Lapisan Bumi
Lapisan Bumi
Waktu
kita belajar geografi dulu di SMU, pembaca pasti pernah melihat bumi yang dibelah dan
nampak beberapa lapisan. Ketika melihat lapisan bumi tersebut, pasti akan muncul pertanyaan
dalam benak kita tentang “bagaimana para ahli ilmu kebumian bisa tahu ketebalan lapisan bumi
dan sifat fisik (cair atau padat) lapisan bumi tersebut”.
Sejak zaman dulu, manusia terus berusaha untuk mempelajari lapisan bumi dengan cara
melakukan pengeboran lapisan namun metode pengeboran sangat terbatas dalamnya.
Pengeboran terdalam yang pernah dilakukan manusia sampai saat ini adalah 12 Km di Rusia
(cmiiw). Pengeboran tersebut terkendala dengan suhu yang sangat panas di bawah permukaan
dan tidak dimungkinkan untuk melakukan pengeboran sampai dengan kedalaman melebihi 12
Km. Apabila “ngebor” aja cuma sampai12 Km, bagaimana para ahli kebumian bisa yakin
memuplikasikan lapisan bumi sampai ke Inti Bumi? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada
penggunaan metode Seismik (getaran/gelombang gempa) yang sudah lama digunakan oleh
para Geofisikawan.
Apabila kita boleh asumsikan, seorang Geofisika itu ibarat seorang “dokter bumi”. Mereka
mempelajari kondisi dalam bumi dengan cara mengukur di atas permukaan bumi saja.
Pengukuran yang dilakukan berdasarkan sifat fisika (fisik) bumi seperti elastisitas (metode
seismik), densitas (metode Graviti), kelistrikan (metode geolistrik), susceptibilitas (metode
geomagnet) dan lain-lain. Sekarang pertanyaannya, mampukan metode geofisika digunakan
untuk mempelajari lapisan-lapisan bumi sampai ke inti bumi?
Ketika terjadi gempa bumi, gempa tersebut akan memancarkan gelombang badan dan
gelombang permukaan. Gelombang badan yang terdiri dari gelombang primer (P) dan
gelombang sekunder (S) akan menembus ke bawah permukaan bumi. Antara gelombang P dan
S ada keunikan masing-masing dimana gelombang P bisa menembus lapisan padat dan cair
sedangkan gelombang S hanya bisa melewati lapisan padat saja. penjalaran gelombang P dan
S yang melewati lapisan bumi dapat dilihat pada gambar yang dikeluar oleh IRIS di bawah ini.
Gambar 2. Penjalaran gelombang gempa bumi melewati lapisan bumi (www.iris.edu)
Dari gelombang gempa yang menjalar melalui lapisan bumi kemudian dideteksi oleh
seismometer yang dipasang di seluruh dunia. Data tersebut dianalisa sehingga didapatlah
ketebalan dan sifat daripada masing-masing lapisan bumi. Seperti pada gambar 2, gelombang
S dan P hanya melewati mantel bumi yang bersifat dan padat dan kenyal. Pada lapisan bumi
inti luar cuma gelombang P saja yang terdetek, ini berarti lapisan bumi inti luar sifatnya cair
dan gelombang S tidak bisa melewatinya. Walaupun semua hal yang terjadi di gambar 2 tidak
sesimpel yang saya jelaskan namun cobalah memahami ini secara simpel.
Saat ini, diseluruh dunia sudah banyak sekali peralatan seismometer yang dipasang untuk
mempelajari lapisan bumi berdasarkan gelombang gempa yang dipancarkan. Ternyata tidak
selamanya gempa membawa mudarat dan ada hikmat dibalik setiap gempa bumi. Mari kita
memperdalam ilmu bencana alam supaya kita tahu setiap makna dari bencana alam tersebut