Anda di halaman 1dari 3

Kajian Farmakognosi Ekstrak Etanol 96% Daun sangkareho (Callicarpa

longifolia Lam) asal Pelaihari Kalimantan Selatan

A. Latar Belakang
Keanekaragaman tumbuhan merupakan aset bangsa yang sangat
penting untuk dijaga kelestarian dan pemanfaatannya. Pulau Kalimantan
merupakan pulau yang kaya akan tanaman yang bermanfaat selain memiliki
kekayaan keanekaragaman hayati, memiliki potensi pengetahuan tradisional
oleh berbagai etnis asli di Kalimantan. Kekayaan keanekaragaman
tumbuhan tersebut memiliki keterikatan dengan budaya masyarakat
setempat. Salah satunya adalah pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan obat
yang digunakan dalam pengobatan tradisional etnis lokal yang telah teruji
secara empiris dari generasi ke generasi.
Obat tradisional pada budaya Kalimantan umumnya masih dalam
bentuk sediaan yang sederhana. Bahan baku tumbuhan yang diambil dari
alam setelah dibersihkan biasanya langsung digunakan dalam bentuk yang
masih segar dengan cara direndam maupun direbus untuk kemudian
diminum ataupun dimandikan. Sebagian lagi diolah dengan cara dihaluskan
dan ditumbuk ataupun dipanaskan dalam bungkusan daun. Jika ramuan atau
bahan baku untuk pengobatan tidak langsung digunakan, maka budaya di
Kalimantan melakukan pengeringan serta disimpan dan akan digunakan lagi
jika diperlukan.
Salah satu tanaman yang berasal dari Kalimantan adalah
Sangkareho (Callicarpa longifolia Lam.) merupakan salah satu tumbuhan
herbal yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional khas Kalimantan
Tengah. Namun tanaman ini dapat pula tumbuh pada daerah lain seperti
Kalimantan Selatan, yaitu daerah Pelaihari. Daun tumbuhan Sangkareho
(Callicarpa longifolia Lam.) secara empiris dipercaya dapat mengobati
berbagai macam penyakit diantaranya sebagai obat luka, diare, diabetes dan
menurunkan kadar kolestrol didalam darah. Namun, pemanfaatan daun
Sangkareho sebagai obat tradisional masih belum dilengkapi data ilmiah
mengenai kandungan senyawa kimia yang menjadikannya berkhasiat
sebagai obat. Menurut penelitian terdahulu mengemukakan bahwa daun
sangkareho mengandung senyawa kimia berupa flavonoid, tanin, saponin
dan terpenoid Selain itu daun sangkareho juga mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau
pengeluaran suatu komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya
menggunakan pelarut yang sesuai dengan kompnen yang diinginkan.Cairan
dipisahkan dan kemudian diuapkan sampai pada kepekatan tertentu.
Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut antar dua pelarut yang
tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu
pelarut ke pelarut lain. Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara
yaitu ekstraksi bertahap (batch-extraction = ekstraksi sederhana), ekstraksi
kontinyu (ekstraksi samapi habis), dan ekstraksi arah berlawanan (counter
current extraction). Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling
sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi
yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan
pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang akan
diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan. Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi
relaitf kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa
tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi pada ekstraksi tergantung pada
viskositas fase dan factor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan
tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan luas kontak yang besar. Ekstraksi kontinyu counter current,
fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang berlawanan dengan
larutan yang mengandung zt yang akan diekstraksi. Biasanya digunakan
untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian.Sangat penting untuk
fraksionasi senyawa orgnik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-
senyawa an-organik.
Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan
kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang
diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk
praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi,
isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila
perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Alam memberikan kepada
kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang
jika diadakan identifikasi dan menentukan sistematikanya, maka diperoleh
bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini
dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh
bahan yang siap pakai atau yang disebut dengan simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.

Anda mungkin juga menyukai