Anda di halaman 1dari 12

STUDI KELEYAKAN PENDIRIAN

APOTEK “INTAN”
DI DESA BENAWA, HULU SUNGAI TENGAH,
KALIMANTAN SELATAN

DISUSUN OLEH :
1. Azhari (DF15001)
2. Bella Puspita (DF15002)
3. M. Surur Fahmi (DF15010)
4. Safarina Widhayati (DF15018)
5. Yusmalina (DF15023)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI D-III FARMASI
BANJARBARU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam meningkatkan
derajat kesehatan adalah dengan menyediakan sebuah sarana yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, berupa pelayanan
kefarmasian yang memungkinkan pasien untuk lebih memahami pengobatan yang
efektif dan efesien. Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh
pemerintah dan swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan
salah satunya adalah apotek.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009,
dinyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker. Hal ini semakin menegaskan berubahnya
paradigma farmasi dari yang berorientasi obat (drug oriented) menjadi berorientasi
pasien (patient oriented) sehingga diperlukan perubahan dalam praktek pelayanan
kefarmasian di apotek saat ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2003, definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnnya kepada
masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggung jawab atas
pengelolaan apotek, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan lebih
terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yang pertama
sebagai pelayanan kesehatan (non profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit
pelayanan, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dari fungsi yang
pertama ini, maka apoteker harus dalam wajah yang sosial, penuh nilai etika dan
moral. Sedangkan fungsinya yang kedua sebagai instansi bisnis, apotek selayaknya
untuk mendapatkan keuntungan (profit) mengingat investasi yang ditanam pada
pendirian operasionalnya juga tidak sedikit. Namun apotek bukan hanya suatu badan
usaha yang semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi apotek mempunyai
fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi
yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya.
Apotek ini dibuat untuk memperluas akses obat terjamin kepada masyarakat.
Selain memperluas akses, apotek ini juga bertujuan untuk menertibkan peredaran
obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker untuk
memberikan pelayanan kefarmasian
B. Tujuan
Tujuan pendirian Apotek Intan antara lain :
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran
dan penyerahan obat dan bahan obat.
3. Melayani kebutuhan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya
sesuai dengan kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta pembekalan
farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorentasi
kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompentensi
profesi farmasi.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan menjalankan fungsi sebagai
tempat pelayanan informasi kesehatan dan Meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan
sendiri (swamedikasi)
C. Strategi Untuk Mencapai Tujuan
Strategi pertama yang digunakan kami yaitu menggunakan brosur dan
menyebrkannya, memasang iklan, dan spanduk. Dalam rangka mengembangkan
usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi khusus, sehingga nantinya
diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek Intan dan mampu memajukan
apotek dengan membuka cabang-cabang baru di daerah lain.
1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan merupakan
terapi yang rasional, nyaman bagi pasien dan mengunakan obat-obatan yang
halal.
2. Mengatasi masalah dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah baru di
masa yang akan datang.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin melakukan self
medication.
4. Menyelenggarakan dan memberikan konsultasi, informasi dan edukasi kepada
pasien mengenai obat dengan pelayanan ramah dan santun.
BAB II
DATA PENDUDUK DI DESA BENAWA, HULU SUNGAI TENGAH,
KALIMANTAN SELATAN

A. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Desa Benawa dengan tahun 2018 sebanyak 6710 jiwa,
dengan kepadatan penduduk sebanyak 671 jiwa/km2
B. Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Jagalan Berdasarkan Tingkat pendidikan dapat dilihat
pada tabel
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Jumlah Penduduk buta huruf 60
2 Jumlah Penduduk taman kanak-kanak 20
3 Jumlah Penduduk Sekolah Dasar 800
4 Jumlah Penduduk SMP 500
5 Jumlah Penduduk SMA/SMK 310
6 Jumlah Penduduk D1,D3 115
7 Jumlah Penduduk Sarjana(S1) 225
8 Jumlah Penduduk Sekolah Luar Biasa 70
9 Jumlah Penduduk tamat pondok pesantren 145
10 Jumlah Penduduk tamat madrasah 260

C. Keadaan sosial ekonomi


No Mata Pencaharian Jumlah
1 PNS 975
2 TNI/POLRI 125
3 SWASTA 112
4 Wiraswata/pedagang 1560
5 Tani 578
6 Pertukangan 456
7 Buruh tani 257
8 Pensiunan 287
Jumlah 6710
BAB III
KONSEP PENDIRIAN TOKO OBAT
Aspek Lokasi
1. Nama toko obat : Apotek Intan
2. Alamat : desa benawa, hulu sungai tengah, kalimantan
selatan
3. Denah Lokasi : Terlampir
4. Tenaga kerja
a. Penaggung Jawab : Bella Puspita
b. Tenaga Teknis Kefarmasian : 1. Yusmalina
2. Azhari
c. Administrasi dan Keuangan : M. Surur Fahmi
5. Jam Buka : 08.00-21.00 setiap hari Senin-Sabtu
6. Pembagian Shift
a. Jam 08.00-14.00 = 1 penanggung jawab, 1 TTK dan 1 administrasi
b. Jam 14.00-21.00 = 2 AA
7. Peta Lokasi : Terlampir
8. Tingkat pendapatan penduduk : Terlampir
9. Tingkat pendidikan : Terlampir
10. Sarana kesehatan lain disekitar toko obat : Tidak Ada
11. Tingkat keamanan lokasi : Aman
12. Jalur transportasi yang digunakan : Sepeda motor
13. Alat dan perlengkapan yang diperlukan
a. Bangunan :
 Ukuran bangunan : 15 x 8 m2
 Bangunan apotek mempunyai beberapa ruangan, yaitu :
 Ruang tunggu
 Ruang administrasi dan ruang kerja Apoteker
 Ruang penyimpanan obat
 Ruang konseling
 Ruang peracikan obat dan penyerahan obat
 Tempat penyucian alat
 Kamar mandi dan Toilet
 Fasilitas
 Penerangan (listrik) 1300 watt
 Telepon
 Air pam
 Alat pemadam kebakaran
 Televisi
 AC
 Lemari pendingin
 Lemari untuk menyimpan narkotika dan psikotropika
b. Papan nama : Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm
dengan tulisan putih di atas dasar biru tua, tinggi huruf
minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan
neon box. Papan nama apotek diletakkan di depan
bangunan yang merupakan identitas apotek, berisi nama
apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK
terpasang jelas.
c. Denah Bangunan : terlampir
d. Alat Administrasi : surat pesanan, buku penjualan, buku penerimaan,
buku catatan keuangan, buku barang habis dan
nota.
e. Perbekalan Farmasi : obat bebas, obat bebas terbatas, obat herbal,
kosmetik, produk susu, dan perlengkapan bayi.
BAB IV
RINCIAN BIAYA

A. Modal
1. Modal Tetap
Perlengkapan Apotek :
Sewa bangunan 2 tahun dan renovasi Rp. 15.000.000
Etalase 200 x 50 x 110 cm (2) @ Rp. 1.000.00 Rp. 2.000.000
Etalase 100 x 50 x 250 cm (2) Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000
Meja kasir Rp. 200.000
Meja dan kursi 1 unit Rp. 500.000
Kursi tunggu (3) @ 1.500.000 Rp. 4.500.000
Alat pemadam kebakaran Rp. 250.000
Wastafel Rp. 200.000
Telepon dan pasang Rp. 750.000
AC (2) @ 1.500.000 Rp. 3.000.000
Dispenser dan galon Rp. 150.000
TV berwarna Rp. 1.450.000
1 buah kalkulator Rp. 50.000
Alat tulis, buku (administrasi) Rp. 200.000
Biaya perizinan Rp. 350.000
Papan nama dan penerangan Rp. 500.000
Lemari pendingin Rp. 1.600.000
Jumlah Modal Tetap Rp. 33.700.000
2. Modal Operasional
a. Pembelian obat Rp. 35.000.000
Pembelian susu formula Rp. 9.360.000
Alat kesehatan Rp. 5.600.000
b. Gaji pegawai
Penanggung Jawab Rp. 2.400.000
Asisten Apoteker @ Rp. 1.500.000 (2) Rp. 3.000.000
Administrasi Rp.1.000.000
c. Listrik, air dan telepon Rp. 500.000
Jumlah Rp. 56.860.000
Total Modal Rp. 90.560.000
3. Rencana Pengeluaran Dan Pendapatan Tahun 1
a. Biaya Rutin Perbulan Pada Tahun 1
1) Tenaga Kerja
Penanggung Jawab Rp. 2.400.000
Asisten Apoteker @ Rp. 1.500.000 (2) Rp. 3.000.000
Administrasi Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 5.400.000
b. Biaya lain-lain
Listrik, air, dan telepon Rp. 700.000
Lain-lain Rp. 100.000
Jumlah Rp. 900.000

Biaya rutin perbulan keseluruhan Rp. 6.300.000


Biaya rutin tahun pertama (12 bulan) Rp. 75.600.000
4. Proyeksi pendapatan tahun 1
a. Penjualan obat (312 hari x 100.000) Rp. 312.000.000
b. Penjualan Susu (312hari x 500.000) Rp. 156.000.000
c. Alat kesehatan (312 hari x 150.000) Rp. 46.800.000
Jumlah Rp. 514.800.000
5. Pengeluaran rutin tahun 1
Pembelian obat (0,8 x 312.000.000) Rp. 249.600.000
Pembelian susu (0,8 x 156.000.000) Rp. 124.800.000
Perlengkapan bayi (0,8 x 46.800.000) Rp. 37.440.000
Jumlah pengeluaran rutin Rp. 411.840.000
Total biaya rutin Rp. 487.440.000
6. Perkiraan rugi/laba tahun 1
Pemasukan tahun 1 Rp. 514.800.000
Pengeluaran tahun 1 Rp. 487.440.000
Laba bersih 1 tahun Rp. 27.360.000
7. Analisis Finansial Tahun 1
a. Break Event Point
Biaya tetap
BEP = (Biaya variabel-Biaya pendapan)
33.700.000
BEP = 487.440.000-514.800.000

BEP = Rp. pertahun


BEP = Rp. 58.437.500perbulan
BEP = Rp. 1.885.000 perhari
b. Return of Investment (ROI)
ROI = (label bersih/total investasi) x 100%
ROI = (16.560.000/63.110.000) x 100%
ROI = 26,05%
c. Pay Back Period (PBP)
PBP = (total investasi/laba bersih)
PBP = (63.110.000/16.560.000)
PBP = 3,81 tahun
BAB V
KESIMPULAN
1. Nilai PBP yang diperoleh adalah 3,81 artinya dalam Toko Obat mempunyai
kemampuan untuk menutup kembali biaya investasi selama 3 tahun 8 bulan.
2. Nilai ROI yang diperoleh adalah 26,05 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Toko Obat ini layak untuk dilaksanakan. Karena nilai ROI yang
dioeroleh lebih besar dari 1,6%.
3. Untuk nilai BEP diperoleh pada angka Rp. 1.885.000. ini berarti bahwa untuk mencapai
titik BEP maka toko obat harus melakukan penjualan sebesar Rp. 1.885.000 perharinya.

Anda mungkin juga menyukai