Anda di halaman 1dari 24

64 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.

1 Tahun 2016
65 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
ANALISIS PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (e-WOM) TERHADAP
CITRA DESTINASI, KEPUASAN WISATAWAN, DAN LOYALITAS DESTINASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI (PBB) SETU BABAKAN
JAKARTA SELATAN

Salman Paludi
Dosen STEIN, Jakarta

Abstract
The development of internet users in Indonesia lately increased rapidly resulting effect
great change for someone to convey the message or information to others. The widespread
use of social networking sites to make the deployment of an information or news by word of
mouth via the Internet (e-WOM) is widespread, including information about an attraction
information, such as the Setu Babakan in South Jakarta.
From previous studies, such as Putu Yudi Setiawan (2014), Geng-Qing Christina Chia,
Hailin Qu (2008) and Zarrad H and Debabi M. (2015) diketahu that there pengarun of-
variables such as e-WOM, Citra destinations , tourist satisfaction and destination loyalty.
With 280 sample data visitor and using SEM as a tool of analysis can be seen that in the
attraction
Setu Babakan there is a significant positive effect between e-WOM with Citra
destinations, image destinations positive effect on satisfaction rating, and image destinations
also affect positive on Loyalty destinations. Meanwhile between e-WOM variable with
traveler satisfaction and traveler satisfaction to destination loyalty has no effect.
Keywords: SEM 2nd CFA, e-WOM, Citra Destinations, Tourists Satisfaction, Loyalty
destination

Pendahuluan keseluruhan, jumlah pengguna internet di


Kehadiran internet membawa seluruh dunia diproyeksikan bakal
dampak perubahan yang besar bagi mencapai 3 miliar orang pada 2015. Tiga
seseorang menyampaikan pesan atau tahun setelahnya, pada 2018, diperkirakan
informasi kepada orang lain. Jarak dan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal
waktu bukan halangan lagi bagi seseorang mengakses internet, setidaknya sekali tiap
untuk berbagi informasi kepada orang lain. satu bulan. (Kompas.com).
Informasi yang disampaikan seseorang WOM lebih cepat menyebar
tidak hanya terbatas hanya berita suatu dengan adanya internet. Dengan internet
kejadian saja tetapi juga informasi seseorang dapat memanfaatkan komuniksi
mengenai produk-produk tertentu. Dengan melalui website, email atau situs-situs
besarnya angka pengguna internet di jejaring sosial seperti Tweeter, Myspace,
Indonesia dan diperkirakan akan naik atau Facebook untuk mencari atau
secara signifikan dari tahun ke tahun maka memberikan informasi mengenai suatu
pengguna internet di Indonesia menjadi produk-produk tertentu tak terkecuali
pasar yang sangat potensial bagi perusahan informasi atau produk wisata yang
untuk memasarkan produk-produknya. menyertakan foto-foto tempat wisata
Pada 2017, e-Marketer memperkirakan, tersebut. Dengan memanfaatkan internet,
jumlah netter Indonesia bakal mencapai berita dari mulut ke mulut (WOM) tersebut
112 juta orang, mengalahkan Jepang pada istilahnya berubah menjadi e-WOM atau
peringkat ke-5, yang pertumbuhan jumlah electronic word of mouth.
pengguna internetnya lebih lamban. Secara

66 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Dunia virtual berbasis internet Musyawarah (Bamus) Betawi yang
seperti Second Life dan jejaring sosial menginginkan memiliki Pusat
seperti Facebook dan Linkedln Perkampungan Budaya Betawi untuk
menawarkan peluang komunikasi dan melestarikan budaya Betawi
pembelajaran bagi pemasar. Second Life Sebagai objek wisata yang sedang
memiliki format dan kampanye iklan berkembang, PBB Setu Babakan yang
virtual di berbagai komunitas, dengan merupakan salah satu wisata budaya yang
fungsi bisnis yang sama seperti di dunia berada di Kota Jakarta, telah menarik
nyata. Seiring dengan makin maraknya sejumlah wisatawan, baik wisatawan asing
jejaring sosial, pemasar mulai maupun lokal, untuk mengunjungi objek
menggunakan aplikasi untuk wisata tersebut yang jumlahnya terus
mengidentifikasikan siapa yang mengalami peningkatan dari tahun ke
berpengaruh dalam menyebarkana berita tahun. Berikut adalah data kunjungan
dari mulut ke mulut mengenai jasa wisatawan di PBB Setu Babakan.
tertentu. Pemasar yang ingin memetik
keuntungan dari jaringan yang kaya ini Tabel 1. Jumlah Pengunjung PBB Setu
perlu mengingat satu hal, bahwa mereka Babakan tahun 2010-2015
berada dalam komunitas di mana orang- No Tahun Jumlah pengunjung
orang tidak ingin diganggu oleh para (orang)
1 2010 125.068
pemasar. Oleh karena itu, pemasar harus
2 2011 146.215
menggunakan cara kreatif untuk 3 2012 194.096
berinteraksi dengan orang-orang di dalam 4 2013 199.639
jaringan ini. (Lovelock et.al, 2011, 5 2014 204.407
hal.215). 6 2015 302.531
Total 1.171.956
Situ atau Setu Babakan adalah
danau yang terletak di tengah Sumber : Pengelola PBB Setu Babakan,
Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di 2016
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan
Jagakarsa Jakarta Selatan. Setu Babakan Landasan Teori
merupakan salah satu objek wisata yang Berita dari mulut ke mulut (WOM)
sedang berkembang dan telah menjadi Menurut Kotler dan Keller (2009,
oase di tengah hiruk-pikuknya kesibukan hal.174) pemasaran dari mulut ke mulut
kota Jakarta. Wisata air, wisata agro dan adalah komunikasi lisan, tertulis, dan
wisata budaya khas Betawi menjadi daya elektronik antar masyarakat yang
tarik tersendiri di objek wisata ini dan berhubungan dengan keunggulan atau
cukup potensial untuk dikembangkan. Di pengalaman membeli atau menggunakan
PBB Setu Babakan ini sebagian produk atau jasa.
masyarakatnya masih mempertahankan Menurut Lovelock (2011, hal. 216)
budaya dan cara hidup khas Betawi, rekomendasi dari pelanggan lain biasanya
seperti; memancing, bercocok tanam, dianggap lebih dipercaya ketimbang
berdagang, membuat kerajinan tangan, dan kegiatan promosi yang berasal dari
membuat makanan khas Betawi. prusahaan dan dapat sangat mempengaruhi
PBB Setu Babakan yang didirikan keputusan orang lain untuk menggunakan
pada tanggal 18 Agustus tahun 2000 (atau menghindari) suatu jasa.
melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. 92 Kenyataannya, makin besar resiko yang
tahun 2000 Tentang Penataan Lingkungan dirasakan pelanggan dalam membeli suatu
Perkampungan Budaya Betawi di jasa, makin aktif mereka mencari dan
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan mangandalkan berita dari mulut ke mulut
Jagakarsa Jakarta Selatan, merupakan (word of mouth/WOM) untuk membantu
aspirasi warga etnis Betawi melalui Badan mengambil keputusan mereka. Konsumen

67 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
yang kurang informasi mengenai suatu dalam informasi pesan. Keputusan
jasa lebih bergatung kepada WOM pembelian konsumen dapat didasarkan
ketimbang pelanggan yang sudah paham. pada beberapa kriteria atau persyaratan
Seiring berkembangnya teknologi, yang memenuhi kebutuhan mereka dan
pengaruh konsumen melalui komunikasi untuk menentukan kesediaan mereka
WOM dipercepat dengan internet. WOM untuk membelinya yang didasarkan pada
yang dilakukan melalui internet disebut apa yang mereka rasakan dari kualitas
dengan electronic word of mouth (e-WOM informasi yang mereka terima. Oleh
). e-WOM adalah pernyataan positif atau karena itu, penting untuk menentukan
negatif yang dilakukan oleh konsumen persepsi konsumen mengenai kualitas
potensial, aktual, maupun mantan informasi sebagai unsur untuk menilai
konsumen tentang produk atau perusahaan keputusan pembelian potensi mereka.
melalui internet (Hennig-Thurau et al., 2. Kuantitas e-WOM
2004). Jaringan sosial, seperti MySpace Kuantitas e-WOM mengacu
dan Facebook, menjadi kekuatan penting jumlah total diposting komentar.
dalam pemasaran bisnis-ke-konsumen Popularitas produk ditentukan oleh
maupun pemasaran bisnis-ke-bisnis. kuantitas komentar online karena dianggap
Aspek kunci jaringan sosial adalah berita bisa mewakili kinerja pasar suatu produk.
dari mulut ke mulut (word of mouth) serta Konsumen juga perlu referensi untuk
jumlah dan sifat percakapan dan memperkuat kepercayaan diri mereka
komunikasi antara berbagai pihak. (Kotler untuk mengurangi kesalahan atau risiko
& Keller, 2009, hal.254). saat berbelanja, dan kuantitas komentar
Terjadinya e-WOM tidak lepas secara online dapat mewakili popularitas
dari pengalaman konsumen atas produk suatu produk. Dengan kata lain, konsumen
atau jasa yang dikonsumsi. Jika konsumen memiliki lebih banyak ulasan mengenai
memperoleh kepuasan dari pengalaman produk yang mencerminkan popularitas
konsumsinya, maka konsumen secara dari produk tersebut.
sukarela akan membuat pernyataan 3. Keahlian pengirim pesan e-WOM
(review) mengenai sebuah produk atau jasa Keahlian dapat dilihat sebagai
tersebut. Menurut Jalilvand dan Samiei keberwenangan, kompetensi dan keahlian
(2012), informasi atau pesan yang yang si pengirim pesan. Hal ini dianggap bahwa
terkandung dalam e-WOM dapat menjadi keahlian pengirim pesan ketika mereka
referensi bagi konsumen dalam membuat komentar dalam review
mengevaluasi sebuah produk atau merek. konsumen akan menarik
Melalui pesan eWOM inilah konsumen pengguna/konsumen lain untuk
mendapatkan informasi mengenai suatu mengadopsi informasi tersebut dan
kualitas suatu produk atau jasa. Selain itu, membuat keputusan untuk membeli.
pesan yang terkandung dalam e-WOM
secara efektif dapat mengurangi resiko dan Citra Destinasi Pariwisata
ketidakpastian yang dihadapi konsumen Menurut Kotler (1997, hal.259)
ketika membeli sebuah produk atau jasa. citra (image) adalah persepsi masyarakat
Sehingga pesan e-WOM dapat terhadap perusahaan atau produknya. Perlu
mempengaruhi minat beli konsumen dibedakan antara identitas dengan citra,
sebelum keputusan pembelian dibuat. identitas adalah berbagai cara yang
Menurut Lin et. al, (2013), diarahkan perusahaan untuk
komunikasi e-WOM dilihat dari tiga mengidentifikasi dirinya atau
dimensi, yaitu : memposisikan produknya. Citra dari suatu
1. Kualitas e-WOM destinasi merupakan bagian penting untuk
Kualitas e-WOM mengacu pada dijual pada wisatawan atau pemangku
kekuatan persuasif komentar tertanam kepentingan. Menurut Seaton & Bennett

68 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
(1996) dalam Setiawan (2014), citra 7. Relaksasi, yaitu kondisi atau keadaan
destinasi didefinisikan sebagai seperangkat dimana objek wisata dapat membatu
pengetahuan dan gambaran suatu destinasi pengunjungnya untuk menenangkan
wisata oleh pengunjung destinasi tersebut, pikiran serta menyegarkan tubuhnya.
termasuk informasi geografi, populasi, 8. Kegiatan luar ruangan, yaitu kegiatan
infrastruktur, iklim, sejarah dan budaya, yang bisa dilakukan pengunjung di
serta penilaian daya tarik, keamanan dan alam terbuka di dalam dan sekitar objek
sebagainya. Menurut Fakeye dan wisata
Crompton dalam Chen (2007) menyatakan 9. Harga dan nilai, yaitu segala biaya yang
bahwa citra destinasi merupakan gambaran dikeluarkan pengunjung/wisatawan
pikiran, kepercayaan, perasaan dan selama berada di objek wisata.
persepsi terhadap suatu destinasi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut Kepuasan Wisatawan
dapat di ambil kesimpulan bahwa Memuaskan kebutuhan konsumen
pengertian citra destinasi adalah sejumlah adalah keinginan setiap perusahaan. Selain
gambaran, kepercayaan, persepsi dan faktor penting bagi kelangsungan hidup
pikiran dari wisatawan terhadap suatu perusahaan, memuaskan kebutuhan
destinasi yang melibatkan berbagai produk konsumen dapat meningkatkan
dan atribut wisata destinasi terkait. Dalam keunggulan dalam persaingan. Konsumen
penelitian ini merupakan kesan wisatawan yang puas terhadap produk dan jasa
secara umum terhadap PBB Setu Babakan. pelayanan cenderung untuk membeli
Menurut Chi & Qu (2008), kembali produk dan menggunakan
instrumen yang digunakan untuk kembali jasa pada saat kebutuhan yang
mengukur variabel citra destinasi ada sama muncul kembali dikemudian hari.
sembilan indikator, yaitu lingkungan, Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor
wisata alam, acara dan hiburan, atraksi kunci bagi konsumen dalam melakukan
bersejarah/budaya, infrastruktur, pembelian ulang yang merupakan porsi
aksesibilitas, relaksasi, kegiatan luar terbesar dari volume penjualan
ruangan, serta harga dan nilai. perusahaan.
1. Lingkungan, yaitu keadaan lingkungan
di dalam maupun di sekitar objek Manfaat Kepuasan Pelanggan
wisata. Hal ini meliputi kemanan lokasi Lebih rinci, manfaat-manfaat
wisata, kebersihan, keramahtamahan spesifik kepuasan pelanggan bagi
warga, dan ketenangan suasana. perusahaan mencakup: dampak positif
2. Wisata alam, merupakan keadaan pada loyalitas pelanggan; berpotensi
wisata alam atau keindahan menjadi sumber pendapatan masa depan
pemandangan di objek wisata (terutama melaui pembelian ulang, cross-
3. Acara dan hiburan, yaitu ragam acara selling, dan up-selling); menekan biaya
dan hiburan yang disajikan di lokasi transaksi pelanggan di masa depan
objek wisata (terutama biaya-biaya komunikasi,
4. Atraksi bersejarah/budaya, yaitu penjualan, dan layanan pelanggan);
keadaan kebudayaan lokal yang menekan volatilitas dan risiko berkenaan
menjadi ciri khas dari objek wisata dengan prediksi aliran kas masa depan;
5. Infrastruktur, yaitu fasilitas pendukung meningkatnya toleransi harga (terutama
yang ada di dalam dan sekitar objek kesediaan untuk membayar harga premium
wisata dan pelanggan tidak mudah tergoda untuk
6. Aksesibilitas, yaitu kelancaran atau beralih pemasok); rekomendasi gethok
kemudahan akses untuk mencapai tular positif, pelanggan cenderung lebih
lokasi objek wisata reseptif terhadap produk-line extensions,
brand extensions, dan new add-on services

69 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
yang ditawarkan; serta meningkatnya ulang destinasi. Saat ini destinasi wisata
bargaining power relatif perusahaan menghadapi persaingan yang ketat antara
terhadap jejaring pemasok, mitra bisnis, satu sama lain dan mungkin menjadi lebih
dan saluran distribusi. (Tjiptono & sulit di tahun-tahun mendatang. Dengan
Chandra, 2012. hal. 57). demikian, manajer pemasaran harus
Berdasarkan pendapat dari Chi & memahami alasan mengapa wisatawan
Qu (2008), dinyatakan bahwa kepuasan setia untuk suatu destinasi wisata dan apa
wisatawan terhadap destinasi wisata yang mempengaruhi loyalitas mereka
adalah berkaitan dengan pengalaman (Chen dan Gursoy, 2001).
perjalanan terdiri akomodasi, cuaca, Menurut Griffin (2005, hal. 31)
lingkungan alam, lingkungan sosial dan Banyak perusahaan mengandalkan
lain-lain. instrumen yang digunakan untuk kepuasan pelanggan sebagai jaminan
mengukur variabel kepuasan wisatawan keberhasilan di kemudian hari tetapi
diukur dengan tujuh indikator, yaitu kemudian kecewa mendapati bahwa para
1. Penginapan, yaitu tempat menginap pelanggannya yang merasa puas dapat
bagi para wisatawan yeng berkunjung berbelanja produk pesaing tanpa ragu-
yang berada di sekitar lokasi objek ragu. Sebaliknya, loyalitas pelanggan
wisata; tampaknya ukuran yang lebih dapat
2. Atraksi wisata, yaitu adalah segala diandalkan untuk memprediksi
sesuatu yang ada di daerah pertumbuhan penjualan dan keuangan.
tujuan wisata yang merupakan daya Berbeda dari kepuasan, yang merupakan
tarik agar orang-orang mau datang sikap, loyalitas dapat didefinisikan
berkunjung ke tempat tersebut; berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan
3. Perbelanjaan, yaitu keadaan tempat- yang loyal adalah orang yang :
tempat perbelanjaan yang menyediakan 1. Melakukan pembelian berulang secara
cenderamata dan kebutuhan lain para teratur
wisatawan yang berada di sekitar objek 2. Membeli produk antar lini produk dan
wisata. jasa
4. Makanan, yaitu keragaman, kualitas 3. Mereferensikan kepada orang lain
dan harga makanan serta minuman 4. Menunjukan kekebalan terhadap
yang dijual di sekitar lokasi objek tarikan pesaing
wisata; Setiap kali pelanggan membeli, ia
5. Kegiatan dan acara, yaitu acara-acara bergerak melalui siklus pembelian.
yang ditampilkan serta kegiatan yang Pembeli pertama kali akana bergerak
bisa dilakukan/diikuti oleh wisatawan melui lima langkah, yaitu : pertama,
di lokasi objek wisata; menyadari produk, dan kedua, melakukan
6. Aksesibilitas, yaitu kelancaran atau pembelian awal. Kemudian, pembeli
kemudahan akses untuk mencapai bergerak melalui dua tahap pembentukan
lokasi objek wisata sikap, yang satu disebut “evaluasi pasca
7. Lingkungan, yaitu keadaan lingkungan pembelian” dan yang lainnya disebut
di dalam maupun di sekitar objek “keputusan membeli kembali”. Bila
wisata. Hal ini meliputi kemanan lokasi keputusan konsumen membeli kembali
wisata, kebersihan, keramahtamahan telah disetujui, langkah kelima, pembelian
warga, dan ketenangan suasana. kembali, akan mengikuti. Urutan dari
pembelian, evaluasi pasca-pembelian, dan
Loyalitas Destinasi keputusan membeli kembali, dengan
Loyalitas destinasi, menurut Yoon demikian membentuk lingkaran
dan Uysal (2005), mengacu pada pembelian kembali yang berulang
frekuensi mengulangi kunjungan atau beberapa kali, atau beberapa ratus kali,
keinginan relatif sama untuk mengunjungi selama terjalin hubungan antara

70 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
pelanggan dengan perusahaan dan produk gambar berikut :
serta jasanya. Hal tersebut terlihat seperti

● Pembelian
kembali
Lingkaran Pembelian ● Keputusan membeli
Kembali kembali

●Kesadaran ●Pembelian awal


● Evaluasi pasca-
pembelian

Gambar 1. Siklus Pembelian

Yoon dan Uysal (2005)


menunjukkan bahwa destinasi dapat Metodologi Penelitian
disebut sebagai produk dan pengunjung Hubungan Antar Variabel
dapat mengunjungi mereka lagi atau 1. Hubungan antara e-WOM dengan
merekomendasikan orang lain untuk Citra destinasi
mengunjungi destinasi tersebut. Loyalitas Semakin banyaknya informasi
destinasi berhubungan langsung dengan positif tentang suatu destinasi wisata di
perilaku pengunjung segera setelah media sosial maka akan semakin
menyelesaikan perjalanan, dan merupakan meningkatkan popularitas citra
salah satu indikator yang digunakan untuk destinasi wisata tersebut di masyarakat.
mengukur keberhasilan strategi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
pemasaran sehingga dapat meningkatkan Setiawan (2013) yang menyatakan
daya saing destinasi. bahwa ada pengaruh positif signifikan
Loyalitas menunjukkan dimensi antar e-WOM dengan citra destinasi.
perilaku dan sikap. Hal ini juga harus Dengan demikian dapat dibuat hipotesis
dicatat bahwa loyalitas destinasi :
tergantung pada persepsi wisatawan H1 : Ada pengaruh positif signifikan
'tentang tempat dan bagaimana potensi antara e-WOM dengan Citra destinasi.
wisatawan melihat dari informasi yang 2. Hubungan antara e-WOM dengan
diberikan kepada mereka oleh orang- Kepuasan Wisatawan
orang yang telah mengunjungi (Yoon dan Menurut Castaneda et al., (2007),
Uysal, 2005). Jadi untuk kesetiaan semakin tinggi kepuasan wisatawan
destinasi untuk menjadi efektif, citra dengan internet, semakin tinggi
destinasi harus membentuk persepsi kepuasan dengan destinasi wisata yang
positif di benak wisatawan. Untuk mereka kunjungi. Hal ini dikarenakan
mengukur loyalitas destinasi, instrumen internet menyediakan informasi lebih
yang digunakan mengacu kepada tiga lanjut yang diperlukan oleh wisatawan
indikator, yaitu: niat datang kembali, tentang suatu destinasi wisata, sehingga
rekomendasi, dan penilaian positif dapat merencanakan perjalanan mereka
(Zeithaml et . Al, 1996) dalam Setiawan, dengan baik dan sesuai harapan mereka.
2013). Dengan demikian dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut :

71 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
H2: Ada pengaruh positif signifikan langsung mempengaruhi atribut
antara e-WOM dengan Kepuasan kepuasan. Selain itu, citra destinasi dan
wisatawan. atribut kepuasan juga langsung
3. Hubungan antara Citra destinasi mempengaruhi kepuasan secara
dengan Kepuasan wisatawan keseluruhan. Akibatnya, kepuasan
Menurut Prasiasa (2013) produk secara keseluruhan dan atribut
pariwisata yang besifat tangible dan kepuasan, positif dan langsung
intangible menjadi dasar komponen mempengaruhi loyalitas destinasi.
pelayanan di destinasi pariwisata, salah Prayag dan Ryan (2011) menyatakan
satunya adalah citra destinasi. Semakin bahwa citra destinasi, keterlibatan
baik komponen pelayanan suatu produk pribadi dan tempat, mempengaruhi
wisata maka akan semakin baik pula loyalitas pengunjung (datang kembali
tingkat kepuasan pengunjungnya. dan rekomendasi), yang dimediasi oleh
Setiawan (2013) dan Puh (2014) variabel kepuasan. Rajesh (2013)
menyatakan bahwa ada pengaruh positif menyatakan bahwa perspsi wisatawan,
signifikan antara citra destinasi dengan citra destinasi dan kepuasan wisatawan
kepuasan. Hasil penelitian yang mempengaruhi langsung loyalitas
dilakukan oleh Chi dan Qu (2008) destinasi. Dengan hal-hal tersebut di
menyatakan bahwa citra destinasi atas maka dapat dibuat hipotesi sebagai
langsung mempengaruhi atribut berikut :
kepuasan. Selain itu, citra destinasi dan H4 : Ada pengaruh positif signifikan
atribut kepuasan juga langsung antara Citra destinasi dengan Loyalitas
mempengaruhi kepuasan secara destinasi
keseluruhan. Dengan demikian dapat H5 : Ada pengaruh positif signifikan
dibuat hipotesis sebagai berikut : antara Kepuasan wisatawan dengan
H3 : Ada pengaruh positif signifikan Loyalitas destinasi
antara Citra destinasi dengan Kepuasan
wisatawan. Kerangka Berpikir
4. Hubungan Citra destinasi, Kepuasan Menurut Uma Sekaran dalam
dan Loyalitas Sugiyono (1997) mengemukakan bahwa
Setiawan (2013) menyatakan kerangka pemikiran merupakan model
bahwa citra destinasi memberikan konseptual tentang bagaimana teori
dampak positif yang signifikan terhadap berhubungan dengan berbagai faktor yang
loyalitas, serta adanya pengaruh positif telah diidentifikasi sebagai masalah yang
yang signifikan kepuasan dengan penting. Kerangka pemikiran yang baik
loyalitas. Hasil penelitian yang akan menjelaskan secara teoritis hubungan
dilakukan oleh Chi dan Qu (2008) antara variabel yang akan diteliti..
menyatakan bahwa citra destinasi

Citra
destinasi H
H
H Loyalitas
e-WOM
destinasi
H H
Kepuasan
wisatawan
Gambar 2. Kerangka Berpikir

72 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Populasi dan sampel peneltian Metode pengumpulan data
Populasi dalam penelitian ini adalah Metode yang digunakan untuk
seluruh pengunjung PBB Setu Babakan mengumpulkan data dalam penelitian ini
sejak tahun 2000 atau sejak PBB Setu adalah sebagai berikut:
Babakan diresmikan. Sedangkan yang 1) Metode wawancara, merupakan teknik
menjadi sampel dalam penelitian ini pengumpulan data dengan mengadakan
adalah pengunjung PBB Setu babakan tanya jawab secara langsung, baik
yang telah berkunjung minimal dua kali, dengan Pengelola PBB Setu Babakan
berusia di atas 17 tahun dan aktif maupun warga sekitar untuk
menggunakana internet. Dalam penelitian memperoleh data yang lebih lengkap
ini jumlah sampel yang digunakan adalah dan akurat. Wawancara ini dilakukan
280 data sampel. mulai Desember 2015-Januari 2016.
Teknik pengambilan sampel yang 2) Metode survey, merupakan metode
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan
purposive sampling. Menurut Sugiyono dengan cara membagikan daftar
(2013, hal.218-219) purposive sampling pernyataan (kuesioner) kepada
adalah teknik penentuan sampel dengan responden yang merupakan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang pengunjung PBB Setu Babakan untuk
digunakan dalam memilih responden mendapatkan data yang berhubungan
yaitu: dengan masalah yang diteliti.
1) Responden adalah pengunjung PBB Penyebaran angket ini dilakukan mulai
Setu Babakan dengan tingkat Desember 2015-Januari 2016.
pendidikan minimal SMA atau
sederajat dan pengguna internet aktif Analisa Pembahasan
dengan pertimbangan pengunjung Deskripsi responden yang mengisi
tersebut mampu memahami butir-butir angket penelitian yang meliputi data
pernyataan dan mampu untuk intensitas pengguaan internet, suku,
memberikan pendapat terhadap intensitas mengunjungi Setu Babakan,
pernyataan dalam kuesioner. alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
2) Responden adalah pengunjung PBB usia, pekerjaan, pengeluaran per bulan,
Setu Babakan yang pernah berkunjung dan pendidikan terkahir responden. Data-
minimal dua kali dengan alasan lebih data tersebut selengkapnya disajikan
mengenal kondisi lingkungan PBB dalam tabel 2. sebagai berikut :
Setu Babakan.
Tabel 2. Deskripsi Responden
Frequency Percent
sangat sering 110 39.3
sering 126 45.0
Intensitas menggunakan
jarang 42 15.0
internet
sangat jarang 2 .7
Total 280 100.0
Betawi 86 30.7
Jawa 120 42.9
Sunda 36 12.9
Suku Batak 16 5.7
Padang 16 5.7
Lainnya 6 2.1
Total 280 100.0
2 kali 71 25.4
Intensitas mengunjungi 3-5 kali 103 36.8
Setu Babakan lebih dari 5 kali 106 37.9
Total 280 100.0

73 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Jakarta Selatan 80 28.6
Jakarta Timur 74 26.4
Jakarta Pusat 8 2.9
Jakarta Barat 2 .7
Jakarta Utara 12 4.3
Alamat
Depok 30 10.7
Bekasi 54 19.3
Tangerang 4 1.4
Bogor 16 5.7
Total 280 100.0
Pria 166 59.3
Jenis Kelamin Wanita 114 40.7
Total 280 100.0
Menikah 94 33.6
Status perkawinan Belum Menikah 186 66.4
Total 280 100.0
17 - 22 tahun 124 44.3
23 - 30 tahun 66 23.6
31 - 40 tahun 36 12.9
Usia
41 - 50 tahun 38 13.6
di atas 50 tahun 16 5.7
Total 280 100.0
Pelajar/Mahasiswa 108 38.6
Karyawan swasta 94 33.6
PNS/ Anggota 6 2.1
TNI/Polri
Pekerjaan
Wiraswasta 22 7.9
Profesional 8 2.9
Lainnya 42 15.0
Total 280 100.0
di bawah 1 juta 94 33.6
1 - 2 juta 52 18.6
2 - 3 juta 78 27.9
Pengeluaran per bulan
3 - 5 juta 36 12.9
di atas 5 juta 20 7.1
Total 280 100.0
SD/SMP 14 5.0
SMU/D1 140 50.0
D3 62 22.1
Pendidikan S1 36 12.9
S2 26 9.3
S3 2 .7
Total 280 100.0
Sumber : angket diolah

Penyederhanaan Model 2ndCFA indikator dari variabel terkait. Tingkat


Variabel Penelitian kedua adalah sebuah CFA yang
Second order confirmatory factor menunjukkan hubungan antara variabel-
analysis (2ndCFA) adalah model variabel laten pada tingkat pertama sebagai
pengukuran yang terdiri dari dua tingkat. indikator-indikator dari sebuah variabel
Tingkat pertama adalah sebuah CFA yang laten tingkat kedua. (Wijayanto, 2008).
menunjukan hubungan antara variabel-
variabel teramati sebagai indikator-

74 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Model 2ndCFA e-WOM

Gambar 3. Diagram Lintasan Model 2ndCFA e-WOM berdasarkan nilai standardized


solutions

Tabel 3. Nilai GOFI Model 2ndCFA e-WOM


Nilai Hasil Nilai Standar Kesimpulan
GOFI Hitung untuk
Kecocokan Baik
RMSEA 0.05 ≤ 0,08 Kecocokan baik
NFI 0.97 ≥ 0,90 Kecocokan baik
NNFI 0.98 ≥ 0,90 Kecocokan baik
CFI 0.99 ≥ 0,90 Kecocokan baik
IFI 0.99 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RFI 0.95 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RMR 0.02 ≤ 0,05 Kecocokan baik
GFI 0.96 ≥ 0,90 Kecocokan baik
AGFI 0.92 ≥ 0,90 Kecocokan baik
Sumber : data diolah

Table 4. Validitas dan Reliabilitas Model 2ndCFA e-WOM


Dimensi variabel SLF t-value Composite Variance Keterangan
≥0,5 ≥1,96 Reliability Extracted
(CR) ≥0,70 (VE) ≥0,50
2ndCFA
e-WOM 0,89 0,73 reliabel
Kualitas 0,63 6,35 valid
Kuantitas 0,94 8,20 valid
Keahlian 0,75 9,35 valid
Sumber : data diolah

75 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Model 2ndCFA Citra destinasi

Gambar 4. Diagram Lintasan Model 2ndCFA Citra destinasi berdasarkan nilai


standardized solutions

Tabel 5. Nilai GOFI Model 2ndCFA Citra destinsi


GOFI Nilai Hasil Hitung Nilai Standar untuk Kesimpulan
Kecocokan Baik
RMSEA 0.06 ≤ 0,08 Kecocokan baik
NFI 0.94 ≥ 0,90 Kecocokan baik
NNFI 0.96 ≥ 0,90 Kecocokan baik
CFI 0.97 ≥ 0,90 Kecocokan baik
IFI 0.97 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RFI 0.93 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RMR 0.05 ≤ 0,05 Kecocokan baik
GFI 0.79 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
AGFI 0.74 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
Sumber : data diolah

Tabel 6. Validitas dan Reliabilitas Model 2ndCFA Citra Destinasi


Dimensi variabel SLF t-value Composite Variance Keterangan
≥0,5 ≥1,96 Reliability Extracted
(CR) ≥0,70 (VE) ≥0,50
2ndCFA
CITRA DESTINASI 0,94 0,65 reliabel
Lingkungan 0,71 7,11 valid
Wisata alam 0,79 12,22 valid
Acara & hiburan 0,78 10.60 valid
Atraksi bersejarah 0,76 9,89 valid
Infrastruktur 0,66 8,99 valid
Aksesibilitas 0,58 6,53 valid
Relaksasi 0,83 11,69 valid
Kegiatan luar ruangan 0,73 11,60 valid
Harga dan nilai 0,60 7,08 valid
Sumber : data diolah

76 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Model 2ndCFA Kepuasan wisatawan

Gambar 5. Diagram Lintasan Model 2ndCFA Kepuasan wisatawan berdasarkan nilai


standardized solutions

Tabel 7. Nilai GOFI Model 2ndCFA Kepuasan wisatawan


GOFI Nilai Hasil Hitung Nilai Standar untuk Kesimpulan
Kecocokan Baik
RMSEA 0.08 ≤ 0,08 Kecocokan baik
NFI 0.91 ≥ 0,90 Kecocokan baik
NNFI 0.93 ≥ 0,90 Kecocokan baik
CFI 0.94 ≥ 0,90 Kecocokan baik
IFI 0.94 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RFI 0.90 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RMR 0.08 ≤ 0,05 Kecocokan kurang baik
GFI 0.75 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
AGFI 0.69 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
Sumber : data diolah

Tabel 8. Validitas dan Reliabilitas Model 2ndCFA Kepuasan Wisatawan


Variabel SLF t-value Composite Variance Keterangan
≥0,5 ≥1,96 Reliability Extracted
(CR) ≥0,70 (VE) ≥0,50
2ndCFA
KEPUASAN 0,93 0,65 reliabel
Penginapan 0,57 12,86 valid
Atraksi Wisata 0,68 12,98 valid
Perbelanjaan 0,68 13,94 valid
Makanan 0,80 8,94 valid
Kegiatan dan acara 0,89 8,91 valid
Aksesibilitas 0,73 10,02 valid
Lingkungan 0,69 4,84 valid
Sumber : data diolah

77 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Model 2ndCFA Loyalitas Destinasi

Gambar 6. Diagram Lintasan Model 2ndCFA Loyalitas destinasi berdasarkan nilai


standardized solutions

Tabel 9. Nilai GOFI Model 2ndCFA Loyalitas destinasi


GOFI Nilai Hasil Hitung Nilai Standar untuk Kesimpulan
Kecocokan Baik
RMSEA 0.05 ≤ 0,08 Kecocokan baik
NFI 0.99 ≥ 0,90 Kecocokan baik
NNFI 0.99 ≥ 0,90 Kecocokan baik
CFI 1.00 ≥ 0,90 Kecocokan baik
IFI 1.00 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RFI 0.98 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RMR 0.02 ≤ 0,05 Kecocokan baik
GFI 0.97 ≥ 0,90 Kecocokan baik
AGFI 0.91 ≥ 0,90 Kecocokan baik
Sumber : data diolah

Tabel 10. Validitas dan Reliabilitas Model 2nd CFA Loyalitas destinasi
Dimensi variabel SLF t-value Composite Variance Keterangan
≥0,5 ≥1,96 Reliability Extracted
(CR) ≥0,70 (VE) ≥0,50
2ndCFA
LOYALITAS DESTINASI 0,93 0,83 reliabel
Niat datang kembali 0,77 8,31 valid
Rekomendasi 0,98 12,36 valid
Menilai positif 0,79 9,80 valid
Sumber : data diolah

78 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Model Struktural Seluruh Variabel

Gambar 7. Diagram Lintasan seluruh variabel berdasarkan nilai-t

Citra destinasi
7,79
2,92

9,88
Loyalitas destinasi
e-WOM

-1,88 -0,78

Kepuasan wisatawan

Gambar 8. Diagram Lintasan (disesuaikan) seluruh variabel berdasarkan nilai-t

Uji kecocokan model struktural seluruh variabel

Tabel 11. Nilai GOFI seluruh variabel


GOFI Nilai Hasil Nilai Standar untuk Kesimpulan
Hitung Kecocokan Baik
RMSEA 0.11 ≤ 0,08 Kecocokan kurang baik
90 Percent Confidence (0.11 ; 0.12) RMSEA berada dalam Presisi yang baik
Interval for RMSEA interval
(0.11 ; 0.12)
NFI 0.91 ≥ 0,90 Kecocokan baik
NNFI 0.92 ≥ 0,90 Kecocokan baik
CFI 0.93 ≥ 0,90 Kecocokan baik
IFI 0.93 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RFI 0.90 ≥ 0,90 Kecocokan baik
RMR 0.10 ≤ 0,05 Kecocokan kurang baik
GFI 0.74 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
AGFI 0.67 ≥ 0,90 Kecocokan kurang baik
Sumber : data diolah

79 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Uji validitas dan reliabilitas model struktural seluruh variabel

Tabel 12. Uji validitas dan reliabilitas model struktural seluruh variabel
Dimensi dan Indikator SLF t-value Composite Variance Kesimpulan
≥0,5 ≥1,96 Reliability Extracted
(CR) ≥0,70 (VE) ≥0,50
e-WOM (A) 0,81 0,59 reliable
Kualitas (A1) 0,66 valid
Kuantitas (A2) 0,53 10,93 valid
Keahlian pengirim (A3) 0,83 7,72 valid
CITRA DESTINASI (B) 0,94 0,63 reliable
Lingkungan (B1) 0,64 valid
Wisata alam (B2) 0,79 9,69 valid
Acara & Hiburan (B3) 0,79 11,64 valid
Atraksi bersejarah (B4) 0,73 8,08 valid
Infrastruktur (B5) 0,67 7,93 valid
Aksesibilitas (B6) 0,57 7,71 valid
Relaksasi (B7) 0,85 11,43 valid
Kegiatan luar ruangan (B8) 0,73 8,23 valid
Harga & nilai (B9) 0,56 8,22 valid
KEPUASAN WISATAWAN (C) 0,96 0,79 reliable
Penginapan (C1) 0,87 valid
Atraksi wisata (C2) 0,83 29,72 valid
Perbelanjaan (C3) 0,78 21,82 valid
Makanan (C4) 0,86 26,66 valid
Kegiatan & acara (C5) 0,90 30,00 valid
Aksesibilitas (C6) 0,78 26,94 valid
Lingkungan (C7) 0,76 20,79 valid
LOYALITAS DESTINASI (D) 0,81 0,58 reliable
Niat datang kembali (D1) 0,73 valid
Rekomendasi (D2) 0,63 18,18 valid
Menilai positif (D3) 0,66 15,85 valid
Sumber : data diolah

Tabel 13. Nilai-t dan koefisien pada Model Struktural e-WOM


Path Estimasi Nilai-t Kesimpulan
(>1,96)
1 e-WOM → Citra destinasi 0,25 2,92 Signifikan
2 e-WOM → Kepuasan wisatawan -0,17 -1,88 Tidak signifikan
3 Citra destinasi → Kepuasan wisatawan 2,70 9,88 Signifikan
4 Citra destinasi → Loyalitas destinasi 1,61 7,79 Signifikan
5 Kepuasan wisatawan → Loyalitas destinasi -0,015 -0,78 Tidak signifikan
Sumber : data diolah

Interpretasi hubungan antar variabel mencari atau memberikan atau informasi


Pengaruh antara e-WOM dengan Citra mengenai Setu Babakan. Informasi
destinasi mengenai Setu Babakan yang awalnya dari
Informasi yang disampaikan satu seorang bisa menyebar secara cepat
seseorang kepada orang lain mengenai atau menajadi viral ke orang lain dengan
Setu Babakan dari mulut ke mulut atau adanya internet.
yang lebih dikenal dengan istilah word of Dari tiga dimensi penyusun e-WOM,
mouth lebih cepat menyebar dengan satu dimensi, yaitu kualitas e-WOM tidak
adanya internet. Dengan internet seseorang mempengaruhi e-WOM secara keseluruhan
dapat memanfaatkan komuniksi melalui dalam mempengaruhi Citra destinasi. Hal
website, email atau situs-situs jejaring ini berarti bahwa e-WOM mengenai Setu
sosial seperti tweeter atau facebook untuk Babakan lebih dipengaruhi oleh

80 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
banyaknya informasi/gambar-gambar Setu disukai dan ditanggapi positif oleh banyak
Babakan dibandingkan kualitas orang, sehingga foto-foto Setu babakan
informasi/gambar-gambar itu sendiri. e- yang di-upload adalah foto-foto yang
WOM Setu Babakan lebih dipengaruhi menarik yang diambil dari sudut-sudut
oleh bervariasinya informasi/gambar- terbaik dengan demikian foto-foto Setu
gambar mengenai Setu Babakan di internet Babakan yang di-upload di media sosial
yang dikirim oleh banyak pengguna bisa terkesan luar biasa dan tentu saja bisa
internet dibandingkan dengan keterkinian meningkatkan reputasi baik Setu Babakan.
dan kelengkapan dari informasi atau Semakin banyaknya e-WOM positif
gambar-gambar itu sendiri. Informasi mengenai Setu Babakan tentu saja semakin
lengkap dan terkini sangat dibutuhkan meningkatkan Citra positif Setu Babakan.
seseorang dalam mencari informasi di Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
internet, namun karena belum adanya Setiawan (2013) yang menyatakan bahwa
website resmi mengenai Setu Babakan ada pengaruh positif signifikan antara e-
sehingga umumnya informasi mengenai WOM dengan Citra destinasi.
Setu Babakan didapat dari blog-blog
pribadi yang mengulas Setu Babakan. Pengaruh antara e-WOM dengan
Blog-blog pribadi ini masih banyak Kepuasan wisatawan
kelemahannya diantaranya tidak memiliki Kepuasan seseorang mengenai
data terbaru mengenai Setu Babakan, kunjungannnya ke Setu Babakan
seperti tidak lengkapnya agenda kegiatan tergantung dari apa yang dia alami
atau acara-acara yang akan ditmpilkan di langsung selama kunjungannya ke Setu
Setu Babakan. Blog biasanya berisi berita Babakan. Maraknya pemberitaan Setu
tentang acara yang sudah terjadi, namun Babakan di internet belum tentu sama
tidak ada agenda acara yang lengkap dan dengan apa yang dialami langsung oleh
terperinci yang akan laksanakan di hari- setiap wisatawan. Informasi atau foto Setu
hari berikutnya. Babakan yang ada di internet bisa saja
Dimensi e-Wom dalam diambil pada saat hari-hari tertentu yang
mempengaruhi Citra destinasi lebih memang sedang ada acara khusus sehingga
dipengaruhi oleh kuantitas e-Wom serta Setu Babakan menjadi meriah dan kental
keahlian pengirim pesan. Maraknya dengan suasana Betawi, atau para
pengunaan kamera digital dan mudahnya fotografer yang mengambil gambar pada
pengguna internet meng-upload foto di hari-hari atau jam-jam tertentu sehingga
media sosial, seperti facebook, tweeter, foto Setu Babakan menjadi meriah dan
instagram, dll lebih memudahkan sangat indah, namun pada saat seseorang
seseorang menyebarkan foto dan informasi melihat Setu Babakan secara langsung
singkat mengenai Setu Babakan di suasanya biasa-biasa saja. Hal ini bisa saja
internet. Foto dan informasi singkat yang terjadi mengingat acara-acara khusus yang
beredar akan lebih cepat dan luas di tampilkan di Setu Babakan tidak setiap
peredarannya jika foto atau informasi hari atau hanya pada saat-saat tertentu
singkat tersebut mendapat tanggapan, saja.
disukai (like) atau bahkan disebarkan Belum adanya website resmi yang
ulang (share) oleh pegguna lain. Pada dimiliki PBB Setu Babakan
umumnya penguna facebook atau media mengakibatkan masyarakat kesulitan
sosial lainnya menginginkan sesuatu yang mencari informasi mengenai kegiatan atau
ditulisnya (status) serta foto-foto yang di- acara yang akan ditampilkan. Pengguna
upload-nya disukai dan mendapatkan internet hanya mengandalkan blog-blog
tanggapan positif dari pengguna lain. Ada pribadi atau gambar-gambar yang
kebanggaan tersendiri para pengguna disebarkan pengguna internet lain dalam
media sosial jika foto atau statusnya mencari informasi mengenai Setu

81 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Babakan. Masyarakat berharap jika seorang fotografer mengambil gambar/foto
kunjungannya ke Setu Babakan akan lingkungan Setu Babakan pada sudut-
disajikan berbagai macam atraksi wisata sudut tertentu serta mengeditnya agar
dan hiburan bernuansa Betawi sesuai terlihat menjadi sangat rimbun dan sejuk,
informasi dan gambar-gambar yang namun tidak seluruhnya benar jika melihat
didapat di internet, namun pada saat kondisi langsung di lapangan. Foto-foto
mengunjungi Setu Babakan kegiatan atau tersebutlah yang nanatinya akan beredar di
acaranya tidak sesuai harapan. internet dan diakses masyarakat khususnya
Tidak berpengaruhnya antara e- para calon pengunjung. Setu Babakan
WOM dengan Kepuasan wisatawan PBB yang lokasinya masih di Jakarta,
Setu Babakan sesuai dengan hasil khususnya Jakarta Selatan, pengguna
penelitian Setiawan (2013) yang internet menganggap memiliki keadaan
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan yang relatif sama dalam hal
antara e-WOM dengan Kepuasan keamanan, kebersihan, keramahan warga
wisatawan. sekitar, suasana lingkungan serta keadaan
cuaca dengan lokasi-lokasi lain di Jakarta,
Pengaruh antara Citra destinasi dengan khususnya Jakarta Selatan. Jika Setu
Kepuasan wisatawan Babakan memiliki lingkungan yang benar-
Menurut Prasasia (2013) produk benar beda dengan wilayah lain di Jakarta
pariwisata yang besifat tangible dan maka akan Setu Babakan akan memiliki
intangible menjadi dasar komponen daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya.
pelayanan di destinasi pariwisata, salah Dengan demikian lingkungan yang sejuk
satunya adalah citra destinasi. Semakin dan asri harus benar-benar diciptakan di
baik komponen pelayanan suatu produk Setu Babakan untuk memuaskan
wisata maka akan semakin baik pula pengunjung yang datang.
tingkat kepuasan pengunjungnya. Berpengaruh Citra destinasi dengan
Dari sembilan dimensi penyusun Kepuasan wisatawan sesuai dengan hasil
Citra destinasi, delapan dimensi penelitian Setiawan (2013) dan Puh (2014)
mempengaruhi Citra destinasi PBB Setu menyatakan bahwa ada pengaruh positif
Babakan, yaitu : wisata alam, acara dan signifikan antara Citra destinasi dengan
hiburan, atraksi bersejarah/budaya, Kepuasan. Hasil penelitian yang dilakukan
infrastruktur, aksesibilitas, relaksasi, oleh Chi dan Qu (2007) menyatakan
kegiatan luar ruangan serta harga dan nilai, bahwa citra destinasi langsung
sedangkan satu dimensi, yaitu : lingkungan mempengaruhi atribut kepuasan. Selain
PBB Setu Babakan, tidak mempengaruhi itu, Citra destinasi dan atribut Kepuasan
Citra destinasinya. juga langsung mempengaruhi Kepuasan
Setu Babakan yang memiliki citra secara keseluruhan.
sebagai pusat Perkampungan Budaya
Betawi yang masih asri dan menarik Pengaruh antara Citra Destinasi dengan
perhatian pengunjungnya untuk menikmati Loyalitas Destinasi
objek wisata alam berupa danau dan atau Semakin baik citranya semakin loyal
pagelaran kesenian Betawi sambil juga pengunjungnya. Hal ini sesuai dengan
menikmati kuliner khas Betawi di hasil penelitian Setiawan (2014) dan Chi
pinggiran kota Jakarta dengan biaya murah Qu (2007) yang menyatakan Citra
meriah. Jika pengujung yang datang destinasi memberikan dampak positif yang
mengalami hal yang sesuai dengan signifikan terhadap Loyalitas.
gambarannya maka kepuasan pengunjung Setu Babakan yang identik dengan
akan tercipta. Kebudayaan Betawi, pada umumnya
Berkembang pesatnya teknologi mayoritas pengunjungnya adalah
informasi dan foto digital memungkinkan masyarakat sekitar Setu Babakan atau dari

82 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
daerah lain yang relatif dekat ke Jakarta Jika hal ini terus berlanjut maka citra Setu
Selatan, seperti Jakarta Timur, Depok dan Babakan akan buruk bagi para pecinta
Bekasi. Hal ini terlihat dari deskripsi tabel kuliner, dan bukan tidak mungkin
responden dimana mayoritas pengunjung pengunjung akan beralih ke tempat-tempat
dari Jakarta Selatan sebanyak 28,6%, lain untuk membeli makanan & minuman
Jakarta Timur sebanyak 26,4%, Bekasi sejenis yang harganya relatif lebih murah.
19,3%, Depok 10,7% dan sisanya dari
daerah lain seperti Jakarta Pusat, Jakarta Pengaruh antara Kepuasan Wisatawan
Barat, Bogor, dll. Mayoritas responden dengan Loyalitas Destinasi
berasal dari suku Jawa sebanyak 42,9% Pada umumnya Kepuasan akan
dan bersuku Betawi sebanyak 30,7%. mempengaruhi Loyalitas, namun pada
Dengan adanya Setu Babakan sebagai penelitian ini Kepuasan wisatawan tidak
objek wisata menjadikan alternatif pilihan mempengaruhi Loyalitas destinasi PBB
bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk Setu Babakan. Kepuasan wisatawan yang
mengisi waktu luang seperti berolah raga, terdiri dari tujuh indikator, yaitu kepuasan
berrekreasi, melihat pagelaran kebudayaan mengenai penginapan, atraksi wisata,
Betawi, wisata kuliner khas Betawi, dan perbelanjaan, makanan, kegiatan & acara,
lain-lain dengan biaya yang dikeluarkan aksesibilitas, serta lingkungan tidak
relatif murah. Jika citra Setu Babakan mempengaruhi loyalitas pengunjung untuk
sebagai Perkampungan Budaya Betawi datang kembali.
dengan lingkungan yang masih asri tetap Pengunjung PBB Setu Babakan pada
terjaga baik maka loyalitas pengunjung umumnya dibedakan menjadi dua
akan baik, namun jika citranya buruk maka kelompok, yaitu pengunjung yang berasal
pengujung akan beralih ke tempat-tempat dari masyarakat sekitar (Depok, Lenteng
lain yang lebih baik. Agung, Cilandak, Pasar Minggu, Cinere,
Acara serta hiburan yang dan kawasan lain sekitar Jagakarsa Jakarta
ditampilkan menjadi penilaian tersendiri Selatan), dan pengunjung yang bukan
bagi pengunjung dalam menilai suatu berasal dari masyarakat sekitar PBB Setu
objek wisata. Jika Setu Babakan sepi Babakan. Pengunjung yang berasal dari
hiburan maka citranya akan buruk di masyarakat sekitar biasanya datang pagi
masyarakat dan tentu saja masyarakat akan hari sekitar jam 6 sampai jam 10 pagi dan
enggan berkunjung atau kembali lagi ke sore hari sekitar jam 16 sampai jam 18.
Setu Babakan. Aktivitasnya biasanya berolah raga,
Akses jalan serta infrastruktur bersepeda, memancing, wisata kuliner, dll.
penunjang menjadi perhatian penting bagi Sedangkan pengujung yang berasal dari
pengunjung dalam menilai dan luar/bukan masyarakat sekitar biasanya
mengunjungi Setu Babakan. Jika datang mulai jam 9 pagi sampai sore hari.
kondisinya memadai maka citranya akan Aktivitas pengunjung dari luar ini, selain
baik dan tentu saja pengunjung akan rekreasi juga untuk menonton hiburan
datang kembali di lain waktu, namun jika yang disediakan pengelola Setu Babakan
kondisinya buruk maka tentu saja pada siang sampai sore hari.
pengunjung akan enggan kembali lagi. Belum banyaknya tempat-tempat
Dimensi harga dan nilai, terutama penginapan yang tersedia akibat dari
harga makanan dan minuman yang dijual belum banyaknya wisatawan luar daerah
di PBB Setu Babakan juga harus yang berkunjung. Pengujung PBB Setu
diperhatikan. Berdasarkan data deskripsi Babakan mayoritas berasal dari Jakarta
variabel Citra destinasi, jumlah responden dan sekitarnya yang tempat tinggalnya
yang meragukan kewajaran harga relatif dekat dengan Setu Babakan,
makanan dan minuman sebesar 25,7% dan sehingga tidak memerlukan tempat
yang menyatakan tidak wajar sekitar 11%. penginapan saat berkunjung. Selain itu,

83 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
atraksi wisata dan acara hiburan yang sekadar keliling danau Setu Babakan.
disajikan juga masih terbatas, diadakan Begitu juga dengan pengunjung yang
hanya pada siang hari saja, itupun biasanya bukan berasal dari daerah sekitar, karena
diadakan hanya pada hari Minggu. Potensi biaya yang dikeluarkan relatif murah,
atraksi wisata dan acara hiburan yang maka kemungkinan besar akan kembali
disajikan pada pagi dan malam hari belum lagi walaupun tidak puas dengan keadaan
digarap maksimal, sehingga tidak ada Setu Babakan.
keinginan untuk menginap bagi para Selain itu, maraknya kamera digital
pengunjung yang datang. dan mudahnya serta relatif murahnya akses
Ketersediaan tempat-tempat internet memungkinkan seseorang
perbelanjaan yang menjual aneka cendera menyebarkan foto-foto Setu Babakan yang
mata serta makanan dan minuman khas mereka kunjungi di situs-situs jejaring
Setu Babakan masih belum tertata baik. sosial. Hal ini terlihat dari data deskripsi
Para pedagang masih menempati lahan- variabel loyalitas dimana sekitar 81,5%
lahan kosong di pinggir jalan serta taman responden akan menyebarkan foto-foto
dalam menjajakan barang dagangannya. kunjungannya ke Setu Babakan di internet,
Selain belum adanya tempat parkir yang seperti facebook, tweeter, dll. Dengan
memadai, keberadaan para pedagang ini demikian akan terjadi penyebaran
sering menimbulkan kemacetan lalu lintas informasi dari mulut ke mulut, terutama
karena para pembeli akan berhenti atau secara elektronik, mengenai Setu Babakan
memarkirkan kendaraannya di sepanjang oleh para pengunjungnya.
jalan. Tidak berpengaruhnya kepuasan
Kondisi lingkungan yang bersih terhadap loyalitas sesuai dengan hasil
belum cukup bagi pengunjung tanpa penelitian Chiou (2006) yang
ditunjang faktor jaminan keamanan dan berkesimpulan bahwa kepercayaan dan
keselamatan pengunjung. Kebersihan kepuasan konsumen adalah dasar perilaku
danau memiliki tingkat ketidakpuasan loyalitas, konsumen bukan hanya terlibat
tertinggi, yaitu sekitar 10,7%. Hal ini pembelian tinggi suatu produk saja tetapi
diakibatkan masih belum maksimalnya juga karena telah berinvestasi dalam aset
kesadaran warga dalam menjaga tertentu, atau dengan kata lain konsumen
kebersihan danau, sampah yang berasal telah membayar mahal di awal pembelian
dari sungai masih sering masuk ke danau suatu produk sehingga melanjutkan
walaupun sudah ada tim khusus yang membeli lagi produk tersebut.
menangani kebersihan danau dan Terkait pengunjung Setu Babakan,
lingkungan Setu Babakan. Selain itu pengunjung yang loyal bukan karena
sekitar 6% pengunjung masih belum puas kepuasan mereka mengenai tempat
dan sekitar 33% masih ragu akan penginapan, atraksi wisata, perbelanjaan,
keamanan di Setu Babakan. Hal ini terkait makanan, kegiatan & acara, aksesibilitas,
lokasi parkir kendaraan yang masih belum serta lingkungan, akan tetapi
tertata dan dikelola dengan baik, sehingga pengunjungnya loyal karena murahnya
pengunjung khawatir akan kemanan biaya yang dikeluarkan saat mengunjungi
kendarannya. Setu Babakan serta mudahnya
Bebasnya biaya masuk pagi menyebarkan informasi singkat dan foto-
pengunjung yang datang, baik masyarakat foto Setu Babakan di internet terutama di
sekitar atau bukan masyarakat sekitar, dan media-media sosial.
dekatnya jarak tempat tinggal dengan
lokasi Setu Babakan memungkinkan
pengujung yang berasal dari masyarakat
sekitar untuk datang pagi dan kembali lagi
pada siang atau sore hari walaupun hanya

84 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Kesimpulan & Saran 4. Adanya berbagai komunitas hobi di
Kesimpulan Setu Babakan, seperti komunitas sepeda
1. Ada pengaruh yang positif signifikan tua, fotografi, sanggar tari, mincing,
antara e-WOM dengan Citra destinasi dan lain-lain dapat dirangkul untuk
PBB Setu Babakan; bekerjasama dalam menyebarkan e-
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan WOM ini di internet.
antara e-WOM dengan Kepuasan 5. Meningkatkan keamanan, menjaga
wisatawan PBB Setu Babakan; kebersihan danau dan lingkungan
3. Ada pengaruh yang positif signifikan sekitar, menjaga sikap dan keramahan
antara Citra destinasi dengan Kepuasan warga sekitar, dan menciptakan suasana
wisatawan PBB Setu Babakan; lingkungan yang sejuk dan nyaman
4. Ada pengaruh yang positif signifikan dengan cara merawat pohon serta
antara Citra destinasi dengan Loyalitas fasilitas-fasilitas umum yang tersedia;
destinasi PBB Setu Babakan; 6. Meningkatkan kuantitas serta kualitas
5. Tidak ada pengaruh yang signifikan acara-acara dan hiburan yang
antara Kepuasan wisatawan dengan ditampilkan yang berciri khas Betawi,
Loyalitas destinasi PBB Setu Babakan. termasuk mengadakan acara dan
kegiatan yang dilaksanakan pada
Saran malam hari sehingga potensi wisata
Berpengaruhnya e-WOM terhadap Setu Babakan bisa dikembangkan
Citra destinasi PBB Setu Babakan akan secara maksimal;
membawa dampak positif bagi Citra 7. Pengadaan lokasi parkir yang memadai
destinasi PBB Setu Babakan itu sendiri. serta penataan lokasi para pedagang
Semakin banyak informasi dari mulut ke sehingga ketertiban dan kelancaran arus
mulut di internet mengenai PBB Setu lalu lintas bisa terlaksana;
Babakan maka akan semakin populer dan 8. Diadakannya pembinaan para pedagang
meningkatnya Citra Setu Babakan di sehingga kebersihan dan kualitas
masyarakat. Loyalitas pengunjung juga barang dagangannya tetap terjamin,
akan terjadi jika kepuasan yang dirasakan selain itu harga-harga barang dagangan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk juga harus diperhatikan sehingga
itu disarankan antara lain : pengunjung tidak merasa dirugikan;
1. Agar masyarakat lebih mudah 9. Dibuatnya tempat penginapan yang
mendapatkan informasi rinci mengenai memadai di sekitar lokasi tanpa
Setu Babakan, seperti agenda kegiatan meninggalkan aspek norma dan kultural
dan acara-acara yang akan masyarakat sekitar;
dilaksanakan, maka hendaknya 10. Tetap menjaga bebasnya biaya
pengelola PBB Setu Babakan memiliki masuk bagi pengunjung PBB Setu
website resmi yang dikelola secara Babakan seperti sekarang ini,
professional; pengunjung hanya dikenakan biaya
2. Informasi mengenai acara-acara di PBB parkir per kendaraan bukan per orang.
Setu Bababakan dapat berupa foto atau Dengan demikian biaya yang
poster-poster kegiatan yang disebarkan dikeluarkan pengunjung akan tetap
di media sosial dengan kreatif; murah;
3. Penyebar foto atau poster tersebut 11. Disediakannya akses internet gratis
hendaknya melibatkan banyak orang pada tempat-tempat tertentu sehingga
atau semacam tim sehingga selain lebih memudahkan pengunjung berselancar
luas penyebaran informasinya, sumber di dunia maya, dengan harapan
informasinya juga akan terkesan berasal pengunjung tersebut menyebarkan foto-
dari banyak sumber pengirim pesan. foto kegiatan atau informasi mengenai
Setu Babakan di internet;

85 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
12. Diadakannya penelitian lanjutan loyalty: An integrated approach.
dan disarankan menambahkan variabel- ScienceDirect Tourism
variabel lain, seperti pelayanan, yang Management 29 : 624-636
belum terdapat dalam penelitian ini. Ferdinand, Augusty. 2006. Structural
Equation Modeling dalam
Penelitian Manajemen : Aplikasi
Daftar Pustaka Model-Model Rumit dalam
Brady, M.K. and Robertson, C.J, 2001. Penelitian untuk Tesis Magister
Searching for Consensus on The dan Disertasi Doktor. Semarang:
Antecedent Role of Service Quality Badan Penerbit Universitas
and Satisfaction: Exploratory Diponegoro. ISBN 979.9156.75.0
Crossnational Study.Journal Griffin, Jill, 2005, Customer Loyalty =
Business Research, Vol. 51, pp.53- Menumbuhkan dan Mempertahankan
60 Kesetiaan Pelanggan, Jakarta :
Beerli A, Martin JD .2004, Factors Erlangga
Influencing Destination Image. Gruen, Thomas. W, et.al, 2005. eWOM:
Ann. Tour. Res. 31(4): 657- the impact of customer-to-customer
681Chen, C.-F., dan Tsai, D. C, online know-howxchange on
2007. How destination image and customer value and loyalty. Journal
evaluative factors affect behavioral of Business Reseach 59, 449-456
intentions?. Tourism Management, Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P.,
Vol. 4, No. 28, 1115-1122 Walsh, G. & Gremler, D. D. 2004.
Castaneda, J. Alberto, et.al, 2007. The Electronic Word-of-Mouth Via
influence of the internet on Consumer-Opinion Platforms:
destination satisfaction. Emerald What Motivates Consumers to
Internet Research, Vol17 No.4. Articulate Themselves on the
pp.402-420 Internet? Journal of Interactive
Chen, JS and Gursoy, D, 2001. An Marketing, 18, 38-52
Investigation of Tourists Jalilvand, Mohammad Reza and Neda
Destination Loyalty and Samiei. 2012. The effect of
Preferences, International Journal electronic word of mouth on brand
of Contemporary Hospitality image and purchase intention.
management, Januari pp 79-85 Journal of Marketing, 30(4): 460-
Cheung, C. M. K., Lee, M. K. O., & 476
Thadani, D. R. (2009). The Impact Kotler, Philip, 1997. Manajemen
of Positive Electronic Word-of- Pemasaran Marketing Management
Mouth on Customer Online 9e, Analisis Perencanaan,
Purchasing Decision. In M. D. Implementasi, dan Kontrol. New
Lytras, E. Damiani, J. M. Carroll, Jersey: Prentice-Hall
R. D. Tennyson, D. Avison, A. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller,
Naeve, A. Dale, P. Lefrere, F. Tan, 2007. Manajemen Pemasaran.
J. Sipior, & G. Vossen (Eds.), Edisi Kedua Belas. Jakarta. Indeks
Lecture Notes in Computer Science Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane,
(Lecture Notes in Artificial 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid
Intelligence) (Vol. 5736, pp. 501- 2, Edisi Ketiga Belas, Pearson
510) Educations
Chi, Qing-Christina Geng & Qu, Hailin, Lin, Cinho, Wu, Yi-Shuang Dan Chen,
2008. Examining the structural Jeng Cv, 2013. Electronic Word-
relationships of destination image, Of-Mouth: The Moderating Roles
tourist satisfaction and destination Of Product Involvement And

86 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016
Brand Image, Proceedings of 2013 Rajesh, R, 2013. Impact of Tourist
International Conferences on Perceptions, Destination Image and
Technology Innovation and Tourist Satisfaction on Destination
Industrial Management, Phuket, Loyalty: A Conceptual Model.
Thailand PASOS, Vol. 11 Nº 3. Special
Lovelock, Christopher H. dan Lauren K. Issue. págs. 67-78
Wright, 2007. Manajemen Setiawan, Putu Yudi, et.al, 2014. The
Pemasaran Jasa. Cetakan II. Effect of e-Wom on Destination
Indeks. Jakarta Image, Satisfaction and Loyalty.
Lovelock, Christopher et.al, 2011. Intrenational Journal of Business
Pemasaran Jasa Manusia, and Managenet Invention. Vol.3
Teknologi, Strategi . New Jersey: Issue 1. PP.22-99
Pearson Prentice Hall Singh, Harkiranpal, 2006. “The
Moechtar, Muhammad Syaiful, dkk, 2012. Importance of Customer
Identifikasi Pola Permukiman Satisfaction in Relation to
Tradisional Kampung Budaya Customer Loyalty and Retention,”
Betawi Setu Babakan, Kelurahan UTCI Working Paper, WP-06-06
Srengseng Sawah, Kecamatan Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Jagakarsa, Kota Administrasi Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Jakarta Selatan, Provinsi DKI Bandung : Alfabeta
Jakarta. E-Jurnal Agroekoteknologi Umar, Husein. 1997. Study Kelayakan
Tropika, ISSN: 2301-6515, Vol. 1, Bisnis. Edisi Ketiga.: Jakarta.
No. 2. 135-14Tjiptono, Fandy. Gramedia Pustaka Utama
2004. Manajemen Jasa, Edisi Wijanto, Setyo Hari, 2008. Structural
Kedua, Yogyakarta, Penerbit Andi Equation Modeling dengan Lisrel
Prayag, Girish & Ryan, Chris, 2011. 8.8. Yogyakarta : Graha Ilmu
Antecedents of Tourists' Loyalty to www.liputan6.com, 26 Maret 2015 | 15:00
Mauritius: The Role and Influence WIB. Jumlah Pengguna Internet
of Destination Image, Place Indonesia Capai 88,1 Juta
Attachment, Personal www.kompas.com, 24 November
Rnvolvement, and Satisfaction. 2014 | 07.43 WIB. Pengguna
Journal of Travel Research. 51(3) Internet Indonesia Nomor Enam
342–356 Dunia
Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya, Yoon, Y; Uysal, M, 2005. An Examination
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, of The Effects of Motivation and
Yogyakarta: Penerbit ANDI Satisfaction on Destination
Prasiasa, Dewa Putu Oka, 2013. Destinasi Loyalty: A Structural Model.
Pariwisata Berbasis Masyarakat, Tourism Management, 26(1), 45-
Jakarta, Salemba Humanika 563
Puh, Barbara, 2014. Destination Image and Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri, 2009.
Tourism Satisfaction: The Case of Structural Equation Modeling
a Mediterranean Destination, Belajar Lebih Mudah Teknik
Mediterranean Journal of Social Analisis Data Kuesioner Dengan
Sciences. Vol 5 No 13 pp.538-544 Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba
Infotek

87 Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi 20, Vol.11 No.1 Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai