I. UMUM
NAMA MAHASISWA : RISMAYANTI, S.Ft.
NIM : R024181024
TEMPAT PRAKTEK : PKM SOMBA OPU
BAGIAN : GERIATRI
PERIODE : 11 FEBRUARI – 23 FEBRUARI 2019
CLINICAL INSTRUCTOR : IRIANTI, SKM, S.FT., PHYSIO
HJ.NURLOLA KATILI, SKM
CLINICAL EDUCATOR : SALKI SADMITA S.FT,PHYSIO,M.KES
Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis patofisiologi klinik dan patofisiologi terapan fisioterapi, merumuskan dan melaksanakan proses
fisioterapi, mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan fisioterapi pada manajemen komprehensif fisioterapi geriatri.
III. PELAKSANAAN
Hasil
belajar
Kompetensi Tgl /Paraf
NO praktek Indikator Pelaksanaan hasil belajar yang dilakukan Solusi
dasar pembimbing
yang
diharapkan
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Mengidentifi Membandingkan Sacroiliac joint dysfunction adalah perubahan Membaca literatur
kajian teori kasi proses patofisiologi teori struktural pada sendi atau perubahan pada posisi sacrum dari
terhadap kondisi patofisiologi dengan patofisiologi dan pelvis. Nyeri timbul akibat stimulus dari struktur 1. Frontera, W.R,
patofisiologi yang pada penderita yang intraarticular, kapsular, dan ligamen. Hipermobilitas hingga Silver, J.K, Rizzo,
penderita berkaitan berkaitan dengan hipomobilitas dapat mengstimulus timbulnya nyeri. Nyeri T.D. 2008.
dilahan praktek dengan gangguan gerak dan pada area gluteal bisa menjadi pertanda disfungsi SIJ. Essential of
gangguan aktivitas fungsional Berdasarkan international association for studi of pain, Physical Medicine
gerak dan berupa walking dan salah satu kriteria disfungsi SIJ adalah nyeri pada area and Rehabilitation,
aktivitas praying akibat LBP gluteal, terutama pada area SIPS. Gejala terbanyak yang Musculoskeletal
fungsional e..c SIJ dysfunction ditimbulkan dari disfungsi SIJ adalah low back pain (LBP) Disorder, Pain, and
berupa sejak 1 bulan yang dan nyeri pada area gluteal. Gerakan pada SIJ walaupun Rehabilitation
walking dan lalu hanya sedikit, namun massa tubuh di transmisikan ke second edition.
praying ekstremitas inferior melalui os sacrum pertama sehingga Sounders
akibat LBP sakrum berotasi ke anterior dan posterior. Walaupun tidak 2. Ilaslan, I, Arslan, A,
e..c SIJ ada satu otot yang secara langsung mengontrol pergerakan Koc, O.M, Dalkilic,
dysfunction sendi disekitar SIJ, muscle imbalance yang terjadi dapat T, Naderi, S. 2010.
sejak 1 bulan memberikan tension pada SIJ (Frontera, 2008). Sacroiliac Joint
yang lalu Etiologi sacroiliac joint dysfunction diantaranya Dysfunction.
adalah kelemahan otot bagian posterior (m. gluteus Turkiesh
maximus dan medius), otot bagian anterior (m. iliopsoas) Neurosurgery.
dan degenerative SIJ. Faktor resiko yang dapat 20:398-401.
menimbulkan sacroiliac dysfunction adalah abnormalitas
panjang tungkai, abnormalitas berjalan, skoliosis, post
fusion lumbal, dan kehamilan (beban meningkat, kurva
lumbal berubah, hingga hormon yang membuat ligamen
relaks) (Ilaslan et al. 2010). Gejala-gejala yang sering
terjadi pada penderita disfungsi SIJ adalah Low back pain,
nyeri meningkat saat berdiri lama, asymmetric weight
bearing, atau menaiki tangga, nyeri diarea gluteal,
terkadang hingga ke tungkai atas, nyeri saat duduk,
terutama duduk pada kursi tanpa sandaran, tenderness di
SIPS atau sekitas SIPS
Berdasarkan patofisiologi tersebut, pasien Ny. S
mengalami SIJ dysfunction dengan hasil anamnesis yaitu
nyeri punggung bawah menjalar sampai tungkai atas, nyeri
diarea gluteal, nyeri meningkat saat berdiri lama dan duduk
lama, ada tenderness di area SIPS sinistra. Pasien mampu
untuk sholat normal namun sangat berhati-hati dikarenakan
nyeri terasa terutama saat posisi ke rukuk.
2 Mengkaji Mengidentifi Priskom terhadap Mekanisme abnormalitas pada SIJ salah satunya Membaca literature dari
patofisiologi kasi gangguan gerak dan adalah kombinasi beban axial dan kemampuan rotasi pelvis.
terapan patofisiologi aktivitas fungsional Otot dan ligamen yang berada disekitar sendi dapat menjadi 1. Ilaslan, I, Arslan, A,
Fisioterapi terapan berupa walking dan sumber nyeri dan inflamasi, terutama ligamen iliolumbar Koc, O.M, Dalkilic,
Fisioterapi praying akibat LBP dan ligamen posterior sacroiliac. Abnormalitas SIJ terjadi T, Naderi, S. 2010.
pada e..c SIJ dysfunction saat pelvic girdle mengalami penurunan stabilitas atau Sacroiliac Joint
gangguan sejak 1 bulan yang lalu stabilitas asimetrik. Disfungsi SIJ dapat terjadi salah Dysfunction.
gerak dan satunya karena movement initiation dan muscular Turkiesh
aktivitas contraction yang abnormal saat weight bearing. Sebelum Neurosurgery.
fungsional weight bearing (WB) terjadi, kontraksi back muscle 20:398-401.
berupa menimbulkan ketegangan pada ligamen sacrotuberous dan
walking dan fascia thoracolumbal untuk menjaga stabilitas. Selama
praying gerakan nutasi, ligamen sacrospinous dan sacrotuberous
akibat LBP mengalami ketegangan, karena hubungan otot dengan
e..c SIJ ligamen dan fisiologis nutation yang menimbulkan
dysfunction ketegangan pada ligamen, SIJ menimbulkan reaksi berupah
sejak 1 bulan meningkatkan stabilitasnya atau kekakuan. Saat rotasi
yang lalu anterior tidak terjadi karena kegagalan ligamen untuk
meregang hal tersebut yang menginduksi nosiseptor.
Abnormalitas SIJ juga dapat disebabkan posisi locking dari
SIJ sebab permukaan kedua tulang dari sendi tersebut
iregural sehingga rentan mengalami displacement (Ilaslan,
2010).
Restrictive :
a. Limitasi ROM : sacroiliac joint
b. Limitasi ADL : Limitasi walking
c. Limitasi Pekerjaan : (+) terganggu
d. Limitasi Rekreasi : (+) terganggu
Tissue Impairment :
1. Musculotendinogen : spasme m.quadratus lumborum,
m.iliopsoas, mm.adductor hip, m.gastronemius,
weakness m.quadriceps femoris
2. Osteoarthrogen : sacroiliac joint
3. Neurogen : iritasi nociseptor
4. Psikogenik : kecemasan
Spesific Test :
a. Zona latihan
Batas bawah: 91 + 30% (220-65-91)
91 + 30% (64)
91 + 19,2
Batas atas: 91 + 40% (220-65-91)
91 + 40% (64)
91 + 25,6
116,6
b. Pengukuran Nyeri (Pain Assessment Tool)
Diagnosis FT
3. Diagnosis FT “Gangguan aktivitas fungsional berupa walking akibat
joint mobility, spasme otot dan kelemahan otot e.c
sacroiliac joint dysfuction sejak 3 tahun yang lalu”.
4. Problem FT Problem FT
Adapun problem dan planning fisioterapi yang dapat
diuraikan berdasarkan hasil proses pengukuran dan
pemeriksaan tersebut, yaitu:
Problem Primer : SIJ blok
Problem Sekunder : Kecemasan
Spasme otot
Kelemahan otot
Gangguan keseimbangan
Problem Kompleks : Gangguan ADL berjalan
Program FT
NO. PROBLEM MODALITAS DOSIS
1 Kecemasaan Komunikasi F : 1 x sehari
terapeutik I : pasien fokus
T : interpersonal
approach
T : selama terapi
2 Metabolic Infrared (IRR) F : 1 x sehari
Reaction Pre-eliminary I : 30 cm
exc T : lokal area
T : 10 menit
3 Disfungsi Manual Therapy F : 1x sehari
SIJ I : 8x rep
T : Traksi
T : 2 menit
4 Nyeri Manual Therapy F : 1 x sehari
I : 30-60%
pressure
T : friction
m.piriformis
(elbow teknik),
SIPS os ilium,
m.quadratus
lumborum
T : 5 menit
5 Spasme otot Exercise
Therapy F : 1 x sehari
I : 15 hit, 3x rep
T : stretching exc
m.quadratus
lumborum,m.iliop
soas, m.piriformis
mm.adduktor hip,
m.gastronemius
T : 2 menit
6 Kelemahan Exercise therapy F : 1xsehari
otot I : 8 hit, 3xrep
T : strengthening
exc m.quadriceps
femoris
T : 2 menit
7 Gangguan Exercise F : 1xsehari
keseimbang therapy I : 8 hit, 3xrep
T : balance exc
T : 2 menit
8 Gangguan Exercise F : 1 x sehari
Postur therapy I : 8 hit/5x rep
T : bugnet exc
T : 5 menit
9 Gangguan Exercise F : 1 x sehari
ADL therapy I : 8 hit/ 2 rep
walking T : bridging exc
T : 3 menit
Exercise F : 1xsehari
therapy I : tolerasi pasien
T : walking exc
(gait analysis)
T : 3-5 menit
Evaluasi FT
5 Berkomunikasi 1. Men 1. Mengenali jenis Informasi yang relevan dan bersifat terapeutik kepada 1. Melakukan
terapeutik ggunakan data/informasi pasien dan keluarga dengan bahasa yang sederhana, mudah komunikasi
kosakata yang diperoleh dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan pasien dan terapeutik kepada
keluarga sangat penting untuk disampaikan oleh seorang
yang pasien dengan
fisioterapis.
mudah 2. Menggunakan memberikan harapan
dimenger komunikasi secara Menyampaikan informasi yang jujur dan memberikan saran terkait kondisinya
ti oleh efektif dan efisien yang terbaik terkait tindakan fisioterapi yang berkelanjutan ataupun memberikan
pasien ataupun saran untuk mengambil tindakan medis ataupun edukasi terkait
dan 3. Memilih informasi non-medis lainnya guna mendapatkan hasil yang lebih baik. aktifitas atau posisi
keluarga yang relevansi yang harus dihindari
sesuai untuk disajikan a. Selama terapi komunikasi terapeutik dapat diberikan untuk mencegah
dengan dengan dengan menjelaskan bahwa: pola jalan bapak dapat terjadinya kondisi
peruntuka menggunakan kembali normal seperti biasa dengan rajin terapi dan lain yang tidak
nnya sarana sesuai melakukan latihan-latihan yang diberikan untuk diharapkan.
dengan dilakukan dirumah. 2. Berdiskusi dengan
2. Mem peruntukannya b. Memberikan contoh pola jalan yang benar yang dapat pasien dan keluarga
ahami dilakukan dirumah. pasien untuk
cara c. Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap memberikan
menyajik berpikir dengan berserah kepada Tuhan yang Maha Esa: penjelasan yang
an “dengan rajin terapi dan berdoa kepada tuhan meminta bersifat terapeutik
informasi kesembuhan bapak insya Allah akan diberikan agar keluarga dan
sains kesembuhan kepada bapak untuk berjalan normal lagi” lingkungan pasien
dengan dapat membantu
menggun proses pemulihan
akan pasien.
sarana
dan
sumber
yang ada
kepada
profesi
kesehatan
lainnya.
Mengetahui,
LAPORAN KEPANITERAAN