Anda di halaman 1dari 7

Nama:Fernanda Ardhitya Zulfikar

NPM:1671010038
KELAS:A

LO Tugas UAS
Kasus Posisi
 Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd., merupakan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sidoarjo.
 Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., merupakan Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Tengah
Selatan (Jabatan Pimpinan Tinggi Madya/Eselon Ib), sedangkan DewiAstutik, S.Pd.,
M.Pd., merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
Selatan(Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama/Eselon IIa).
 Pada tanggal 7 April 2017, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan DewiAstutik, S.Pd.,
M.Pd., ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi proyek pembangunan sekolah oleh
Kejaksaan Tinggi. Setelah melalui proses persidangan, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H.,
dan DewiAstutik, S.Pd., M.Pd., dinyatakan terbukti bersalah dan dihukum 4 tahun
penjara dan denda masing-masing Rp. 200.000.000,- melalui Putusan Pengadilan Tipikor
Pada Pengadilan Negeri Tengah Selatan No. 10/Pid.sus/PNTS/2017 yang diucapkan pada
tanggal 20 September 2017. Atas putusan tersebut, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H.,
dan DewiAstutik, S.Pd.,M.Pd., menerima dan tidak melakukan upaya hukum.
 Atas dasar putusan tersebut, Gubernur Provinsi Jawa Tengah Selatan mengeluarkan SK
No. 10/Gub/2017 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama
Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan SK No. 11/Gub/2017tentang Pemberhentian
tidak dengan hormatsebagai PNS atas nama Dewi Astutik, S.Pd.,M.Pd.
ISU HUKUM 1

ISU HUKUM:

1. Apakah Gubernur Provinsi Jawa Tengah Selatan berwenang menetapkan SK No.


10/Gub/2017 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama Dr.
Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan SK No. 11/Gub/2017 tentang Pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS atasnama DewiAstutik, S.Pd., M.Pd.?
Dasar hUkum:

 UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Negara Sipil (Pasal 1 ayat (13), (14), (15), (16),
(17)
 Pasal 87 ayat (1), (2), (3), (4) UU No 5 tahun 2014 pemberhentian PNS
 Pasal 13 ayat (1b) & (1c) Peraturan Pemerintah no 9 tahun 2003 tentang wewenang
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
 Pasal 12B ayat (1) UU No 31 tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001 tentang gratifikasi
 PP No 11 tentang manajemen pegawai negeri sipil
 Pasal 9 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PP 32/1979) sebagaimana yang terakhir
kali diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 (PP 19/2013):

ANALISIS:

1. Undang-Undang No 5 tahun 2014 Pasal 1 ayat:


(13) Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(14) Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(15) Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan Instansi Daerah.
(16) Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,
kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.
(17) Instansi Daerah adalah perangkat daerah Provinsi dan perangkat daerah
Kabupaten/Kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga teknis Daerah.

Undang-Undang No 5 tahun 2014 Pasal 87:


(1) PNS diberhentikan dengan hormat karena:
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Mencapai batas usia pensiun
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini
e. Tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban
(2) PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2
(dua) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana
(3) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat

(4)PNS diberhentikan tidak hormat karena:

a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana

Peraturan Pemerintah no 9 tahun 2003 Pasal 13:

Pejabat pembina Kepegawaian Daerah Provinsi menentapkan

(1) b Pemberhentian sekretaris Daerah Provinsi


c Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari
jabatan struktural eselon II ke bawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat
dengan itu di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi

Pasal 12B ayat (1) UU No 31 tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap


pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya.

Pasal 95 PP no 11 tahun 2017

(1) Pemberhentian dari JF diusulkan oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PNS yang menduduki JF ahli utama; atau

b.PyB kepada PPK bagi PNS yang menduduki JF selain JF ahli utama sebagaimana dimaksud dalam huruf
A

(3) Pemberhentian dari JF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan oleh PPK.
Pasal 9 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PP 32/1979) sebagaimana yang terakhir kali
diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 (PP 19/2013):

Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
apabila dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena:
a. melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
kejahatanyang ada hubungannya dengan jabatan; atau
b. melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
104 sampai dengan Pasal 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

 Berdasarkan pp no 11 tahun 2017 dinyatakan bahwa kedua PNS tersebut menduduki


jabatan fungsional ahli madya yang memiliki tingkat eselon I b dan pejabat tinggi
pratama( eselon II A) di dalam PP tersebut dalam pasal 95 ayat 1huruf b dan ayat 3
disebutkan bahwa JF yang mengisi JF selain ahli utama di berhentikan oleh PPK dalam
hal ini adalah gubernur jawa tengah sehingga gubernur memiliki kewenangan tersebut.Di
dalam Undang-Undang No 5 tahun 2014 Pasal 87 4 huruf b yang berbunyi “ PNS yang
dipecat secara tidak terhormat karena Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan
jabatan dan/atau pidana umum” dalam hal ini Pada tanggal 7 April 2017, Dr. Ahmad
Rusydianto, S.H., M.H., dan DewiAstutik, S.Pd., M.Pd., ditetapkan sebagai tersangka
kasus gratifikasi proyek pembangunan sekolah oleh Kejaksaan Tinggi. Setelah melalui
proses persidangan, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan DewiAstutik, S.Pd., M.Pd.,
dinyatakan terbukti bersalah dan dihukum 4 tahun penjara dan denda masing-masing
Rp. 200.000.000,- melalui Putusan Pengadilan Tipikor Pada Pengadilan Negeri Tengah
Selatan No. 10/Pid.sus/PNTS/2017 yang diucapkan pada tanggal 20 September 2017.
Berdasarkan putusan pengadilan No. 10/Pid.sus/PNTS/2017 gubernur jawa tengah
mengambil sikap untuk memberhentikan secara tidak hormat kepada keduanya dan
sudah memenuhi unsur dalam Undang-Undang No 5 tahun 2014 Pasal 87 4 huruf b.
 Karena dua Pegawai Negeri Sipil ini terbukti terjerat dalam kasus gratifikasi proyek
pembangunan sekolah, maka kedua PNS tersebut dianggap menerima sesuatu yang bukan
merupakan haknya dan melanggar hokum dengan menerima gratifikasi dalam proyek
tersebut.apa yang dilakukan oleh kedua pejabat tersebut termasuk melanggar serta
melawan kewajiban atau tugas atas jabatannya. Sehingga Gubernur berwenang
memberhentikan kedua PNS tersebut.sesuai dengan Pasal 12B ayat (1) UU No 31 tahun
1999 jo UU No 20 tahun 2001 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya
dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

ISU HUKUM 2

ISU HUKUM:

Apakah SK Gubernur Provinsi Jawa Tengah Selatan No. 10/Gub/2017 tentang


Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama Dr. Ahmad Rusydianto, S.H.,
M.H., dan SK No. 11/Gub/2017 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
atas nama Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd. termasuk Keputusan Tata Usaha Negara?

DASAR HUKUM:

PASAL 10 NO 7 UU NO 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PASAL 13 NO 1 DAN NO 8 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai