Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Pengukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil


Sasaran :Ibu hamil yang melakukan kunjungan ke
Puskesmas Nanggalo Padang
Target : 12 orang Keluarga Pasien
Tempat : Aula Puskesmas Nanggalo
Tgl/Waktu : Rabu/ 24 Januari 2018
Pukul : 10.00 - 10.30
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Keperawatan Unand Kelompok
T’17 A

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang dimulai dari
masa konsepsi sampai terjadinya persalinan. Selama kehamilan disebut
dengan masa antenatal, sedangkan setelah kelahiran disebut dengan
postnatal. Baik antenatal maupun post natal merupakan masa-masa yang
sangat membutuhkan perawatan dan pengawasan, karena pengawasan
antenatal dan post natal sangat penting dalam upaya menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Bobakdan Jensen 2009).
Salah satu pengawasan masa intranatal yang penting di lakukan
pada ibu hamil adalah mengenai kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil. Gizi
yang baik selama kehamilan akan membantu ibu dan bayi untuk tetap
sehat. Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam
folat meningkat pada masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit
tambahan energi. Wanita harus didorong untuk makan makanan yang
bergizi dan mengontrol berat badan selama masa kehamilan. Pertambahan
berat badan yang normal adalah sekitar 10-13 kg untuk wanita yang
sebelum kehamilan memiliki berat badan ideal ( Hamilton, 2009).
Apabila kebutuhan nutrisi tersebut tidak tercukupi, kelebihan atau
bahkan sangat kekurangan maka akan mengganggu kesehatan si ibu dan
janin. Kejadian ini pada wanita biasa disebut KEK (Kurang Energi
Kronis), yang merupakan sebutan lain untuk KEP (Kurang Energi Protein)
yang kronis. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
kecukupan nutrisi ibu hamil adalah dengan cara pengukuran lingkar lengan
atas ibu hamil atau disingkat “LILA”.
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5
cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan
melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan, dangan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah
resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah
harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari
23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut,
sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.
Ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali
untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA
lebih dari 23 cm (Depkes, 2012).
Di Indonesia ibu hamil dengan kekurangan energy kronik (KEK)
tergolong cukup tinggi. Angka prevalensi KEK di Indonesia tahun 2016
sebesar 38,5%. Di Indonesia ibu hamil yang menderita KEK dengan LILA
< 23,5 cm masih tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari data profil
dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 tercatat angka
kejadian ibu hamil dengan KEK yaitu sebanyak 14,9% (Depkes, 12).
Melihat masih adanya resiko ibu hamil mengalami kekurangan
energy kronik (KEK) oleh karena itu perlu adanya pengenalan tentang
pengukuran lingkar lengan atas sebagai salah satu indicator pengukuran
status gizi ibu hamil.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pengukuran LILA, peserta
penyuluhan diharapkan memahami tentang pengukuran lingkar lengan atas
sehingga mampu mengelola kebutuhan energy ibu hamil.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, keluarga pasien dapat menjelaskan
kembali:
1. Definisi lingkar lengan atas
2. Tujuan pengukuran LILA pada ibu hamil
3. Manfaat pengukuran LILA pada ibu hamil
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA
5. Cara pengukuran lingkar lengan atas
6. Tindak lanjut pengukuran LILA
7. Dampak LILA ibu hamil yang kurang dari normal

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik Penyuluhan
Pengukuran lingkar lengan atas
2. Sasaran
Ibu hamil yang melakukan kunjungan di puskesmas Nanggalo Padang.

3. MetodePenyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusidan Tanya Jawab
c. Demonstrasi
4. Media danPeralatan
a. Leaflet
b. Infocus
c. Laptop
5. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan aula Puskesmas Nanggalo Padang.
6. Waktu
a. Hari/ tanggal Rabu/ 24 Januari 2018
b. Jam : 10.00 - 10.30
7. Setting tempatpenyuluhan

Keterangan:

: Moderator
: Penyaji

: Pembimbing

:peserta penyuluhan

: Media

: Fasilitator

8. Pengorganisasian
a. Moderator : Husni Fadhilah
Tugas Moderator :
 Membuka penyuluhan.
 Memperkenalan diri sendiri, pemateri, notulen, fasilitator, dan
observer.
 Memberitahu pokok bahasan penyuluhan kepada peserta.
 Kontrak waktu dengan peserta penyuluhan.
 Menyampaikan rute atau tahap-tahap dalam penyuluhan.
 Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
 Mempersilakan pemateri untuk menyampaikan materi.
 Membuka sesi tanya-jawab.
 Mempersilakanpeserta untuk bertanya.
 Mempersilakan pemateri untuk menjawab pertanyaan peserta.
 Merangkum inti presentasi pemateri.
 Mengucapkan terimakasih kepada pemateri dan peserta.
 Menutup penyuluhan
b. Presenter : Paramitha Rosani
Tugas Pemateri:
 Menyampaikan materi penyuluhan.
 Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta..
c. Fasilitator : Riska Yusnita Sari, Yuza Kemala, Sri Erlita Dongoran,
Helvia Rahayu, Yance Yulia, Widynanda Septrya, Arselina Riski
Herdika, Yoshi Hernanda, Yana Zakaria,
Tugas Fasilitator:
 Mempersiapkan dan bertanggung-jawab atas setting tempat
penyuluhan, seperti susunan dan jumlah meja dan kursi yang
digunakan dalam penyuluahan.
 Mempersiapakan dan bertanggung-jawab atas segala media dan
alat peraga yang digunakan oleh pemateri dalam penyuluhan.
 Selalu memfasilitasi semua kebutuhan peserta dalam penyuluhan
dan menyesuaikannya dengan kondisi saat penyuluhan, sehingga
penyuluhan berjalan dengan lancar.
d. Observer : Stevani Erni
Tugas Observer :
 Memonitor atau memantau selama berjalannya penyuluhan.
 Mengamati reaksi peserta penyuluhan.
 Mengamati keberhasilan penyuluhanan
E. MATERI
(Terlampir)
F. KEGIATANPENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1 5 Pembukaan:
menit 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan
2 15 Isi: - Mendengarkan dan
menit a. Menggali pengetahuan peserta menyimak
b. Memberikan reinforcement positif pembicara.
c. Menjelaskan materi - Bertanya
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi:
a. Definisi lingkar lengan atas
b. Tujuan pengukuran LILA pada
ibu hamil
c. Manfaat pengukuran LILA
pada ibu hamil
d. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
pengukuran LILA
e. Cara pengukuran lingkar
lengan atas
f. Tindak lanjut pengukuran
LILA
g. Dampak LILA ibu hamil yang
kurang dari normal
3 5 Penutup: 1. Mendengarkan.
menit 1. Evaluasi 2. Membaca salam.
2. Menyimpulkan.
3. Membacasalam.

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan SAP.
2) Kesiapan media.
3) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di aula Puskesmas Nanggalo
Padang
2. Proses
1) Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan.
2) Keefektifan bertanya dari peserta dan timbale balik antara peserta dengan
penyampaian materi.
3. Evaluasi Hasil
1) Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan sampai acara selesai
2) Peserta antusias mengajukan pertanyaan.
3) Peserta memahami materi penyuluhan, yang dapat dibuktikan dengan
peserta mampu mengulang kembali materi penyuluhan:
a. Definisi lingkar lengan atas
b. Tujuan pengukuran LILA
c. Manfaat pengukuran LILA
d. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA
e. Cara Mengukur LILA
f. Tindak Lanjut Pengukuran LILA
g. Dampak LILA yang kurang dari normal pada ibu hamil
LAMPIRAN MATERI
PENGUKURAN LILA PADA IBU HAMIL

A. Defenisi
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan
Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA
merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena
mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan
harga yang lebih murah.
Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu
merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan
oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK
merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu.
B. Tujuan Pengukuran LILA
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu
hamil maupun calon ibu, dan masyarakat umum.
Adapun tujuan tersebut adalah:
1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
C. Manfaat Pengukuran LILA

1) Dengan dilakukannya pengukuran LILA dapat diketahui resiko


terjadinya kurang energi kronik pada ibu hamil sehingga dapat
diketahui apakah ibu mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR atau
tidak.
2) Dapat mengantisipasi terjadinya BBLR sejak saat janin masih
dalam kandungan dengan meningkatkan nutrisi ibu.
3) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
4) Kurang energy Kronik pada wanita usia subur dan wanita hamil
dapat teratasi sejak dini.

D. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengukuran LILA


Pengukuran LILA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1
cm dan ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai
resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. Gambar Pita LILA dapat dilihat di Gambar 1

Gambar 1. Pita LILA


Adapun ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Resiko KEK menurut pengukuran LILA WUS

Nilai Ambang batas LILA (cm) KEK

< 23,5 Resiko


≥ 23,5 Tidak Resiko

Sumber :Supariasa, 2002, p.50


E. Cara Mengukur LILA

Ada 7 urutanpengukuran LILA, yaitu :

a) Tetapkanposisibahudansiku
b) Letakkan pita antarabahudansiku
c) Tentukantitiktengahlengan
d) Lingkarkan pita LILA padatengahlengan
e) Pita janganterlaluketat
f) Pita janganterlalulonggar
g) Cara pembacaanskala yang benar
Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata. Gambar urutan pengukuran
LILA dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar 2. UrutanPengukuran LILA

F. Tindak Lanjut Pengukuran LILA

Penggunaan LILA sebagai indikator status gizi lebih mudah dipakai


dibandingkan dengan metode antropometri lainnya sehingga untuk
memprediksi hasil kehamilan, beberapa penelitian merekomendasikan LILA
sebagai alat screening pada ibu hamil. LILA relative stabil selama masa hamil
sehingga pengukuran LILA dianjurkan satu kali pada saat pertama kali diukur
atau pada bulan pertama kehamilan. Hasil pengukuran LILA ada dua
kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm.
Apabila hasil pengukuran <23,5 cm berarti risiko KEK dan ibu diberi anjuran
antara lain:

 Makan cukup, dengan pedoman umum gizi seimbang


 Hidup sehat
 Tunda kehamilan
 Bila hamil segera dirujuk sedini mungkin diberi penyuluhan dan
melaksanakan anjuran
Apabila LILA ≥23,5 cm berarti tidak beresiko KEK dan ibu diberi anjuran,
antara lain:

1. Pertahankan kondisi kesehatan


2. Hidup sehat
3. Bila hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan
.
G. Dampak LILA yang Kurang dari Normal pada Ibu Hamil
Batasan ukuran LILA normal di Indonesia adalah 23,5 cm. Bila
ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti ibu hamil tersebut
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan termasuk golongan ibu hamil
dengan faktor risiko. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya beberapa
komplikasi seperti :
 pertumbuhan janin yang dikandungnya terganggu
 Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR
 Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermikdan Jensen. (2009). Buku Ajar KeperawatanMaternitas.


Jakarta: EGC
FKM UI Depok.2007. GizidanKesehatanMasyarakat.Jakarta: PT.
RajagrafindoPersada

Hamilton, P. N. (2009). Dasar-dasarKeperawatanMaternitas. Jakarta: EGC


Depkes RI. (2012) AsuhanPersalinan Normal. Jakarta: JHPIEGO.
Indriati,Etty.2009.AntropometriuntukKedokteran,Keperawatan,Gizi,danOlahraga.
Yogyakarta:PT.CitraAdiParama.

Proverawati, AtikahdanAsfuah, Siti. 2009. Buku Ajar GiziuntukKebidanan.


Yogyakarta: NuhaMedika.

Waryana.2010.Gizi Reproduksi.Yogyakarta:Puataka Mina.

Waspedi, Sarwonodkk. 2010. Pengkajian Status Gizi. Jakarta: BalaiPenerbit


FKUI.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS “LILA”
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NANGGALO PADANG

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK T’17 A:

1. YANCE YULIA
2. RISKA YUSNITA SARI
3. WIDYNANDA SEPTRYA
4. YUZA KEMALA
5. SRI ERLITA DONGORAN
6. HELVIA RAHAYU
7. ARSELINA RISKI HERDIKA
8. PARAMITHA ROSANI
9. YANA ZAKARIA
10. YOSHI HERNANDA
11. STEVANI ERNI
12. HUSNI FADHILAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018

Anda mungkin juga menyukai