Anda di halaman 1dari 3

Analisis Petroleum System dan Potensi Eksplorasi-Pengembangan

Lapangan Migas Baru di Cekungan Jawa Timur


Oleh : Nizar Mujahidin (BPMIGAS)

Extended Abstract

Cekungan Jawa Timur merupakan salah satu cekungan sedimen Tersier penghasil
hidrokarbon utama di Indonesia, terutama cekungan bagian utara (Northesat Java Basin).
Cekungan tersebut meliputi daerah Laut Jawa yang berada di sebelah utara Jawa Timur dan
sebagian daratan utara Jawa Timur. Di sebelah barat cekungan ini dibatasi oleh Busur
Karimunjawa dan Paparan Sunda, ke utara oleh terusan Tinggian Meratus, dan ke arah
timur oleh tinggian Masalembo-Doang dan jalur volkanik Jawa Selatan merupakan batas
selatan.

Secara tektonik, Cekungan Jawa Timur terbagi menjadi Paparan Utara, terdiri dari Busur
Bawean, Paparan Madura Utara, dan Paparan Kangean Utara dengan arah timurlaut -
baratdaya atau arah Meratus. Tinggian Tengah, berupa zona inversi Rembang – Madura –
Kangean –Tinggian Lombok. Arah struktur pada daerah ini berarah Barat-Timur. Cekungan
Selatan, terdiri dari Zona Rembang – Selat Madura – Subcekungan Lombok dengan Arah
struktur berarah Barat-Timur.
Susunan stratigrafi Cekungan Jawa Timur dimulai dari batuan dasar yang mengalasi semua
batuan sedimen di cekungan ini terdiri dari gabro, ofiolit, metavulkanik dan batuan metamorf
berumur Pra-Tersier. Batuan sedimen tertua yang terbentuk pada cekungan ini adalah
sekuen batupasir sisipan serpih, batulanau dan batubara yang termasuk ke dalam Formasi
Pra-Ngimbang. Di atasnya diendapkan Formasi Ngimbang, ditafsirkan diendapkan secara
tidak selaras di atas Formasi Pra-Ngimbang. Pada awal pengendapan Formasi Ngimbang,
selalu ditandai dengan sedimen klastik yang terdiri dari perselingan batupasir, serpih, dan
batugamping, kadang dijumpai batubara yang menunjukkan lingkungan laut dangkal-fluvio
deltaik. Di atas Formasi Ngimbang diendapkan Formasi Kujung, Secara regional,
pembentukan Formasi Kujung ini terjadi pada fase transgresi. Pada daerah rendahan
berkembang Serpih Kujung sedangkan di daerah yang lebih tinggi berkembang terumbu
karbonat Kujung dan Anggota Prupuh. Di beberapa dalaman berkembang Formasi Tawun
yang menjemari dengan Formasi Kujung. Pada Daerah Madura Timurlaut, Formasi Tawun
terdiri dari Anggota Tawun yang disusun oleh litologi batugamping bioklastik, batugamping
terumbu dan sisipan napal. Ke arah barat, Formasi Tawun terdiri dari Anggota Ngrayong
dan Anggota Tawun. Anggota Ngrayong terdiri dari perselingan batupasir dan batugamping.
Di atas Formasi Tawun terendapkan Formasi Kawengan yang dimulai pada awal Pliosen.
Formasi Kawengan tersebar luas dan dapat ditemukan di banyak bagian di Cekungan Jawa
Timur Utara, dari Rembang-Bulu di bagian barat sampai Kangean Timur di bagian timur.
Pada daerah Bali Utara sebagian Formasi Kawengan terdiri dari batugamping terumbu yang
dinamakan Anggota Paciran. Anggota Paciran ini hanya dijumpai pada Sumur Sirasun-1,
Kubu-1 dan Batur-1 di bagian utara daerah Bali Utara. Anggota ini korelatif dengan karbonat
globigerinid Mundu di Selat Madura dan Selorejo di wilayah Cepu. Batupasir volkanik
Formasi Lidah atau Pucangan/Wunut mengakhiri stratigrafi Jawa Timur pada Plistosen yang
diendapkan di sepanjang Dalaman Kendeng.
Petroleum System
Target reservoir di Cekungan Jawa Timur adalah hampir seluruh satuan stratigrafi, yaitu :
Sedimen Eosen (Ngimbang Clastic, Ngimbang Carbonate). Hidrokarbon di Ngimbang
Clastic dijumpai di daerah Pagerungan sedangkan Ngimbang Carbonate dijumpai di sumur
KE-7 dan Lapangan KE-40. Sebagai target utama saat ini adalah sedimen Oligosen
(Formasi Kujung, CD, Prupuh). Penemuan hidrokarbon dijumpai di Lapangan Poleng dan
beberapa lapangan lain di Wilayah Kerja Kodeco, Lapangan Ujung Pangkah, dan sedimen
Miosen (OK, Tawun, Tuban, Rancak, Ngrayong dan Wonocolo), dijumpai di Lapangan
Banyu Urip, Sukowati, Mudi dan lain-lain, sedangkan sedimen Pliosen (Kawengan, Paciran,
Mundu) umumnya hidrokarbon dijumpai di lapangan-lapangan tua.

Sebagai batuan induk yang terdapat di Cekungan Jawa Timur merupakan lapisan-lapisan
serpih kaya organik dan batubara dari Formasi Ngimbang, Kujung Bawah dan Tawun.
Batuan induk ini menggenerasikan sumber minyak dan gas termogenik.Lapisan serpih
berumur muda (Pliosen) di beberapa tempat menjadi batuan induk gas biogenik.

Dua jenis perangkap utama yang dapat dikenali di Cekungan Jawa Timur ini adalah
perangkap struktur dan perangkap stratigrafi. Perangkap struktur merupakan perangkap
hidrokarbon yang paling sering terdapat di Cekungan Jawa Timur. Perangkap potensial ini
sering berasosiasi dengan sesar naik. Namun demikian, pada bagian timur cekungan
dikontrol oleh sesar mendatar berarah barat timur (Zona Sesar RMKS –Rembang-Madura-
Kangean-Sakala). Antiklin dan tutupan four way dip berasosiasi dengan sesar naik teramati
hampir di seluruh bagian daerah. Perangkap sering hadir pada upthrown side dari blok
sesar. Struktur yang menyerupai antiklin pop-up juga sering ditemukan (Madura Timurlaut)
dan berasosiasi dengan perangkap sesar mendatar. Perangkap yang berhubungan dengan
batuan karbonat hadir pada upthrown side sesar dengan terumbu batugamping yang
berkembang pada suatu daerah tinggian. Perangkap struktur dijumpai hampir di seluruh
formasi berumur Eosen (Formasi Ngimbang) sampai Pliosen (Formasi Kawengan).
Perangkap stratigrafi dijumpai pada beberapa daerah di dalam cekungan. Terumbu karbonat
yang tumbuh pada bagian Formasi Kujung dan Ngimbang termasuk ke dalam jenis
perangkap ini. Fasies terumbu lain dapat dijumpai pada Formasi Tawun.

Batuan penyekat berumur Eosen diwakili oleh batulempung laut dalam/batial (interval Serpih
Ngimbang) merupakan penyekat regional dengan kapasitas yang baik, Serpih tersebut
merupakan penyekat untuk reservoir hidrokarbon dalam batupasir Ngimbang yang diyakini
berada di bawah serpih. Serpih laut Formasi Kujung (Oligosen) juga diantisipasi sebagai
penyekat yang baik.Reservoir pada interval Miosen diwakili oleh Formasi “OK” tertutupi oleh
serpih, batulempung dan napal dari formasi itu sendiri. Kemungkinan penyekat lainnya
adalah lapisan serpih Formasi Tuban dan Formasi Tawun. Sedangkan interval Pliosen
memiliki serpih intraformasi (Intraformational shale) di dalam Formasi Mundu berperan
sebagai penyekat yang baik dan efektif untuk reservoir Miosen.

Di Cekungan Jawa Timur Utara berkembang beberapa tipe play yang secara berbeda
mengikuti masing masing structural province-nya seperti di daerah Northern Platform,
Central High dan Southern Basin. Beberapa tipe play yang umum dijumpai adalah play
Perangkap Sesar Turun (downthrown fault trap, play Perangkap stratigrafi yang melibatkan
reservoir-reservoir Pliosen, Miosen dan Eosen umumnya berasosiasi dengan reefal buidup
Formasi Kujung dan Tuban, serta onlaping reservoir diatas basement Play yang lain
berkembang sebagai antiklin yang berasosiasi dengan wrench dan tilted block play yang
berasosiasi dengan pembentukan graben.

Potensi Eksplorasi dan Pengembangan Migas Baru


Kegiatan eksplorasi migas di Cekungan Jawa Timur terutama bagian utara saat ini masih
dalam tahap pertumbuhan yang sangat pesat. Hingga akhir tahun 2009 sejumlah 33 KKKS
melakukan aktivitas eksplorasi/produksi di area ini. Di samping banyak lapangan produksi
dari lapangan-lapangan tua, beberapa penemuan eksplorasi yang cukup signifikan setelah
era 1980-an dan saat ini telah dikembangkan dan diproduksikan antara lain Lapangan
Pagerungan (Kangean Energy) Lapangan Mudi dan Sukowati (JOB P-PPEJ), Lapangan
Ujung Pangkah (Hess), Lapangan Oyong-Maleo (Santos) dan yang terakhir adalah
pengembangan Lapangan Banyuurip (MCL) dan beberapa penemuan eksplorasi dalam lima
tahun terakhir yang masih dalam persiapan pengembangan.
Berdasarkan kajian yang dilakukan, ditunjukkan bahwa potensi eksplorasi masih banyak
yang belum tergarap. Potensi penemuan lapangan dengan sumberdaya migas diatas 50
MMBOE masih terbuka lebar.
Berdasarkan data penemuan eksplorasi dan rasio cadangan terhadap batuan reservoir
menunjukkan bahwa sebagian besar cadangan terambil saat ini diperoleh dari formasi
reservoir Kujung, Ngrayong dan Tuban dan eksplorasi pada perangkap-perangkap
stratigrafi seperti Ngimbang Clsatic dan Formasi Kujung di daerah yang cukup dalam belum
dieksplorasi secara optimal dibandingkan cebakan-cebakan lain.

Creaming curve Cekungan North East Java menunjukkan bahwa eksplorasi di cekungan ini
sedang memasuki tahap growing atau emerging. Hal ini sesuai dengan kondisi kerapatan
sumur eksplorasi di cekungan ini. Dengan demikian, Cekungan Jawa Timur sangat
berpotensi untuk kegiatan eksplorasi migas. Hal ini menunjukkan banyaknya kesempatan
untuk meningkatkan eksplorasi di cekungan ini dengan konsep eksplorasi yang lebih baik.

Daftar Pustaka :

- PERTAMINA, 1996, Petroleum Geology of Indonesia Basin, Volume IV East Java


Basin

- BPMIGAS dan LAPI ITB, 2008, Pembuatan Portofolio Eksplorasi Hidrokarbon di


KKKS Indonesia, Cekungan Jawa Timur Laut

- Database BPMIGAS

Anda mungkin juga menyukai