UROGENITALIA
BAB I
PELVIS
Pendahuluan
Pelvis berfungsi dalam transmisi gaya berat badan pada waktu berdiri,
duduk dan berpindah tempat. Pada wanita pelvis mempunyai fungsi
tambahan, yaitu merupakan jalan lahir bagi bayi pada waktu partus.
SKELETON PELVIS
Tulang-tulang yang membentuk pelvis terdiri atas dua buah os coxae,
yang berada di bagian ventral dan lateral, os sacrum dan os coccygeus di
bagian dorsal.
Dalam posisi Anatomi, spina iliaca anterior superior dan tuberculum
pubicum terletak pada bidang frontal yang sama; ujung coccygeus dan margo
superior symphysis osseum pubis berada pada bidang horizontal yang sama.
Facies interna corpus pubis terletak menghadap ke arah cranial, ditempati
oleh vesica urinaria. Facies pelvina ossis sacri menghadap ke arah caudal.
Pelvis minor (= true pelvis ) membentuk apertura pelvis superior, cavitas
pelvis dan apertura pelvis inferior. Apertura pelvis superior (= pelvic inlet )
dibentuk oleh tepi cranialis symphysis osseum pubis, linea arcuata sinistra
dan linea arcuata dextra, serta promontorium.
Pada apertura pelvis superior dapat diukur diameter conjugata
(= diameter anterior posterior), diameter obliqua dan diameter transversal
(= diameter sinister). Diameter conjugata adalah jarak antara promontorium
dan tepi cranialis symphysis osseum pubis. Diameter conjugata diagonalis
adalah jarak antara promontorium dan tepi caudalis symphysis osseum pubis,
yang diukur dengan cara melakukan vaginal toucher. Diameter transversal
adalah jarak antara articulatio sacroiliaca dengan eminentia iliopectinae yang
kontra lateral.
Cavitas pelvis letaknya mengarah ke dorsal dan caudal, mulai dari
apertura pelvis superior sampai pada apertura pelvis inferior; bentuk dinding
dorsal lebih panjang daripada dinding ventralnya.
Apertura pelvis inferior (= pelvic outlet) berbentuk belah ketupat,
dibatasi oleh ligamentum arcuatum pubis, ramus inferior ossis pubis, tuber
ischiadicum, ligamentum sacrotubersum dan ujung os coccygeus.
Klasifikasi pelvis pada wanita ditentukan atas dasar bentuk pelvic inlet
dan ukuran-ukurannya. Menurut bentuknya apertura pelvis superior dibagi
menjadi 4 tipe, sebagai berikut :
1. gynecoid, berbentuk bulat ;
2. android, berbentuk jantung kartu ;
3. anthropoid, berbentuk oval ;
4. platypelloid, berbentuk oval melintang.
DINDING PELVIS
Dinding pelvis terdiri atas tiga lapisan, yakni lapisan internal,
intermedia dan external.
Lapisan intermedia terdiri dari os sacrum, os coccygeus dan os coxae, serta
membrana obturatoria, ligamentum sacrotubersum dan ligamentum
sacrospinosum.
Lapisan externa dibentuk oleh otot-oto dan fascia yang berada di sebelah
superficialis dari lapisan intermedia, termasuk m.gluteus maximus.
Lapisan interna dibentuk oleh otot-otot dan fascia yang melekat pada lapisan
interrmedia; selain itu dibentuk pula oleh peritoneum, pembuluh darah dan
serabut-serabut saraf.
Dinding pelvis dibagi menjadi dua buah dinding lateral, sebuah dinding
posterior dan sebuah dinding dasar (= lantai ).
Dinding lateral dibentuk oleh bagian dari os coxae yang berada di sebelah
caudal dari linea terminalis, ditutupi oleh m.obturator internus dan fascia
obturatoria. Pada m.obturator internus terdapat nervus obturatorius dan
cabang-cabang dari vasa iliaca interna yang berjalan ke arah ventro-caudal.
Percabangan pembuluh darah yang dimaksud adalah arteria umbicalis,
arteria obturatoria, arteria vesicalis superior, dan pada wanita arteria uterina
serta arteria vaginalis. Di bagian posterior dari dinding ini terdapat ureter, di
bagian anterior terdapat ligamentum teres uteri (= round ligament of uterus )
dan pada pria ductus deferens. Pada wanita di dinding lateral terdapat fossa
ovarica, yakni suatu cekungan yang dibatasi oleh arteria umbilicalis, yang
telah mengalami obliterasi, di bagian anterior terdapat ureter, dan di bagian
posterior terdapat vasa iliaca communis.
Dinding posterior berbentuk melengkung; bagian cranialnya menghadap ke
arah caudo-ventral. Dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus. Pada bagian
lateral terdapat m.piriformis dan m.coccygeus. Pada dinding ini terdapat
plexus lumbosacralis, plexus venosus dan percabangan arteria iliaca intrna.
Pada permukaan os sacrum terletak arteria sacralis media dan truncus
sympathicus yang berjalan di sebelah caudalnya.
Dinding dasar (lantai) dibentuk oleh peritoneum, diaphragma pelvis,
diaphragma urogenitale dan perineum.
Peritoneum di bagian caudal membentuk refleksi dan bagian ventral
rectum menuju ke vesica urinaria, yang pada pria membentuk excavatio
rectovesicalis, pada wanita refleksi ini menuju ke uterus dan vagina
membentuk excavatio rectouterina. padA sisi lateral dari excavatio tersebut
terdapat lipatan peritoneum yang membentuk plica rectovesicalis dan plica
rectouterina. Baik pada pria maupun pada wanita kedua plica ini dinamakn
plica sacrogenitale. Pada wanita refleksi peritoneum dari permukaan anterior
uterus menuju ke vesica urinaria membentuk excavatio vesicouterina.
FASCIA PELVIS
Terdiri dari lamina parietalis, yang menutupi otot-otot pelvis, dan lamina
visceralis yang mentupi viscera pelvis. Di beberapa tempat fascia ini menebal
membentuk ligamentum.
Lamina parietalis membentuk fascia obturatoria, melanjutkan diri menjadi
fascia iliaca ( menutupi m.iliacus). fascia ini membungkus vasa dan nervus
obturatorius. Di sebelah anterior melekat pada facies dorsalis corpus pubis
dan di bagian dorsal melekat pada tepi anterior incisura ischiadica major.
Tempat melekat m.levator ani pada fascia obturatoria disebut arcus tendineus
m.levator ani. Di sbelah caudalis dari tempat perlekatan m.levator ani,
m.obturator internus bersama-sama dengan fascia obturatoria membentuk
dinding lateral fossa ischiorectalis (= fossa ischionalis). Vasa dan nervus
pudendus dibungkus oleh fascia ini membentuk canalis pudendalis (=
Alcock). Fascia pelvis menebal membentuk ligamentum puboprostaticum
pada pria dan ligamnetum pubovesicalis pada wanita. Ligamentum ini meluas
ke dorsal dan membungkus cervix uteri, membentuk ligamentum
pubocervicale. Penebalan dari fascia yang meluas dari os sacrum sampai
pada cervix uteri membentuk ligamnetum uterosacrale. Ligamentum tersebut
tadi bersama-sama dengan diaphragma pelvis memfiksir uterus pada posisi
normal.
PERINEUM
Perineum adalah suatu daerah yang sesuai dengan apertura pelvis
inferior, berbentuk belah ketupat, dibatasi oleh arcus pubicum, tuber
ischiadicum (bersama tepi m.gluteus maximus) dan ujung os coccygeus,
berada di sebelah caudalis dari diaphragma pelvis.
Perineum dibagi menjadi trigonum urogenitale dan trigonum anale.
Pada trigonum urogenitale pria terdapat muara urethra, dan pada wanita
terdapat muara urethra dan muara vagina. Di klinik obstetry perineum
adalah daerah yang terletak diantara anus dan commissura labiorum
posterior.
Perineum dibentuk dari superficial ke profunda oleh :
1. Kulit
2. Fascia perinei superficialis
3. Fascia perinei profundus
4. Spatium perinei superficialis
5. Fascia diaphragmatis urogenitalis inferior
6. Spatiun perinei profundus
7. Fascia diaphragmatis urogenitalis superior
Pada trigonum anale terdapat anus, baik pada pria maupun wanita.
Jaringan subcutaneus pada regio ini meluas ke arah cranial pada kedua sisi
anus dan mengisi fossa ischioanalis (= fossa ischiorectelis). Jaringan ini
memfiksir canalis analais dan memberi kesempatan canalis analis membesar
pada waktu defecasi.
Pada wanita yang akan partus centrum tendineum perinei ini perlu mendapat
perhatian istimewa, oleh karena dapat robek, untuk menghindari hal tersebut
maka dilakukan episiotomy.
VASCULARISASI
A.ILIACA INTERNA
A.iliaca interna (= a.hypogastrica) dipercabangkan oleh a.iliaca
communis di sebelah ventral articulatio sacroiliaca, setinggi promontorium,
panjang 4 cm. Arteri ini disilangi di sebelah ventral oleh ureter. Dipisahkan
terhadap articulatio sacroiliaca oleh vena iliaca interna. Di bagian cranial
a.iliaca interna berada di sebelah medial dari vena iliaca interne dan m.psoas
major, dan di bagian caudal arteri ini terletak di sebelah medial nervus
obturatorius.
A.iliolumbalis
Berjlan ke arah cranial dan lateral menuju ke fossa iliaca,
mempercabangkan ramus iliacus yang memberi suplai darah kepada
m.iliacus, dan ramus lumbalis yang memberi vascularisasi kepada
m.quadratus lumborum dan m.psoas major.
A.sacralis lateralis
Sering ada dua buah, yakni ramus superior dan ramus inferior. Ramus
superior berjalan melalui foramen sacralis I atau yang ke II. Ramus inferior
berjalan ke caudal, berada di sebelah ventral m.piriformis dan nervus sacralis,
di sebelah lateral truncus sympathicus menuju ke coccygeus.
A.obturatoria
Berjalan ke ventral-caudal pada fascia obturatoria menuju ke foramen
obturatorium. Di sebelah cranialnya terdapat nervus obturatorius, dan di
sebelah caudalnya berjalan vena obturatoria. Ureter menyilang arteri ini dekat
pada pangkalnya. Memberikan rami musculares dan a.nutricia kepada ilium
serta ramus pubicus yang berjalan ascendens pada facies pelvina ilii. sEtelah
melalui foramen obturatorium a.obturatoria mempercabangkan ramus anterior
dan ramus posterior, berjalan ke anterior dan posterior mengelilingi tepi
foramen obturatorium. Terletak pada membrana obturatoria dan mensuplai
m.obturator externus.
A.pudenda interna
A.pudenda interna pada pria lebih besar daripada wanita. Berjalan ke
caudo-lateral menuju ke tepi caudal foramen ishiadicum majus, meninggalkan
pelvis dengan berjalan diantara m.piriformis dan os coccygeus. Kemudian
menyilang di sebelah dorsal spina ischiadica, berada di sebelah medial
nervus yang menuju ke m.obturator internus, dan dengan melewati foramen
ischiadicum minus mencapai perineum.
Arteri ini berjalan bersama-sama dengan vena pudenda interna dan
percabangan nervus pudendus di dalam canalis pudendalis Alcock.
Melanjutkan diri ke ventral, menembusi tepi posterior diaphragma urogenitale,
masuk ke dalam spatium perinei profundus, dekat pada ramus inferior ossis
pubis. Sebelum mencapai symphysis osseum pubis a.pudenda interna
membentuk dua cabang terminal, yakni a.dorsalis penis (clitoridis) dan
a.profunda penis (clitoridis). A.pudenda interna memberi cabang kepada
plexus sacralis, otot-otot pelvis dan otot-otot pada regio glutea.
Percabangannya lainnya :
1. arteria rectalis inferior
2. rami scrotales (labiales) posteriores
3. arteria perinealis
4. arteria bulbi penis
5. arteria bulbi vestibuli (vaginae)
6. arteria urethralis
A.umbilicalis
Merupakan pembuluh darah utama dalam circulatio foetalis, yang
setelah lahir mengalami obliterasi menjadi ligamentum umbilicale laterale.
Bagian proximal arteri tetap ada dan tetap berfungsi (= pars patens), berjalan
ke ventral sepanjang dinding lateral pelvis dan sepanjang fascia infero-lateral
vesica urinaria, mempercabangkan a.ductus deferens dan a.vesicalis
superior. Ligamentum umbilicale lateral ditutupi oleh peritoneum membentuk
plica umbilicale laterale, sedangkan ligamentum umbilicale mediale yang
adalah sisa dan urachus, berada diantara vertex vesica urinaria dan
umbilicus, ditutupi oleh peritoneum membentuk plica umbilicale mediale.
INNERVASI
Terutama berasal dari nervus spinalis segmental sacralis dan
coccygeus, serta dari pars pelvis systema autonomica. Plexus sacralis
dibentuk oleh ramus ventralis n.sacralis 1 – 4 dan truncus lumbosacralis.
Terletak di sbelah ventral m.piriformis, dipisahkan dari vena iliaca interna dan
ureter oleh fascia pelvis parietalis.
Nervus pudendus
Dibentuk oleh nervus sacralis 2-3-4, mempersarafi perineum,
mengandung komponen motoris, sensoris dan serabut-serabut post
ganglioner sympathis. Berjalan melalui foramen ischiadicum ( sciaticum)
majus, di caudalis m.pisiformis. kemudian menyilang di sebelah dorsal spina
ischiadica, berada di sebelah medial arteria pudenda interna, mencapai
perineum melalui foramen ischiadicum (sciaticum) minus bersama-sama
dengan arteri tersebut. di dalam canalis pudendalis Alcock n.pudendus
mempercabangkan nervus rectalis inferior, dan selanjutnya membentuk
bifurcatio menjadi nervus perinealis dan rectus dorsalis penis ( clitoridis ).
N.rectalis inferior
Berjalan menembusi dinding medial canalis pudendalis, membentuk
beberapa cabang, berjalan melalui fossa ischiorectalis, mempersarafi
m.sphincter ani externus, kulit di sekitar anus dan canalis analis.
N.perinealis
Mempercabangkan ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus
profundus berjalan menembusi dinding medial canalis pudendalis,
meampersarafi m.sphincter ani externus dan m.levator ani. Kemudian ramus
ini menembusi fascia perinei superficialis dan fascia perinei profundus, masuk
kedalam spatium perinei superficialis, mempersarafi m.bulbospongiosum,
m.ischiocavernosum, m.transversus perinei superficialis dan bulbus penis.
Ramus superficialis terbagi menjadi dua buah nervi scrotales ( labiales )
posteriores, sebuah di lateral dan sebuah medial. Kedua cabang ini
menembusi fascia perinei profundus dan fascia perinei superficialis, berjalan
ke arah ventral bersama-sama dengan rami scrotales (labiales) posteriores
menuju ke scrotum (labium majus).
INNERVASI SYMPATHIS
Berasal dari dua sumber, yakni truncus sympathicus dan plexus
aorticus. Truncus sympathicus pars sacralis terletak pada facies pelvina ossis
sacri, terdiri sebagian besar dari serabut-serabut preganglioner. Ujung
caudalis truncus sympathis membentuk ganglion impar, terletak di sebelah
ventral os coccygeus. Pada truncus sympathicus pars sacralis ini terdapat 3 –
4 buah ganglia vertebralia. Serabut-serabut dari plexus aorticus bersama-
sama nervi splanchnici lumbales membentuk plexus hypogastricus superior
(= nervus presacralis ). Di sebelah ventral os sacrum plexus ini memberi dua
buah cabang yang disebut nervus hypogastricus dexter et sinister. Setiap
saraf ini berjalan pada sisi rectum (pada wanita, di sisi rectum dan vagina). Di
bagian caudal os sacrum nervus hypogastricus bersama-sama dengan
nervus splanchinicus pelvicus membentuk plexus hypogastricus inferior (=
plexus pelvicus).
SISTEMA LYMPHATICA
Berada pada os sacrum, menerima lymphe dari pembuluh-pembuluh
lymphe yang berjalan mengikuti arteria iliaca interna, yaitu :
lymphonodi sacrales
lymphonodi iliaci interni
lymphonodi iliaci externi
lymphonodi iliaci communes.
Lymphonodi sacrales
Berada pada os sacrum, menerima lymphe dari visceraplexis, regio
perineum dan regio glutea. Dari lymphonodus ini lymphe mengalir menuju ke
lymphonodi iliaci interni dan ke lymphonodi iliaci communes.
Pendahuluan
Organa urinaria terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan urethra.
Organ-organ ini berfungsi memproduksi urine, melalui proses filtrasi darah,
dan mengumpulkan urine untuk sementara waktu. Selain itu pada ren
terdapat glandula suprarenalis yang termasuk sistem endokrin. Lokalisasi dari
organ-organ tersebut berada di dalam cavum abdominis, cavitas pelvis dan di
luar tubuh.
REN
MORFOLOGI, STRUKTUR DAN LOKALISASI
Ren ( L, Gk = nefros, I = kidney ) ada dua buah, berada di sebelah kiri
dan kanan columna vertebralis. Berbentuk seperti kacang merah denga
ukuran panjang 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm. Ukuran berat kira-kira 135 –
150 gram. Berwarna agak kecoklat-coklatan. Mempunyai extermitas cranialis
(= polus cranialis ) dan extremitas inferior (= polus caudalis ), facies anterior
dan facies posterior, kedua permukaan itu bertemu pada margo lateralis dan
margo medialis. Kira-kira pada pertengahan margo medialis terbentuk suatu
cekungan yang dinamakna hilum renale, yang merupakan tempat masuk
arteria renalis dan serabut-serabut saraf serta tempat keluarnya vena renalis
dan ureter. Kedua buah ren dibungkus oleh suatu jaringan ikat yang
membentuk capsula fibrosa, dan membungkus juga struktur-struktur yang
masuk dan meninggalkan hilum renale. Capsula fibrosa ini dibungkus oleh
jaringan le,ak ( adipose tissue, disebut perirenal fat = corpus adiposum
pararenale ), yang bersama-sama dengan jaringan ikat (connective tissue)
membentuk fascia renalis.
Secara relatif ren pada anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ren
ikut bergerak dengan gerakan respirasi.
Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis, yang
masing-masing berbeda dalam warna dan bentuk. Cortex renalis berwarna
pucat, mempunyai permukaan yang kasar. Medulla renalis terdiri atas
pyramidales renale (= pyramis renalis Malpighii ), berjumlah antara 12 – 20
buah, berwarna agak gelap. Basis dari bangunan piramid ini, disebut basis
pyramidis berada pada cortex, dan apexnya yang dinamakan papilla renalis,
terletak menghadap ke arah medial, bermuara pada calyx minor.
Diantara satu piramid dengan piramid lainnya terdapat jaringan cortex yang
berbentuk colum, disebut columna renalis Bertini. Pada basis dari setiap
piramid terdapat deretan jaringan medulla yang meluas ke arah cortex,
disebut medullary rays. Setiap piramid bersama-sama dengan columna
renalis Bertini yang berada di sampingnya membentuk lobus renalis,
berjumlah antara 5 – 14 buah.
Pada setiap papilla renalis bermuara 10 – 40 buah ductus yang mengalirkan
urine ke calyx minor. Daerah tersebut berlubang-lubang dan dinamakan area
cribrosa.
Hilum renale meluas membentuk sinus renalis, dan didalam sinus renalis
terdapat pelvis renalis, yang merupakan pembesaran dari ureter ke arah
cranialis (Gk. Pyelos). Pelvis renalis terbagi menjadi 2 – 3 calices renalis
majores, dan setiap calyx major terbagi menjadi 7 – 14 buah calices renalis
minores.
VASCULARISASI
ARTERIA RENALIS
Dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah caudal dari pangkal
arteria mesenterica superior, berada setinggi discus intervertebrale antara
vertebra lumbalis I dan II.
Arteria renalis dextra berjalan di sebelah dorsal vena cava inferior,
memberikan percabangan yang berjalan menuju ke glandula suprarenalis dan
ureter. Di dalam sinus renale arteria renalis mempercabangkan ramus
primeryang disebut ramus anterior yang besar dan ramus posterior yang
kecil. Masing-masing arteri tersebut berjalan masuk kedalam belahan anterior
dan belahan posterior dari ren. Batas antara belahan anterior dan belahan
posterior disebut Broedel’s line, yang miskin vascularisasi. Ramus primer
mempercabangkan arteria interlobaris, berada diantara pyramid., ;a;u berjalan
pada basis piramid membentuk arcus yang membentuk arcus, disebut arteria
arcuata. Dari arteria arcuata dipercabangkan arteria interlobularis. Ujung
terminal a.arcuata dan a.interlobularis berjalan vertikal, paralel, paralel satu
sama lain, menuju ke cortex renalis. A.interlobularis berakhir sebagai arteriola
glomerularis afferens (= vasa afferens ) membentuk glomerulus . pembuluh
arah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriola glomerulus efferens (=
vasa efferens ), selanjutnya membentuk plexus arteriosus, dan dari plexus
tersebut dipercabangkan arteriola recta (= vasa recta ) yang berjalan menuju
ke pelvis renalis.
Arteriolae rectae membentuk plexus dan dari plexus ini darah mengalir
kedalam venulae rectae, lalu menuju ke venae interlobulares, dari sini menuju
ke venae arcuatae dan selanjutnya bermuara kedalam venae interlobaris.
Vena interrlobaris bermuara kedalam vena cava inferior.
Venulae stellatae adalah pembuluh darah yang terdapat di daerah
subcapsularis, dibentuk oleh cabang-cabang arteria interlobularis, menjadikan
suatu anastomosis arterio-venosa, dan selanjutnya bermuara kedalam vena
cava inferior.
NODUS LYMPHSTICUS
Pembuluh lymphe pada ren membentuk tiga buah plexus, yakni yang
berada di dalam ren, yang berada di sebelah profunda capsula dan yang
berada di dalam corpus adiposum pararenale. Pembuluh lymphe dari
substansi ren membentuk 4 – 5 buah pembuluh lymphe yang lebih besar,
menuju ke hilum renale. Pembuluh lymphe di bagian profunda capsula renalis
dan yang berada di dalam corpus adiposum mempunyai hubungan yang
bebas satu sama lainnya. Kemudian membentuk pembuluh lymphe yang
besar dan bersama-sama dengan pembuluh lymphe dari jaringna ren
mengikuti perjalanan vena renalis menuju dan berakhir pada lymphonodus
aorticus lateralis.
INNERVASI
Plexus renalis dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus.
Serabut-serabut dari plexus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan
vena renalis. Plexus suprarenalis juga dibentuk oleh percabangan dari plexus
coeliacus. Kadang-kadang mendapatkan percabangan dari nervus
splanchnicus major dan dari plexus lienalis.
Plexus renalis dan plexus suprarenalis mengandung komponen sympathis
dan parasympathis yang dibawa oleh Nervus vagus.
Stimulus dari pelvis renalis dan ureter bagian cranialis oleh nervus
splanchnicus.
ANOMALI
Ada beberapa anomali yang sering diketemukan, yakni :
1. Horseshoe kidney yang terbentuk oleh karena extremitas inferior dari
kedua ren tumbuh bersatu ;
2. Congenital policystic kidney, terbentuk karena ductus secretorius
berkembang tidak normal ;
3. Pe4lvic kidney, ren tidak mengalami ascensus dan tetap tertinggal
didalam cavitas pelvis ;
4. Multiple renal artery, pada satu ren terdapat dua buah arteria renalis,
masing-masing menuju ke extremitas superior dan extremitas inferior.
GLANDULA SUPRARENALIS
Kelenjar ini tidak termasuk sisterna uropoetica, melainkan adalah
bagian dari sistem endokrin. Berat kira-kira 3 – 6 gram. Terletak pada puncak
extremitas superior, tepatnya di bagian ventro-supero-medial. Dibungkus oleh
fascia renalis. Glandula suprarenalis dextra berbentuk piramid., berada di
sebelah ventraldari diaphragma thoracis, di sebelah dorsal dari hepar, vena
cava inferior dan peritoneum.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk agak datar, berada di sebelah
ventral diaphragma thoracis, di sebelah dorsal peritoneum (bursa omentalis)
dan di cranialis ddari pancreas. Di sebelah anteriornya terdapat arteria
lienalis.
Struktur kelenjar terdiri atas cortex dan medulla. Dari bagian cortex
dihasilkan hormon steroid yang berfungsi mempertahankan keseimbangan
elektrolit, metabolisme protein dan karbohidrat. Dari bagian medulla
dihasilkan epinephrin dan neropinephrin.
Suplai darah berasal dari beberapa sumber, sebagai berikut : arteriae
suprarenalis superiores yang dipercabangkan oleh arteria pherenica inferior,
satu atau beberapa arteria suprarenalis inferior yang dipercabangkan oleh
arteria renalis, dan arteria suprarenalis media yang dipercabangkan oleh
aorta abdominalis.
Aliran darah venous dibawa oleh vena suprarenalis yang
meninggalkan kelenjar ini melalui hilus glandulae suprarenalis. Vena
suprarenalis dextra bermuara kedalam vena cava inferior, sedangkan vena
suprarenalis sinistra bermuara kedalam vena renalis, kadang-kadang
bersama-sama dengan vena phrenica inferior.
Pembuluh lymphe ada beberapa yang berada di dalam cortex dan
lebih banyak terdapat di dalam medulla, berjalan mengikuti pembuluh vena.
Innervasi diperoleh dari cabang-cabang plexus coeliacus,
n.splanchnicus thoracialis dan lumbalis. Serabut saraf preganglioner
sympathis berjalan langsung menuju ke medulla.
URETER
MORFOLOGI DAN LOKALISASI
Ureter adalah suatu saluran yng dibentuk oleh jaringan otot polos
dengan ukuran 25 – 30 cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria.
Terletak retroperitoneal, sebagian berada di dalam cavum abdominis, disebut
pars abdominalis, dan sebagian lagi berada di dalam cavitas pelvis, disebut
pars pelvica. Kedua bagian ini kurang lebih sama panjang. Merupakan
kelanjutan dari pelvis renalis, meninggalkan ren melalui hilum renale, berada
di sebelah dorsal vasa renalis, berjalan descendens pada permukaan
m.psoas major.
Ureter dexter berada di sebelah dorsal dupdenum pars descendens
dan menyilang radix mesenterii di bagian dorsal.
Ureter menyilang arteria iliaca communis atau pangkal arteria iliaca
externa, berjalan di sebelah ventro-caudal arteria iliaca interna, lalu menyilang
arteria umbilicalis serta vasa obturatoria dan nervus obturatorius di sbelah
medialnya. Selanjutnya berjalan sepanjang dinding lateral pelvis, lalu
membelok ke medial menuju ke dinding dorsal vesica urinaria.
Ureter pars pelvica masculina berada di sebelah lateral ductus
deferens. Ketika sampai di vesica urinaria, ureter terletak di sebelah ventral
ujung cranial vesicula seminalis, di sebelah ventral dari ductus deferens.
Pada wanita ureter pars pelvica berada pad tepi posterior ovarium, lalu
berjalan di dalam ligamentum sacro-uterinum, selanjutnya berada di dalam
ligamentum cervicale laterale, di sebelah caudal pars inferior ligamentum
latum (= broad ligament ). Dekat pada cervix uteri ureter membelok ke medial,
berada di dalam ligamentum vesicale laterale, berjalan di sebelah ventral
ligamentum vaginale laterale menuju ke vesica urinaria. Ureter sinister
terletak lebih dekat pada vagina daripada ureter dexter.
Kedua ureter bermuara kedalam vesica urinaria dengan jarak 5 cm
satu sama lian. Berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica
urinaria sebelum bermuara kedalam vesica urinaria. Muara tersebut
berbentuk lubang yang pipih, disebut ostium ureteris, yang pada vesica
urinaria yang kosong berjarak 2,5 cm satu sama lain, sedangkan vesica
urinaria yang terisi penuh jarak antara kedua muara tersebut adalah 5 cm.
Uereter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada tempat
peralihan pelvis renalis menjadi ureter, ketika menyilang arteria iliaca
communis dan ketika bermuara kedalam vesica urinaria.
VASCULARISASI
Arteri yang memberi suplai darah kepada ureter sangat bervariasi, dan
bersumber pada arteria renalis, aorta abdominalis, arteria ovarica (arteria
testicularis), arteria iliaca interna, arteria uterina dan arteria vesicalis. Arteri-
arteri tersebut membentuk anastomose. Yang selalu ada adalah
percabangan-percabangan dari arteria vesicalis inferior, yang selain memberi
vascularisasi kepada ureter pars inferior, juga kepada trigonum vesicae
Lieutaudi. Pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan arteri.
LYMPHONODUS
Pembuluh-pembuluh lymphe dari ureter pars cranialis bergabung
dengan pembuluh lymphe dari ren, sebelum berjalan menuju ke lymphonodi
aortici laterales. Pembuluh-pembuluh lymphe lainnya berjalan langsung
menuju ke lymphonodi aortici laterales, yang berada berdekatan dengan
arteria testicularis. Pembuluh-pembuluh lymphe dari bagian yang lebih ke
caudalis membawa lymphe menuju ke lymphonodi iliaci communes,
lymphonodi iliaci externi dan lymphonodi iliaci interni.
INNERVASI
Serabut-serabut saraf yang menuju ke ureter berasal dari nervus
thoracalis 10 –12, nervus lumbalis 1 – nervus sacralis 4. Serabut-serabut
tersebut mencapai ureter melalui plexus renalis, plexus aorticus, plexus
hypogastricus superior dan plexus hypogastricus inferior. Plexus uretericus
mengandung komponen sympathis dan parasympathis, namun fungsinya
belum jelas, mungkin berfungsi sensibel.
Ureter yang mengalami distensi atau spasme dapat menimbulkan rasa nyeri
yang berupa kolik, dan juga proyeksi extern melalui nervus thoracalis 11 –
nervus lumbalis 2.
VESICA URINARIA
MORFOLOGI DAN LOKALISASI
Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat
dan otot polos, berfungsi sebagai tempat penyimpanan urine. Apabila terisi
sampai 200 – 300 cm maka timbul keinginan untuk melakukan miksi. Miksi
adalah suatu proses yang dapat dikendalikan, kecuali pada bayi dan anak-
anak kecil merupakan suatu reflex.
Bentuk, ukuran, lokalisasi dan hubungan dengan organ-organ di
sekitarnya sangat bervariasi, ditentukan oleh usia, volume dan jenis kelamin.
Dalam keadaan kosong bentuk vesica urinaria agak bulat. Terletak di dalam
pelvis. Pada wanita letaknya lebih rendah daripada pria.
Dalam keadaan terisi penuh vesica urinaria dapat mencapai umbilicus.
Perubahan bentuk mengikuti tahapan pengisian, mula-mula diameter
transversal yang bertambah, lalu dikuti peningkatan diameter longitudinal.
Dalam kondisi terisi penuh, maka kedua ukuran tadi adalah sama.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria mempunyai empat buah
dinding, yaitu facies superior, fascies infero-lateralis (dua buah) dan facies
posterior.
Facies superior berbentuk segitiga dengan sisi basis menghadap ke arah
posterior. Facies superior dan facies infero-lateralis bertemu di bagian ventral
membentuk apex vesicae. Antara apex vesicae dan umbilicus terdapat
ligamentum umbilicale medium, yang merupakan sisa dari urachus.
Facies infero-lateral satu sama lian bertemu di bagian anterior membentuk
sisi anterior yang bulat, dan di bagian inferior membentuk collum vesicae.
Collum vesicae dapat bergerak dengan bebas dan difiksasi oleh diphragma
urogenitale.
Facies posterior membentuk fundus vesicae (= basis vesicae). Sudut inferior
dari fundus berada pada collum vesicae.
Bagian yang berada di antara apex vesicae, di bagian ventral, dan fundus
vesicae di bagian dorsal, disebut corpus vesicae.
Facies superior dan bagian superior dari basis vesicae ditutupi oleh
peritoneum, yang membentuk reflexi (lipatan, lengkungan) dari dinding lateral
dan dari dinding ventral abdomen, di dekat tepi cranialis symphysis osseum
pubis. Dalam keadaan vesica urinaria terisi penuh maka peritoneum ditekan
ke arah cranial sehingga reflexi tadi turut terangkat ke cranialis. Di sisi lateral
vesica urinaria reflexi peritoneum membentuk fossa para vesicalis.
Di sebelah dorsal vesica urinaria peritoneum membentuk reflexi ke arah
uterus pada wanita dan rectum pada pria.
Facies superior vesica urinaria mempunyai hubungan dengan organ-organ di
sekitarnya,melalui peritoneum, yaitu dengan intestinum tenue dan colon
sigmoideum.
Pada wanita, vesica urinaria dalam keadaan kosong berada di sbelah caudal
corpus uteri.
Di antara symphysis osseumpubis dan vesica urinaria terdapat
spatium retopubis (= spatium praevesicale Retzii ), berbentu huruf U, dan
berisi jaringan ikat longgar, jaringan lemak dan plexus venosus. Spatium ini
dibatasi oleh fascia prevesicalis dan fascia transversalis abdominis.
Facies infero-lateral vesicae dipisahlan dari m.levator ani dan m.obturator
internus oleh fascia pelvis.
Di sebelah dorsal dari vesica urinaria feminina terdapat uterus dan
vagina. Reflexi peritoneum dari permukaan superior vesica urinaria meluas
sampai pada facies anterior uterus setinggi isthmus, sehingga corpus uteri
terletak di sebelah cranial dari vesica yang kosong. Celah yang terdapat di
antara corpus uteri dan facies superior vesica yang kosong. Celah yang
terdapat di antara corpus uteri dan facies superior vesica urinaria dinamakan
spatium uterovaginalis. Di antara basis vesica urinaria dengan vagina dan
corpus uteri terdpat jaringan ikat longgar.
Collum vesica urinaria difiksasi oleh penebalan fascia pelvis, disebut
ligamentum pubovesicalis, pada facies dorsalis symphysis osseum pubis, dan
melanjutkan diri menjadi ligamentum pubocervicale yang memfiksasi cervix
uteri serta bagian cranial vagina pada symphysis osseum pubis.
Pada pria peritoneum yang menutupi facies superior vesica urinaria
meluas ke posterior membungkus ductus deferens dan bagian superior
vesicula seminalis, lalu melengkung pada permukaan anterior rectum,
membentuk spatium retrovesicalis, suatu celah yang berada di antara rectum
dan vesica urinaria, berisi interstinum tenue. Ke arah postero-lateral
peritoneum membentuk plica sacrogenitalis, yang berjalan ke dorsal
mencapai tepi lateral os sacrum. Basis vesica urinaria terletak menghadap ke
dorsal dan agak ke caudal. Bagian caudalnya dipisahkan dari rectum oleh
vesicula seminalis dan bentuk ductus deferens.
Collum vesicae mempunyai hubungan dengan facies superior atau basis
prostat, difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum mediale dan ligamentum
puboprostaticum laterale. lIgamentum puboprostaticum mediale melekat pada
pertengahan symphysis osseum pubis dan pada pihak lain melekat pada
capsula prostatica, membentuk lantai spatium retropubicum. Ligamentum
puboprostaticum laterale melekat pada ujung anterior arcus tendineus fascia
pelvis dan meluas ke arah medial dan dorsal menuju ke pars superior capsula
prostatica.
Pada kedua jenis kelamin masih terdapat ligamentum lateral yang
merupakan penebalan dari fascia pelvis, yang meluas dari sisi laterale vesica
urinaria menuju ke arcus tendineus fasciae pelvis
Pembuluh-pembuluh darah vena dari plexus venosus vesicalis berjalan ke
dorsal dari basis vesicae menuju ke vena iliaca interna, dibungkus oleh
jaringan ikat longgar dan disebut ligamentum posterior.
Dari apex vesicae sampai ke umbilicus terdapat ligamentum umbilicale
medianum, yang merupakan sisa dari urachus. Sisa arteria umbilicalis
membentuk ligamentum umbilicale laterale. Ketiga ligamenta tersebut
dibungkus oleh peritoneum parietale, membentuk plica umbilicalis media dan
plica umbilicalis lateralis, tetapi tidak berfungsi untuk memfiksasi collum
vesicae.
Struktur vesica urinaria terdiri atas jaringan ikat dan otot-otot polos.
Mucosa vesica urinaria berwarna agak kemerah-merahan, dan bervariasi
sesuai dengan tingkat volumenya. Dalam keadaan kosong mucosa
membentuk lipatan-lipatan yang disebabkan oleh karena perlekatannya pada
lapisan otot menjadi longgar. Mucosa pada fundus vesicae melekat erat pada
lapisan otot dan membentuk sebuah segitiga dengan permukaan yang licin,
berwarna lebih gelap, disebut trigonum vesicae Lieutaudi. Sisa-sisa dari
segitiga ini berukuran 2,5 – 5 cm dan bertambah panjang mengikuti volume
vesica urinaria.
Pada sudut craniodorsal dari trigonum vesicae terdapt ostium ureteris,
yang adalah muara ureter berbentuk elips, dan pada sudut di sebelah caudal
(apex) terdapat ostium urethrae internum,. Yang merupakan pangkal dari
urethra. Di sebelah dorsal ostium uretrae internum terdapat penonjolan yang
disebut uvula vesicae, yang dibentuk oleh lobus medius prostat. Di sebelah
superior trigonum vesicae, berada diantara kedua muara ureter, terdapat
plica interurterica, berwarna pucat, dibentuk oleh serabut-serabut transversal
otot polos dinding vesica urinaria. Serabut-serabut otot ini adalah lanjutan dari
stratum longitudinale internum dari ureter. Muara ureter pada vesica urinaria
membentuk lipatan pada dinding vesica, berada di sebelah lateralnya, dan
disebut plica ureterica.
VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE
Arteria vesicalis superior dan arteria vesicalis inferior dipercabangkan
oleh arteria iliaca interna. Aliran darah venous dari daerah muara ureter dan
dari collum vesicae bergabung dengan pembuluh vena dari prostat dan
urethra, dan bersama-sama bermuara kedalam vena iliaca interna.
Pembuluh-pembuluh lymphe terdapat di seluruh permukaan vesica urinaria
membawa lymphe menuju ke ll.nn.iliaci externi danll.nn.aoritici laterales.
INNERVASI
Plexus vesicalis dibentuk oleh serabut-serabut sympathis dan
parasympathis, mengandung komponen motoris dan sensibel. Serabut
efferent parasympathis (= nervus erigentis ) berasal dari medulla spinalis
segmen sacralis 2 – 4 menuju ke m.detrusor, berganti neuron pada dinding
vesica urinaria. Berfungsi pula sebagai penghambat (inhibitory fibers) bagi
otot polos vesicae dan m.sphincter urethrae.
Stimulus parasympathis menimbulkan kontraksi dinding vesica urinaria dan
relaksasi sphincter urethrae.
Stimulus sympathis menyebabkan kontraksi otot-otot trigonum vesicae,
muara ureter dan sphincter urethrae, dan disertai relaksasi otot dinding
vesica. Serabut sensibel membawa stimulus nyeri dan stimulus pembesaran
vesica (distension, vesica terisi penuh). Stimulus nyeri dibawa oleh serabut-
serabut sympathis dan parasympathis. Nyeri pada vesica dapat menyebar
pada regio hypogastrica ( referred pain ), sedangkan nyeri pada daerah
trigonum vesicae dapat menyebar sampai ke ujung penis atau clitoris.
ANOMALI
Jarang terjadi pada vesica. Banyak yang terkait dengan anomali
urachus, misalnya cyste, diverticulum dan urachus persistence (fistula pada
umbilicus).
URETHRA FEMININA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior vagina. Muaranya disebut
ostium urethrae externum, berada didalam vestibulum vaginae, di ventralis
dari ostium vaginae, di antara kedua ujung anterior labia minora. Berjalan
melalui diaphragma pelvis dan diaphragma urogenitale. Pada dinding dorsal
terdapat suatu lipatan yang menonjol, membentuk crista urethralis. Urethra
difiksasi pada os pubis oleh serabut-serabut ligamentum pubovesicale.
INNERVASI
Pars cranialis urethrae dipersarafi oleh cabang-cabang dari plexus
nervosus vesicalis dan plexus nervosus uterovaginalis. Pars caudalis
dipersarafi oleh nervus pudendus.
URETHRA MASCULINA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dimulai pada collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20 cm,
berjalan menembusi glandula prostat, diaphragma pelvis, diaphragma
urogenitale dan penis ( radix penis, corpus penis dan glans penis ). Dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. pars prostatica
2. pars membranacea
3. pars spongiosa
INNERVASI
Urethra pars prostatica menerima innervasi dari plexus nervosus
prostaticus. Urethra pars membranacea dipersarafi oleh nervus cavernosus
penis, dan pars spongiosa diinervasi oleh cabng-cabang dari nervus
pudendus. Urethra feminina pars cranialis dipersarafi oleh plexus nervosus
vesicalis dan plexus nervosus uterovaginalis, pars caudalis dipersarafi oleh
nervus pudendus.
BAB III
ORGANA GENITALIA MASCULINA
PENDAHULUAN
Organa genitalia masculina selain berfungsi memproduksi
spermatozoa dan hormon juga dipakai untuk mengalirkan urine keluar melalui
urethra. Dibagi menjadi organa genitalis masculina interna dan organa
genitalia masculina externa. Organa genitalis interna terdiri dari :
1. Testis
2. Epididymis
3. Ductus deferens
4. Vesicula seminalis
5. Funiculus spermaticus
6. Prostata
7. Glandula bulbourethralis.
TESTIS (= ORCHIS )
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Testis berbentuk ovoid, berat 10 n- 14 gram. Mempunyai ukuran
panjang 4 cm, ukuran anterior-posterior 3 cm, dan ukuran lebar 2,5 cm.
Setiap testis mempunyai facies medialis dan facies lateralis yang berbentuk
konveks, bertemu di bagian anterior dan posterior membentuk margo anterior
dan margo posterior yang juga berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya
berbentuk bulat dan disebut extremitas superior dan extremitas inferior.
Permukaan testis halus. Testis mempunyai capsula yang terdiri atas tiga
lembar lapisan, dan superficial ke profunda, yakni :
1. Tunica vaginalis, merupakan bagian dan peritoneum, terdiri dari
lamina parietalis dan lamina visceralis; di bagian dorsal dari testis
terjadi peralihan dari lamina parietalis menjadi lamina visceralis.
2. Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih.
Dibungkus oleh tunica vaginalis, kecuali permukaan testis yang
ditempati oleh epididymis. Di bagian dorsal tunica albuginea menebal,
membentuk mediatinum testis (= corpus Highmori ).
3. Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan
jaringan ikat, berada pada facies profunda dari tunica albuginae dan
mengikuti permukaan septula testis.
INNERVASI
Testis dipersarafi oleh serabut-serabut saraf dari plexus nervosus
testicularis. Plexus ini dibentuk oleh nervus spinalis thoracalis 6 – 9 dan
nervus thoracalis 10 – 12, yang turut mempersarafi dinding abdomen di
sekitar umbilicus. Plexus nervosus testicularis juga menerima serabut-serabut
saraf yang dipercabangkan oleh nervus genitofemoralis dan nervus scrotalis
posterior. Serabut-serabut saraf sympathis membawa komponen
vasomotoris.
Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke daerah inguinalis
dan daerah bagian caudal dinding abdomen.
EPIDIDYMIS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Epididymis berbentuk suatu saluran yang berkelok-kelok sepanjang
kira-kira 5 – 6 meter. Secara keseluruhan bentuknya seperti sebuah koma,
terletak pada margo posterior testis dan menutupi extremitas superior serta
facies lateralis testis. Terdiri atas caput, corpus dan cauda epididymis.
Caput epididymis berada di bagian cranial, corpus epididymis berada di
bagian medial dan cauda epididymis berada di bagian caudal. Cauda
epididymis melanjutkan diri menjadi ductus deferens, berjalan ascendens
pada sisi medial epididymis. Caput epididymis dihubungkan oleh ductus
efferentes testis dengan testis.
Epididymis mempunyai permukaan yang menghadap ke testis, dinamakan
facies testicularis yang berbentuk konkaf, dan permukaan posterior yang
bundar dan bebas, ditutupi oleh tunica vaginalis. Di antara corpus epididymis
dan sisi lateral testis terdapat sinus epididymis, suatu rongga kecil berbentuk
agak oval. Rongga tadi berada di bagian kanan pada testis dexter, dan
berada di bagian kiri pada testis sinister.
Setiap ductuli efferentes testis membentuk lobuli epdidymis. Lobuli ini bersatu
membentuk caput epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam ductus
epididymidis. Ductus epididymidis membentuk corpus dan cauda
epididymidis. Ductus epididymidis berkelok-kelok, mempunyai ukuran kira-kira
sepanjang intestinum tenue. Cauda epididymidis berakhir pada ductus
deferens,
INNERVASI
Diperoleh dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.
DUCTUS DEFERENS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Merupakan lanjutan dari cauda epididymidis, yang berbentuk saluran,
tempat mengalir spermatozoa dari testis sampai urethra. Dindingnya
mempunyai lapisan otot yang tebal, sedangkan lumennya sangat kecil. Mula-
mula berjalan ascendens di sebelah dorsal testis, pada sisi medial epididymis,
lalu meninggalkan scrotum dan masuk kedalam canalis inguinalis, berada di
bagian dorsal funiculus spermaticus. Kemudian membelok ke sebelah lateral
arteria epigastrica inferior, berjalan ascendens extra peritoneal menuju ke sisi
postero-lateral vesica urinaria, bermuara kedalam urethra. Ujung terminal
ductus deferens membesar dan berkelok-kelok, disebut ampulla ductus
deferentis.
VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE
Arteria deferentialis merupakan salah satu cabang dari arteria vesicalis
superior yang memberi suplai darah kepada epididymis dan ductus deferens
(= vas deferens ). Arteria deferentialis mengadakan anastomose dengan
arteria testicularis.
Ada sebagian dari vena bermuara kedalam vena testicularis dan ada
sebagian lagi yang menuju ke plexus pampiniformis.
Pembuluh-pembuluh lymphe menuju ke lymphonodus iliacus externus.
INNERVASI
Kontraksi ductus deferens berada di bawah pengaruh serabut-serabut
saraf sympathis. Serabut-serabut parasympathis dibawa oleh nervi erigentes,
yang berasal dari medulla spinalis sacralis.
VESICULA SEMINALIS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Ada dua buah yang terletak simetris, berada diantara vesica urinaria
dan rectum. Berupa kantong dengan ukuran 5 cm. Ujung cranial berbentuk
bulat, buntu, dan ujung caudal kecil, membentuk ductus excretorius. Volume
dari vesicula kira-kira 1,5 – 5 cc. Sumbu panjang dari vesicula seminalis
membentuk sudut 45 derajat dengan axis vertikal, arahnya caudo-medio-
ventral. Posisi ini dipengaruhi oleh isi dari vesica urinaria dan rectum. Bentuk
dan ukuran vesicula seminallis ditentukan oleh usia. Vesicula yang kanan
biasanya lebih besar daripada yang kiri. Bagian cranial dari vesicula ditutup
oleh peritoneum, dan terletak di sebalah dorso-caudal pars terminalis ureter.
Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari ductus
deferens yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla
ductus deferentis bergabing dengan ductus ejaculatorius.
Di antara pars caudalis vesicula seminalis dan prostata di satu pihak dan
rectum di pihak lainnya terdapat penebalan jaringan ikat yang dinamakan
fascia Denonvilliers. Fascia ini adalah modifikasi dari peritoneum.
INNERVASI
Vesicula seminalis dipersarafi oleh serabut-serabut sympathis dan para
sympathis. Pengosongna vesicula seminalis dipengaruhi oleh persarafan
sympathis.
FUNICULUS SPERMATICUS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dibentuk oleh :
1. ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan
serabut-serabut saraf yang menuju ke epididymis; ductus deferens
terletak di bagian posterior didalam funiculus spermaticus, dan di
dalam canalis inguinalis berada di baian caudal ;
2. arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens,
bersama-sama dengan serabut-serabut saraf yang menuju ke testis;
3. plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena
yang berasal dari testis, epididymis dan ductus deferens;
4. pembuluh-pembuluh lymphe;
5. arteria cremasterica;
6. ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis;
7. processus vaginalis peritonei.
PROSTATA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Terdiri atas kelenjar (50 %) dan jaringan ikat fibromuscular (25 %
myofibril otot polos dan 25 % jaringan ikat), membungkus yrethra pars
prostatica. Mempunyai bentuk seperti piramid terbalik dengan basis (= basis
prostatae) mneghadap ke arah collum vesicae dan apex (= apex prostatae)
yang menghadap ke arah diaphragma urogenitale. Facies anterior berbentuk
konveks, facies posterior agak konkaf dan dua buah facies infero-lateralis.
Facies anterior berada 2,5 cm di sebelah dorsal facies posterior symphysis
osseum pubis. Celah yang terbentuk ini terisi oleh jaringan lemak retropubica
dan ligamentum puboprostaticum. Facies infero-lateralis difiksasi oleh
serabut-serabut m.pubococcygeus (m.levator ani). Facies posterior
menghadap ke arah rectum, dan dipisahkan oleh ligamentum Denonvilliers.
Ukuran prostata adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm dan lebar anterior-
posterior sebesar 2,5 cm.
Fascia prostatica adalah bagian dari fascia pelvis, yang ke arah caudal
melanjutkan diri menjadi fascia diaphragmatis urogenitalis superior, dan
difiksasi pada symphysis osseum pubis oleh ligamentum puboprostaticum
mediale (= ligamentum pubovesicale). Fascia prostatica membi=ungkus
capsula prostatica, yakni jaringan ikat pada permukaan prostata. Pada sisi
lateral prostata, diantara fascia prostatica dan capsula prostatae terdapat
plexus venosus prostaticus.
Plexus venosus prostaticus menerima vena dorsalis penis, meneruskan aliran
darah venous kepada plexus venosus vesicalis, dan selanjutnya bermuara
kedalam vena iliaca interna.
Prostata selain difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum mediale,
yang mengandung m.puboprostaticus, juga difiksasi oleh ligamentum
puboprostaticum laterale pada arcus tendineus fascia pelvis.
Urethra berjalan vertikal menembus bagian anterior prostata. Basis
prostatae mempunyai hubungan erat dengan collum vesicae, kecuali di
bagian lateral. Celah yang terbentuk di antaranya terisi oleh plexus venosus
vesicoprostaticus dan ductus ejaculatorius.
Jaringan kelenjar membentuk tiga buah gugusan konsentris, yaitu :
1. gugusan mucosal yang terletak paling profunda dengan saluran
keluarnya yang bermuara kedalam urethra di sebelah cranial dari
colliculus seminalis;
2. gugusan submucosal, terletak di bagian intermedia, saluran keluarnya
bermuara kedalam urethra setinggi colliculis seminalis;
3. gugusan utama(gld.prostatica propria), bentuknya besar dan
membungkus kedua gugusan lainnya, kecuali di bagian anterior di
mana kedua gugusan lainnya dihubungi satu sama lain oleh isthmus
prostatae (serabut otot polos). Gugusan ini mempunyai saluran keluar
yang bermuara kedalam sinus prostaticus.
Prostata membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah lobus lateralis dan
sebuah lobus medius. Kedua lobus lateralis dihubungkan satu sama lain di
sebelah ventral urethra oleh isthmus prostatae, yang tampak dari luar. Lobus
medius mempunyai ukuran yang bervariasi, terletak m,enonjol kedalam
urethra pars cranialis pada permukaan posterior, dan menyebabkan
terbentuknya uvula vesicae. Hyppertrophi lobus medius dapat menghalangi
pengeluara urine.
GLANDULA BULBOURETHRALIS
Kelenjar ini disebut juga glandula Cowperi. Ada buah yang terlatak di
sebelah kiri dan kanan linea mediana, berada didalam spatium perineum
profundus, di antara pars caudalis prostata dan bulbus penis. Terletak di
sebelah dorsal urethra pars membranacea. Mempunyai diameter 0,5 – 1,5
cm. Dibungkus oleh m.sphincter urethrae membranaceae. Saluran keluar dari
kelenjar ini berjalan menembusi fascia inferior diaphragmatis urogenitalis,
masuk di bagian caudal urethra pars spongiosa pada dinding posterior.
Berfungsi mengeluarkan secret yang belum jelas fungsinya.
Mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria bulbi penis. Pembuluh
lymphe berjalan menuju ke lymphonodus iliacus internus.
PENIS
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Penis dibentuk oleh jaringan erectil, yang dapat mengeras (ereksi) dan
dipakai untuk melakukan copulasi. Ereksi terjadi oleh karena rongga-rongga
di dalam jaringan erectil terisi darah. Terdiri atas dua bagian utama, yaitu
bagian yang difiksasi, disebut radix penis, dan bagian yang mobil dan
dinamakan corpus penis.
Radix penis terletak pada trigonum urogenitale. Terdiri atas tiga buah
batang jaringan erectil. Bagian yang berada pada linea mediana disebut
corpus spongiosum penis, meluas ke dorsal menjadi bulbus penis. Bagian ini
dibungkus oleh m.bulbospongiosus. ujung posterior bulbus penis membesar
dan ditembusi oleh urethra, yang selanjutnya berjalan didalam corpus
spongiosum penis. Corpus cavernosum penis ada dua buah, masing-masing
dibagian dorsal membentuk crus penis. Crus penis difiksasi pada ramus
pubo-ischiadicus dan pada membrana perinealis, dibungkus oleh
m.ischiocavernosus, berada di sebelah lateral dari bulbus penis.
Corpus penis terletak bebas dan mudah bergarak, dibungkus oleh kulit.
Dorsum penis adalah bagian dari penis yang menghadap ke arah ventral
pada saat penis berada dalam keadaan flaccid (lemas), dan menghadap ke
arah cranial pada penis yang ereksi. Urethra menghadap ke arah caudal pada
penis yang ereksi. Pada permukaan ini terdapat raphe penis, yang
melanjutkan diri pada raphe scroti. Corpus penis mengandung kedua buah
corpus cavernosum penis dan corpus spongiosum penis. Corpora cavernosa
penis merupakan bagian yang utama dari corpus penis, membentuk dorsum
penis dan bagian lateral penis. Kedua corpora tersebut bersatu pada facies
urethralis, pada linea mediana, membentuk sebuah cekungan yang ditempati
oleh corpus spongiosum penis. Ujung anterior buntu dan dibungkus oleh
glans penis.
Corpus spongiosum penis mempunyai bentuk yang lebih kecil daripada
corpus cavernosum penis, terletak di sepanjang corpus penis, dan ujung
anterior membesar membentuk glans penis. Antara glans penis dan corpus
penis terdapat suatu cekungan, disebut collum glandis. Tepi dari glans penis
yang agak menonjol, berada dekat pada collum glandis, disebut corona
glandis.dekat ujung glans penis, pada linea mediana, terdapat ostium
urethrae externum. Kulit yang membungkus glans pemnis disebut preputium
penis, yang meluas dari collum glandis. Frenulum preputi adalah lipatan kulit
yang menonjol pada linea mediana, meluas dari permukaan interna preputium
menuju ke ostium urethrae externum.
Kulit penis licin, halus, elastis, berwarna gelap. Dekat pada radix penis
kulit ditumbuhi rambut. Pada corpus penis kulit melekat longgar pada jaringan
subcutaneus, kecuali pada glans penis. Di daerah collum glandis dan corona
glandis terdapat sejumlah glandulae preputiales yang memproduksi smegma,
mempunyai bau yang khas.
Penis dibungkus oleh fascia penis superficialis, yang merupakan jaringan
subcutaneus, mengandung beberapa myofibril, dan tidak mengandung
jaringan lemak. fAscia ini melanjutkan diri pada tunica dertos (scrotum) dan
fascia perinei superficialis.
Fascia penis profunda merupakan lanjutan dari fascia perinealis profunda,
kuat, membungkus kedua corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis
secara keseluruhan. Fascia ini hanya mencapai collum glandis dan tidak
sampai pada glans penis.
Di sebelah profunda dari fascia penis profunda terdapat tunica albuginea.
Tunica albuginea corporum cavernosum terdiridari serabut jaringan ikat
longitudinal di sebelah superficial yang membungkus kedua corpora
cavernosa penis, dan jaringan ikat yang circular berada di bagian profunda
membungkus setiap corpus cavernosum penis. Jaringan ikat yang arahnya
circular ini bertemu pada bidang mediana membentuk septum penis, yang
bentuknya tebal dan utuh dekat pada radix penis, sedangkan makin ke arah
terminal menjadi tipis sehingga terjadi hubungan antara corpus cavernosum
penis kiri dan kanan.
Tunica albuginea corporis spongiosi membungkus corpus spongiosum penis,
berbentuk tipis dan bersifat elastis.
Di dalam corpus cavernosum penis terdapat trabeculae corporum
cavernosum dan di dalam corpus spongiosum penis terdapat juga trabeculae
corporis spongiosi. Trabeculae ini meluas mulai dari permukaan tunica
albuginea ke arah medial, membatasi rongga-rongga caverve yang dapat
berisi darah. Trabecula ini dibentuk oleh jaringan ikat collagen, elastin dan
serabut otot polos, dilalui oleh pembuluh arteri dan serabut-serabut saraf.
Ligamentum fundiforme penis memfiksir penis pada batas antara radix
dan corpus, dibentuk oleh serabut-serabut jaringan ikat dari linea alba dan
jaringan subcutaneus, yang terpisah menjadi pars sinistra dan pars dextra,
melekat pada sisi-sisi penis. Kedua bagian ligamentum tersebut bersatu pada
facies urethralis, dan meluas sampai pada septum scroti.
Di sebelah profunda ligamnetum fundiforme penis terdapat ligamentum
suspensorium penis, yang pada satu sisi melekat di bagian ventral
symphysisosseum pubis dan pada sisi lain melekat pada fascia penis
profunda, di sisi lateral penis.
Vena dorsalis penis ada sebuah, menerima darah venous dari glans penis,
preputium, corpus spongiosum dan corpora cavernosa, lalu membentuk
bifurcatio sebuah vena ke kanan dan sebuah ke kiri, bermuara kedalam
plexus venosus prostaticus.
Vena dorsalis penis cutanea (superficialis) membawa darah venous dari kulit
dan jaringan subcutaneus, bermuara kedalam vena saphena magna.
Pembuluh-pembuluh lymphe dari kulit dan preputium berjalan menuju ke
lymphonodus inguinalis superficialis, sedangkan yang berasal dari glans
penis berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis profundus dan
lymphonodus iliacus externus.
INNERVASI
Penis dipersarafi oleh :
1. Nervus dorsalis penis, dipercabangkan oleh nervus pudendus,
mempersarafi kulit, terutama glans penis.
2. Ramus profundus nervi perinealis, berjalan masuk kedalam bulbus
penis, lalu masuk kedalam corpus spongiosum penis, terutama
mempersarafi urethra.
3. Nervus ilioinguinalis, memberikan cabang-cabang yang
mempersarafi kulit pada radix penis.
4. Nervus cavernosus penis ( major et minor ) mempersarafi jaringan
erectil pada bulbus, crus, corpus spongiosum penis dan corpus
cavernosum penis. Berasal dari truncus sympathicus dan nervus
sacralis 2 – 4 (parasympathis) melalui plexus nervosus pelvicus.
Beberapa cabang berjalan bersama-sama dengan nervus dorsalis
penis.
MEKANISME ERECTI
Stimulus parasympathis dibawa oleh nervus cavernosus penis yang
menyeababkan vasodelatasi arteria helicinae di dalam jaringan erectil,
sehingga caverne penuh terisi darah, vena menjadi tertekan dan membuat
penis menjadi erecti. Sesudah ejaculasi, maka stimulus sympathis
menyebabkan vasoconstricti arteri, dengan demikian darah vena mengalir
kembali, lalu penis menjadi flaccid.
SCROTUM
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh
septum scroti, ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus
sparmaticus beserta pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix
penis dan symphysis osseum pubis.
Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai
berikut :
1. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak
kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat
raphe scroti, yang ke arah anterior menjadi raphe penis dan ke arah
posterior menjadi raphe perinealis.
2. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang
dinamakan m.dartos. lapisan ini melekat pada kulit, tidak
mengandung jaringan lemak dan banyak mengadung pembuluh
darah. Lapisan ini membentuk septum scroti.
3. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut
bersama-sama dengan testis masuk kedalam scrotum.
4. Fascia spermatica externa, suatu lembarab tipis yang membungkus
funiculus spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus
lapisan ini melanjutkan diri dengan fascia yang membungkus
m.obliquus externus abdominis.
5. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan
serabut-serabut m.cremaster, mempunyai hubungan dengan
m.obliquus internus abdominis bersama dengan fascianya.
6. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar
dipisahkan dari lamina cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan
funiculus spermaticus dan testis yang dibungkusnya.
Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut
kondisi. Pada waktu udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit
scrotum berkeriput. Sebaliknya pada suhu udara panas kulit scrotum menjadi
longgar. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi scrotum untuk
mempertahankan suhu yang optimal sehingga proses spermatogenesis dapat
berlangsung dengan baik dan sempurna.
INNERVASI
Scrotum dipersarafi oleh :
1. Nervus ilioinguinalis, mempersarafi scrotum bagian ventral ;
2. Ramus genitalis nervi genitofemoralis, juga mempersarafi bagian
anterior scrotum ;
3. Ramus scrotales mediales et laterales sebagai cabang dari nervus
perinealis, mempersarafi scrotum bagian posterior bersama-sama
dengan saraf yang tersebut di bawah ini ;
4. Ramus perinealis n.cutaneus femoris posterior.
BAB IV
ORGANA GENITALIA FEMININA
PENDAHULUAN
Terdiri atas genitalia feminina interna dan organa genitalia externa.
Organa genitalia interna terdiri dari :
1. Ovarium
2. Tuba uterina (Salpinx)
3. Uterus
4. Vagina
Organa genitalia externa atau pudendum femininum, disebut juga vulva,
terdiri dari :
1. Mons pubis
2. Labium majus pudendi
3. Labium minus pudendi
4. Vestibulum vaginae
5. Clitoris
6. Bulbus vestibuli
7. Glandula (GI) vestibularis major
8. Glandulae (GII) vestibulares minores.
Ovarium, tuba uterina, uterus dan sebagian dari vagina berada di dalam
cavitas pelvis. Sebagian dari vagina berada pada perineum. Vulva terletak di
sebelah ventral dan caudal dari symphysis osseum pubis.
OVARIUM
Ada dua buah yang memproduksi oocyte sesudah usia pubertas.
Selain itu ovarium menghasilkan dua jenis hormon, yaitu :
1. Oestrogen (= follicular hormone) yang dihasilkan oleh sel-sel follicle
pada ovarium; hormon ini mempengaruhi tanda-tanda sex secunder,
seperti pembesaran mamma, timbunan lemak pada regio glutea,
pertumbuhan rambut pada pubis dan axilla, selain itu juga
mempengaruhi pertumbuhan endomentrium selama cyclus
menstruasi berlangsung ;
2. Progesteron ( hormon copus luteum ), dihasilkan oleh corpus luteum,
yang berperan pada saat implantasi aacyte yang telah mengalami
fertilisasi, serta pertumbuhan awal dari embryo.
Produksi kedua hormon tersebut di atas dipengaruhi oleh hormon
gonadotropin yang dihasilkan oleh hypophyse pars distalis. Masih ada
hormon yang ketiga, yakni relaxin, yang dihasilkan oleh ovarium pada masa
hamil. Hormon ini berfungsi menghalangi otot uterus berkontraksi sebelum
waktunya.
INNERVASI
Ovarium mendapat persarafan dari percabangan plexus ovaricus yang
mengandung komponen vasomotoris.
UTERUS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dalam bahasa Yunani uterus disebut hystera. Uterus adalah organ
muscular, berdinding tebal, mempunyai bentuk seperti buah peer. Mempunyai
ukuran panjang 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 3 – 4 cm. Pada wanita yang
pernah melahirkan maka ukuran-ukuran tersebut menjadi lebih besar.
Permukaan anterior datar, ditempati oleh vesica urinaria, dinamakan facies
vesicalis. Permukaan dorsal berbentuk konveks, disebut facies intestinalis.
Pada tepi lateral uterus terdapat ligamentum latum uteri.
Uterus terletak di dalam cavitas pelvis, membentuk sudut 90 derajat
dengan vagina; posisi ini disebut angle of anteversion. Letak uterus tidak
tepat pada linea mediana, banyak kali berada di sebelah kanan.
Posisi uterus sangat bervariasi baik dalam ukuran, bentuk, lokalisasi maupun
struktur, yang dipengaruhi oleh usia, kondisi gravid dan keadaan organ-organ
yang berada disekitarnya, seperti vesica urinaria dan rectum.
Uterus dibagi menjadi empat bagian, sebagai berikut :
1. Fundus uteri yang letaknya di bagian cranial dan mempunyai
permukaan yang bundar ;
2. Corpus uteri, merupakan bagian yang palaing utama, terletak
menghadap ke arah caudal dan dorsal. Facies vesicalis uteri
dipisahkan dari vesica urinaria oleh spatium uterovesicalis. Facies
intestinalis uteri dipisahkan dari colon sigmoideum di bagian cranial
dan dorsal oleh excavatio rectouterina. Pada margo lateralis melekat
ligamentum latum uteri ;
3. Isthimus uteri, bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada
waktu gravid bagian ini menjadi bagian dari corpus uteri, yang klinik
disebut “ lower uterina segment “ ;
4. Cervix uteri, letak mengarah ke caudal dan dorsal. Merupakan
bagian yang terletak di antara isthimus uteri dan vagina. Dibagi dua
bagian oleh dinding anterior vagina menjadi portio supravaginalis
(cervicis) dan portio vaginalis (cervicis).
(a) Portio supravaginalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh
jaringan ikat longgar, dan dari rectum oleh excavatio rectouterina
(= cavum Douglassi ). disebelah lateralnya terdapat ureter dan
arteria uterina
(b) Portio vaginalis meluas kedalam vagina. Di ujungnya terdapat
orificium externum uteri. Bagian anteriornya membentuk labium
anterius dan bagian posterior membentuk labium posterius.
Di dalam cervix terdapat canalis cervicis uteri yang sempit di bagian caudal.
Pada dinding anterior dan dinding posterior terdapat lipatan mucosa yang
dinamakan plica palmata, letaknya sedemikian rupa sehingga tidak saling
bertemu.
Imp,antasi terjadi pada dinding uterus. Di dalam uterus terdapat cavitas uteri,
yang bersama-sama dengan vagina membentuk jalan lahir.
Posisi uterus adalah anteversi ( posisi uterus terhadap vagina) dan anteflexi
(posisi corpus uteri terhadap cervix).
Spatium uterovesicalis dibentuk oleh reflexi peritoneum dari facies posterior
vesica urinaria, menuju ke isthmus uteri, lalu berjalan ke cranial pada facies
vesicalis corpus uteri.
Setelah membungkus fundus, peritoneum berjalan ke caudal pada facies
intestinalis sampai di bagian dorsal cervix uteri dan pars cranialis vagina,
kemudian menutupi facies ventralis rectum, lekukan inimembentuk excavatio
rectouterina.
Uterus difiksasi oleh :
1) Diaphragma pelvis, terutama m.levator ani.
2) Ligamentum fibromuscular, yakni penebalan fascia pelvis yang
mengandung serabut-serabut otot polos, terdiri atas :
(a) Ligamentum pubocervicale, memfiksasi bagian anterior cervix
pada facies dorsalis symphysis osseum pubis ( = ligamentum
puboprostaticum latrale et mediale );
(b) Ligamentum cardinale, disebut juga ligamentum cervicale larerale
atau ligamentum transversum colli (Mackenrodt) menghubungkan
sisi laterale cervix bersama bagian cranial dinding vagina dengan
dinding laterale pelvis. Dibentuk oleh penebalan jaringan ikat
yang membungkus vasa uterina, mulai dari tempat percabangan
dari arteria iliaca interna sampai pada cervix ;
(c) Ligamentum uterosacrale memfiksir cervix pada os sacrum,
berada didalam plica rectouterina ;
(d) Ligamentum teres uteri memfiksir corpus uteri pada dinding
ventral abdomen, turut membentuk posisi anteflexi uterus.
Ligamnetum ini dibentuk oleh jaringan fibromuscular, di satu
pihak melekat di bagian inferior pertemuan tuba uterina dengan
uterus dan di pihak lain melekat pada labium majus pudendi.
Ligamentum ini melanjutkan diri menjadi ligamentum
suspensorium ovarii. Ligamentum teres uteri berjalan ke lateral,
berada di dalam ligamentum latum uteri, mencapai dinding lateral
pelvis, lalu berjalan ke ventral dan cranial menyilang sisa arteria
umbilicalis dan vasa iliaca extrena, mencapai anulus inguinalis
internus, lalu membelok dengan tajam di sebelah lateral arteria
epigastrica inferior, masuk kedalam canalis inguinalis, keluar dari
anulus inguinalis externus dan mengadakan perlekatan pada
labium majus pudendi.
(e) Ligamentum latum uteri, dibentuk oleh peritoneum yang menutup
facies vasicalis dan facies intestinalis uteri, meluas ke dinding
lateral pelvis. Ligamnetum latum uteri terdiri atas dua lembaran,
meluas ke cranial dan membungkus tuba uterina. Kedua
lembaran tersebut salaing mendekati ke arah uterus, ke arah
lateral dan caudal saling menjauhi. Lamina anterior melanjutkan
diri dengan peritoneum yang menutupi lantai dan dinding lateral
pelvis. Lamina posterior meluas ke bagian dorsal uterus
membentuk plica rectouterina. Plica tersebut membentuk batas
lateral dan excavatio rectouterina, berjalan sepanjang sisi rectum
mencapai dinding posterior pelvis.
Mesosalpinx adalah bagian dari ligamentum latum uteri yang
berada di antara tuba uterina dan tempat peralihan ligamentum
latum uteri yang membentuk mesosalpinx.
Mesometrium adalah bagian dari ligamentum latum uteri yang
berada di sebelah caudal mesosalpinx dan mesovarium.
INNERVASI
Innervasi sympathis diperoleh dari medulla spinalis segmental
thoracalis XII – lumbalis I. Serabut parasympathis berasal dari medulla
spinalis segmental sacralis. Serabut-serabut efferent sympathis dan
parasympathis mencapai uterus melalui plexus nervosus hypogastricus dan
plexus nervosus pelvicus. Rasa nyeri dari uterus berasal dari kontraksi otot
uterus oleh karena ischaemia otot-otot tersebut. stimulus tersebut
diproyeksikan pada dermatome thoracalis XI dan XII, serta regio
lumbosacralis.
VAGINA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Vagina ( L. = sheath ) adalah sebuah “organ of copulation” selain itu
berfungsi juga untuk jalan lahir dan sebagi saluran untuk mengeluarkan darah
menstruasi. Saluran vagina mempunyai hubungan dengan cavitas uteri, dan
ke arah caudal bermuara pada vestibulum vaginae, suatu ruangan yang
terletak di antara kedua labia minora pudendi, melalui ostium vaginae.
Kedudukan vagina adalah caudo-ventral pada satu bidang yang kira-
kira paralel dengan apertura pelvis superior, membentuk sudut sebesar 60
derajat dengan bidang horizontal. Apabila vesica urinaria dalam keadaan
kosong, maka axis vagina membentuk sudut kira-kira 90 derajat dengan
sumbu uterus. Dengan bertambahnya volume vesica urinaria maka sudut
tersebut tadi menjadi bertambah besar.
Vagina sangat elastis, terutama bagian yang berada di sebelah cranial
diaphragma pelvis. Lumen vagina berbentuk huruf “H” pada penampang
melintang. Facies interna dinding anterior (= paries anterior ) dan facies
interna dinding posterior (= paries posterior ) letak saling bersentuhan. Baik
pada paries anterior maupun paries posterior terdapat tonjolan longitudinal,
disebut columna rugarium anterior dan columna rugarium posterior. Ujung
caudal columna rugarium anterior membentuk penonjolan yang disebut
carina urethalis vaginae. Mucosa dinding vagina membentuk lipatan-lipatan
horizontal yang dinamakan rugae vaginales.
Dinding anterior ditembusi oleh cervix uteri, mempunyai ukuran
panjang sebesar 1,5 cm, dan dinding posterior berukuran 9 cm. Dinding
lateral di bagian cranial difiksasi pada ligamentum cervicale laterale dan di
bagian caudal difiksasi pada diaphragma pelvis.
Cekungan yang terbentuk antara portio vaginalis cervicis dan dinding
vagina, disebut fornix vaginae, yang dapat dibagi menjadi fornix anterior,
fornix posterior dan fornix lateral. Fornix superior membentuk cekungna yang
paling dalam dan dindingnya berhubungan dengan peritoneum yang
membeatasi excavatio rectouterina. Pada fornix lateral terdapat ligamentum
latum uteri, arteria uterina dan ureter.
Pada nullipara (= virgin) terdapat hymen, yaitu lipatan mucosa yang
terdapat pada ujung vagina ketika bermuara kedalam vestibulum vaginae.
Lipatan di bagian posterior lebih besar daripada lipatan di bagian anterior. Ada
berbagai bentuk hymen, seperti cincin (anularis), seminularis, cribriformis,
fimbriatus dan imperforatus. Apabila hymen robek, pada coitus pertama,
maka sisa-sisanya yang masih tertinggal disebut carunculae hymenalis (perlu
dibedakan dari hymen fimbriatus).
Dinding anterior di bagian cranial (1/3 bagian) mempunyai hubungan
dengan basis vesica urinaria, dan di bagian caudal (2/3 bagian) bersatu
dengan dinding posterior urethra. Orifium vaginae berada di bagian dorsal
dari ostium urethrae externum.
Dinding dorsal dibagian cranial mempunyai hubungan dengan
excavatio rectouterina, di bagian caudal dipisahkan dari rectum oleh jaringan
ikat.
Di bagian lateral dan cranial vagina mempunyai hubungan dengan
jaringan ikat yang mengandung plexus venosus vaginalis, kedua ureter,
a.uterina dan beberapa ligamenta. M.pubococcygeus membungkus vagina
kira-kira 3 cm di sebelah cranial orificium vaginae, dan berperan sebagai
sphincter. Selanjutnya vagina berjalan menembusi diaphragma urogenitale
dan dinding lateralnya mengadakan hubungan dengan bulbus vestibuli,
m.bulbospongiosus dan glandula vestibularis major (= Bartholini), bagian ini
merupakan bagian yang paling sempit. Bagian caudal vagina bersatu dengan
centrum tendineum.
INNERVASI
Vaginamendapat innervasi sympathis dari plexus hypogastricus, dan
serabut-serabut afferen berada dalam nervus pudendus. Persarafan
parasympathis berpusat pada medulla spinalis segmen sacralis 2 – 3, yang
membawa komponen vasodilator untuk arteri. Pars caudalis vaginae
dipersarafi oleh nervus pudendus.
VULVA
(= ORGANA GENITALIS FEMINA EXTERNA )
Nama lain adalah pudendum, terdiri atas beberapa organ.
MONS PUBIS
Mons pubis adalah suatu penonjolan yang berada di sebelah ventral
symphysis osseum pubis, dibentuk oleh jaringan lemak. Pada usia pubertas
mons pubis (= mons veneris) ditumbuhi rambut yang kasar dan membentuk
batas cranial yang horizontal.
VESTIBULUM VAGINAE
vestibulum vaginae adalah suatu celah yang terdapat di antara kedua
labia minora, dan di tempat ini terdapat muara dari vagina, disebut orificium
vaginae, ostium yretrae externum dan muara ductus excretorius glandula
vestibularis major.
Ostium urethrae externum terletak 2,5 cm di sebelah dorsal dari clitoris, dan
berada di sebelah ventral dari orificium vaginae, terletak pada linea mediana
dengan tepinya yang sedikit menonjol.
Orificium vaginae mempunyai bentuk yang lebih besar dari ostium urethrae
externum, terletak pada linea mediana. Ukuran dan bentuknya ditentukan
oleh bentuk dari hymen.
Ductus excretorius dari glandula vestibularis major ada dua buah, masing-
masing bermuara di antara orificium vaginae dan labium minus pudendi.
Saluran keluar dari glandulae vestibulares minores bermuara didalam
vestibulum vaginae di antara orificium vaginae dan ostium urethrae externum.
Fossa navicularis (= fossa vestibuli vaginae) adalah suatu cekungan
yang berada di antara orificium vaginae dan frenulum labiorum pudendi.
CLITORIS
Organ ini homolog dengan penis. Terdiri dari jaringan erectil, dapat
ereksi, tidak dilalui oleh urethra. Ukuran panjang 2,5 cm, dibentuk oleh dua
buah corpora cavernosa. Terletak di sebelah dorsal commissura labiorum
anterior, ditutupi oleh kedua labia minora.
Corpus cavernosum ke arah dorso-lateral melekat pada arcus pubicus melalui
crus clitoridsi. Crus clitoridis ditutupi oleh m.ischiocavernosus, dan
m.bulbospongiosus melekat pada radix clitoridis. M.bulbospongiosus melekat
pada centrum tendenium, lalu membungkus pars caudalis vaginae dan
orificium vaginae, melekat pada radix clitoridis, selanjutnya melekat pada sisi
arcus pubis.
Kedua crus clitoridis saling bertemu dan melanjutkan diri menjadi dua buah
corpora cavernosa clitoridis ( corpus cavernosus clitoridis sinistrum et
dextrum ) membentuk corpus clitoridis. Kedua corpora cavernoasa ini
dibungkus oleh fascia clitoridis. Antara corpus cavernosus kiri dan kanan
terdapat septum corporum cavernosum. Ujung anterior corpus clitoridis
membentuk glans clitoridis, suatu tonjolan yang bundar dan sangat sensitif.
Radix clitoridis difiksasi pada facies ventralis symphysis osseum pubis oleh
ligamentum suspensorium clitoridis.
BULBUS VESTIBULI
Ada sepasang jaringan erectil yang memanjang, terletak pada sisi
ostium vaginae, ditutupi oleh m.bulbospongiosus. di bagian dorsal bentuknya
besar dan di bagian anterior kecil dan saling bertemu (bersatu), berada di
sepanjang tepi caudal corporis clitoridis sampai pada glans clitoridis. Bulbus
vestibuli homolog dengan bulbus penis dan corpus spongiosus penis.
INNERVASI
Labia major dan labia minora dipersarafi oleh rami labiales anteriores
yang dipercabangkan oleh nervus ilioinguinalis dan rr.labiales posteriores
yang dipercabangkan dari nervus pudendus.
Bulbus vestibuli mendapatkan innervasi dari plexus uterovaginalis, yang
melanjutkan diri menjadi nervus cavernosus clitoridis.
Clitoris juga mendapat persarafan dari nervus dorsalis clitoridis
Innervasi otonom diperuntukkan kepada pembuluh darah dan kelenjar.