Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DIREKTORAT PENILAIAN KEUANGAN
PERUSAHAAN SEKTOR RIIL

Dhiandra Verdine Amandanisa


15/381721/EK/20443

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Otoritas Jasa Keuangan

Disusun Oleh :
Dhiandra Verdine Amandanisa
15/381721/EK/20443
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada

Jakarta, 2 Februari 2018

Kepala Bagian Pemantauan


Pembimbing/Mentor Perusahaan Industri Dasar Logam
dan Kimia

Monica PK Ni Luh Putu Candrawati


01273 00279
DAFTAR ISI

BAB I .........................................................................................................................................
PENDAHULUAN ....................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang OJK ..................................................................................................................... 2
1.2 Tujuan PKL .................................................................................................................................. 2
1.3 Waktu dan Tempat PKL............................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................
GAMBARAN UMUM SATUAN KERJA .............................................................................4
2.1 Latar Belakang Satuan Kerja ........................................................................................................ 4
2.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja ................................................................................................. 5
2.3 Tugas, Pokok, dan Fungsi Satuan Kerja ....................................................................................... 6
2.4 Alur Kerja (Business Process) Satuan Kerja ................................................................................ 7
BAB III......................................................................................................................................
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ..........................................................8
3.1 Kegiatan Harian PKL ................................................................................................................... 8
3.2 Manfaat yang Diperoleh ............................................................................................................. 11
BAB IV ....................................................................................................................................
PENUTUP ...............................................................................................................................14
4.1 Kritik .......................................................................................................................................... 14
4.2.Rekomendasi .............................................................................................................................. 15

REFERENSI ...........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 21 tahun 2011 tentang OJK. Pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan perbankan dibentuk sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa tugas mengawasi bank akan
dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk
dengan undang- undang.

Pembentukan lembaga pengawasan, akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember


2010. Namun, dalam prosesnya di tahun 2010, perintah untuk pembentukan OJK masih
belum terealisasi, tetapi akhirnya pada tanggal 22 November 2011 disahkan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas jasa Keuangan, lembaga yang nantinya
melakukan pengawasan di sektor jasa keuangan menggantikan fungsi pengawasan Bank
Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) agar
menjadi terintegrasi dan komprehensif.

Latar belakang pembentukan OJK dikarenakan perlunya suatu lembaga pengawasan yang
mampu berfungsi sebagai pengawas yang mempunyai otoritas terhadap seluruh lembaga
keuangan, dimana lembaga pengawas tersebut bertanggung jawab terhadap kegiatan
usaha yang dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank, sehingga tidak ada
lagi lempar tanggung jawab terhadap pengawasannya. Selain itu, kegiatan usaha yang
dilakukan berakibat semakin besarnya pengaturan pengawasannya. Sehingga perlu adanya
suatu alternatif untuk menjadikan pengaturan dan pengawasan maupun lembaga keuangan
lainnya dalam satu atap.
Industri keuangan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat dan memiliki
kompleksitas operasional serta tingkat kompetisi yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan
industri keuangan jadi sangat berisiko, sehingga harus beroperasi secara hati-hati dan
efisien.

Selain itu, globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi telah menciptakan
sistem keuangan yang kompleks, dinamis, dan saling terkait antara masing-masing
subsektor keuangan, baik dalam produk, kelembagaan, maupun kepemilikan. Hal itu
berdampak pada meningkatnya eksposur risiko, sehingga diperlukan pengawasan
terintegrasi antara sektor Perbankan, IKNB, dan Pasar Modal yang bersifat lintas sektoral,
komprehensif, dan efektif. Dengan begitu, risiko bisa dideteksi sejak dini dan tindakan
pengawasan pun bisa dilakukan tepat waktu. Sebagai Lembaga yang memiliki fungsi
mengatur, mengawasi, dan melindungi Industri Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) memiliki peraturan terkait Pengawasan Terintegrasi. Pengawasan yang dimaksud
adalah pengawasan terhadap Konglomerasi Keuangan yang menggunakan strategi dan
metodologi berdasarkan risiko yang memungkinkan pengawas mendeteksi risiko yang
signifikan secara dini dan mengambil tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.

Para pakar ekonomi mengemukakan pendapat mengenai OJK, bahwa OJK dibentuk guna
mengantisipasi kompleksitas sistem keuangan global. Sektor keuangan memperkuat
fondasi, daya saing dan stabilitas perekonomian nasional. pembentukan OJK diperlukan
guna mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis. Di sisi lain,
pembentukan OJK merupakan komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di
Indonesia. Pemerintah mempunyai komitmen tinggi dan menjalankan mandat untuk
melakukan reformasi di sektor keuangan.

OJK akan membawahi industri perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Hal tersebut, cukup jadi
perhatian sebuah badan baru akan dikelilingi uang triliunan rupiah ditengah beberapa
lembaga independen yang ada di Indonesia sering terkait kasus korupsi dan merugikan
negara. Dengan adanya lembaga baru yang disebut OJK menarik sekali untuk diadakan
penelitian mengenai peranan OJK dalam pengaturan dan pengawasan perbankan
mengingat OJK akan mempunyai tugas baru dalam melakukan pengaturan dan
pengawasan di sektor perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal yang ada
di Indonesia.
1.2 Tujuan PKL

1. Sebagai upaya agar bisa mendapatkan lebih banyak ilmu.


2. Sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja dan
meningkatkan kapasitas soft-skills.
3. Mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh, sekaligus
dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia kerja.
4. Mewujudkan sosok praktisi yang terampil, kreatif, inovatif, jujur, dan
bertanggung jawab.

1.3 Waktu dan Tempat PKL

Sesuai kalender akademik tahun perkuliahan 2017/2018, Praktek Kerja Lapangan


telah dilaksanakan pada:

Waktu : 8 Januari 2018 – 2 Februari 2018

Direktorat : Direktorat Penilaian Keuangan Sektor Riil

Tempat : Lantai 9, Gedung Soemitro Djojohadikusumo, No. 2-4, Jalan


Lapangan Banteng Timur, Ps. Baru, Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10710
BAB II

GAMBARAN UMUM SATUAN KERJA

2.1 Latar Belakang Satuan Kerja

Fungsi pokok Direktorat PKP Sektor Riil adalah pengembangan kebijakan,

penelaahan dan pemantauan terkait Emiten dan Perusahaan Publik yang bergerak di

sektor riil. Berdasarkan data di bulan Desember 2014, sejumlah 81 pihak emiten

saham, obligasi atau sukuk dan PP diawasi oleh bagian pemantauan perusahaan

industri Dasar, Logam dan Kimia. Emiten dan Perusahaan Publik (EPP) yang

bertanggung jawab wajib melaporkan Laporan Berkala antara lain:

 Laporan Keuangan Berkala (Peraturan Nomor X.K.2);

 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2015);


 Laporan Tahunan (Peraturan Nomor X.K.6);

 Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang (Peraturan Nomor IX.C.11);

 Laporan Rapat Umum Pemegang Saham (Peraturan Otoritas Nomor

32/POJK.04/2014).

Pihak-pihak tersebut juga bertanggung jawab atas pelaporan Laporan Insidentil yang
antara lain:
 Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik (Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015)
 Keterbukaan Informasi bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Dimohonkan
Pailit (Peraturan Nomor X.K.5)
 Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu (Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 11/POJK.04/2017)

Keterbukaan Bagian Pemantauan Perusahaan Industri Dasar Logam dan Kimia


berperan penting dalam pasar modal di Otoritas Jasa Keuangan untuk mengawasi
emiten dalam bidang Industri Dasar Logam dan Kimia dalam memenuhi segala
kewajiban dan tanggung jawabnya yang mencakup laporan berkala, Rapat Umum
Pemegang Saham, dan kegiatan investasi lainnya berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan. Adapun jika, terdapat indikasi yang dilakukan oleh EPP, bagian tersebut
dapat meneruskan ke Direktorat terkait untuk dikenakan sanksi atau diperiksa lebih
lanjut.
2.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja

STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG PENGAWASAN PASAR MODAL

KEPALA EKSEKUTIF
PENGAWAS PASAR
MODAL

DEPUTI KOMISIONER DEPUTI KOMSIONER


PENGAWAS PASAR PENGAWAS PASAR
MODAL I MODAL II

DEPARTEMEN DEPARTEMEN D\DEPARTEMEN D\DEPARTEMEN


PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASAN
PM 1A PM 1B PM 2A PM 2B

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
PENETAPAN SANKSI PENILAIAN
PENGATURAN PENGELOLAAN
DAN KEBERATAN KEUANGAN
PASAR MODAL INVESTASI
PASAR MODAL PERUSAHAAN
SEKTOR JASA

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT PASAR MODAL PENGAWASAN
PEMERIKSAAN SYARIAH LEMBAGA EFEK
PASAR MODAL DIREKTORAT
PENILAIAN
DIREKTORAT KEUANGAN
DIREKTORAT
PENGAWASAN PERUSAHAAN
STANDAR
TRANSAKSI SEKTOR RIIL
AKUNTANSI DAN
TATA KELOLA EFEK

DIREKTORAT
LEMBAGA DAN
PROFESI
PENUNJANG
PASAR MODAL
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja

Direktorat Penilaian Keuangan Perusahaan (“Direktorat PKP”) berdasarkan PDK Nomor


26/PDK.02/2013 Tentang Perubahan Pokok Keempat Atas Peraturan Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/08/PDK/IX/2012 Tentang Organisasi Otoritas Jasa
Keuangan, memiliki fungsi, tugas pokok sebagai berikut:
Tugas Pokok:
a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data;
b. Menelaah Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum;
c. Menelaah Pernyataan Penawaran Tender;
d. Menelaah Pernyataan Penggabungan Usaha;
e. Menelaah keterbukaan aksi korporasi;
f. Memantau keterbukaan dan pemenuhan persyaratan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. Memantau laporan;
h. Mengembangkan kebijakan dan merumuskan rancangan peraturan;
i. Melakukan koordinasi dengan direktorat atau lembaga terkait dalam rangka
pengembangan kebijakan dan pengawasan; dan
j. Melaksanakan urusan administrasi direktorat.

Tugas-tugas pokok tersebut terkait Emiten dan Perusahaan Publik.


Fungsi:
Direktorat PKP mempunyai fungsi untuk melakukan pengembangan kebijakan,
penelaahan dan pemantauan terkait Emiten dan Perusahaan Publik, yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

2.4 Alur Kerja (Business Process) Satuan Kerja

Alur kerja (business process) atas kegiatan yang dilakukan pada Direktorat PKP sektor
riil yang dilampirkan dalam bentuk flowchart antara lain:
 SOP Penelaahan Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada
Publik
 SOP Penelaahan Laporan Keuangan
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 KEGIATAN HARIAN PKL

LOGBOOK:

8 Januari

 Pengenalan OJK, briefing kegiatan praktek kerja lapangan


 Pembagian dan penempatan tugas, Pengenalan divisi kepala bagian dan sub-
bagian.
 Mempelajari dan memahami Undang-Undang No. 8 dan Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik
 Mempelajari dan memahami Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
11/POJK.04/2017

9 Januari

 Mempelajari dan memahami Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor


13/POJK.03/2017
 Input data Lembar Disposisi Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor
Riil kedalam Ms. Excel:
1 Keterbukaan informasi pemegang saham tertentu
2 Laporan penunjukkan AP (Akuntan Publik) dan KAP (Akuntan
Publik)
10 Januari

 Mempelajari dan memahami materi pemantauan Emiten dan Perusahaan Publik


(EPP) OJK
 Input data prospektus penawaran umum perdana saham PT Emdeki Utama Tbk.
yang mencakup informasi lengkap profil perusahaan, laporan keuangan, penjamin
emisi, jumlah saham yang mengajukan izin untuk menjadi Tbk – menggunakan
SPE (Sistem Pelaporan Emiten)
11 Januari

 Rekapitulasi lampiran hutang valuta asing (bulanan)


 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (Sistem Informasi Tata Persuratan) yang
mencakup kegiatan disposisi diterima dan diagendakan serta input kedalam database
Ms. Excel
 Monitoring Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017
a. Laporan Penunjukkan AP dan KAP
b. Laporan evaluasi komite audit

12 Januari

 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan)
 Monitoring Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017
a. Laporan Penunjukkan AP dan KAP
b. Laporan evaluasi komite audit

15 Januari

 Rekapitulasi lampiran hutang valuta asing (tahunan dan bulanan)


 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel

16 Januari

 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel

17 Januari
 Laporan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017: Laporan
Penunjukan AP/KAP
 PP 77 tahun 2013 dan PP 56 tahun 2016: BAE (Biro Administrasi Efek):
memastikan emiten memenuhi syarat – insentif 5% PPh

18 Januari
 Peraturan No. IX. E.1 tentang Transaksi Afiliasi: Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu

19 Januari
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel
 Rapat Kickoff Penyempurnaan Peraturan No. IX. E.1 bersama emiten

Rekomendasi/saran: Perbankan, Properti, Pemantauan

22 Januari
 Laporan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017: Laporan
Penunjukan AP/KAP
 PP 77 tahun 2013 dan PP 56 tahun 2016: BAE (Biro Administrasi Efek):
memastikan emiten memenuhi syarat – insentif 5% PPh

23 Januari
 Mengikuti kegiatan Sosialisasi Peraturan OJK terkait Penerbitan Obligasi Daerah dan/atau
Sukuk Daerah (POJK No. 61/POJK. 04/2017; POJK No. 62/POJK .04/2017;
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel
 Input data prospektus penawaran umum perdana saham Chandra Asri
Petrochemical Tbk. yang mencakup informasi lengkap profil perusahaan, laporan
keuangan, penjamin emisi, jumlah saham – menggunakan SPE

24 Januari
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel
 Input data prospektus penawaran umum perdana saham AKR Corporindo Tbk.
yang mencakup informasi lengkap profil perusahaan, laporan keuangan, penjamin
emisi, jumlah saham – menggunakan SPE
 Input data prospektus penawaran umum perdana saham Chandra Asri
Petrochemical Tbk. yang mencakup informasi lengkap profil perusahaan, laporan
keuangan, penjamin emisi, jumlah saham – menggunakan SPE

25 Januari
 Laporan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017: Laporan
Penunjukan AP/KAP

26 Januari
 Rapat Transaksi Afiliasi PT Eagle High Plantation Tbk dengan perusahaan
terkendali:

1. PT Agro Nusantara
2. PT Agro Borneo Perkebunan
3. PT Agro Plantation
4. PT Rajawali Corpora

dengan nilai transaksi 95% bukan 99%, diatas Rp5.000.000.000,00.

29 Januari
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel

30 Januari
 Membuat salinan Lampiran Tanggapan atas Konsep Pedoman Kode Perusahaan
Tercatat atas Tanggapan OJK dan Bursa Efek Indonesia

31 Januari
 Membuat salinan Lampiran Tanggapan atas Konsep Pedoman Kode Perusahaan
Tercatat atas Tanggapan OJK dan Bursa Efek Indonesia (lanjutan)
 Mengikuti Rapat Koordinasi Permohonan Persetujuan Atas Kode Perusahaan
Tercatat Oleh Bursa Efek Indonesia
 Membuat notulensi atas Rapat Koordinasi Permohonan Persetujuan Atas Kode
Perusahaan Tercatat Oleh Bursa Efek Indonesia
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel

1 Februari
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel
 Mempelajari cara menelaah laporan keuangan

2 Februari
 Penyerahan laporan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Otoritas Jasa Keuangan
 Input dan sortir surat masuk kedalam SINTA (disposisi diterima dan diagendakan) serta
input kedalam database Ms. Excel

3.2 MANFAAT YANG DIPEROLEH

 Menambah pengetahuan dalam bidang pasar modal serta peraturan-peraturan OJK


terkait secara praktik,
 Mengetahui proses dan prosedur yang harus dilakukan para emiten dalam
melakukan kegiatan yang diawasi OJK,
 Menambah pengalaman dalam melakukan kegiatan di dunia kerja sesungguhnya,
 Mendapatkan hubungan dan relasi dalam rekan kerja serta beberapa pegawai OJK
 Mempelajari etika kerja yang diterapkan di lingkungan OJK
BAB IV

PENUTUP

4.1 KRITIK

 Kurangnya pemerataan jumlah peserta praktek kerja lapangan dalam setiap


departemen
 Penempatan peserta praktek kerja lapangan kedalam satuan unit kerja yang sedang
tidak dalam titik kesibukan tertentu
 Internet hanya dapat diakses oleh pegawai OJK dan tidak ada akses internet yang
terbuka untuk umum yang dapat digunakan oleh tamu atau peserta praktek kerja
lapangan

4.2 REKOMENDASI

 Adanya akses internet untuk publik guna memudahkan tamu atau non-pegawai
seperti peserta PKL dalam belajar, bekerja untuk menggali informasi lebih untuk
menunjang produktivitas kerja
 Adanya kurikulum pasti pada waktu waktu tertentu yang ditentukan untuk peserta
praktek kerja lapangan untuk memaksimalkan produktivitas yang dapat
memaksimalkan efektifitas dan efisiensi

Anda mungkin juga menyukai