Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6
tahun) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini
stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal
kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan
seorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat atau eksplosif (Trianto, 2011).
Ketika lahir, berat otak bayi ± 350 gram, umur 3 bulan naik menjadi
500 gram dan pada umur 1,5 tahun naik lagi menjadi ± 1kg. Setelah bayi
lahir, jumlah sel saraf tidak bertambah lagi karena sel saraf tidak dapat
membelah diri lagi. Namun juluran-julurannya mampu bercabang dan
membuat ranting-ranting hingga usia lanjut. Bila ada rangsangan untuk
belajar, maka ranting dan cabang ini akan semakin rimbun. Tetapi bila
tidak digunakan, maka cabang-cabang tersebut justru akan menyusut. Jadi
pertumbuhan berat otak bukan karena bertambahnya jumlah sel saraf
tetapi karena tumbuhnya percabangan juluran (Marka, Mayza, &
Pujiastuti, 2003). Selain perkembangan otak, penelitian Gallahue (1993)
menyatakan bahwa usia prasekolah merupakan waktu yang paling optimal
untuk perkembangan motorik anak.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengoptimalkan perkembangan
anak adalah dengan penyelenggaraan pendidikan usia dini. Anak didik TK
adalah anak berumur 4-6 tahun. Pada masa ini anak sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, serta peka bagi
peletakan dasar-dasar kepribadian. Masa ini dimanfaatkan sebaik-baiknya,

1
2

karena masa ini dapat sangat menentukan kualitas manusia dimasa depan
(PERMENKES RI NO 66 TAHUN 2014). Bahkan pada masa ini di katakan
bahwa “ the child is the father of man“. Sehingga setiap kelainan atau
penyimpangan sikecil apapun apabila tidak terdeteksi dan tidak tertangani
dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak
kemudian hari (Soetjiningsih, 1995). Oleh karena itu, pada masa ini anak
harus diberikan pelajaran awal yang baik sebagai bekal yang baik untuk
kehidupan anak selanjutnya.
Menurut WHO, 5-25 % dari anak-anak usia prasekolah menderita
disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus.
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih, misalnya: kemampuan memindahkan benda dari
tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan
sebagainya. Perkembangan motorik halus ini dapat dicapai dengan latihan,
misalnya dengan latihan menulis, mencoret, atau meremas– remas lilin.
Akan tetapi, sebelum sistem motorik dan otot berkembang dengan baik,
upaya untuk mengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia.
Pelatihan seperti itu mungkin menghasilkan beberapa keuntungan
sementara, tetapi dengan jangka panjang pengaruhnya tidak akan berarti.
Gangguan pada perkembangan motorik halus biasanya menyebabkan
anak–anak mengalami kesulitan belajar (Yanti, Fridalni, & Neta, 2011).
Agar motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna
perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan terpadu. Adanya dorongan atau
rangsangan untuk menggerakkan tubuhnya akan mempercepat
perkembangan motorik anak. Selama ini fisioterapis dalam memberikan
penanganan hanya berfokus pada anak yang mengalami gangguan saja,
padahal anak yang terlihat sehat pun akan mengalami gangguan jika tidak
diberikan stimulasi lebih awal. Tidak semua anak yang terlihat sehat baik
dalam perkembangan motorik halusnya hal ini dibuktikan dengan hasil
observasi langsung yang dilakukan peneliti, masih banyak anak yang

2
3

mengalami perkembangan motorik halus yang kurang baik dinilai dari


pemberian tes bender gestalt.
Penyebab lain kemampuan motorik halus anak kurang baik adalah
perkembangan motorik kasar yang sangat menonjol sehingga mengganggu
proses adaptasi pada anak. Perkembangan dalam suatu aspek dapat bersifat
membatasi perkembangan pada aspek lainnya. Misalnya, perkembangan
fisik motorik anak dalam hal kematangan alat-alat ucap (artikulator), akan
memudahkan anak dalam perkembangan bahasa khususnya dalam
pengucapan berbagai kosa kata. Sebaliknya, ketika anak sedang terfokus
untuk belajar berjalan misalnya, maka perkembangan bicaranya seolah-
olah terhenti sejenak. Implikasi dari prinsip ini adalah bahwa seorang
pendidik AUD harus mempersiapkan dan menggunakan pembelajaran
yang dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak secara
keseluruhan, tidak hanya terfokus pada salah satu aspek perkembangan
saja.
Keterlambatan salah satu sektor perkembangan, yaitu perkembangan
motorik halus anak pada usia perkembangan, biasanya akan
mempengaruhi pada saat anak tersebut tumbuh besar termasuk saat
memasuki usia sekolah, misalnya anak belum mampu memebuhi
kebutuhannya sendiri, seperti memegang sendok saat makan, memasang
kancing, memegang pensil dengan sempurna. Efeknya akan
mempengaruhi performa dan kemandiriannya dalam melakukan sejumlah
aktivitas yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah (Anonim dalam
Andriyani 2009).
Masalah lain yang didapatkan dalam observasi lapangan bahwa
evaluasi yang diberikan pada anak usia pra-sekolah setelah pemberian
latihan lebih ditekankan pada kognisi anak, padahal selain dari pada itu
yang paling penting fisik pada anak terutama motorik halus pada anak.
Kegiatan motorik halus merupakan komponen yang akan mendukung
pengembangan aspek yang lainnya seperti pengembangan kognitif, sosial,
dan emosional anak. Pengembangan kemampuan motorik yang benar dan

3
4

bertahap akan mengembangkan kemampuan kognitif anak sehingga dapat


terbentuk kemampuan kognitif yang optimal (Sumantri, 2005: dalam
Susilaningsih, 2015). Oleh karena itu, perlu adanya stimulasi motorik halus
agar perkembangan motorik anak bisa seimbang sehingga membuat
koordinasi anak lebih baik. Dengan perkembangan motorik yang seimbang
anak sudah lebih siap dalam menghadapi tahap perkembangan selanjutnya.

4
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas mengenai masalah
konsentrasi belajar pada anak prasekolah, sehingga menjadi landasan
peniliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi squeeze
terhadap peningkatan motorik halus pada anak prasekolah. Oleh karena itu
dapat dikemukakan pertanyaan penilitian, yaitu:
1. Bagaimana distribusi frekuensi kemampuan motorik halus anak
prasekolah sebelum pemberian terapi squeeze?
2. Bagaimana distribusi frekuensi kemampuan motorik halus anak
prasekolah setelah pemberian terapi squeeze?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kemampuan motorik halus anak
prasekolah sebelum dan sesudah pemberian terapi squeeze?
4. Apakah terdapat pengaruh terapi squeeze terhadap peningkatan
motorik halus pada anak prasekolah?
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi
squeeze terhadap peningkatan motorik halus pada anak prasekolah
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui distribusi frekuensi kemampuan motorik halus anak
prasekolah sebelum pemberian terapi squeeze.
b. Mengetahui distribusi frekuensi kemampuan motorik halus anak
prasekolah setalah pemberian terapi squeeze.
c. Mengethaui perbedaan perbedaan tingkat kemampuan motorik
halus anak prasekolah sebelum dan sesudah pemberian terapi
squeeze.

5
6

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
Sebagai salah satu bentuk terapi preventif pada anak prasekolah
sehingga dapat diterapkan dan diaplikasikan untuk mengintervensi
perkembangan motorik halus anak prasekolah.
2. Manfaat Akademik
a. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan dalam pembelajaran
manajemen fisioterapi pediatri.
b. Hasil penelitian dapat menjadi refernsi dan rujukan bagi yang akan
meneliti mengenai intervensi preventif terhadap masalah yang
sama pada anak prasekolah.
c. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan bagi yang ingin
mengembangkan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai