PENDAHULUAN
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Geomorfologi
2
Kemiringan Lereng merupakan bentuk dari variasi perubahan permukaan bumi
secara global, regional atau dikhususkan dalam bentuk suatu wilayah tertentu
variabel yang digunakan dalam pengidentifikasian kemiringan lereng adalah sudut
kemiringan lereng, titik ketinggian di atas muka laut dan bentang alam berupa
bentukan akibat gaya satuan geomorfologi yang bekerja.
Secara definisi bahasannya lereng merupakan bagian dari bentang alam yang
memiliki sudut miring dan beda ketinggian pada tempat tertentu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari sudut (kemiringan) lereng merupakan suatu variabel beda
tinggi antara dua tempat, yang dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih rata
atau datar
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur sudut kemiringan lereng disebut
clinometer. Alat ini juga dapat dapat digunakan untuk mengukur ketinggian benda.
Beberapa faktor kemiringan lereng yang mempengaruhi terjadinya erosi, yaitu :
1. Panjang lereng dengan faktor pendukung : intensitas hujan. Jika
intensitas hujan tinggi, panjang lereng meningkat disertai dengan
meningkatnya erosi.
2. Arah lereng. Erosi lebih besar pada lereng yang menghadap ke arah
selatan karena tanahnya mudah terdispersi secara langsung terkena sinar
matahari.
3. Konfigurasi lereng (cembung → erosi lembar, cekung → erosi alur dan parit).
4. Keseragaman lereng (bentuk kecuraman). Erosi akan lebih besar pada
lereng yang seragam.
Derajat kemiringan lereng dan panjang lereng merupakan sifat tofografi yang
dapat mempengaruhi besarnya erosi tanah. Semakin curam dan semakin panjang
lereng maka makin besar pula aliran permukaan dan bahaya erosi semakin tinggi.
2.1.2 Moerfometri
3
Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan, sebagai
4
PANJANG LERENG
KLASIFIKASI
(M)
< 15 Lereng sangat pendek
15 - 50 Lereng pendek
50 - 250 Lereng sedang
250 - 500 Lereng panjang
> 500 Lereng sangat panjang
5
(sumber : Van Zuidam, 1985)
KEMIRING PERBEDAAN
KELAS RELIEF AN LERENG KETINGGIAN
(%) (m)
Datar - Hampir datar 0 - 2 <5
Berombak 3 - 7 5 - 50
Berombak - Bergelombang 8 - 13 25 - 75
Bergelombang - Berbukit 14 - 20 75 - 200
Berbukit - Pegunungan 21 - 55 200 - 500
Pegunungan curam 55 - 140 500 - 1.000
6
Tabel 2.5. Kerapatan Aliran (rata - rata jarak percabangan dengan Ordo pertama
aliran, Van Zuidam, 1985)
PADA SKALA 1:
JENIS 25.000
KERAPATAN KARAKTERISTIK
MEMILIKI
KERAPATAN
Tingkat limpasan air
permukaan tinggi, batuan
HALUS Kurang dari 0,5 cm
memiliki porositas buruk
Tingkat limpasan air
permukaan sedang, batuan
SEDANG 0,5 cm - 5 cm
memiliki porositas sedang
Tingkat limpasan air
permukaan rendah, batuan
KASAR Lebih besar dari 5 cm
memiliki porositas baik
dan tahan terhadap erosi.
2.2 Peta
7
memberikan gambaran keadaan suatu areal tertentu pada permukaan bumi.
Adapun peta topografi adalah gambaran mengenai permukaan bumi yang
dinyatakan dengan simbol-simbol, tanda-tanda serta keterangan dalam skala
tertentu. Jadi secara umum peta topografi seperti yang diuraikan di atas dapat
dimasukkan dalam tipe peta mengenai kondisi permukaan tanah.
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar
peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-
komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan.
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Proyeksi peta
Meander
Belokan tajam pada sungai, biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian,
yang disebabkan karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada aliran
endapan sedimen dan berhenti diatas aliran karena terhalang.
8
Gambar 0.1 Meander
Stream divide
Stream divide merupakan pembagian arus sungai berdasarkan dasar sungai
dan arah alirannya tersebut. Pembagian tersebut, yaitu branch, beck, burn, creek,
kill, lick, rill, river syke, bayou, rivulet, run.
River terrace
River terrace merupakan teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah,
biasanya sejajar dengan tembok lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika
erosi pada sungai meningkat dan melewati flood plain.
9
Gambar 0.3 River terrace
Braided stream
Braided stream adalah arus yang mengalir pada beberapa terusan yang terbagi
dan yang bersatu. Braided stream terbentuk pada bagian hilir sungai yang
memiliki slope hampir datar-datar, alurnya luas, dan dangkal.
10
Gambar 0.5 Braided stream
Alluvial fan
Alluvial fan berbentuk seperti kipas, merupakan akumulasi dari endapan
alluvial pada mulut jurang atau aliran anak sungai dengan arus utama.
11
Pengertian tentang topografi kars yaitu suatu topografi yang terbentuk pada
daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang
khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah
dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air
yang besar.
12
c. Intensitas struktur (kekar),zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami
pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan
berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar
berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi
porositas dan permeabilitas.Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan
mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.
2. Faktor Kimiawi
a. Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya
60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah
air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit
larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air
hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam
yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan
batugamping.
3. Faktor Biologi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang
mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk
larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H 2CO3).Larutan inilah yang sangat
baik untuk melarutkan batugamping.
13
a. Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
b. Masif, tebal dan terkekarkan.
c. Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
d. Dikelilingi lembah
Pantai (Shore)
14
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore
line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas
antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
3. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai
perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan
oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila
permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami
15
penenggelaman.Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di
bawah permukaan air yang sekarang.Untuk mengetahui apakah laut mengalami
penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya.Naik turunnya
permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju
mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu, penenggelaman pantai
juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini terjadi karena permukaan
bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga
dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh ini sangat terlihat di
daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang
tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk
pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut.
Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami
perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai
pantai majemuk.
Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi
sebagai berikut :
Pantai bertebing terjal (cliff)
16
d e n g a n y a n g l a i n n y a , k a r e n a d i p e n g a r u h i oleh struktur batuan, dan
jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan lain dengan
cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda
dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di
atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya
umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang mengikis
bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff )
b. Tebing bergantung (notch)
c. Rataan gelombang pasang surut
d. Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang
terdapat endapan material h a s i l a b r a s i . M a t e r i a l i n i d a p a t b e r u p a material
halus dan juga bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak
saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang
landai.Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa
pasir ,dansebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai
yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari
daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh
arus laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai
17
nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau.Tumbuhan bakau
ini dapat berfungsi sebagai pemecah g e l o m b a n g d a n s e b a g a i penghalang
pengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi.Oleh karena itu
pantai mengalami akresi.Peranan b a k a u di dalam merangsang
p e r t u m b u h a n p a n t a i t e r b u k t i j e l a s j i k a bakaunya hilang/mati, ditebang
habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi
18
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah
naik-turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang
besar terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat
hebat di pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan
bergerak melalui permukaan terbuka dan sempit serta merupakan tenaga pengangkut
endapan daratan yang sangat intensif.
Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan
atau pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah
dan akhirnya akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair
sehingga permukaan airnya akan bertambah besar.
Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai
beserta perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang
paling banyak membentuk batuan karang ialah golongan polyps.Polyps merupakan
jenis binatang karang yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang
memiliki kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah
tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang
dapat membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat
menjadi endapan kapur.
19
yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung
kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan
disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa
(longsoran,rayapan,slump).
Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam
structural.Pola pengaliran.Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi
dan litologi pada daerah tersebut.Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan
(ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.Bentuk – bentuk bukit, lembah
dll.Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh
struktur kekar, sesar atau lipatan.
Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari
muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih
dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan
lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya
20
2. Bentang Alam dengan Struktur Miring
Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987).
Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah
perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp
slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri
Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).Mempunyai pola
kontur tertutup.Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.
Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam). Mempunyai pola
kontur tertutup.
Pada stadia muda pola penyalurannya annular. Bentang Alam dengan Struktur
Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi,
sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3
jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar
turun.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk
21
menentukan jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan
morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
Beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. Mempunyai resisitensi
terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama. Adanya
kenampakan dataran / depresi yang sempit memanjang.Dijumpai sistem gawir yang
lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).Adanya batas yang curam antara
perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.Adanya kelurusan sungai
melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah
umum.
Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik / terangkat. Pola
penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, dan contorted, serta
modifikasi dari ketiganya.
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas
angin.Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.Gurun pasir sendiri
lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim.Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang
mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun.Gurun pasir tropik terletak
pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai
tekanan udara tinggi dengan udara sangat panas dan kering.Gurun pasir lintang
rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung
22
oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar yang
melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang
dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat
diabaikan.Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan
deposisi.
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan
abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari
batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses
penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh
aliranangin.
23
2.Transportasi olehangin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu
secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum
partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa
secara menggeser di permukaan (traction).Pengangkutan secara traction ini meliputi
meloncat(saltation)danmenggelinding(rolling).
24
Gambar 0.11 Bentang Alam Glasial
25
Glacier valley → berbentuk U karena proses glasial→ berbentuk V karena
erosi sungai
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat
hantaman massa es yang tidak fleksibel.
c. Bentang Alam Karena Proses Pengendapan Gletser
1. Till
Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan
mengisi valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan
yang terkikis (fragmennya lancip) karena bertabrakan dan saling
bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-boulder, unsorted.
2. Erratic
Merupakan es berukuran boulder yang tertransport oleh es yang berasal
dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
3. Moraines
Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap
setelah glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh dari lereng
yang terjal sepanjang valley glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.
Lateral Moraines → Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser
Medial Moraines → Gabungan anak-anak sungai yang dekat Lateral
Moraines membawa gletser turun sepanjang sisi till, dari atas tampak
seperti multilane highway (lintasan-lintasan pada daerah tinggi).
End Moraines → Tepi till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan
terminus yang tersisa yang tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat.
Valley glacier membentuk end moraines yang berbentuk seperti bulan
sabit.
Bentuk-bentuk End Moraines :
Terminal Moraines → End Moraines yang terbentuk karena terminus
bergerak maju jauh dari es.
Recessional Moraines → End Moraines yang terbentuk karena
terminus tidak mengalami perubahan (tetap).
Ground Moraines → Till yang tipis, seperti lapisan-lapisan karena
batuan yang terseret aleh gletser lalu mengendap.
4. Drumlin
Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur
sungai lembah till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar
26
dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh ice sheet yang tertransport jauh
dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melalui lereng yang
dangkal.
27
penghujan, akan didominasi pelapukan fisika yang merata. Sedangkan
pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat mendukung
kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.
b. Erosi Air Permukaan
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi
hasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga
termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya
hujan dan terbawa sepanjang aliran sebagaiman suatu arus melalui darat.
Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan tipis [sempit], partikel
dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi
Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Erosi normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan
pengangkutan tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan
kesetimbangan antara proses penghancuran dan pengangkutan dengan
proses pembentukan tanah.
Erosi dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi
jauh lebih besar daripada pembentukan tanah.
Berdasarkan bentukannya, erosi dapat dibedakan menjadi 4 macam, antara
lain :
Erosi percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan
erosi. Erosi ini disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke
permukaan tanah. Erosi ini dapat menghancurkan porositas tanah
karena pori – pori tanah menjadi lebih kecil atau terjadi penyumbatan
pori – pori, sehingga daya infiltrasinya berkurang maka terjadilah
pelumpuran yang mengakibatkan penurunan daya infiltrasi lebih drastis
lagi. Dengan demikian akan memperbesar exsess aliran permukaan atau
yang dapat mengakibatkan terjadinya penggenangan pada topografi
datar atau terjadi aliran permukaan pada topografi miring. Selanjutnya
hal ini mengakibatkan terjadinya erosi lembar.
Erosi lembar, adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya
dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan
aliran di permukaan merupakan penyebab utama erosi ini. Dari segi
energi, pengaruh butir hujan lebih besar karena kecepatan jatuhnya
28
sekitar 6 sampai 10 m/detik. Kehilangan lapisan atas yang subur
tersebut secara seragam, sehingga tidak kentara dan meliputi areal yang
luas. Proses erosi ini sangat berbahayakarena disadari adanya setelah
erosinya berjalan lanjut.
Erosi alur, terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan
terkonsentrasi dan mengalir pada tempat – tempat yang rendah sehingga
pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat – tempat tersebut.
Erosi ini biasa pada tanah – tanah yang biasa ditanami tanaman yang
ditanam berbaris menurut lereng. Apabila erosi alur tidak segera
ditanggulangi maka akan terjadi erosi parit.
Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran – saluran
yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk berukuran lebar
sekitar 40 cm dan kedalaman 25 cm, sedangkan yang lanjut dapat
mencapai kedalaman > 30 cm. Erosi ini dapat berbentuk V atau U,
tergantung dari kepekaan substratanya. Bentuk V lebih umum terjadi,
tetapi pada daerah yang substratanya mudah lepas akan membentuk
huruf U.
Faktor – faktor yang mempengaruhi erosi antara lain :
Iklim
Relief
Vegetasi
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek
pengaruh tersebut adalah :
o Intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga mengurangi jumlah hujan di
permukaan tanah.
o Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
o Pengaruj akar dan kegiatan biologi terhadap ketahanan struktur
tanah dan infiltrasi.
o Pengaruh terhadap porositas tanah menjadi lebih besar.
o Peristiwa transpirasi yang dapat mengurangi kandungan air tanah
sehingga yang datang kemudian dapat masuk ke dalam tanah lagi.
Tanah
Manusia
c. Gerakan Tanah
29
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak,
datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada
gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa :
1. Falls [runtuhan]
Ada 3 macam, yaitu :
Runtuhan batuan
Runtuhan tanah
Runtuhan bahan rombakan
2. Lides [longsoran]
Ada 4 macam, yaitu :
Nendatan [slump]
Blok glide
Longsoran batuan
Longsoran bahan rombakan
3. Flows [aliran]
Ada 6 macam, yaitu :
Aliran tanah
Aliran fragmen batuan
Sand run
Loess flow [dry]
Debris avalanche
Sand flow dan Silt flow
4. Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya
satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang
lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
Creep
Amblesan \
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
o Kemiringan tanah
o Jenis batuan / tanah
o Struktur geologi
o Curah hujan
o Penggunaan tanah dan pembebanan massa
o Getaran
d. Beberapa bentuklahan degradasi
Footslopes
Inselberg/ pemandangan bersifat sisa
Peneplain
e. Beberapa Bentuklahan Agradasi
30
Kipas
Lembah Infilled.
31
3. Letusan lateral (lateral eruption), dimana korok melingkar (ring dike)
dapat berfungsi sebagai saluran magma ke permukaan.
4. Letusan di luar pusat (excentric eruption), terjadi di bagian kaki
gunungapi, dengan sistem saluran magma tersendiri yang tak ada
kaitannya dengan lubang kepundan utama.
32
2.4.1 Pola Aliran Dendritik
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir
intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith..
33
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk
pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh
sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal
dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya
membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis
adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur
geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin.
Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola
radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan
(depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di
bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke
suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering
ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi
loccolith.
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh
lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk
aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan
34
cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada
morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam.
BAB III
PEMBAHASAN
Pulau Sulawesi mempunyai luas sekitar 172.000 km2, dan bila digabung
dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya kira-kira 188.000 km2. Bentuknya
menyerupai huruf K dengan empat cabang atau lengan yang sempit, dipisahkan oleh
teluk-teluk yang dalam, dan menyatu dibagian tengah pulau.
35
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagi antara dibatasi oleh
Basin Sulawesi (5000–5500 m). Di bagian Timur dan Tenggara dibatasi oleh laut
Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500–5000 m.
Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500 m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan dataran rendah yang terdapat
secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif
lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.
Berdasarkan orogenesenya dapat dibagi kedalam tiga daerah (Van Bemmelen, 1949).
Sebagai berikut :
A. Orogenesa dibagian Sulawesi Utara
Meliputi lengan Sulawesi Utara yang memanjang dari kepulauan Talaud
sampai ke Teluk Palu – Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan kearah
Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan
Togian, yang secara geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian
Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada innerarc, kecuali
kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.
B. Orogenese dibagian Sulawesi Sentral Dibagian sentral ini terdapat tiga
struktur yang menjalur Utara – Selatan sebagai berikut :
1. Jalur Timur disebut Zone Kolonodale
Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya
bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis
dari Malili – Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan
batuan beku ultra basa.
36
3. Jalur Barat atau disebut Zona Palu
Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan
granodiorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya
banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi
oleh Teluk Palu– Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar–
Palopo. Dari Teluk Mandar–Palopo ke arah selatan sudah termasuk
lengan Selatan Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan
perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan
merupakan satuan sebagain Inner Arc.
37
bergelombang, satuan geomorfologi denudasional bergelombang, dan satuan
geomorfologi Pedataran fluvial.
38
tropis sehingga pada saat datangnya hujan batuan mudah lapuk, vegetasi
masuknya akar pepohohan kedalam batuan mengakibatkan batuan menjadi
retak, erosi oleh air yang mengalir dipermukaan tanah dilereng perbukitan
dan membentuk huruf U erosi ini disebut gully erosi. Karakteristik dari
Perbukitan denudasional ini mempunyai sudut lereng sebesar 7% dengan
beda tinggi 100 m, perbukitan ini mempunyai bentuk puncak tumpul dan
stadia daerah pada perbukitan tersebut yaitu dewasa. Perbukitan denudasional
ini memiliki ketebalan soil < 2 m, litologi penyusun batuannya yaitu batuan
batu pasir, dan pada perbukitan denudasional ini juga terdapat sungai yang
menyerupai huruf U yang berbentuk lurus, stadia sungainya yaitu dewasa,
jenis sungainya periodis karena air yang mengalir pada sungai ini hanya ada
pada saat musin hujan, pola aliran sungai tersebut yaitu sub parallel karena
sungainya berbentuk lurus dan tipe genetik dari sungai ini yaitu konsekuen.
Di daerah tersebut di manfaatkan untuk lahan pemukiman, perkebunan, dan
sawah.
BAB IV
39
terkonsentrasi. Proses fluvial akan menghasilkan suatu satuan geomorfologi
yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir dipermukaan. Satuan
geomorfologi yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena
proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. Karakteristik pada
daerah pedataran fluvial ini tidak memiliki sudut lereng (2%), beda tinggi 0 -5
m, bentuk puncak datar dan stadia daerah dewasa, litologi penyusun
batuannya yaitu aluvial dan tidak terdapat struktur geologi. Didaerah ini juga
terdapat sungai yang menyerupai huruf U yang bentuknya lurus, stadia pada
sungai ini yaitu dewasa yang berjenis periodis karena air yang mengalir pada
sungai ini hanya ada pada saat musin hujan, pola aliran sungai tersebut yaitu
sub parallel karena sungainya berbentuk lurus dan tipe genetik dari sungai ini
yaitu konsekuen. Pemanfaatan lahan pada daerah ini yaitu pemukiman irigasi
persawahan dan perkebunan.
40
dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya
akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang
sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi
lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran parallel kadang
kala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah
yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
41
Berdasarkan hasil praktikum Pemetaan Geomofologi, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa di wilayah daerah Tondo Kecmatan Mantikulore kota palu
Sulawesi Tengah, memiliki satuan geomorfologi Struktural Gawir bergelombang
dengan luas daerah ± 16.688,32 m² dan memiliki kemiringan 10% sedangkan beda
tingginya 400 m. satuan geomorfologi denudasional bergelombang dengan luas
daerah ± 26.792,14 m2 dan memiliki kemiringan 7% sedangkan beda tingginya 100
m. Dan satuan geomorfologi Pedataran Fluvial dengan luas ± 7.124,11 m2.
Pada lokasi pemetaan geomorfologi ini juga terdapat sungai besar dengan
stadia sungai dewasa dan litologi penyusun batuan di daerah ini di dominasi batuan
metamorf dan sedimen.
4.2. Saran
42