Anda di halaman 1dari 4

Workshop Kewirausahaan 2018: Bekali Santri Kemampuan Berdikari

Suatu kali dalam satu majelis salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
shallallahu‘alaihiwasallam. “Wahai Rasulallah apakah sebaik-baiknya pekerjaan?”
demikian sahabat itu bertanya. Rasullullah shallallahu‘alaihiwasallam menjawab, “Tiap-
tiap jerih payah yang dilakukan seseorang dengan tangannya sendiri dan tiap-tiap
perdagangan yang dilakukan dengan cara yang baik”. Demikian kurang lebih cuplikan
hadis Nabi shallallahu‘alaihiwasallam yang mengisyaratkan tentang keutamaan
kemandirian ekonomi bagi tiap-tiap muslim. Kewirausahaan (baik berupa pertanian,
peternakan, kerajinan tangan maupun perdagangan) merupakan bentuk kemandirian
ekonomi yang Rasulullah shallallahu‘alaihiwasallam sebut sebagai sebaik-baiknya
pekerjaan.

Ponpes Ta’mirul Islam tak hanya menyiapkan para santri menjadi pendidik dan
pendakwah agama Islam yang kelak meneruskan panji-panji perjuangan dalam
mensyiarkan agama Islam, namun juga tak menyiapkan, mendorong dan membekali
santri-santrinya dengan mental dan skill kewirausahaan sehingga siap hidup mandiri
ketika menjadi alumni. Hal ini dimaksudkan agar kelak tiap-tiap alumninya setelah terjun
ke masyarakat dapat mencapai kemandirian ekonomi melalui skill kewirausahaannya
sehingga dalam mengemban tugas utamanya sebagai pendidik dan pendakwah dapat
dilakukan secara maksimal.

Salah satu usaha pondok guna menggali dan membekali santrinya dalam bidang
kewirausahaan yakni dengan menggelar kegiatan Workshop Kewirausahaan bagi Santri
Akhir KMI. Kegiatan rutin tahunan ini merupakan program dari bagian
Kerumahtanggaan Ponpes Ta’mirul Islam.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana workshop digelar secara intensif


selama satu pekan di pertengahan semester genap. Tahun ini Workshop Kewirausahaan
telah digelar semenjak pertengahan semester gasal. Alih-alih digelar sebagai kegiatan
tahunan, Workshop Kewirausahaan tahun ini justru menjadi kegiatan rutin mingguan bagi
santri akhir. Digelar tiap hari Kamis (sore) dan Jumat, selama kurang lebih 4 bulan (dari
September 2017) santri akhir KMI Ta’mirul Islam dibekali dengan aneka ragam
pengetahuan dan praktikum kewirausahaan. Diantaranya: aneka usaha kuliner; jual beli
online; aneka usaha kerajinan tangan; aneka model pertanian dan peternakan; hingga
peluang usaha bimbingan belajar dan les privat.

Akhir Januari 2018 merupakan puncak kegiatan Workshop Kewirausahaan tahun ini.
Sebagai kegiatan puncak, pada tanggal 22 – 26 Januari 2018 Bagian Kerumahtanggaan
menyelenggarakan kegiatan Rihlah Iqtisodiyah, kunjungan kewirausahaan bagi santri
akhir KMI ke berbagai daerah. Kota Semarang, merupakan kota yang dipilih sebagai
daerah yang kunjungan kewirausahaan santri akhir pada tahun ini. Di ibu kota provinsi
Jawa Tengah tersebut, para santri mengunjungi sejumlah destinasi wirausaha. Selain itu
para santri juga secara intensif mempelajari pertanian dan peternakan di salah satu
pondok pesantren yang terkenal dengan pertanian dan peternakannya di wilayah
Ambarawa, Kabupaten Semarang. Adapun santri putra, juga belajar sejumlah skill
pertanian dan peternakan di beberapa tempat usaha di sekitar Ponpes Ta’mirul Islam
Kampus Masaran, Sragen.

Belajar Kemandirian dari Mereka yang Memiliki Keterbatasan

Balai Pengembangan Pendidikan Khusus kota Semarang, merupakan tempat pertama


kunjungan santri akhir KMI putri di hari pertama Rihlah Iqtisodiyah, Senin 22 Januari
2018. Datang di lokasi sekitar pukul 10.00 pagi, rombongan langsung disambut oleh
Kepala Lembaga, bapak Wusono beserta jajarannya.

Lembaga ini dipilih sebagai destinasi kunjungan tidak lain karena lembaga ini memiliki
keunggulan dibidang pembinaan skill kewirausahaan para peserta didiknya. Sebagai
lembaga yang notabene peserta didiknya merupakan anak-anak berkebutuhan khusus
(yakni yang memiliki keterbatasan fisik dan atau keterbatasan mental), lembaga ini patut
dijadikan contoh, sebab secara intensif menggali potensi dan mengasah skill
kewirausahaan para peserta didiknya. Sehingga diharapkan usai menyelesaikan
pendidikan di lembaga ini, para peserta didik mampu hidup mandiri di kemudian hari,
meski memiliki keterbatasan diri.

Usai sambutan dan perkenalan profil lembaga yang diadakan di aula yang berada di salah
satu sudut lembaga tersebut, rombongan kemudian diajak keliling melihat-lihat proses
pendidikan ketrampilan dan kewirausahaan yang ada di lembaga tersebut. Aneka
ketrampilan diajarkan kepada peserta didik sesuai dengan minat dan bakat, diantaranya:
ketrampilan pembuatan aneka kerajinan tangan, seni lukis, potong rambut, pijat refleksi
dan kerajinan pembuatan batik ciprat. Hasil kerajinan yang disebut terakhir ini bahkan
telah dipasarkan hingga luar negeri.

Kurang lebih 2 jam rombongan berada di lembaga tersebut, selanjutnya rombongan


melanjutkan perjalanan menuju lokasi kunjungan berikutnya; kerajinan eceng gondok
dan industri telur asin yang berada di kabupaten Semarang. Meski singkat namun
kunjungan pertama ini cukup berhasil menginspirasi dan memotivasi para santriwati
untuk menjadi pribadi yang mandiri, terlebih setelah menjadi alumni nanti.

Selanjutnya pada hari Kamis 25 Januari 2018, beberapa hari berikutnya, santri akhir Putra
juga mengadakan kunjungan di tempat-tempat tersebut rute yang hampir sama.

Belajar Menjadi Petani di Ponpes Al Mahdi


Usai kunjungan di berbagai tempat di kota Semarang, rombongan santriwati melanjutkan
perjalanan menuju Pondok Pesantren Al Mahdi, Kemambang, Banyubiru, Kabupaten
Semarang. Dengan dibimbing langsung oleh Pengasuh Pondok, KH. Muh. Yatin, selama
kurang lebih tiga hari (23-25 Januari 2018) santriwati belajar aneka macam pertanian dan
peternakan yang ada di ponpes tersebut.

Di hari pertama pembelajaran santriwati di Ponpes Al Mahdi, Pak Yatin, demikian


Pengasuh ponpes ini akrab dipanggil, langsung membagikan ilmunya tentang proses
pembuatan pupuk dengan metode fermentasi, tak hanya teori, santriwati bahkan diajak
langsung mempraktekkan prosesi pembuatannya. Selanjutnya pada siang hari, santriwati
diajak Pak Yatin belajar melakukan pembibitan pohon di salah satu sudut pesantrennya.

Di hari kedua (Rabu 24 Januari 2018) santriwati diajak Pak Yatin berkeliling ke area
peternakan miliknya. Diantara peternakan yang beliau kelola: budidaya ikan kolam air
tawar, peternakan kambing, sapi dan kelinci pedaging. Sembari berkeliling mengamati
hewan-hewan ternak, santriwati mendapatkan penjelasan detail dari Pak Yatin mengenai
proses perawatan hewan-hewan ternak tersebut. Usai berkeliling santriwati kemudian
diajak Pak Yatin menuju kebun jambu kristal miliknya, dan dipersilakan memanen jambu
sesuka hati.

Pagi buta di hari terakhir (Kamis 25 Januari 2018), jelang kepulangan santriwati ke
Ponpes Ta’mirul Islam, Pak Yatin, yang juga merupakan orang tua dari kak I’anarotul
Huday, alumni tahun 2015, juga membekali santriwati dengan nasehat-nasehat yang
cukup berharga. Sehingga tak hanya ilmu tentang kewirausahaan yang beliau bagikan,
namun ilmu tentang laku dan adab juga beliau ajarkan. Semua ini merupakan hal yang
amat berharga yang santriwati dapatkan selama 3 hari belajar di Ponpes Al Mahdi.

Alumni Pengusaha Membagi Ilmu kepada Santri Akhir Putra

Senin 22 Januari 2018, bersamaan dengan kunjungan santri akhir putri di kota Semarang,
santri akhir putra berangkat menuju Ponpes Ta’mirul Islam Kampus Masaran, Sragen. Di
kampus ini selama 3 hari para santri belajar sejumlah kewirausahaan yang berbasis pada
bidang pertanian dan peternakan kepada sejumlah alumni yang telah lama menekuni
usaha-usaha ini. Disamping itu, para santri juga mengunjungi sejumlah usaha peternakan
dan pertanian yang ada di sekitar kampus tersebut.

Di hari pertama, ditemani oleh Kak Munawar Sholeh, alumni tahun 2004, para santri
mempelajari proses pembuatan pupuk kandang. Tak hanya teori, di kampus yang masih
memiliki lahan perkebunan yang cukup luas ini, para santri juga langsung mempraktekan
proses pembuatan pupuk tersebut. Bersama Kak Munawar para santri juga diberi
gambaran tentang peluang usaha budidaya lebah madu. Sejurus dengan itu, di sore hari
para santri langsung diajak praktikum pembuatan rumah lebah lanceng bersama Kak
Faqih Hadi, alumni tahun 2017.
Di hari kedua, bertempat di Masjid Baitul Muttaqin, kampus Masaran, santri
berkesempatan sharing pengalaman ternak ayam pedaging bersama dengan Ust
Nurrohman dari Pekalongan, alumni tahun 1994. Pada hari itu pula santri juga melakukan
kunjungan peternakan lele milik bapak Agus Salim yang berada tepat di belakang
pondok. Bersama Pak Agus, santri mempelajari langsung proses budidaya lele untuk
konsumsi.

Hari ke tiga kegiatan, santri putra berkunjung ke perkebunan jambu kristal milik ibu
Bekti, yang berada kurang lebih 200 meter dari kampus Masaran. Di sana para santri
mempelajari proses budidaya jambu kristal dari cara tanam, perawatan dan cara panen
hingga kalkulasi keuntungannya serta peluang usahanya. Para santri juga dipersilakan
untuk ikut memanen jambu, untuk kemudian bisa dibawa sebagai oleh-oleh. Selain itu
para santri juga di-sangoni beberapa bibit jambu kristal oleh Bu Bekti. Bibit tersebut
kemudian ditanam di area perkebunan kampus Masaran pada sore hari bersama Ustadz
Muh. Wazir Tamami.

Esok paginya Kamis 25 Januari 2018, tiba giliran santri akhir putra melakukan perjalanan
menuju kota Lumpia mengunjungi sejumlah destinasi tempat yang sama dengan
kunjungan santri akhir putri beberapa hari sebelumnya.

Rombongan kembali ke ponpes Ta’mirul Islam tercinta pada petang di hari berikutnya,
setelah bermalam dan belajar bertani di Ponpes Al Mahdi. Meski hanya satu hari,
sebagaimana santriwati, di ponpes ini para santri juga dibekali dengan berbagai macam
ilmu-ilmu pertanian dan peternakan oleh Pengasuh Ponpes ini, KH. Muh. Yatin.

Semoga rentetan kegiatan Workshop Kewirausahaan ini dapat menjadi bekal yang
berharga bagi para santri/santriwati, khususnya setelah menjadi alumni nanti, sehingga
tetap bisa mengemban amanah dakwah menjadi da’i-da’i yang berdikari.

Anda mungkin juga menyukai