LANDASAN TEORI
10
11
terutama di sebelah Barat dan Selatan yang dibatasi oleh sesar. Di bagian blok turun
sesar tersebut terlihat pola synrift yang memungkinkan akumulasi sedimen tebal
dan berpotensi sebagai kitchen area. Hidrokarbon diperkirakan terbentuk saat
Miosen Tengah dan bermigrasi dari sekitar prospek, terutama dibagian Selatan
sesar menuju prospek melalui patahan, kemiringan lapisan, dan carrier
Kedungtuban, Randublatung dan Kedunglusi berkisar dari 0.37-0.52 0C/100 m.
Migrasi primer dan sekunder diperkirakan terbentuk melalui Miosen Awal
ketika struktur sesar terbentuk pada fase compressional-inversion maupun melalui
lapisan carrier bed (lateral). Migrasi primer ini mengisi perangkap Bulu dan
Wonocolo. Migrasi sekunder diperkirakan terjadi pada compressional-
wrenching/thrusting melalui carrier bed dan sesar yang memotong perangkap tua,
mengisi perangkap struktural (lipatan akibat sesar geser) Formasi Bulu, Ngrayong,
Wonocolo, Ledok dan Mundu. Pergerakan hidrokarbon dari kitchen area ke
reservoar (dalam hal ini prospek Tapen) diperkirakan melalui pergerakan lateral
(melalui lapisan batuan porous) dan kombinasi dengan migrasi vertikal dari bagian
bawah menuju tempat yang lebih tinggi melalui jalur patahan.
Semua hasil pemboran ini setiap hari harus dilaporkan ke manager eksplorasi.
Manager eksplorasi ini memberi keputusan dilaksanakan atau tidak saran ahli
geologi jaga sumur ini. Misalnya, keputusan mengenai apakah perlu diambil inti
pemboran, ataukah inti dinding samping dan sebagainya sebelum dilakukan
penyelubungan (casing) dinding lubang sumur.
3.3.1 Hasil Pemboran Eksplorasi
Hasil pemboran eksplorasi merupakan informasi geologi yang bernilai tinggi
baik ditinjau dari segi praktis ataupun ilmiah. Hasil suatu pemboran eksplorasi
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penemuan baru (discovery), penemuan sebuah sumur minyak baru dapat
digolongkan sebagai sumur yang memproduksi minyak secara menguntungkan,
dan sumur yang menghasilkan minyak namun tidak menguntungkan.
2. Lubang sumur kosong atau sumur kering (dry hole), suatu lubang sumur kosong
dapat juga berupa lubang pemboran yang bersifat:
a. Lubang sumur memperlihatkan tanda-tanda adanya gas dan minyak
b. Lubang sumur yang kering sama sekali
c. Kegagalan mekanik
Beberapa kemungkinan penyebab sumur kosong adalah sebagai berikut:
1. Gagal untuk mengenal adanya zona-zona minyak dan gas bumi di dalam sumur
tersebut. Hal ini akan terjadi apabila adanya kurang teliti karena sebagi berikut:
a. Pada saat pemboran, dipergunakan lumpur pemboran yang mempunyai berat
jenis sangat tiggi, sehingga mampu mendesak minyak ke dalam formasi.
b. Seringkali gagal mengenalnya karena tidak menemukan tanda-tanda minyak.
c. Gagal mengenalnya karena log listrik yang berhasil direkam tidak
memberikan hasil yang baik
2. Posisi perangkap telah bergeser atau jalannya pemboran telah menggeser.
Bahwasanya perangkap dapat bergerak ke bawah dapat diperhatikan dari sifat
batuan induk dan saat terjadinya migrasi.
3. Jalanya pemboran dapat menggeser karena hal tertentu, oleh karena itu survei
dipmeter perlu dilaksanakan. Gejala ini akan dapat membantu apakah memang
hal ini akan terjadi atau tidak.
18
dituju dalam pengeboran masih berubah, hal ini bisa diamati pada data serbuk bor
serta data logging. Oleh sebab itu konstruksi sumur yang meliputi desain casing,
penyemenan, lumpur, bit dan material lainnya menyebabkan biaya pengeboran
lebih mahal.
Sumur eksplorasi sering disebut sebagai sumur wild cat, artinya selama
operasi pengeboran akan didapati banyak masalah pengeboran yang akan
ditemukan, yang mana akan mengakibatkan waktu lebih lama dan biaya lebih
mahal dikarenakan tujuan pengeboran eksplorasi adalah untuk mendapatkan data
seakurat mungkin. Pada umumnya pengeboran eksplorasi dilakukan pertama kali,
titik lokasinya berada di atas puncak suatu perangkap reservoir yang berbentuk
antiklin.
2. Pengeboran Delinasi
Pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir, mencari
batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data sumur
dari hasil data-data pengeboran yang dilakukan pada pengeboran eksplorasi
sehingga biaya pengeboran dan konstruksi sumur sudah dapat diperhitungkan
secara relatif. Untuk menentukan batas-batas suatu reservoir maka dilakukan
beberapa pengeboran dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama.
Pengeboran sumur yang ke dua diharapkan menembus zona minyak dengan
ketebalan yang sangat tipis, dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai
batas reservoir minyak, namun apabila pengeboran menembus zona minyak yang
tebal seperti pengeboran pada sumur ketiga yang masih menembus minyak yang
tebal dan ketebalan air yang cukup berarti, maka hal ini tidak dapat dijadikan
batasan reservoir.
Untuk itu perlu dilakukan pengeboran yang keempat pada jarak tertentu dari
sumur yang kedua. Ternyata sumur keempat tidak menemukan minyak, hanya
menemukan air yang sangat tebal, sehingga batas minyak dan air adalah antara
sumur ketiga dan sumur keempat. Untuk menentukan batas-batas reservois minyak
berdasarkan ketebalan minyak dari setiap sumur yang dibor. Selanjutnya
berdasarkan ketebalan-ketebalan minyak dari setiap sumur dibuat peta isopach
yang digunakan untuk menghitung volume batuan yang mengandung minyak.
21
3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir
produksi sekaligus meningkatkan produksi. Pengeboran sumur eksploitasi
memerlukan biaya jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti
kedalaman, dan ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor
dan lain-lainnya. Sumur eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur
eksploitasi dengan catatan sumur eksplorasi tersebut bernilai ekonomis untuk
diproduksikan. Sumur-sumur yang memproduksikan minyak disebut juga dengan
sumur produksi. Jadi sumur eksploitasi yang berhasil, juga merupakan sumur
produksi.
3.4.2 Berdasarkan Lokasi Pengeboran
Jenis pengeboran ini didasarkan pada lokasi dimana pengeboran ini
dilakukan. Berdasarkan letak titik lokasi, pengeboran dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pengeboran darat (onshore), merupakan semua kegiatan pegeboran yang titik
lokasinya berada di daratan. Istilah lainnya adalah Onshore Drilling.
2. Pengeboran lepas pantai (offshore), merupakan kegiatan pengeboran yang titik
lokasinya berada di laut lepas pantai sampai perairan yang dalam, akan tetapi
dapat dimasukkan juga untuk pengeboran lepas pantai bila titik lokasinya berada
pada lingkungan yang berair, seperti pengeboran disungai, dirawa, dan didanau.
Namun dengan persyaratan kedalaman tertentu. Istilah lain untuk pengeboran
lepas pantai adalah Offshore Drilling.
vertikal. Lubang boleh membelok, asal dog leg maksimum adalah 3 derajat per 100
ft. Pada kenyataannya lubang tidak dapat dipertahankan selurus mungkin, hal ini
dikarenakan kondisi lubang pengeboran. Sehingga lubang pengeboran akan sedikit
membelok atau sering dinamakan dog leg.
2. Pengeboran Berarah (Directional Drilling dan Horizontal Drilling)
Pemboran berarah (directional drilling) adalah metode pemboran yang
mengarahkan lubang bor menurut suatu lintasan tertentu ke sebuah titik target yang
terletak tidak vertikal di bawah mulut sumur. Untuk menemukan jebakan
hidrokarbon sebenarnya selalu diinginkan lubang yang vertikal.
Terdapat beberapa alasan dilakukannya pemboran berarah ini diantaranya yaitu:
a. Inaccesible Location Drilling, dimana reservoir berada di bawah perkotaan, lalu
lintas yang ramai, tempat-tempat bersejarah ataupun lahan perkebunan
(pertanian). Gambar dibawah ini memperlihatkan formasi yang berada dibawah
perkotaan sehingga dilakukan pengeboran berarah atau horizontal.
c. Salt Dome Drilling, yaitu pada daerah yang terdapat kubah garam yang letaknya
berada di atas reservoir minyak, pengeboran lurus/vertical tidak mungkin
dilakukan, karena apabila pengeboran menembus kubah garam akan
menimbulkan masalah yang serius terutama akan terjadinya blow out sehingga
perlu dilakukan pengeboran berarah atau horizontal, yang akan mengarah
langsung kereservoir minyak. Gambar dibawah ini merupakan reservoir yang
berada di bawah kubah garam (salt dome).
24
d. Side Wall Racking, Pada suatu pemboran sumur terkadang ada barang-barang
yang jatuh, pipa terjepit atau putus yang tidak dapat diangkat ke permukaan.
Maka pada umumnya lubang yang sudah dibor tersebut disemen, kemudian
lubang sumur dibelokkan dan diarahkan kembali menuj reservoir yang akan
ditembus.
e. Relief Well Drilling, bila suatu sumur mengalami blow out dan terbakar, maka
dibuat satu atau dua sumur berarah menuju formasi yang menyebabkan
terjadinya blow out tersebut, dimana melalui sumur yang dibuat tadi dipompakan
fluida untuk mematikan sumur yang terbakar. Sumur ini disebut relief well.
25