga diawasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten
Grobogan yang mana termasuk rutin melakukan pengawasan dan monitoring terkait
kepatuhan KSPS terhadap perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut disambut
positif dari pihak KSPS sehingga dapat menjadikan KSPS menjadi lebih terstruktur
secara manajemen. Hal tersebut pun diharapkan dapat meminimalisir peluang
terjadinya kolaps.
Adapun faktor-faktor eksternal tersebut dapat dirangkum dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Faktor Eksternal


No. Faktor Eksternal Tingkat Peringkat Bobot Nilai Skor (Bobot *
Krusialitas Nilai)
1 Pesaing 1 3 0,25 2 0,5
2 Pertumbuhan Pasar 2 2 0,167 3 0,5
3 Tingkat Pendidikan 3 1 0,083 2 0,166
Calon Anggota
4 Besaran Pasar 1 3 0,25 3 0,75
5 Kebijakan 1 3 0,25 4 1
Pemerintah
TOTAL 12 1 2,916

Berdasarkan perhitungan-perhitungan tersebut, maka dapat digambarkan matrix sebagai


berikut.
Gambar 3.1. Matrix Strategi McKinsey

5
6

Business Strength

Market
High Medium Low

High
3,33

Medium
1,67

Low
3,333
1,67
5
3

4. Daftar Pustaka
Anjani, Hapsari Prawitasari Putri. Penentuan Strategi Bisnis dengan Menggunakna
McKinsey Matrix pada PT Wahyu Kencana Abadi.
Annual Report KSPS BMT Surya Melati.

Anda mungkin juga menyukai