Anda di halaman 1dari 3

GAYA KEPEMIMPINAN DI ERA

GLOBALISASI
1:46 PM

Dalam era globalisasi yang penuh dengan daya saing dan tantangan
perubahan lingkungan, pemimpin yang ideal seyogyanya memiliki ciri-ciri
pribadi diatas, ditambah dengan memiliki tiga ketrampilan sebagaimana
dikatakan Robert L. Katz (1955) dalam jurnalnya Skills of an Effective
Administrator, yaitu:

1. Ketrampilan teknis (technical skill), pengetahuan dan ketrampilan


seseorang dalam salah satu jenis proses atau teknik.
2. Ketrampilan manusiawi (human skill), kemampuan bekerja secara efektif
dengan orang-orang dan membina kerjasama tim
3. Ketrampilan konseptual (conceptual skill), kemampuan untuk berpikir
dalam kaitannya dengan model, kerangka, hubungan yang luas dan
rencana jangka panjang (visioner).

C. Kompetensi Kepemimpinan Birokasi


Dalam kehidupan organisasi, dinamika organisasi tidak akan pernah
terlepas dari tiga hal mendasar yaitu kekuasaan, politik dan etika yang
sangat berkaitan erat dengan kepemimpinan. Kekuasaan seorang
pemimpin yang mempunyai kemampuan potensial untuk mempengaruhi
orang lain dengan sumber kekuasaan yang dimilikinya memerlukan cara-
cara untuk meningkatkan kekuasaan, dalam kerangka meningkatkan
tanggung jawab pemimpin kepada organisasi, masyarakat dan pemerintah.
Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit. Di era ini terjadi proses interaksi antar individu, antar
kelompok, dan antar negara yang pada akhirnya menimbulkan saling
ketergantungan, keterkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas-batas wilayah. Interaksi ini terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dengan saluran
distribusi tanpa batas seperti telepon genggam, televisi satelit,
dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya, yang tentunya akan sangat berpengarus terhadap eksistensi
organisasi. Hal ini juga semakin ditantang dengan pasar dan
produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh organisasi multinasional, dan dominasi organisasi
internasional dalam menguasai perdagangan. Disisi lain peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa baik televisi, film,
musik, dan transmisi berita juga sangat berpengaruh terhadap kinerja
organisasi sesuai dengan kemampuan daya saing yang dimilikinya.

Dari aspek perkenomomian ada pihak-pihak yang berpendapat


bahwa globalisasi merupakan sebuah proyek rekayasa negara-negara
kapitalis untuk tetap menjaga eksistensi dan pengaruhnya terhadap dunia
terutama dunia ketiga, yaitu dengan mengekploitasi perekonomian negara-
negara miskin atau negara dan semakin terpuruk karena lemahnya daya
saing. Kondisi ini akan berakibat pada supply dan demand terhadap tenaga
kerja, uang, tanah dan sumber alam akan sangat ditentukan oleh pasar,
sehingga dampak langsung yang timbul adalah krisis finansial, instabilitas
politik, dan ancaman kelestarian lingkungan serta tingginya tingkat
persaingan antar organisasi untuk bertahan.

Dalam kondisi seperti ini, kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting
bahkan menentukan dalam pencapaian suatu tujuan kelompok atau
organisasi, untuk mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk
mencapai tujuan. Dalam lingkup organisasi sosok pemimpin benar-benar
memegang peranan penting, karena sebaik apapun sumberdaya yang
dimiliki organisasi, tanpa adanya pemimpin yang mampu mengelola, maka
organisasi tidak akan dapat berjalan dengan arah yang tepat. Gaya
kepemimpinan yang diperlukan dalam era global adalah pemimpin yang
dinamis dan cenderung situasional, dengan memadukan berbagai gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dapat beradaptasi dengan
budaya setempat, bervisi pengembangan, fokus pada penyelesaian
pekerjaan dan tingkatan pencapaian, serta memposisikan pegawai sebagai
manusia dan bukan sebagai mekanik organisasi.

Disamping itu, penting juga untuk mengadopsi gaya kepemimpinan


transaksional dan transformasional sebagaimana dikemukakan oleh
Stephen Robbins (1996) bahwa pemimpin transaksional adalah pemimpin
yang memandu atau memotivasi pengikut mereka ke arah tujuan yang
ditetapkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas, yang secara
eksplisit termasuk pemimpin task oriented dimana penyelesaian tugas
menjadi hal utama dengan petunjuk rinci yang wajib dijalankan oleh
pengikutnya.

Namun peran utama seorang pemimpin adalah dapat memotivasi para


pengikutnya sehingga para pengikutnya menjadi self leader, dimana para
pengikutnya dapat memotivasi diri sendiri dan mengarahkan prilakunya
untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemberi semangat
(encourager), motivator, inspirator, dan maximize dengan dilandasi sifat
jujur, cerdas, bertanggung jawab dan menepati janji. Disamping itu juga
dapat mengelola konflik sebagai sebuah proses yang dinamis dan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemajuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai