Anda di halaman 1dari 98

MANAJEMEN

PENYELENGGARAAN
MAKANAN DALAM KEADAAN
DARURAT

FOOD SERVICE MANAGEMENT


IN DISASTER
KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM
MENGHADAPI BENCANA
Herni Astuti
Ahli Gizi RSUP DR Sardjito
KPIG, 25 November 2014
Kesiapan menghadapi bencana
Bagian dari Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan (MFK) masuk
dalam kelompok standar
Manajemen Rumah Sakit pada
standar akreditasi rumah sakit versi
2012
PENGERTIAN :
Menyusun dan memelihara
rencana manajemen kedaruratan
dan program menanggapi bila
terjadi kedaruratan komunitas,
wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya
RENCANA PENANGANAN
KEDARURATAN
1) Menetapkan jenis,
kemungkinan dan konsekuensi
dari bahaya, ancaman dan
kejadian.
2) Menetapkan peran rumah
sakit dalam kejadian tersebut.
3) Strategi komunikasi pada
kejadian
Lanjutan RENCANA
4) Pengelolaan sumber daya
pada waktu kejadian, termasuk
sumber daya alternatif
5) Pengelolaan kegiatan klinis
pada waktu kejadian, termasuk
tempat pelayanan
6) Identifikasi dan penugasan
peran dan tanggung jawab staf
pada waktu kejadian
KEDARURATAN/BENCANA

INTERNAL:
• Keracunan gas
• Keracunan makanan.
• Ledakan gas
• Ledakan bom
• Kebakaran
• Bencana alam
halaman lanjutan
EKSTERNAL:
• Bencana alam
• Kebakaran
• Ledakan
• Kecelakaan lalulintas
• Keracunan makanan
• Wabah penyakit
KONSEKUENSI DARI BENCANA
& SUMBER DAYA ALTERNATIF
INTERNAL:
• Situasi diluar rumah sakit dalam
keadaan normal
• Situasi didalam rumah sakit tdk
normal

Fokus pada penyelenggaraan


makanan
KONSEKUENSI DARI BENCANA
& SUMBER DAYA ALTERNATIF
EKSTERNAL:
• Situasi diluar rumah sakit dalam
keadaan tidak normal
• Situasi didalam rumah sakit
normal/tidak

Fokus pada penyelenggaraan


makanan
internal

1.Fasilitas produksi makanan ?


KK TOTAL OUTSOURCING
AIR BERSIH ?

KERUSAKAN GAS LPG ?

SEBAGIAN JARINGAN UAP ?

MESIN ?

LISTRIK ?
eksternal
Fasilitas produksi makanan ?
TOTAL OUTSOURCING ?
DAPUR DARURAT ?
AIR BERSIH ?
KERUSAKAN GAS LPG ?
SEBAGIAN JARINGAN UAP ?
MESIN ?
LISTRIK ?
SUPLAI AIR BERSIH
INTERNAL:
a. Di dalam RS terganggu PAM & sumur
dalam mendatangkan tangki air
bersih dari PDAM.
b. Di dalam RS normal, jaringan ke ruang
produksi terganggu membuat
sambungan ke sumber air bersih yang
lokasi berdekatan dengan ruang produksi.
c. Untuk air minum menggunakan air minum
kemasan
SUPLAI AIR BERSIH
EKSTERNAL:
a. Di dalam RS terganggu ?
PAM? gunakan sumur dalam
b. Di luar RS terganggu ?
Gunakan sumur dalam.
c. Untuk air minum dapat menggunakan
air mineral kemasan
JARINGAN SENTRAL GAS
LPG
Kemungkinan:
a. Menggunakan tabung gas LPG lokal,
sambil menunggu perbaikan risiko
kebakaran perlu dipasang detektor
kebocoran gas.
b. Alternatif menggunakan bahan bakar uap
atau listrik mengganti menu
masakan
JARINGAN LISTRIK
Kemungkinan:
a. Di dalam RS dan diluar RS terganggu
gunakan genset
b. Di dalam RS normal, jaringan ke ruang
produksi terganggu membuat
sambungan ke sumber listrik yang lokasi
berdekatan dengan ruang produksi.
c. Bila suplai listrik dishwasher terganggu
maka pencucian piring dilakukan
secara manual
ALAT PENGOLAHAN
• Jika suplai uap atau listrik terganggu
disediakan alat yang bisa dipakai
diatas kompor, seperti:
^ Dandang
^ Penggorengan
^ Langseng
^ Panci, dll
ALAT MAKAN
• Jika ada gangguan dishwasher atau
kekurangan alat makan sediakan alat
makan disposibel, seperti
^ Piring makan/kotak kardus
^ Sendok makan mika
^ Gelas kertas
2.Sumber Daya Manusia
• Apakah ada SDM Ins Gizi yang menjadi
korban dalam bencana?
• Apakah jml SDM mampu melayani pasien
korban bencana eksternal yg masuk RS?

Jenis SDM dikelompokkan (Kemenkes)


menjadi: Nutrisionis, Pramumasak,
Pramusaji dan Administrasi
Lanj… SDM
Mengatasi kekurangan jumlah SDM
• Nutrisionis, bekerjasama dengan institusi
pendidikan gizi
• Pramumasak dan pramusaji, bekerjasama
dengan SMK Boga atau D3 Boga
• Administrasi, bekerjasama dengan satuan
kerja lain di lingkungan RS
Lanj…SDM
SDM bantuan atau tenaga sukarela
dikoordinir:
• Daftar tenaga sukarela & name tag
• Tupoksi
• Jadwal dinas
• Daftar hadir
• Fasilitas ruang istirahat
• Fasilitas makan & minum
Lanj… SDM
• Tenaga sukarela profesi dikoordinir oleh
Nutrisionis RS
• Tenaga sukarela boga yang
diperbantukan di pengolahan makanan
dikoordinir oleh Pramumasak RS
• Tenaga sukarela yang diperbantukan
pada pelayanan gizi rawat inap dikoordinir
oleh pramusaji RS
3.ANGGARAN/DANA
Merencanakan anggaran tambahan untuk
pembelian:
• Bahan makanan
• Alat makan disposibel
• Gas LPG
Rencana anggaran diusulkan kepada
Direktur
4.BAHAN MAKANAN
• Apakah suplai bahan makanan segar
terganggu?

• Sediakan bahan yg diawet, spt buah


dalam kaleng, puding, sayur dalam kaleng
atau beku, daging/ikan dalam kaleng atau
beku, kacang-kacang.
Lanj…bahan makanan
Apakah ketersediaan bahan makanan di RS
terbatas?
• Pembelian tambahan
• Menerima bantuan dari donatur, admlog:
^ Dicatat jenis, jumlah, tgl terima, donatur
^ Dicek tanggal kadaluarsa
^ Disimpan & dikelompokkan berdasarkan
jenis, dilengkapi kartu barang
Lanj…bahan makanan
• Sumbangan donatur berupa makanan
matang, diberlakukan prosedur:
• Catat tanggal terima, jumlah, donatur
• Cek citarasa makanan
• Cek kemasan makanan
• Cek besar porsi
• Simpan contoh makanan selama 1 x 24
jam
5.CARA PELAYANAN
• Perubahan menu siklus disesuaikan
dengan jumlah pasien, ketersediaan
bahan makanan, sarana yang ada, dan
jumlah tenaga yang ada
• Sistem distribusi makanan untuk pasien
korban bencana yang dirawat di ruang
perawatan darurat maupun selasar dg
cara sentralisasi.
• Bila memungkinkan pasien VIP tetap
dengan cara desentralisasi
Lanj…
• Pelayanan makan yang biasanya
dilakukan 3 kali sehari dapat ditambah
menjadi 4 kali sehari apabila bencana
yang terjadi :
^ termasuk kualifikasi tingkat 4 (jumlah
korban lebih dari 300 orang),
^ wilayah bencana luas, sehingga rujukan
korban bencana datang sewaktu-waktu
PERAN INS GIZI DLM KLB
• Apakah RS ikut bertanggungjawab dalam
penanganan pada setiap kejadian
bencana?
• Apakah RS dalam organisasi BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan
Bencana) mempunyai Brigade Siaga
Bencana ?
• Ins Gizi termasuk unit utama yang
bertugas siaga dalam keadaan bencana
Lanj… peran
Ins Gizi bertugas:
• Menyiapkan makanan untuk korban
bencana sesuai dengan kondisi dan
penyakit
• Menyiapkan makanan untuk petugas
penanggulangan bencana di RS
• Menjamin ketersediaan
makanan/minuman
• Mengelola bahan makanan bantuan
donatur
STRATEGI KOMUNIKASI PADA
KEADAAN BENCANA
1. Koordinasi
^ Ada tempat pusat komando
^ Ada alat komunikasi, internet
^ Koordinasi dilakukan terusmenerus
2. Manajemen media masa
Kerjasama dengan bagian HukMas
Lanj….
3. Manajemen informasi, data & surveillance
^ Data yang ada harus diperbaharui tiap
saat
^ Data dipastikan akurat
^ Data yang dikumpulkan meliputi jumlah
korban yg dirawat, jumlah petugas, jumlah
makanan dari donatur
Lanj…
4. Manajemen dokumentasi
^ dalam bentuk tulisan, foto, video
^ diperlukan untuk evaluasi
^ dimanfaatkan untuk alat pembelajaran
^ untuk membuat laporan
TIM PENANGGULANGAN
BENCANA RS
• Semua rencana penanggulangan bencana
harus terintegrasi dengan pelayanan lain
dalam sebuah tim.
• Rencana dituangkan dalam bentuk:
^ Kebijakan
^ SOP & Instruksi Kerja
^ Panduan
Lanjutan
Bila terjadi bencana
• RS mengaktifkan rencana yang ada
• Diberi pengarahan yang tepat
• Melakukan koordinasi
• Mendokumentasikan kegiatan
• Evaluasi
PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI RS DARURAT / LAPANGAN

Enny Dwiastuty
Ahli Gizi RSUP DR Sardjito
KPIG, 25 November 2014
BATASAN ISTILAH
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi serta
rekontruksi

Tanggap darurat Bencana :


meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar,perlindungan, pendampingan dan
penanganan pengungsi, serta pemulihan
sarana prasarana.
Masa tanggap darurat bencana
Jangka waktu Kedaruratan bencana yang ditetapkan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah untuk jangka
waktu tertentu

PosKo lapangan Tanggap Darurat Bencana


Institusi yang bertugas melakukan penanganan tanggap
darurat langsung di lokasi bencana ataupun di lokasi
camp pengungsian yang terdiri dari para relawan dengan
unit kerja masing - masing yang melakukan
pendampingan dan pelayanan pada masyarakat yang
terkena bencana.
Bencana Sosial:

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan Teror.

Kesiapsiagaan:

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
Fungsi Pos Komando dan
Koordinasi Tanggap darurat bencana :
1. Mengkoordinasikan , mengintegrasikan dan
mensikronisasikan seluruh unsur unit kerja yang
terlibat dalam organisasi Komando Tanggap Darurat
untuk melakukan Pencarian, Penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, pendampingan dan perlindungan pengungsi,
serta pemulihan sarana dan prasarana vital dengan
segera pada saat status siaga darurat dan tanggap
darurat.
2. Sebagai tempat berkumpul semua sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan tanggap darurat
3. Sebagai tempat mengendalikan kegiatan dan
mengerahkan sumberdaya dalam rangka kegiatan
tanggap darurat.
Unit kerja Logistik dan peralatan
1. Menyediakan fasilitas peralatan, perlengkapan dan jasa
2. Menerima, mengadministrasikan dan menyalurkan
bantuan
3. Mengkoordinasikan semua bantuan logistic dan
peralatan dari semua lembaga, majelis, organisasi /
instansi yang terkait.
4. Membuat daftar kebutuhan bantuan logistic dan
peralatan
5. Mendukung penyelenggaraan kegiatan sanitasi umum,
air bersih dan dapur umum.
6. Memastikan, mengkoreksi dan mengevaluasi semua
kebutuhan
• PENGUNGSI(Internal Displaced people) adalah
sekelompok orang yang karena terpaksa (daerah
konflik,bencana, peperangan dll)meninggalkan
tempat tinggalnya

• MASALAH GIZI DARURAT adalah keadaan


gizi dimana jumlah kurang gizi pd sekelompok
masyarakat pengungsi meningkat & mengancam
memburuknya kehidupan
Penanggulangan
Masalah Gizi
Dalam Keadaan Darurat

Peran Nutrisionis
Dalam Situasi
Darurat
Tujuan penanggulangan
masalah gizi darurat
A. TujuanUmum :
meningkatkan dan mencegah memburuknya
status gizi pengungsi
B. Tujuan Khusus :
1. Terselenggaranya pelayanan gizi
2. Terpantaunya perkembangan status gizi
pengungsi
3. Terciptanya koordinasi lintas program dan
lintas sektor
Sasaran
Seluruh pengungsi terutama kelompok rentan yaitu :

balita

bumil buteki usia lanjut


Strategi
1. Melaksanakan profesionalisme tenaga
lapangan
2. Memperhatikan prevalensi, keadaan penyakit,
ketersediaan sumber daya, kebijakan yang ada,
kondisi penampungan, latar belakang sosek,
faktor kejiwaan pengungsi
3. Melakukan surveilens gizi
4. Koordinasi lintas program & sektoral
5. Pemberdayaan pengungsi di bidang
pemenuhan kebutuhan pangan
6. Bila pengungsi berada di pemukiman penduduk
 koordinasi dg pelayanan kesehatan setempat
Survelans gizi
Dilaksanakan di penampungan pengungsi :
Pendataan pengungsi
 Untuk mengetahui jumlah dan jenis bahan makanan
 Data Jumlah KK, Jumlah Jiwa, Jenis Kelamin, Kelamin, umur
dan klp rawan
 Data sarana air bersih, jumlah dan lokasi penampungann
pengungsi
Pengumpulan data dasar gizi
 Untuk menentukan menentukan status gizi pengungsi
 Data antropometri berat badan, tinggi badan dan umur
Skrining
 Untuk tindakan interv PMT darurat terbatas atau PMT terapi
 Informasi dari data dasar gizi dan informasi dari surveilans
penyakit sangat bermanfaat untuk kegiatan skrining ini.
TAHAP KEJADIAN BENCANA

• Tahap tanggap darurat


• Tahap pemulihan
• Tahap rehabilitasi & rekonstruksi
TAHAP KEGIATAN DARURAT

1. TAHAP PENYELAMATAN

2. TAHAP TANGGAP DARURAT


Pengungsi tiba di lokasi  (surveilans : Regristrasi pengungsi)
FASE I
Fase I Tahap Penyelamatan Dimulai (dapur umum diberikan jika perlu)
TAHAP PENYELAMATAN

Maksimum 5 hari

Fase II Tahap Penyelamatan Dimulai


FASE II
Dapur umum dihentikan, diganti dengan ransum
TAHAP PENYELAMATAN
(surveilans : Pengumpulan Data Dasar Gizi)
Maksimum 14 hari

Data Dasar Status Gizi dan Penyakit Pengungsi TAHAP TANGGAP DARURAT
Selesai Dianalisis

Prevalensi Gizi Kurang >15% Prevalensi Gizi Kurang 10 - 14,9% Prevalensi Gizi Kurang < 10%
atau Gizi Kurang 10 - 14,9% atau Gizi Kurang 5 - 9,9% atau Gizi Kurang < 5%
disertai faktor pemburuk disertai faktor pemburuk disertai faktor pemburuk

Surveilans : Surveilans : Penapisan Gizi


Penapisan Gizi Buruk Kurang dan Gizi Buruk

Darurat Perlu diperhatikan Normal


-Ransum - PMT Darurat -PMT darurat terbatas Tidak perlu intervensi khusus
-PMT terapi -PMT Terapi (melalui pelayanan rutin)

SURVEILANS : PEMANTAUAN DAN EVALUASI


1. TAHAP
PENYELAMATAN

Terdiri dari :
 Fase I (1- 5 hari)
Belum ada perencanaan menu
 semua menerima makanan yg sama
 Fase II (5 hr – 14 hr)
Telah ersedia rincian menu harian)
bantuan bahan makanan cukup tersedia
Contoh Standar Ransum
Tahap Penyelamatan Fase 1
Bahan makanan Kebut per org per hari (g)
URT
Biskuit 100 10 bh
Mie Instant 320 4 bks
Sereal (instan) 50 2 sachet
Blended food 50 10 sdm
Susu 40 8 sdm
Energi (kcal) 2.150
Protein (g) 52
Lemak (g) 41
Contoh Standar Ransum
Tahap Penyelamatan Fase 1
• standar ransum digunakan untuk
membuat perencanaan
• Perkiraaan balita 10%  susu bayi &
balita
• Penditribusian hrs terpusat melalui dapur
umum
• Setiap perhitungan bhn mkn + 10% utk
hal tak terduga/kehilangan
Contoh perhitungan bhn mkn
pada fase 1
• Cara perhitungan : standar ransum x
jumlah pengungsi x jangka waktu
penyelamatan + 10 %
Contoh kebutuhan biscuit:
(100 g x 1500 x 5 hari) + 10 %
750.000 g + 75.000 g = 825.000 g (825 kg)
Bahan Kebut per Kebut bhn Kebut bhn Penambah
makanan org/hr (g) mkn 1500 mkn 1500 an kebut
org/hri (Kg) org/hri (Kg) bhn mkn
10% (Kg)

biscuit 100 150 750 825

Mie 320 48 240 264


instant
sereal 50 7.5 37.5 41.25

susu 40 6.0 30 33
Bahan Jmlh per org per hari (gram)
makanan Type 1 Type 2 Type 3 Type 4 Type 5
sereal 400 420 350 420 450
kac2an 60 50 100 60 50
Minyak gor. 25 25 25 30 25
Ikan/dg klg - 20 - 30 -
gula 15 - 20 20 20
Garam beryod 5 5 5 5 5
Buah & sayur - - - - 100
Blended food 50 40 50 - -
bumbu - - - - 5
Energi (kkal) 2113 2108 2087 2092 2116
Prot (g : %TE) 58g : 11% 60g: 11% 72g: 14% 45g : 9% 51g: 10%
Lemak (g : %TE) 43g : 18% 47g: 20% 43g: 18% 38g:16% 41g:17%
Contoh standar ransum tahap
penyelamatan fase II
• Contoh Ransum type
1,2,3,4,5 merupakan
alternatif apabila ada
faktor-faktor kebiasaan
serta ketersediaan
pangan setempat
• Cara menghitung kebut
bhn sama dgn fase 1
2. TAHAP TANGGAP DARURAT

• Tahap ini dimulai selambat-lambatnya


pd hari ke 20
• Penyelenggaraan Makan sesuai jenis
intervensi pd tahap 1 fase 2
• Kelompok rentan diberikan PMT darurat
terbatas, PMT terapi
PRINSIP PENANGGULANGAN

• Menentukan kebutuhan pangan sesuai


standar kecukupan gizi
• Diusahakan untuk menggunakan bahan
pangan setempat
• Sistem distribusi melibatkan
pengungsi/keluarga
Syarat Makanan Darurat
1.Harus sederhana
2. Dapat dengan cepat dikerjakan
3. Praktis & mudah dibagikan
4. Perencanaan menu dibuat berdasarkan
bahan yang tersedia / diterima
5. Bentuk makanan yang disediakan:
- Makanan biasa
- Makanan Lunak
6.Bahan makanan yang tidak banyak
membuat sampah
7.Harus mengenyangkan ( cukup Kalori)
Paket Bantuan Pangan (ransum) :

• Pangan diusahakan sesuai kebiasaan &


ketersediaan setempat, mudah
diangkut, disimpan dan didistribusikan
• Setiap orang diperhitungkan menerima
ransum untuk :
Energi = 2100 kcal
Protein 50 gram
Lemak 40 gram
BENTUK BANTUAN
• Memberikan makanan (WET RATION) yg
dimasak di dapur umum dan langsung
dimakan. Setiap sasaran harus datang
setiap kali makan setiap hari

• Memberikan bahan pangan mentah untuk


dibawa pulang (DRY RATION) dan
dimakan di rumah. Bahan pangan
biasanya diberikan sekali seminggu
Macam bantuan bahan makanan
1. Bahan mentah
 Bahan basah : sayuran, buah, bumbu, dll
 Bahan kering : beras, abon, telur, gula,
teh, susu, mie instant, air mineral, cornet
beef, sarden, dll
2. Bahan Matang (siap makan) :
seperti : Nasi bungkus, Roti, biscuit, sayur
segar, dll.
Dapur Darurat/Umum ?
PENYIMPANAN BANTUAN BAHAN MAKANAN
Bantuan Makanan Jadi dari Donatur
Makanan Pokok, Sayur, Lauk (Nasi Bungkus)
 langsung Didistribusikan pada pengungsi
PMT pada PENGUNGSI

1.PMT DARURAT
2.PMT DARURAT TERBATAS
3.PMT TERAPI
(sumber : Pedoman Teknis xxii Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana, Kemenkes ,2011)
PMT Darurat
(blanket supplementary feeding
programme):

Pemberian makanan tambahan kepada


seluruh kelompok rentan: anak balita,
wanita hamil,dan ibu meneteki
(khususnya sampai 6 bulan setelah
melahirkan) yang bertujuan mencegah
memburuknya keadaan gizi pengungsi.
PMT DARURAT
• Diberikan tanpa melihat status gizi
• Setiap pengungsi mendapat diet yang
 ± 2000 kcal
• Diberikan dlm bahan pangan dgn nilai gizi
seimbang dan kelompok risiko lain
• Bhn pangan diusahakn sesuai dengan
kebiasaan
• Penditribusian terpusat melalui dapur umum
PMT DARURAT TERBATAS
(targeted supplementary feeding
programe)
Pemberian makanan tambahan kepada
kelompok rentan yang menderita gizi kurang
misal : bumil, anak balita

Bertujuan untuk menurunkan prevalensi gizi


kurang dan kematian pada balita,lansia dan
kelompok resiko lain
Contoh PMT darurat TERBATAS
utk bumil & buteki
Bahan makanan Berat (g) URT
Sereal (beras, terigu, 100 ½ gls
jagung dll
biskuit 80 10 bh
gula 20 2.5 sdm
susu 40 8 sdm
Energi (kcal) 1000
Protein (g) 28
Contoh PMT darurat TERBATAS
utk anak balita
Bahan makanan Jumlah per orang per hari (gram)
Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3
Blended Food fortifed 100 - -
Sereal - 125 60
Skim Milk - - 45
Biji-bijian - 30 -
Minyak 30 20 30
Gula 20 - 15
Garam - 5 -
Energi (kcal) 725 700 700
Protein (% energi) 10 11 12.5
PMT Terapi
(therapeutic feeding programme):
Pemberian makanan tambahan dengan
terapi diet dan medis pada anak yang
menderita gizi buruk (sangat kurus)

Bahan makanan yg diberikan  disesuaikan


dengan bahan makanan lokal

bertujuan menurunkan angka kematian.


Diberikan berdsrkan
pedoman tata laksana gizi buruk
Terapi diet : TETP bertahap
Jenis diet : cair (F75, F 100)/mak .lumat/ lunak/ nasi
Cara pemberian : oral / lewat pipa??
Tujuan terapi gizi:
• Memberikan makanan tinggi kalori, protein dan
cukup vitamin-mineral secara bertahap, guna
mencapai status gizi yang optimal.
• Fase stabilitasi bertujuan untuk mencegah /
mengatasi hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
• Fase transisi / rehabilitasi bertujuan untuk
“tumbuh kejar”
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN
ZAT GIZI FASE
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi
Energi 80 - 100 100 - 150 150-220
kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr
Protein 1-1.5 g/kgBB/hr 2-3 g/kgBB/hr 3 - 4g/kgBB/hr
Vitamin A < 6 bulan diberikan 100.000 SI
(1/2 kap biru)
6 – 11 bulan diberikan 100.000 SI
(1 kap biru)
1 – 5 tahun diberikan 200.000 SI
(1 kap merah)
Asam folat 5 mg/hari pada hari pertama selanjutnya 1 mg / hari
Zink,Kalium Diberikan dalam bentuk larutan
Cuprum,Na,Cu elektrolit/mineral,dicampur
Kedalam RESOMAL,F-75,F-100,F-135
Fe Beri selama 4 minggu utk anak umur 6 bulan – 5 tahun
(tablet/Sirup)
Cairan 130 ml/kgBB/hr atau 150 ml.kgBB/hr 150-200
100 ml/kgBB/hr bila ml/kgBB/hr
ada edema berat
JADWAL, JENIS, FREKWENSI DAN JUMLAH MAKANAN YANG
FASE DIBERIKAN JENIS MAKANAN
WAKTU PEMBERIAN
Stabilisasi Hari 1-2 ASI
F 75/ F 75 modifikasi
Hari 3-4 ASI
F 75 / F 75 modifikasi
Hari 5-7 ASI
F 75 / F 75 modifikasi
Transisi Hari 8 - 14 ASI
F 100 / F 100 modifikasi
Rehabilitasi
BB< 7kg Minggu 3-6 ASI
F 100/F 100 modifikasi
Makanan bayi/mak lumat
Sari buah

BB > 7 kg ASI
F 100 / F 100 modifikasi
Makanan anak/mak lunak
Buah
KENDALA YANG DIHADAPI
• Keterbatasan air bersih
• Keterbatasan peralatan makan dan minum
• Keterbatasan bahan makanan
• Keterbatasan teknik pemasakan :
hanya menggoreng dan merebus

PUSING.....
IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PELAYANAN GIZI PASCA BENCANA
(GEMPA BUMI)
DI RS DR SARDJITO
Hari Kejadian Gempa
Jumlah Konsumen
a. Pasien  4000 – 5000 orang
- Pasien ditempatkan di beberapa ruang
darurat
- Pasien korban gempa setiap saat datang.
b. Penunggu pasien
 8000 - 10.000 orang
Pengecekan Fasilitas PM
 Gedung penyelenggaraan makanan tidak ada
kerusakan.
 Ketersediaan air :
 ada gangguan pada sumur dalam  sehari air keruh
 solusi pakai air galon
 Suply listrik padam  pakai gen set
 Uap, gas  tak masalah
 Peralatan tak ada kerusakan , jumlah cukup.
 Jumlah alat makan pasien kurang 
sterofoam
 Jumlah alat makan penunggu px tidak tersedia kertas
bungkus
Kondisi Karyawan Instalasi Gizi

 Jumlah karyawan instalasi gizi sebanyak 158


 Terdapat :
- 1 orang tenaga pramusaji menjadi korban patah
tulang kaki dan tl belakang
- 1 orang tenaga juru masak kehilangan putra
- beberapa karyawan kehilangan keluarga
(orangtua)
- beberapa karyawan mengungsi  korban
rumah rusak/ambruk
Lokasi penyajian makanan
• Dibagi menjadi 12 zona
• Sisi selatan koridor Pav Wiku :
zona pasien evakuasi dari Irna I

KORBAN GEMPA BUMI DITEMPATKAN DI :


• Sisi depan (area parkir kendaraan IGD)
• Samping selatan, belakang gedung IGD
• Koridor – koridor jalan
Jenis SDM & kegiatannya :

 Saat kejadian ( Hari H) :


 Karyawan instalasi gizi
 Mahasiswa PKL Poltekes Bandung, Semarang
dan Kendari (22 orang )
 Kegiatan pengolahan makanan
berlangsung mulai Jam 06.00 sampai malam j
jam 22.00 WIB
Produksi Makanan
 Pemasakan
a. menggunakan teknik masak sederhana :
merebus dan menggoreng
b. proses produksi continous 5 – 6 kali
pemasakan
Pemorsian
a. makanan pokok nasi 1 porsi
b. lauk hewani, nabati dan sayur dikemas
dalam plastik
c. menggunakan kertas bungkus/sterofoam,
sendok makan plastik
 Cara distribusi & penyajian makan:
-Pasien VIP : desentralisasi sesuai diet pasien
& penyajian menggunakan standar alat makan
VIP
-Pasien non VIP :sentralisasi sesuai diet pasien
-Korban gempa :sentralisasi diet nasi, lunak,bubur
saring dan cair
 Hari ke 2
 Menghubungi instansi pendidikan SMTK/SLTA
untuk menyediakan siswa sebagai tenaga
sukarela

 Tim Reaksi Cepat RS memberikan relawan


PENDANAAN

• APBN / APBD
• Sumbangan dari pihak lain DN/LN
PENERIMAAN BANTUAN
BAHAN MAKANAN

 Malam hari mulai berdatangan sumbangan


air minum kemasan dan bahan makanan kering
Bahan Makanan yang diterima dicatat pada buku
penerimaan BM bantuan a.l :
 Asal bantuan (nama penyumbang)
 Macam bahan makanan
 Jumlah
 Tandatangan
Pemeriksaan / pengecekan :
 Tanggal kadaluwarsa (air mineral,mie
instant,biscuit,susu kotak,
minyak,kopi,teh,dll)
 Kualitas (beras, abon, telur asin,
telur ayam, gula pasir)
 Citarasa (kue basah, nasi bungkus/box)
 langsung didistribusi
Penyimpanan bahan makanan
Ruang /gudang :
- bahan makanan kering dari RS disimpan
dalam gudang kering
- Bahan makanan basah 
kulkas/coolingsell
Gudang darurat
- Bahan makanan kering sumbangan dicatat
pada kartu steling dan komputer  ruang
tertentu (tempat sholat karyawan,tempat
PKL)
• Penyimpanan
a. ruang penyimpanan darurat
b. metode fifo tetap dijalankan
• Persiapan
a. mkn pokok,lauk, sayur, bumbu
b. dipilih bahan makanan yang mudah
disiapkan
Perencanaan menu
a. menu yg ditetapkan tdk dpt terlaksana
sesuai bm yang ada
b. menu makanan darurat  tempe, tahu,
ayam, telur, abon, dll
c. teknik masak sederhana  merebus,
mengukus, menggoreng
d. variasi makanan kurang
e. pola menu : mkn pokok, lh, ln dan sayur
f. menu diet khusus dapat dilaksanakan
PENDISTRIBUSIAN BANTUAN
BAHAN MAKANAN
• Menu darurat (pasien,penunggu,petugas)
menggunakan bantuan bahan makanan
seperti telur ayam,telur asin, abon, dll
• Snack petugas jaga : mie instant, biscuit,
kopi, air mineral , susu dll
Menu snack (pasien,penunggu)
berupa : susu botol/cair/kotak, minuman
sereal,biscuit, kue kering, dll)

 Siklus menu dibuat setiap 1 minggu


disesuaikan dengan persediaan bahan
makanan bantuan

 Semua bahan makanan bantuan yang


sudah didistribusikan dicatat.
Distribusi & Penyajian Makan
• Pelayanan makan :
6 x proses pemasakan bahan makanan
3 x distribusi makanan
3 x penyajian makanan
• Penyajian makan :
Makan pagi : pukul 06.30 - 09.30
Makan siang : pukul 12.00 - 14.00
Makan sore : pukul 17.00 – 19.00
Makanan selingan bersamaan dengan
penyajian makanan utama
Terimakasih

Semoga ada manfaat

Anda mungkin juga menyukai