Dalam kerja parallel generator tidak cukup hanya berdasar pada syarat syarat diatas ada
hal lain yang perlu diketahui sebagai penjabaran syarat syarat diatas . Adapun
penjabarannya sebagai berikut:
Pada saat generator bekerja parallel perubahan arus excitasi akan merubah power factor ,
jika arus excitasi diperkuat maka nilai power factor mengecil menjauhi satu, sebaliknya jika
excitasi dikurangi maka nilai power factor akan membesar mendekati 1.
Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam alternatornya ditambahkan peralatan
yang dinamakan Droop kit . Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang.
disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini berfungsi untuk
mengatur power factor berdasarkan besarnya arus beban.. Sehingga pembagian beban kvar
diharapkan sama pada kw yang sama.
Pada Modul ComAp sudah diperlengkapi dengan Var generator dengan output yang
disambungkan ke AVR generator . sehingga secara otomatis masing masing genset
berapapun beban kw power factor akan menjadi sama dan seimbang. Hal ini diperuntukkan
pada system yang mana system tersebut parallel sesaat atau transfer beban baik antara
genset maupun dengan PLN.
Pada saat transfer beban secara soft transfer terjadi pemindahan beban, perubahan power
factor yang kecenderungan terjadi diatur secara otomatic oleh modul ComAp, sehingga
pada saat transfer beban tidak terjadi perubahan power factor yang berarti.
Pada saat ini banyak pembangkit listrik rental yang terdapat pada PLTD PLTD seluruh
Indonesia, dimana pihak swasta menyewakan Gensetnya untuk menambah kapasitas daya
terpasang PLN. Pada kondisi ini sedikit berbeda dengan yang diuraikan diatas yaitu masalah
pembagian dan pengaturan power factor.
Pada genset rental sudah ditentukan berapa kw beban yang akan disupply dan berapa kwh
energi yang akan dikirim.Pada saat mulai memparalelkan tegangan tidak harus sama,
karena pengaturan kenaikan beban secara bertahap maka pengaturan penambaha excitasi
juga bertahap sampai didapatkan power factor yang dikehendaki. Kita bisa mengatur sendiri
power factor yang akan dioperasikan. Bisa 0,8 0,85 0,9 atau 0,95 namun pada umumnya
yang lebih disukai pada power factor 0,9 . Mengapa kita bisa mengatur power factor
sekehendak kita ? hal ini dikarenakan kapasitas generator PLN jauh lebih besar
dibandingkan generator rental, sehingga perubahan power factor di generator rental tidak
begitu mempengaruhi banyak meskipun ada.
Sebagai contoh : Beban system suatu kota atau pulau sebesar 55 mega watt dimana PLN
menyediakan 50 mega dan genset rental dapat beban 5 mega , Jika power factor beban
yang ada 0,9 . dimana Pada saat itu Power factor genset PLN 0,9 sedangkan rental juga
diset 0,9. Jika suatu saat Power factor genset rental diturunkan menjadi 0,8 dengan
mengurangi arus excitasi. Maka perubahan power factor di pembangkit PLN menjadi 0,91 .
sebaliknya jika power factor genset rental diatur menjadi 1 dengan menaikkan arus excitasi,
power factor pembangkit PLN menjadi 0,89 sehingga perubahan sebesar 0,01 diabaikan.
Pada saat hendak memparalelkan secara manual generator dengan Catu daya PLN yang
sudah berbeban atau generator lain yang sudah berbeban, apa yang mesti dilakukan ? Jika
kita menyamakan persis dengan tegangan line / jala jala,maka pada saat breaker close
power factor genset akan menunjuk 1 dan beban kw akan menunjuk pada posisi 0, jika kita
menambah daya output mesin perlahan lahan , maka power factor akan cenderung menuju
ke kapasitif (leading) dan memungkinkan terjadinya reverse power Dalam Modul ComAp
(IG-NT) Sudah ada proteksi ini. Untuk menghindari tersebut maka setelah sinkron
penguatan excitasi dulu yang dinaikkan sampai cosphi menunjuk 0,7. seiring dengan itu
naikkan daya mesin dengan menaikkan speed adjuster. Pada saat beban naik , cosphi akan
naik membesar mendekati satu. Pada saat bersamaan excitasi diatur mencapai nilai 0,7
demikian seterusnya sampai mencapai nilai yang diinginkan misalnya 1000 kw pada cos phi
0,85.
Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam
dunia industri dikenal dengan nama CW ( clock wise) yang artinya searah jarum jam dan
CCW (counter clock wise ) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur
dengan alat phase sequence type jarum. Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak
berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW.
Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan
CBA identik dengan CCW.
Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator mencantumkan symbol R,S,T,N ataupun
L1,L2,L3 ,N namun tidak selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1L2L3
jika diukur urutan STR, TRS ,L2L3L1 itu juga termasuk CW/ABC .
Sebagai contoh : jika kabel penghantar yang keluar dari generator diseragamkan semua
berwarna hitam dan tidak ada kode sama sekali, apakah kita bisa membedakan secara
visual atau parameter listrik bahwa penghantar itu phasenya R , S , atau T tentu tidak. Kita
hanya bisa membedakan arah urutannya saja CW atau CCW. Apapun generatornya jika
mempunyai arah urutan yang sama maka dapat dikatakan mempunyai salah satu syarat
dari parallel generator. Sehingga bisa jadi pada dua generator yang sama urutan RST pada
genset 1 dapat dihubungkan dengan phase STR pada Genset 2 dan itu tidak ada masalah
asal keduanya mempunyai arah urutan yang sama.
Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 genset mempunyai
sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak
memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun
dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan
synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian
yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu0,5 detik.
Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada
perintah close.
Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan
perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt.
Setelah genset berhasil dan telah bekerja sinkron/ parallel, apakah hal itu sudah dikatakan
bahwa genset sudah bekerja paralel dengan baik. Tentunya belum dikatakan sempurna
sebuah usaha paralel generator sebelum hal hal tersebut dibawah ini bisa di jalankan :
1. Generator set mempunyai system governor yang sama , electrical governor dengan
electrical governor , mekanik servo dengan mekanik servo hal ini akan berpengaruh
terhadap kepekaan respone terhadap beban kejut.
2. Agar genset pada saat sinkron dapat mensupply beban dengan seimbang dengan genset
lain maka masing masing genset dianjurkan untuk memiliki load sharing terutama untuk
yang system automatic.
3. Pada beban rendah maupun tinggi dianjurkan masing masing genset mempunyai power
factor yang relative sama. Baik pada sinkron manual maupun sinkron otomatic.
4. Pada saat pembebanan / beban kejut masing masing genset mempunyai response yang
sama , hal ini berkaitan dengan penyetelan droop speed dan pengaturan speed control.
5. Pada saat pelepasan beban dianjurkan dengan soft unloading yaitu secara perlahan lahan
dengan pengaturan speed dan voltage.
6. Pada saat pemasukan beban dianjurkan dengan soft unloading yaitu secara perlahan
lahan dengan pengaturan speed dan Voltage.
7. Pada saat pembebanan tidak diperkenankan beban mengayun ayun dari genset satu ke
genset lainnya, dan harus pada kondisi konstan.
8. Pada dua genset yang berbeda kapasitasnya pembebanan pada masing masing genset
sebaiknya secara proporsional.
Pada peralatan modern saat ini sudah banyak diciptakan modul modul yang dapat
mengakomodasi kebutuhan synhcrone genset, berikut load sharing, synchronizing,
dependent start stop, dan lain lain. Bahkan controlling dan monitoring dapat diakses jarak
jauh baik menggunakan kabel data ataupun wireless maupun melalui Internet.
Berikut ini bisa dijelaskan mengenai fasilitas yang ada pada modul modul ComAp :
Adalah fasilitas yang dapat mengatur berapa genset yang hidup menyesuaikan kebutuhan
beban, jika beban kecil maka modul ComAp memerintahkan genset yang lainnya untuk
shutdown dengan soft unloading terlebih dulu. Demikian juga bila beban secara bertahap
naik sampai melampaui setting yang kita tetapkan maka genset yang lainnya akan
diperintahkan start secara otomatis dan sinkron otomatis.
Adalah fasilitas dalam modul ComAp yang berfungsi untuk memberikan tambahan daya
pada trafo , sebagai contoh kapasitas terpasang suatu bangunan 2000 KVA beban puncak
mencapai 1400 kw , karena kondisi temperature dan suhu transformator sudah maksimal
dan kritis , sedangkan masih ada kecenderungan penambahan beban sehingga akan sangat
beresiko, maka genset dioperasikan paralel untuk memberikan tambahan daya. Pada saat
beban sudah hampir mencapai kapasitas maksimal trafo maka genset akan secara otomatis
start dan otomatis akan parelel.
Beban trafo akan dibuat tetap sedangkan kelebihannya akan disupply oleh Genset. Jika
suatu saat beban menurun . maka otomatis genset akan diperintahkan oleh ComAp untuk
melepaskan beban dan shuting down.
Base load kontrol adalah fasilitas dari modul ComAp yang mengatur beban genset secara
konstan. Sedangkan kelebihannya yang fluktuatif di supply oleh trafo.
Sebagai contoh bila sebuah rental genset dimana pihak rental harus memberikan daya
sebasar 1000 kw secara kontinu maka genset bisa mensupply 1000 kw meskipun beban
berubah ubah , kelebihan akan disupply oleh PLN .
Sebagai contoh lain dua buah generator 1000 KVA bekerja paralel dimana salah satu genset
Karena alasan teknis dibatasi hanya maksimal 500 Kw sedangkan genset yang satunya
yang mensupply beban sisanya .
4. Dapat dioperasikan jarak jauh dengan menggunakan kabel data sampai sejauh 1 Kilo
meter Atau Melalu Internet. Dalam operasional jarak jauh Atau di lain pulaupun dapat
dilakukan start dan stop engine, terbaca parameter listrik antara lain kw,kva,kvar,volt,
hz,cosphi,volt dc, running hours dll.
AMF & ATS Modul(Automatic Mains Failure & Automatic Transfer Switch )
Adalah Modul yang secara system mempunyai fungsi control automatic terhadap generator
dan mains power dimana parameter listrik,control dan proteksi terhadap kedua sumber
dapat terbaca dan terkontrol secara sistimatis .Komponen utama panel ini adalah modul
control ComAp yang didalamnya berisi program program untuk menjalankan dan
mengoperasikan system secara menyeluruh Salah satunya adalah Merk ComAp ( IL-AMF).
Panel ini banyak digunakan diindustri ,perkantoran ,supermarket, rumah sakit dll
SYNCHRONIZING Modul
Adalah Modul yang berfungsi untuk mengoperasikan dua buah genset atau lebih yang
bekerja secara parallel (bersamaan) agar didapat catu daya sumber yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan beban listrik disamping juga untuk efisiensi jika beban listrik
dalam level rendah / ringan.Dengan adanya teknologi ComAp maka pengoperasian panel
synchrone sudah sedemikian mudah karena dilengkapi dengan modul modul elektronik
berteknologi tinggi yang secara keseluruhan sudah diatur secara otomatis. ComAp (IG-NT,
IM-NT)
Beberapa Produk ComAp dapat Disesuaikan Dengan kebutuhan:
Modul AMF / ATS (InteliLite)
IL-AMF 20
IL-AMF 25
IL-MRS 11
IL-MRS 16
Modul AMF / ATS, Synchronizing
Type InteliGen
Modul disisi trafo Atau PLN
Type InteliMain
IM-NT