oleh
Muammar Khadafi
NIM B43140370
Gambar 7. Relay
5. Bola Lampu
Sebuah bola lampu terdiri dari sebuah filamen halus kawat tungsten yang
keadaannya dipertahankan memijar saat dialiri arus listrik. Pijaran filamen inilah
yang menghasilkan cahaya. Filamen ini ditempatkan pada tabung kaca yang
hampa udara. Walaupun demikian di dalamnya diisi sedikit gas inert. Filamen
harus bekerja dalam daerah bebas oksigen untuk mencegah dari pengoksidasian
atau terbakar.
Terdapat berbagai macam bola lampu yang dipasang pada kendaraan,
seperti dipelihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 9. Jenis bola lmpu (a) dua filament dengan offset pins, (b) single
filament, (c) quartz halogen, (d) festoon, (e) panel, (f) capless panel, (g) ulir
(screw base)
a. Bola Lampu Festoon
Bola lampu ini terdiri dari tabung gelas dengan sebuah filament yang
dihubungkan pada metal penutup di kedua ujungnya. Bola lampu festoon
digunakan untuk penerangan interior, lampu plat nomor dan pamakaian yang
sejenis.
Gambar 10. Bola lampu sealed beam, (a) sealed beam untuk dua lampu
kepala, (sealed beam yang lebih besar untuk lampu kepala tunggal.
Bola lampu halogen sangat efisien dan menambah output sekitar 25 persen
di atas lampu kepala biasa tanpa menaikkan arus pemakaian. Ukuran kemampuan
lampu-lampu ini biasanya tertera pada lampu-lampu tersebut. Dengan demikian
apabila lampu rusak, mudah menggantinya dengan lampu yang sejenis.
Gambar 12. Lampu halogen jenis sealed beam dan bola lampu biasa.
Saklar dim digunakan untuk mengontrol kerja lampu jarak jauh dan lampu
dekat pada lampu kepala. Saklar ini biasanya dipasang pada asembly steering
column. Pada mobil tua, saklar ini biasanya dipasang pada lantai (floor board)
Gambar 13. Saklar dim
e. Daya Lampu
Tenaga listrik diukur dalam watt. Satu watt sama dengan 1 volt x 1 amper.
Dengan demikian daya suatu lampu dapat diperoleh dengan mengalikan tegangan
dan arus yang mengalir pada lampu tersebut. Sebagai contoh pada sebuah lampu
terdapat data 12 V/42 W. Data ini menunjukkan bahwa lampu tersebut
diaplikasikan pada sistem 12 volt dan dapat dialiri arus sebesar 3,5 amper.
f. Reflektor
Reflektor yang terdapat pada lampu kepala dilapisi alumunium untuk
memantulkan cahaya. Filamen pada bola lampu ditempatkan sedemikian rupa di
depan reflektor, sehingga fokus yang tepat bisa diperoleh. Gambar di bawah ini
menunjukkan sebuah lampu kepala yang mempunyai dua filamen.
g. Lensa Lampu
Terdapat dua jenis lensa yang digunakan untuk lampu kepala jarak dekat,
yakni simetris dan asimetris.
Penutup (K) pada bola lampu membatasi cahaya tepat pada bagian poros,
hal ini mengakibatkan timbulnya kondisi pembatas terang dan gelap.
Gambar 15. Lensa lampu simetris Gambar 17. Lensa lampu asimetris
Posisi penutup (K) miring sebesar 15o. Hal ini menyebabkan cahaya
melebar ke bawah (s). Akibatnya cahaya akan jatuh melebar pada bagian kanan
jalan (sistem eropa). Untuk penggunaan di negara kita, kendaraan berjalan di
sebelah kiri, maka konstruksi miringnya berada pada bagian kiri.
Cara kerjanya :
Saat saklar penerangan diarahkan pada lampu kepala maka arus listrik dari
baterai akan mengalir ke saklar dim dan diteruskan ke relay. Akibatnya pada
kumparan relay timbul magnet. Kemagnetan ini menyebabkan terhubungnya
kontak pada relay. Dengan demikian arus listrik dsari baterai akan mengalir ke
lampu kepala.
2) Rangkaian Lampu Kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau
hujan lebat. Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
1. Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama, baik yang kiri maupun
yang kanan dari titik tengah kendaraan.
2. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama dengan lampu jarak dekat (pada
saklar dim).
3. Lampu kabut tidak dihidupkan bersama-sama lampu jarak dan hanya
dihidupkan bersama lampu kota.
4. Lampu kabut boleh menggunakan lensa warna putih atau warna kuning.
Sistem lampu belok dan hazzard dengan flasher dan dua dioda
Gambar 22. Rangkaian dasar sistem lampu belok dan lampu tanda bahaya.
Gambar 23. Rangkaian sistem lampu jarak dan lampu plat nomor.
Cara kerja lampu-lampu ini sebagai berikut :
Apabila saklar penerangan diarahkan pada posisi lampu jarak, maka arus listrik
akan mengalir dari baterai, saklar penerangan, sikring, lampu jarak dan lampu plat
nomor.
5) Rangkaian lampu mundur
Lampu mundur dipasang di bagian belakang kendaraan untuk memberikan
penerangan di bagian belakang kendaraan saat kendaraan mundur pada malam
hari. Selain itu juga berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain bahwa
kendaraan bermaksud mundur. Sistem lampu mundur terdiri dari sikring, saklar
yang dipasang pada transmisi, dan dua buah lampu. Apabila transmisi diarahkan
pada posisi mundur, saklar akan menghubungkan rangkaian dan menyalakan
lampu.
Untuk keamanan
dan mengurangi
Day Light angka kecelakaan
2
Running Lamp di jalan raya.
Untuk
Memberikan
Cleareance isyarat adanya
3
Light serta lebarnya
suatu kendaraan.
Sebagai lampu
yang menerangi
jalan bagian
8 Reverse Light belakang saat
mundur.
Menambah daya
penglihatan saat
hujan.
9 Fog Lamp
Memberikan
isyarat jarak
kendaraan lain
yang berada di
10 Tail Light
belakangnya
ketika malam hari.
Menerangi interior
atau menerangi
ruang penumpang
11 Cabin Light
pada saat malah
hari.
Untuk
memudahkan
pengemudi
melihat kondisi
Panel
12 bahan bahar,
Instrument
tekanan oli, suhu
pendingin, minyak
rem, dan output
system linnya.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem penerangan pada kendaraan merupakan sebuah sistem yang
penting, pada saat kondisi gelap kendaraan membutuhkan penerangan pada saat
berjalan selain itu ada juga lampu sein ( lampu tanda ) sebagai tanda kendaraan
akan berbelok kekanan dan kekiri, serta lampu hazard yang memiliki fungsi
sebagai lampu tanda ketika kendaraan mengalami masalah.
4.2 Saran
Untuk lebih jelasnya diharapkan mahasiswa nanti dapat merangkai sistem
penerangan kendaraan pada saat praktikum nanti tidak hanya teori saja yang
didapat dan menerapkan pada saat praktikum nanti.
DAFTAR PUSTAKA