Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif sendi akibat


pemecahan biokimia artikular (hialine) tulang rawan di sendi sinovial lutut
sehingga kartilago sendi rusak. Gangguan ini berkembang secara lambat, tidak
simetris dan noninflamasi, ditandai dengan adanya degenerasi kartilago sendi
dan pembentukan tulang baru (osteofit) pada bagian pinggir sendi (Theresia
2015).
Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit yang di sebabkan oleh faktor
degeneratif, sering dijumpai pada penyakit musculoskeletal dan Osteoarthritis
merupakan penyebab terbanyak keterbatasan gerak dan fungsi, lokasi sering
terkena adalah sendi lutut. Osteoarthritis pada lutut dianggap sebagai penyakit
degeneratif dan penyebab pastinya belum di temukan, sehingga belum ada terapi
optimal untuk mengatasi masalah Osteoarthritis lutut (Dian Sari T 2016).

Rumah sakit swasta di Yogyakarta ini memiliki pelayanan unggulan yang


salah satunya adalah pelayanan orthopaedi. Pasien dengan diagnose osteoarthritis
lutut dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun 2010 terdapat 548 kunjungan
dari 181 pasien dengan rasio kunjungan terhadap pasien adalah 3,03 : 1, tahun
2011 terdapat 928 kunjungan dari 285 pasien dengan rasio kunjungan terhadap
pasien adalah 3,27 : 1, tahun 2012 terdapat 1.511 kunjungan dari 550 pasien
dengan rasio kunjungan terhadap pasien adalah 2,75 : 1 dan tahun 2013 terdapat
2.136 kunjungan dari 1.649 pasien dengan rasio kunjungan terhadap pasien adalah
1,30 : 1. Tampak peningkatan jumlah pasien 2-3 kali lipat setiap tahunnya.
Sedangkan rata-rata kunjungan 2-3 kali tiap tahun. Hal ini diduga karena usia
harapan hidup semakin meningkat serta kesadaran masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan meningkat (Theresia 2015).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh G.kelley et.all (2004) tentang “role
of physical therapy in management of knee osteoarthritis”dengan beragam
intervensi yaitu manual terapi,latihan balance,koordinasi dan fungsional,tehnik
taping,TENS,serta foot orthotik. Pada penggunaan TENS menunjukan bahwa
intervensi TENS selama 4 minggu atau lebih dapat menurunkan nyeri secara
bermakna dibandingkan dengan intervensi TENS dibawah 4 minggu. Penurunan
nyeri akan memulihkan fungsional gerak pada sendi lutut sehingga penderita
dapat melakukan aktivitas berjalan dengan normal.
pada kelompok perlakuan, pemberian traksi translasi sebagai penambahan
intervensi memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan lingkup gerak
fleksi dan ekstensi sendi lutut. Traksi translasi merupakan teknik mobilisasi sendi
yang menggunakan gerakan fisiologis dan gerakan asesoris pada sendi. Teknik ini
dapat menghasilkan efek mekanik pada konponen intra artikular sendi dimana
jaringan ikat sendi akan mengalami pemanjangan serabut collagen. Efek mekanik
dengan dosis derajat 2 keatas dapat menghasilkan tarikan atau pemisahan kedua
permukaan tulang didalam sendi, kemudian disertai dengan gaya pergeseran
permukaan tulang yang satu terhadap permukaan tulang lawannya sebagai hasil
dari aplikasi traksi translasi. Hal ini akan menghasilkan penguluran atau
pemanjangan pada kapsul- ligament yang kontraktur akibat keterbatasan gerakan
yang di timbulkan. Kombinasi traksi-translasi dapat menghasilkan penguluran
atau pemanjangan yang maksimal dari kapsul-ligament di dalam sendi sehingga
melepaskan kontraktur dan perlengketan yang akhirnya membebaskan lingkup
gerak fleksi dan ekstensi sendi lutut (Kisner and Colby,2007)
Dari hasil observasi yang dilakukan di Rsk.dr.Tadjuddin Chalid Makassar,
yang dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2017, tercatat jumlah kunjungan
penderita Osteoarthritis knee joint sekitar 30 pasien.
Untuk penanganan keterbatasan luas gerak sendi akibat Osteoarthritis knee
joint maka fisioterapi memegang peranan dalam hal peningkatan lingkup gerak
sendi pada knee joint. Berbagai modalitas fisioterapi dapat digunakan untuk
menangani kondisi tersebut. Diantara modalitas fisioterapi yang dapat digunakan
dalam peningkatan lingkup gerak sendi pada knee joint akibat Osteoarthritis
adalah manual terapi dengan teknik Teraksi Translasi dengan Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation (TENS).
Berdasarkan pengalaman penulis dalam observasi dan praktek klinik
selama di rumah sakit, osteoarthritis merupakan salah satu kasus yang hampir
setiap harinya di tangani di klinik dan merupakan salah satu kasus yang banyak
dijumpai di berbagai rumah sakit di kota Makassar.
Untuk itu penulis tertarik meneliti mengenai “pengaruh pemberian
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Traksi translasi terhadap
perubahan lingkup gerak sendi fleksi knee pada pasien Osteoarthritis knee joint di
Rsk.dr.Tadjuddin Chalid Makassar”

B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
(TENS) dan Traksi translasi terhadap perubahan lingkup gerak sendi fleksi knee
pada pasien Osteoarthritis knee joint ?

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Transcutaneus Electrical
Nerve Stimulation (Tens) dan Traksi translasi terhadap perubahan
lingkup gerak sendi fleksi knee pada pasien Osteoarthritis knee joint
di Rsk.dr.Tadjuddin Chalid Makassar.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh pemberian Transcutaneus Electrical
Nerve Stimulation (Tens) terhadap perubahan lingkup gerak
sendi fleksi knee pada pasien Osteoarthritis knee joint.
b. Mengetahui pengaruh pemberian Traksi translasi terhadap
perubahan lingkup gerak sendi fleksi knee pada pasien
Osteoarthritis knee joint.

D. Manfaat penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menembah pengetahuan tentang
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Traksi
translasi, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat, dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bagi peneliti sendri, sehingga sangat
bermanfaat dalam menambah pengalaman dan pengetahuan
peneliti.

2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
dan pemahaman serta pengalaman fisioterapist mengenai pengaruh
pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
dan Traksi translasi terhadap perubahan lingkup gerak sendi
fleksi knee pada pasien Osteoarthritis knee joint.

3. Manfaat institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan bahan
bacaan bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar jurusan
Fisioterapi dalam menyusun penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai