Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENYELENGGARAAN PENILAIAN
PEMANFAATAN TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)
TAHUN 2015

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk semua orang
dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat, sehingga
terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera dengan terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan diarahkan untuk mendorong
masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan hidup sehatnya, serta mengatasi
gangguan kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri,
salah satunya diarahkan untuk memanfaatkan tanaman-tanaman berkasiat obat
yang terdapat dalam Taman Obat Keluarga (TOGA).
TOGA sudah diperkenalkan oleh Tim Penggerak Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) lebih dari tiga dekade lalu, bahkan sudah
biasa melombakannya secara berjenjang hngga tingkat Nasional. Namun dalam
lomba Toga tersebut masih lebih mengutamakan untuk segi penghijauan dan
keindahan, sehingga apabila lomba telah berakhir maka tanaman obat pun ikut
berakhir.
Penilaian pemanfaatan TOGA saat ini diharapkan agar lebih diintensifkan
sampai pada pemanfaatan hasilnya untuk asuhan mandiri. Melalui lomba TOGA
atau disebut sebagai “Penilaian Pemanfaatan TOGA” diharapkan akan dapat
mendorong, menggerakkan, membina dan memandirikan masyarakat dalam
kemampuan hidup sehat. Pemanfaatan sumber bahan obat dan gizi dari TOGA
di masyarakat dapat dilakukan melalui kelompok asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA. Dengan pendekatan ini, masyarakat diharapkan mengetahui apa fungsi
dan manfaat TOGA untuk kesehatan, dan selanjutnya mau dan mampu
mengembangkan, memelihara, mengelola, melestarikan, dan memanfaatkan
hasil TOGA untuk kebutuhan sehatnya secara mandiri di keluarga. Untuk
menjamin bahwa upaya pengembangan dan pemanfaatan TOGA dilaksanakan
secara berkesinambungan di masyarakat, maka setiap tahun penilaian
pemanfaatan TOGA akan dilaksanakan secara berkesinambungan dimulai dari
tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat nasional.

B. TUJUAN PENILAIAN PEMANFAATAN TOGA


Terselenggranya Penilaian Pemanfaatan TOGA secara berjenjang dari
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga diperoleh juara
tingkat Nasional.

C. SASARAN PENILAIAN PEMANFAATAN TOGA


1. Keluarga binaan
2. Kader
3. Puskesmas/kecamatan
4. Kabupaten/kota
5. Provinsi
Di 33 provinsi di Indonesia.

D. PROSES PELAKSANAAN
1. Rapat persiapan pembentukan Tim Penilai Penilaian Pemanfaatan Toga
2. Seleksi dokumen di tingkat pusat
3. Melakukan Verifikasi lapangani ke 9 nominator di 9 provinsi, pada minggu
pertama dan kedua bulan september 2015
4. Pertemuan membahas penentuan pemenang, pada minggu ke 3 bulan
September 2015
5. Pengumuman dan pembagian hadiah bagi pemenang tingkat Nasional untuk
Juara 1, 2 dan 3. Padai Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional Tahun
2015
E. BIAYA
Biaya Penilaian Pemanfaatan TOGA sejumlah Rp. 592.232.000 (Lima ratus
sembilan puluh dua juta dua ratus tiga puluh dua ribu rupiah) dibebankan pada
DIPA Ditjen Bina Gizi dan KIA, Satuan Kerja (Satker) Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional Alternatif dan komplementer TA 2015.

Jakarta, 27 Juli 2015


Kasubdit Yankestrad Ramuan

Dr. Rinni Yudhi Pratiwi Toeloes, MPET


NIP 195810021986012001

Anda mungkin juga menyukai