Anda di halaman 1dari 19

I.

1.

3.

a.

b.

1.

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 14 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek TATA CARA PERIZINAN PENDIRIAN APOTEK PENDAHULUAN Apotek adalah suatu tempat tertentu, yaitu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian di apotek meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu suatu usaha untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Fungsi apoteker sebagai pengelola apotek (APA) adalah : Pemodal Apoteker menghendaki adanya laba dan modal yang dikeluarkan cepat kembali. 2. Pengelola Apoteker bertanggung jawab terhadap kelangsungan berjalannya apotek., Penanggung jawab teknis farmasi Apoteker mengawasi pelayanan resep dan mutu obat yang dijualnya, memberikan pelayanan informasi obat, serta membuat laporan mengenai obat-obat khusus. Tugas apoteker sebagai APA adalah sebagai informan, oleh karena itu seorang apoteker haruslah bertindak sebagai orang yang paling pintar di apotek. Apotekerlah yang memberikan penjelasan, jawaban kepada pasien maupun para petugas apotek, terutama asisten apoteker. Selain itu berhubungan dengan adanya tanggung jawab terhadap mutu obat di apotek, maka apoteker harus sumber-sumber pembelian dan para pembeli obat sebagai lalu lintas obat. Tugas lain apoteker adalah mematuhi peraturan perundang-undangan farmasi, serta membuat laporan bulanan narkotika, obat KB, alat suntik, dll. Berrdasarkan peraturan menteri kesehatan RI No 922/ MENKES / SK / X / 1993 pasal 2 disebutkan bahwa sebelum melaksanakan kegiatannya apoteker pengelola apotek wajib memiliki Surat Izin Kerja. Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek tersebut masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan tugasnya dan masih memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh izin apotek tidak memungut biaya dalam bentuk apapun. II PERSYARATAN APA DAN APOTEK Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek Untuk dapat menjadi apoteker pengelola apotek, maka seorang apoteker harus memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 5 yaitu : 1. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan. 2. Telah mengucapkan Sumpah atau janji sebagai apoteker. 3. Memiliki surat izin kerja dari Menteri Kesehatan 4. Memiliki syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai apoteker. 5. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi apoteker pengelola apotik di tempat lain. Persyaratan Apotek Persyaratan apotek berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 6 yaitu : 1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. 2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lain di luar sediaan farmasi. 3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lain di luar sediaan farmasi. Sebuah apotek yang akan didirikan harus memenuhi sejumlah persyaratan, yaitu : Bangunan Luas bangunan apotek seluruhnya Bangunan terdiri dari : ruang tunggu, ruang peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi dan kamar kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang laboratorium pengujian sederhana, ruang tempat pencucian alat Keadaan bangunan - Dinding : Harus kuat dan tahan air, permukaan sebelah dalam harus rata, tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan. - Langit-langit : Harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan permukaan sebelah dalam harus bewarna terang. - Atap : tidak boleh bocor, terbuat dari genteng atau bahan lain yang memadai. - Lantai : Tidak boleh lembab, terbuat dari ubin semen atau bahan lain yang memadai. Kelengkapan - Sumber air : Harus memenuhi persyaratan kesehatan - Penerangan : Harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi apotek. - Alat pemadam kebakaran : Harus berfungsi dengan baik sekurang-kurangnya dua buah. - Ventilasi : Yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya. - Sanitasi : Yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya - Papan nama Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

2.

3.

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 15 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek Perlengkapan Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan - Gelas ukur - Labu Erlenmeyer - Gelas piala - Panci pengukur 1 liter - Corong berbagai ukuran - Timbangan milligram dan anak timbangan yang sudah ditara - Timbangan gram dan anak timbangan yang sudah ditara - Thermometer berkala 100o C - Mortar garis tengah 5 s/d 10 cm dan 10s/d 15 cm - Spatel - Cawan penguap - Batang pengaduk - Pemanas air - Panci - Rak tempat pengeringan alat Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi - botol - Lemari dan rak untuk menyimpan obat - Lemari pendingin - Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika dan bahan obat Wadah pengemas dan pembungkus - Etiket - Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat Alat perlengkapan laboratorium Alat laboratorium untuk identifikasi obat terdiri dari : - Alat kromatografi lapis tipis - Alat kromatografi kertas - Alat pemisah 100 ml - Labu Erlenmeyer 50 ml, 100 ml, 250 ml - Plat tetes - Penyemprot reagensia - Tabung reaksi - Pipet kapiler Reagensia untuk identifikasi obat, ada dengan jumlah sesuai kebutuhan Alat administrasi Blanko pesanan obat, blanko kartu stok obat, blanko salinan resep,blanko faktur, blanko nota penjualan, buku pembelian, buku penerimaan, buku penjualan, buku pembukuan keuangan, buku catatan narkotika dan psikotropika, form laporan obat narkotika, form laporan obat psikotropika, buku pencatatan penyerahan racun, alat alat tulis dan kertas Buku wajib - Farmakope Indonesia edisi terbaru - Extra farmakope Indonesia - Kumpulan peraturan perundang undangan yang berhubungan dengan apotek Tenaga Kesehatan - Apoteker pengelola apotek - Apoteker pendamping - Asisten apoteker kepala - Asisten apoteker III. TEKNIS PELAKSANAAN MEMBUKA APOTEK Dalam upaya membuka apotek yang baru berdiri, sering kali tertunda yang disebabkan oleh hal hal kecil baik yang terdapat dalam proses pemeriksaan kelengkapan sarana pendukung operasional apotek ataupun kelengkapan berkas - berkas lampiran dalam mengajukan permohonan SIA. Untuk menghindari kekurangan kekurangan tersebut, maka sebaiknya APA melakukan 3 hal yaitu : 1. Menginventarisasi semua kebutuhan perlengkapan sarana apotek, lalu membeli sesuai dengan kebutuhan persyaratan pada saat mengurus SIA. Dalam melakukan inventarisasi dan menyiapkan perlengkapan sarana apotek antara lain meliputi : a. Menata ruangan peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi dan ruang kerja APA, toilet b. Memenuhi seluruh perlengkapan yang menjadi persyaratan c. Memberi tanda ( ) untuk sarana yang sudah siap ( oke ) Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 16 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 2. Menginventarisasi dan mengurus semua berkas berkas lampiran yang dibutuhkan dalam mengajukan permohonan SIA. 1) Menginventarisasi berkas lampiran permohonan SIA Sesuai dengan Permenkes No. 1332/ Menkes/SK/X/2002 berkas lampiran yang dibutuhkan dalam permohonan SIA terdiri dari : a. Fotokopi SIK / SP b. Fotokopi KTP c. Foto kopi denah bangunan apotek ( dibuat sendiri ) d. Surat keterangan ( sertifikat ) status bangunan e. Daftar rincian perlengkapan apotek f. Daftar tenaga asisten apoteker, mencantumkan nama / alamat, tanggal lulus, No. SIK g. Surat pernyataan APA tentang : tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau APA di apotek lain h. Surat izin dari atasan langsung ( untuk pegawai negeri dan TNI/POLRI) i. Fotokopi akte perjanjian dengan PSA ( bila kerjasama dengan PSA ) j. Surat pernyataan PSA tentang : tidak pernah melanggar peraturan perundang undangan di bidang obat ( bila kerjasama dengan PSA ) 2) Mengurus dan memperoleh berkas lampiran permohonan SIA adalah sebagai berikut : a. Surat penempatan apoteker dari Kadinkes Propinsi. Untuk apoteker yang belum memiliki SIK dari Departemen Kesehatan, maka yang bersangkutan harus mengurusnya ke Kadinkes Propinsi, melampirkan fotokopi ijazah, sumpah apoteker, KTP dan yang lainnya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk apoteker yang telah memiliki SIK surat penempatan ini tidak diperlukan lagi. b. Akte sewa / kontrak rumah. Untuk apoteker yang menggunakan bangunan pihak lain, maka surat perjanjian kontrak rumah harus dibuat di notaris, Apoteker yang menggunakan bangunan sendiri, maka akte sewa / kontrak ini tidak diperlukan ( cukup dengan fotokopi sertifikat kepemilikan rumah ) c. NPWP ( nomor pokok wajib pajak ) apotek Apoteker menyiapkan lampiran ( surat keterangan domisili usaha, fotokopi KTP APA dan berkas lainnya yang dibutuhkan ), kemudian APA membawa berkas lampiran tersebut ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk memperoleh NPWP. Kepala kantor pelayanan pajak akan menerbitkan NPWP tersebut, setelah dianggap memenuhi berkas persyaratan. d. Surat keterangan domisili apotek dari kelurahan Apoteker menyiapkan surat persetujuan dari tetangga ( minimal dari 4 tetangga ), kemudian meminta kesediannya untuk menandatangani surat tersebut. Surat keterangan tersebut dibawa ke RT / RW untuk diketahui dan memperoleh surat pengantar untuk mengurus surat keterangan domisili perusahaan disertai dengan lampiran : Surat persetujuan dari tetangga Sertifikat tanah / rumah Fotokopi IMB Fotokopi PBB Fotokopi KTP APA e. Surat izin Undang Undang gangguan ( UUG ) dari kepala Dinas Trantib dan Linmas Propinsi atau Kabupaten / kota. Apoteker menyiapkan dan membawa berkas lampiran untuk mengurus izin UUG ke Kepal Dinas Trantib Propinsi atau Kabupaten / kota, yang meliputi : Surat keterangan domisili perusahaan Surat keterangan persetujuan tetangga Fotokopi IMB Fotokopi sertifikat tanah / rumah Fotokopi PBB Fotokopi NPWP Fotokopi KTP APA Kemudian mengisi formulir permohonan UUG yang telah disediakan oleh Kadin Trantib Propinsi atau Kabupaten / Kota, dan Kepala Dinas Trantib Propinsi Kabupaten / kota akan menerbitkan surat UUG tersebut, setelah dianggap memenuhi berkas persyaratannya ( dalam waktu 2 minggu ) Peta lokasi apotek (dibuat sendiri) Denah bangunan apotek Surat pernyataan kesanggupan menjadi APA Surat pernyataan APA tentang tidak bekerja diperusahaan lain Surat pernyataan kesanggupan bekerja menjadi AA Akte perjanjian dengan PSA (bila kerjasama dengan PSA) l. Surat pernyataan PSA tentang tidak pernah melanggar peraturan perundang undangan dibidang obat IV. TATA CARA MEMPEROLEH SIA Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

f. g. h. i. j. k.

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 17 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek Dengan adanya perubahan pada sistem Pemerintahan pada tahun 1999 dari sistem sentralisasi menjadi otonomi daerah, maka tata cara mengurus SIA juga mengalami perubahan. Perubahan tata cara dalam mengurus izin apotek dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Kepmenkes RI No. 922/Menkes/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Pada keputusan Menkes terbaru tersebut terdapat penyederhanaan dalam memperoleh izin apotek, yakni: Yang berwenang memberikan SIA adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Kadinkes). Yang berhak memperoleh izin adalah apoteker. Flowchart pengurusan memperoleh Surat Izin Apotek adalah sebagai berikut

Tembusan Permohonan SIA SIA APA Surat Permohonan SIA

Kadinkes Propinsi

Kadinkes Kab/Kota

Lokasi Apotek

Pemeriksaan Persyaratan Berita Acara

Balai POM

Adapun rincian langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh SIA adalah sebagai berikut: 1. Apoteker mengajukan surat permohonan SIA (menggunakan formulir APT-1 bermaterai) kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Kota/Kabupaten setempat dengan lampiran sebagai berikut: Fotokopi Surat Izin Kerja (SIK) Fotokopi KTP Fotokopi denah bangunan dan keterangan kondisi bangunan Surat keterangan status bangunan (hak milik atau sewa) Daftar tenaga kesehatan (asisten apoteker) Daftar alat pelengkapan apotek Surat pernyataan tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau tidak menjadi APA di apotek lain. Surat izin atasan (untuk pegawai negeri dan TNI/POLRI) Akte perjanjian dengan pemilik sarana apotek (PSA) Surat pernyataan PSA tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat. 2. Tim dinas kesehatan kabupaten/kota atau kepala Balai POM setelah menerima permintaan bantuan teknis (formulir APT-2), paling lambat 6 hari kerja harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat (dengan menggunakan formulir APT-3). 3. Bila paling lambat 6 hari kerja, pemeriksaan tidak dilaksanakan, maka apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kadinkes Kab/Kota setempat dengan tembusan Kadinkes Propinsi (dengan menggunakan formulir APT-4). 4. Kadinkes Kab/Kota dalam waktu 12 hari kerja setelah menerima laporan hasil pemeriksaan, kemudian menerbitkan SIA dengan menggunakan formulir APT-5. V. PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN APOTEK Pengalihan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotik (APA) dapat terjadi apabila APA tidak bertindak sebagai Apoteker pada apotik tersebut atau Apoteker meninggal dunia. Aturan-aturan tentang pengalihan tanggung jawab tersebut dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 24. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MENKES/PER/X/1993 pasal 23 adalah sebagai berikut: Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 18 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 1. Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolaan kefarmasian yang disebabkan karena penggantian APA kepada Apoteker pengganti, wajib dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. 2. Pada serah terima dimaksud ayat 1, wajib dibuat berita acara serah terima sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang ditandatangani oleh kedua tempat belah pihak, yang melakukan serah terima dengan menggunakan formulir model AP-10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 24 adalah sebagai berikut: 1. Apabila apoteker pengelola apotik meninggal dunia, dalam jangka waktu 2x24 jam, ahli waris apoteker pengelola apotik wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada kepala kantor wilayah atau petugas yang diberi wewenang olehnya. 2. Apabila pada apotik tersebut tidak terdapat apotek pendamping, pada pelaporan dimaksud ayat 1, wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. 3. Pada penyerahan dimaksud ayat 1 dan 2, dibuat berita acara surat terima sebagaimana dimaksud pasal 23 ayat 2 dengan kepala kantor, dengan kepala kantor wilayah atau petugas yang diberi wewenangnya, selaku pihak yang menerima dengan menggunakan contoh. VI. PENCABUTAN SIA Apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah berlaku, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berhak mencabut surat izin apotik. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 25, bentuk pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud yaitu: 1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai APA 2. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam pelayanan kefarmasian 3. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun berturut-turut 4. Terjadi pelanggaran terhadap UU no. 9 th 1976 tentang narkotika, UU No. St 1937 No. 541 tentang obat keras, UU No. 23 th 1992 serta ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya 5. Surat Izin Kerja APA dicabut 6. Pemilik sarana apotek terbukti melakukan pelanggaran perundang-undangan di bidang obat 7. Apotek tidak memenuhi persyaratan sebagai apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/MENKES/SK/2002 pasal 26, sebelum Surat Izin Apotik dicabut, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Peringatan secara tertulis kepada APA tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan 2. Pembekuan izin apotik untuk jangka waktu paling lama 6 bulan sejak dikeluarkan penetapan pembekuan kegiatan apotik. Pembekuan izin apotik dapat dicairkan apabila apotik telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan sesuai ketentuan dan telah diperiksa oleh Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Setelah dilakukan pencabutan Surat Izin Apotik maka APA atau Apoteker pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 28 dan 29 yaitu: 1. Inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu dan obat lainnya serta seluruh resep apotik 2. Memasukkan narkotika, psikotropika dan resep ke dalam tempat tertentu dan terkunci 3. APA wajib melapor secara tertulis kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan atau petugas berwenang tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

19

Lampiran 1. Form APT-1


No. Lampiran Hal : : : ...........,................... Kepada Yth; Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ................................................................... di----------------------------Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data-data sebagai berikut : Data pemohon Nama pemohon No.Surat Izin Kerja/Surat Penugasan No.Kartu Tanda Penduduk Alamat dan No.Telepon Jabatan sekarang L/P Data apotek Nama apotek Alamat No.Telepon Kecamatan Propinsi Bangunan menggunakan sarana Pemilik sarana Alamat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : ................................................ : milik sendiri/milik pihak lain : ................................................ : ................................................ : ................................................

Bersama permohonan ini kami lampirkan : 1. Salinan/fotocopy Surat Izin Kerja Apoteker 2. Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk 3. Salinan/fotocopy denah bangunan 4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/kontrak 5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja 6. Asli dan salinan/fotocopy daftar terperinci alat perlengkapan Apotik 7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lain 8. Asli dan salinan/fotocopy Surat Izin atasan bagi pemohon Pegawai Negeri, Anggota ABRI dan Pegawai Instansi Pemerintah lainnya 9. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotik dengan Pemilik Sarana Apotik 10.Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat Demikian permohonan kami, atas perhatian dan persetujuannya kami sampaikan terimakasih. .............., .........................20... ................................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

20

Lampiran 2. Form. APT-2 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA.................................................. .............,......................... Hal : Permohonan Izin Apotek Kepada Yth; Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ..................................................... di..................................................... Berdasarkan surat permohonan dari Apoteker.................Nomor........ ............Tanggal........ Perihal permohonan izin apotek, maka dengan ini kami tugaskan Saudara segera melaksanakan pemeriksaan terhadap permohonan Apotek ...............di alamat.................... Hasil pelaksanaan pemeriksaan tersebut supaya disampaikan kepada kami dalam berita acara (Form.APT-3) selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak surat ini diterima. Mohon dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

............................................... NIP. ...................................... Lampiran.3. Form.APT-3


BERITA ACARA PEMERIKSAAN APOTEK Pada hari ini .......................tanggal ................................bulan ..............tahun ..................... Kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama Pangkat Jabatan NIP Nama Pangkat Jabatan NIP : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : .............................................................

2.

Bardasarkan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ................. Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek Nomor .................... Tanggal .........................Tahun ..............telah melakukan pemeriksaan setempat terhadap : Nama Apotek Alamat Kecamatan Kabupaten/Kotamadya Propinsi : .................................................. : .................................................. : .................................................. : .................................................. : .................................................. HASIL PEMERIKSAAN No. I. I.1 Perincian Bangunan Sarana Apotek Persyaratan Kenyataan Penilaian TMS Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi. MS

21

I.2.

Bangunan apotek sekurangkurangnya memiliki ruangan khusus untuk : a. Ruang peracikan dan penyerahan resep b. Ruangan administrasi dan kamar kerja apoteker c. WC Kelengkapan bangunan calon apotek : a. Sumber air b. Penerangan

Ada, sesuai kebutuhan Ada, sesuai kebutuhan Ada, sesuai kebutuhan

I.3.

Harus memenuhi persyaratan kesehatan Harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi apotek Harus berfungsi dengan baik sekurangkurangnya 2 buah Yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya Harus baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya

Sumur/PAM/sumur pompa dll PLN/generator Petromak dll

c. Alat pemadam kebakaran

......buah dengan ukuran ......Lb ......Lb Jendela ......buah Ventilasi.....buah Saluran pembuangan limbah Ada/tidak Bak-bak/tempat pembuangan sampah : Ada/tidak

d. Ventilasi

e. Sanitasi

I.4.

Papan nama

Berukuran minimal : Panjang : 60 cm Lebar : 40 cm Dengan tulisan : Hitam diatas dasar putih Tinggi huruf minimal : 5 cm

Berukuran : Panjang........cm Lebar...........cm Dengan tulisan ............. ......................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek Tebal : 5 cm II. II.1 Alat-alat Alat administrasi a. Blanko pesanan obat b. Blanko kartu stok obat c. Blanko salinan resep d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan e. Buku pembelian f. Buku penerimaan g. Buku pengiriman h. Buku pembukuan keuangan i. Buku pencatatan narkotika j. Buku pesanan obat narkotika k. Form laporan obat narkotika l. Alat-alat tulis dan kertas II.2. a. Buku standar diwajibkan yang

22

Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan Ada dengan sesuai kebutuhan

jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah

Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak, .....buah Ada/tidak Ada/tidak

Farmakope Indonesia edisi terbaru 1 buah Ada dengan jumlah sesuai kebutuhan

III. III.1 III.2 III.3

b. Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek Tenaga kesehatan Apoteker pengelola apotek Apoteker pendamping Asisten apoteker

Ada

..................orang ..................orang ..................orang

1. 2. 3.

Demikian berita acara kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Pemohon satu rangkap Satu rangkap arsip Mengetahui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota................................. .......................................................... NIP. ..........., ................................... yang membuat berita acara 1. ............................................ NIP.

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 2.............................................. NIP.

23

Lampiran.4. Form.APT-4
Nomor Lampiran Perihal : : : pernyataan siap melakukan pekerjaan ............., .................................

Kepada Yth; Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ....................................................................... Di ............................................... Menunjuk surat permohonan kami nomor : ...................................tanggal .....................dan menunjuk ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 7 ayat (4) dan (5), dengan ini kami laporkan bahwa apotek .................................yang beralamat di jalan .................................... Kecamatan ............................Kabupaten ................................ telah siap untuk melaksanakan kegiatan. Demikian untuk diketahui dan atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Apoteker Pengelola Apoteker

................................................ SIK. ........................................

1. 2.

Tembusan Kepada Yth; Menteri Kesehatan RI di Jakarta Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ..............................

Lampiran 5. Form APT-5 SURAT IZIN APOTEK Nomor. ............................................ KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Membaca : surat permohonan.....................................................tanggal................................tentang permohonan untuk memperoleh izin apotek. Menimbang : bahwa pemohon telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan permohonan dapat disetujui oleh karena itu menganggap perlu menetapkan dengan suatu surat keputusan. Mengingat : 1. Undang-undang obat keras (st.1937 no.541); 2. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan (lembaran negara tahun 1992 no.100, tambahan lembaran negara no. 3495); Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 24 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 3. undang-undang no.5 tahun 1997 tentang psikotropika (lembaran negara tahun 1997 no.10, tambahan lembaran negara no.3671); 4. undang-undang no.22 tahun 1997 tentang narkotika (lembaran negara tahun 1997 no.67, tambahan lembaran negara no.3698); 5. undang-undang no.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah (tambahan lembaran negara no. 378); 6. undang-undang no.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah (lembaran negara republik indonesia no.72 tahun 1999 tambahan lembaran negara no.3848); 7. peraturan pemerintah no.25 tahun 1980 tentang perubahan atas peraturan pemerintah no.26 tahun 1965 tentang apotek;(lembaran negara republik indonesia tahun 1980 no.40, tambahan lembaran negara no.3169); 8. peraturan pemerintah no.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan (lembaran negara ri no.49 tahun 1996 tambahan lembaran negara no.3637); 9. peraturan pemerintah no.72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan (lembaran negara no.138 tahun 1998 tambahan lembaran negara no.3781); 10. peraturan pemerintah no.25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi, (lembaran negara no.54 tahun 2000, tambahan lembaran negara no.3952 tahun 2000); 11. keputusan menteri kesehatan republik indonesia no.1332/menkes/sk/x/2002 tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan no.922/menkes/per/x/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek, jo. Peraturan menteri kesehatan ri no. 922/menkes/per/x/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek. Memutuskan Menetapkan Pertama : : memberi izin apotek kepada : Nama Alamat Surat izin kerja nomor Nama apotek Alamat apotek Kecamatan Kabupaten/kotamadya Propinsi Dengan menggunakan sarana Nama pemilik sarana

: ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : milik sendiri/milik pihak lain : ...........................................................

Akte perjanjian kerjasama Nomor Tanggal Yang dibuat di hadapan notaris Di

: ...................................................................... : ...................................................................... : ...................................................................... : ......................................................................

Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Izin apotek ini berlaku untuk apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana apotek, di lokasi dan sarana sebagaimana tersebut di atas. 2. Penyelenggaraan apotek harus selalu mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua : surat keputusan ini dicabut kembali apabila terjadi hal-hal dimaksud dalam pasal 7 ayat (5) keputusan menteri kesehatan nomor.1332/menkes/sk/x/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek. Ditetapkan di : ................................ Pada tanggal : ................................ Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

....................................................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek Tembusan kepada yth; Menteri kesehatan ri di jakarta Kepala dinas kesehatan propinsi ................................................ Lampiran 6. Form APT-6 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN /KOTA .................................................................................. No. Lampiran Perihal : : : .........................................

25

Kepada yth; Apoteker ......................................... Di ......................................................... Berdasarkan surat saudara nomor ................................ tanggal ..................................perihal permohonan izin apotek, maka kami beritahukan bahwa kami belum dapat menyetujui permohonan izin tersebut karena : ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. Kepada saudara kami minta melengkapi kekurangan tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat ini. Harap untuk dimaklumi.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.........

..................................................................... Tembusan kepada yth; Menteri kesehatan ri di jakarta Kepala dinas kesehatan propinsi ................................

Lampiran 7. Form APT-7 Nomor Lampiran Perihal : : : penolakan izin apotek ...........................................

Kepada yth; Apoteker pengelola apotek Di ............................................. Sehubungan dengan surat saudara nomor ..............................................tanggal ............................................... Perihal permohonan izin apotek, maka dengan ini kami beritahukan bahwa kami tidak dapat menyetujui permohonan tersebut karena : 1. ................................................................................................................................ Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 2. ................................................................................................................................ 3. ................................................................................................................................ Demikian untuk diketahui. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.........

26

........................................................................

Tembusan kepada yth; 1. Menteri kesehatan ri di jakarta 2. Kepala dinas kesehatan propinsi..................................

Lampiran 8. Form APT-8 BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI

Pada hari ini ..........................tanggal ...................bulan .....................tahun .........................sesuai dengan keputusan menteri kesehatan nomor 1332/menkes/sk/x/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek. Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama apoteker pengelola apotek SIK nomor Nama apotek Alamat apotek Telah melakukan pemusnahan Tempat melakukan pemusnahan : ........................................................................................ : ........................................................................................ : ........................................................................................ : ........................................................................................ : perbekalan farmasi sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir. : ........................................................................................ :

Berita acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirimkan kepada 1. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota 2. Kepala dinas kesehatan propinsi

............ ............................................

Karyawan yang membantu,

yang membuat berita acara,

...................................................

................................................... SIK. ...........................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

27

LAMPIRAN DAFTAR PERBEKALAN FARMASI YANG DIMUSNAHKAN No. nama jumlah Alasan pemusnahan

..............., .......................... Yang membuat berita acara

............................................... SIK. .......................................

Lampiran 9. Form APT-9 Nomor Lampiran Perihal : : : lampiran penunjukan apoteker Pendamping /apoteker pengganti ...........................................

Kepada yth; Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota......... Di ...................................................................... Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

28

Dengan hormat, Menunjuk pada pasal 19 peraturan menteri kesehatan nomor 1332/menkes/sk/x/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek, maka dengan ini kami laporkan bahwa kami telah menunjuk apoteker pendamping/apoteker pengganti pada apotek ....................................... sebagai berikut : Nama Alamat Nomor SIK Jangka waktu Penunjukkan Untuk apoteker pengganti : ............................................................................... : ............................................................................... : ............................................................................... : ...............................................................................

Yang kami pastikan bahwa yang bersangkutan tidak bekerja pada usaha farmasi dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola, apoteker pendamping atau apoteker pengganti pada apotek lain. Bersama ini kami lampirkan : 1. Salinan/fotocopy surat izin kerja apoteker 2. Salinan/fotocopy kartu tanda panduduk 3. Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai apoteker pendamping/pengganti. Demikian laporan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

......................................................... Apoteker pengelola apotek

.................................................

Tembusan kepada yth; 1. Menteri kesehatan ri di jakarta 2. Kepala dinas kesehatan propinsi..................................

Lampiran 10. Form APT-10 Pada hari ini .............................. tanggal .....................bulan ....................tahun ........................sesuai dengan keputusan menteri kesehatan nomor 1332/menkes/sk/x/2002 tentang ketentuandan tata pemberian izin apotek, kami yang bertandatangan dibawah ini : A. Apoteker pengelola apotek yang lama Nama Nomor SIK Alamat Nama apotek Alamat apotek : ........................................................................... : ........................................................................... : ........................................................................... : ........................................................................... : ...........................................................................

B. Apoteker pengelola apotek yang baru/pengganti Nama Nomor SIK Alamat : .......................................................................... : .......................................................................... : ...........................................................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek C. Dengan disaksikan oleh : Nama Jabatan Nomor SIK 1. : .......................................................................... : .......................................................................... : ..........................................................................

29

Telah melakukan penyerahan : Resep-resep Dari tanggaal...............sampai dengan tanggal.............................berjumlah......................lembar. 2. Obat-obat narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir. Kunci-kunci lemari penyimpanan terdiri dari ...................buah. 3. Obat keras tertentu /bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar terlampir. 4. Kunci-kunci lemari penyimpanan obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya terdiri ..........buah. 5. Lain-lain yang dianggap perlu. Demikian berita acara serah terima ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara ini dibuat dengan rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada : 1. Direktur jenderal yanfar dan alkes departemen kesehatan ri 2. Kepala dinas kesehatan propinsi ................... 3. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota ........................... 4. Satu sebagai arsip. ........................................... Yang menerima Apoteker pengelola apotek yang menyerahkan apoteker pengelola apotek lama

............................................. SIK. .................................... Saksi-saksi : ............................................ Lampiran 11. Form APT-11

..................................................... SIK. .............................................

BERITA ACARA PENYERAHAN UNTUK PENGAMANAN RESEP NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA KARENA APOTEKER PENGELOLA APOTEK MENINGGAL DUNIA Pada hari ini ...............tanggal ....................bulan ..................tahun ...................sesuai dengan keputusan menteri kesehatan nomor 1332/menkes/sk/x/2002 tentang ketentuan dan tata cara izin apotek. Kami yang bertanda tangan dibawah ini : A. Ahli waris apoteker pengelola apotik : Nama : .......................................................... Alamat : .......................................................... Nama apotek : .......................................................... Alamat apotek : .......................................................... B. 1. Dengan disaksikan oleh : Nama : .......................................................... Jabatan : .......................................................... Nomor SIK : .......................................................... 2.dengan disaksikan oleh : Nama : ......................................................... Jabatan : ......................................................... Nomor SIK : ......................................................... Telah melakukan penyerahan untuk pengamanan : Resep-resep Dari tanggal...............sampai dengan tanggal.............................berjumlah......................lembar. Obat-obat narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir. Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

1. 2.

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas 30 Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek 3. Obat keras tertentu /bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar terlampir. 4. Kunci-kunci lemari tempat penyimpanan narkotika sebanyak ................. buah. 5. Kunci-kunci lemari penyimpanan obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya terdiri ..........buah. 6. Lain-lain yang dianggap perlu. Kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota ................................ Nama : .................................................................. NIP : .................................................................. Serah terima dilakukan : .................................................................. Alasan serah terima : karena apoteker pengelola apotek meninggal dunia dan pada apotek tidak terdapat apoteker pendamping. Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada : 1. Kepala dinas kesehatan propinsi ................... 2. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota ........................... 3. Satu sebagai arsip. ........................................... Yang menerima, yang menyerahkan, Ahli waris Apoteker pengelola apotek ........................................... SIK. ...................................

...................................... SIK. .............................

Saksi-saksi : ........................................ DAFTAR PERINCIAN NARKOTIKA YANG DISERAHTERIMAKAN No. Nama narkotika jumlah keterangan

DAFTAR PERINCIAN OBAT KERAS TERTENTU ATAU BAHAN BERBAHAYA DAN OBAT LAINNYA YANG DISERAHTERIMAKAN No Nama obat keras tertentu/bahan berbahaya lainnya jumlah keterangan

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

31

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ...............................................

Nomor Lampiran Perihal

: : : peringatan ke .......... Tentang pelaksanaan ketentuan Perizinan apotek

............................

kepada yth; .......................................... .......................................... Di ..........................................

Sesuai dengan izin apotek nomor ......................tanggal ........atas nama .........................dengan lokasi ......................................setelah kami mengadakan pemeriksaan ternyata apotek saudara tidak memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku, abtara lain : 1. ............................................................................................................... 2. ............................................................................................................... 3. ............................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami minta saudara untuk memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku. Demikian untuk menjadi perhatian. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.........

........................................................................

Tembusan kepada yth; 1. Menteri kesehatan ri di jakarta 2. Kepala dinas kesehatan propinsi .........................................

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Makalah Manajemen Farmasi Komonitas Tata Cara Perizinan Pendirian Apotek

32

Pertanyaan diskusi 1. Diketahui jarak pendirian apotek yang satu dengan apotek yang lain idealnya adalah 500 m, bagaimana dengan apotek yang letaknya bersebelahan? Bagaimana UU mengatur hal tersebut? Jawab : memang dahulu diberlakukan UU yang mengatur tentang jarak untuk memperluas keberadaan apotek dan apoteker yang masih jarang, tetapi sekarang hal tersebut sudah tidak berlaku lagi mengingat sudah meluasnya apotek di Indonesia. Apa maksud dari adanya UUG (Undang-Undang Gangguan)? Jawab : UUG tidak berlaku umum, sampai sekarang hanya berlaku di DKI. Maksudnya hanya merupakan izin domisili saja karena mendirikan suatu apotek harus sepengetahuan orang-orang di sekitarnya sehingga orang tidak terganggu dengan keberadaan kita. Apa perbedaan SIK, SIA dan SIPA? Jawab : SIK adalah surat izin kerja diperuntukkan untuk apoteker. SIA adalah Surat izin apotek diperuntukkan untuk pendirian apotek. Sedangkan SIPA adalah surat izin pengelola apotek diperuntukkan untuk siapa saja yang mengelola apotek, dulu SIPA memang berlaku tetapi sekarang sudah tidak diberlakukan lagi. Persyaratan APA boleh bekerja di lingkup pemerintahan, mengapa APA tidak boleh bekerja di perusahaan farmasi (PBF)? Jawab : diperbolehkan bekerja di pemerintahan karena tidak berurusan langsung dengan suatu produk obat, tetapi bila apoteker bekerja di PBF berurusan langsung dengan suatu produk dikhawatirkan terjadi diskriminasi terhadap suatu produk sehingga seorang apoteker tidak diperbolehkan bekerja di PBF. Masyarakat sipil dahulu bisa mendirikan apotek, mengapa?dan sekarang masyarakat sipil tidak boleh mendirikan apotek, bagaimana dengan yang sudah terlanjur mendirikan apotek? Apakah memerlukan izin baru? Jawab : karena biaya pendirian apotek yang mahal sehingga masyarakat sipil dahulu diperbolehkan mendirikan sebuah apotek karena apotek masih jarang, sekarang apotek sudah banyak masyarakat sipil yang sudah terlanjur mendirikan apotek bila sudah memiliki SIA tidak perlu membuat izin baru lagi. Apa perbedaan memperoleh SIA sebelum dan sesudah pakto? Jawab : cara memperoleh SIA sebelum pakto lebih rumit dan melalui 3 tahapan, sedangkan setelah pakto prosesnya lebih sederhana. Bagaimana proses memperoleh SIK dan siapa yang mengeluarkan SIK? Jawab : setelah lulus program profesi kita mendapatkan ijazah dan mengucap sumpah, kemudian melapor ke dinas kesehatan untuk memperoleh surat penugasan, dilakukan masa bakti terlebih dahulu selama 3-5 tahun, setelah itu baru didapatkan surat izin kerja apoteker setelah terlebih dahulu melalui uji kompetensi. Bagaimana bila terdapat pelanggaran oleh suatu apotek? Bagaimana memantaunya? Jawab : setiap saat BPOM melakukan inspeksi mendadak yang tidak diketahui oleh masing-masing apotek sehingga bisa diketahui apabila terdapat pelanggaran-pelanggaran untuk kemudian ditindak sesuai dengan UU apakah dilakukan pencabutan SIA atau tidak.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

DAFTAR PUSTAKA Umar,M. 2005. Manajemen Apotek Praktis, CV.Ar Rahman, Solo Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002.

Disusun Oleh Kelompok VI: Melly Listiyanti, Melly Sugianti, Mulyani, Nidya Maylani, Yunita Marbun

Anda mungkin juga menyukai