Anda di halaman 1dari 23

Pelvis perempuan terisi sejumlah bangunan yang berbeda dari pelvis hki laki.

Pada pelvis perempuan, terdapat ovarium, vagina, uterus, dan tuba utenrsB Selain itu, gonad perempuan (ovarium) tidak terletak di luar rongga pelvis seperri pada laki-laki dan urethranya tidak menembus clitoris (organ yang homoloe dengan penis laki-laki). Organ-organ genitalia perempuan terdiri dari: 1. organ-organ genitalia interna ovarium tuba uterina uterus vagina. 2. organ-organ genitalia externa + mons pubis labia majora et minora vestibulum vaginae clitoris bulbus vestibuli glandula vestibularis major glandula mammae (namun, beberapa pakar menganggapnya tidak termasuk dalam organ genitalia perempuan) Ovarium merupakan gonad (organ penghasil ovum) pada perempuan, yang berjumlah sepasang dan homolog dengan testis laki-laki. Peritoneum dari rongga pelvis membentuk lipatan horizontal yang terbentang hingga menutupi pertengahan uterus dan tuba uterina, terus meluas ke dindinglateral pelvis sehingga lapisan anterior dan posterior lipatan ini terpisah oleh uterus. Bagian pinggirnya menggantung pada tuba uterina dan menyatu dengan ligamentum latum uteri. Dengan demikian, rongga pelvis seolah-olah terbagi menjadi dua ruangan, yaitu ruang anteroinferior (berisi vesica urinaria) dan ruang posterosuperior (berisi rectum). Ovarium terletak pada kedua sisi rongga pelvis minor. Masing-masing ovarium berhubungan dengan tuba uterina, tetapi tidak secara langsung. Ova yang lepas dari ovarium, mula-mula berada di dalam cavum peritonei, kemudian disapu oleh gerakan fimbriae tubae uterinae ke dalam ostium abdominale tubae uterinae, dan selanjutnya memasuki uterus.

Uterus merupakan organ genitalia interna yang terletak kira-kira di tengah rongga pelvis dan mempunyai rongga. Ke bawah belakang, uterus berhubungan iengan vagina yang berakhir pada ostium vaginae di belakang ostium urethrae externum. Di sekitar ostium vaginae, terdapat sejumlah organ genitalia externa, yaitu mons pubis, labia majora et minora, clitoris, dan bulbus vestibuli, termasuk glandula vestibularis major (struktur tambahan pada sistem repro-duksi perempuan). OVARIUM Bentuk dan struktur ovarium Ovarium adalah organ yang homolog dengan testis laki-laki. Bentuknya bulat/lonjong, pipih, dan konsistensinya padat dengan permukaan yang tidak rata (karena terjadi ovulasi setiap bulan selama masa reproduktif). Pada multipara (perempuan yang pernah melahirkan lebih dari satu kali), ovarium berukuran kurang-lebih 3 cm (panjang) x 1,5 cm (lebar)x 1-1,5 cm (tebal). Padaorang dewasa, ovarium terletak di dekat kedua dinding lateral pelvis dan berhubungan dengan ligamentum latum uteri melalui lipatan peritoneum yang disebut mesovarium.

Ovarium mempunyai dua ujung, yaitu ujung atas-lateral di dekat fimbnJ tubae uterinae (disebut extremitas tubalis ovarii) dan ujung bawah-meds di dekat uterus (disebut extremitas uterina ovarii). Extremitas tubalis ovs berhubungan langsung dengan fimbria ovarica. Dari extremitas tubalis tersebn terbentang ligamentum suspensorium ovarii yang sebenarnya merupakan luasan dari ligamentum latum uteri ke peritoneum parietale pada dinding la pelvis; ligamentum ini berisi vasa ovarica serta menutupi vasa iliaca externa dj m. psoas major. Extremitas uterina ovarii berhubungan dengan bagian atas ute: di dekat tempat masuk tuba uterina melalui ligamentum ovarii proprium. Ovarium mempunyai dua permukaan, fades medialis dan facies lateral Batas-batas kedua permukaan tersebut adalah margo mesovaricus ovarii (ba depan), yang berhubungan dengan mesovarium, dan margo liber ovarii belakang), yang terletak bebas. Vasa ovarica, bersama-sama nervusnya, mema ovarium pada hilum ovarii (bagian dari margo mesovaricus ovarii). Batas ; hilum ovarii dan mesovarium berupa sebuah garis yang disebut garis putih Fa {Fane's white line). Di dalam ovarium, terdapat folliculus ovaricus primarius dan folliculus ovaricus vesiculosus (folikel Graaf) yang tertanam di dalam jaringan fibroareolar yang disebut stroma ovarii. Folikel-folikel ini berupa vesikel kecil berisi sel telur oosit) yang sedang berkembang, ditemukan pada ovarium perempuan dewasa (selama masa reproduktif). Ketika sudah matur (matang), folliculus ovaricus vesiculosus akan pecah dan melepaskan sel telurnya; sisanya berupa rongga berisi jaringan kekuningan, disebut corpus luteum. Corpus luteum ini akan mengecil (mengalami degenerasi), kecuali jika terjadi kehamilan.

Sewaktu mengalami degenerasi dan atrofi, jaringan kekuningan tersebut akan menghilang dan digantikan oleh jaringan kolagen yang berwarna putih, disebut corpus albicans. Setelah beberapa waktu, corpus albicans ini akan menghilang dan sisanya berupa jaringan parut saja. Banyaknya ova yang potensial diperkirakan berkisar antara 40.000 sampai 400.000, jauh melebihi jumlah yang diperlukan untuk fungsi reproduksi. Proses pengeluaran ovum disebut ovulasi, terjadi pada pertengahan siklus menstruasi (satu siklus biasanya berlangsung selama 28 hari). Ovulasi umumnya terjadi bergantian pada ovarium kanan atau kiri. Keseluruhan ovarium terbungkus dalam sebuah kantong serosa yang berasal dari peritoneum, tetapi strukturnya agak berbeda dengan struktur histologik peritoneum. Lapisan pembungkus ini disebut epithelium germinativum (epithelium Waldeyer). Topografi Ovarium terletak pada dinding lateral pelvis dalam posisi tegak dan arahnya vertikal, di dalam lekukan dangkal yang disebut fossa ovarica (fossa Claudii). Batas'batas ovarium adalah sebagai berikut. ureter dan a. uterina (batas bawah), iliaca externa (batas atas), ureter, yang berjalan sepanjang margo liber ovarii, dan a. iliaca interna dengan cabang-cabangnya (batas belakang lateral di luar peritoneum), ligamentum latum uteri, yang melekat pada dinding lateral pelvis (batas depan). Ke depan, ovarium berhubungan dengan ligamentum latum uteri melalui mesenterium pendek yang disebut mesovarium. Perkembangan embriologik Seperti pada testis, ovarium juga mula-mula terletak di dalam rongga abdomen. Seiring perkembangannya, ovarium akhirnya turun ke dalam rongga pelvis. Sewaktu lahir, sebagian ovarium masih terletak di dalam rongga abdomen dan sebagian lagi sudah berada di dalam rongga pelvis; namun, tidak begitu lama sesudah lahir, seluruh ovarium akan berada di dalam rongga pelvis.

Pada awal perkembangannya, sebagaimana testis laki-laki, ovarium juga men punyai gubernaculum yang berjalan ke bawah dan berhubungan dengan jaringan yang kelak akan menjadi labium majus. Gubernaculum ini sendiri kelak menjadi ligamentum teres uteri (di sebelah depan) dan ligamentum ov proprium (di sebelah belakang). Pembuluh darah, aliran limfe, dan persarafan Pembuluh darah yang mendarahi ovarium, yaitu arteria ovarica, merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis. Dari aorta, arteri ini berjalan ke bawah, menembus ligamentum suspensorium ovarii hingga mesovarium, kemudian menuju hilum ovarii dan beranastomosis dengan ramus ovaricus arteriae uterinae, akhirnya memasuki ovarium. Vena-venanya meninggalkan ovarium dan membentuk plexus venosus di sekitar a. ovarica, disebut plexus pampiniformis. Selanjutnya, plexus ini mengalirkan darahnya

ke dalam v. ovarica. Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior, sementara v. ovarica sinistra bermuara ke v. renalis sinistra. Cairan limfe dari ovarium dialirkan bersama-sama cairan limfe dari tuba uterina dan bagian atas uterus menuju nodi lymphoidei aortici laterales. Ovarium terutama disarafi oleh plexus nervosus di sekitar a. ovarica, yaitu plexus ovaricus; serabut-serabut saraf yang membentuk plexus ini sebagian berasal dari plexus hypogastricus. Impuls afferen dari ovarium akan diteruskan ke susunan saraf pusat melalui rami dorsales nervi thoracici X. TUBA UTERINA Bentuk, struktur, dan letak tuba uterina Tuba uterina (tuba Falopii, oviduct) merupakan saluran yang terbentang ke arah lateral mulai dari perbatasan fundus dan corpus uteri, Saluran sepanjang kurang-lebih 10 cm ini mempunyai ujung lateral yang membuka ke cavum peritonei (disebut ostium abdominale tubae uterinae). Pada ostium ini, terdapat umbai-umbai yang disebut fimbriae tubae uterinae. Salah satu fimbria, biasanya yang paling besar, meluas ke arah extremitas tubalis ovarii, dinamakan fimbria ovarica. Pada fimbriae tubae uterinae atau ligamentum latum uteri, sering ditemukan satu atau beberapa vesikel kecil bertangkai yang disebut appendices vesiculosae epoophori (kista hidatid Morgagni, sisa ductus mesonephricus). Ovum yang lepas dari ovarium sewaktu ovulasi akan ditangkap oleh fimbriae tubae uterinae dan disapu menuju ostium abdominale tubae uterinae. Dari ostium ini, ovum akan terdorong oleh gerakan cilia, berturut-turut ke infundibulum, ampulla, dan isthmus tubae uterinae. Ampulla adalah bagian tuba uterina yang paling lebar dan paling panjang. Selanjutnya, ovum memasuki pars uterina tubae uterinae (bagian tuba uterina yang berada di dalam dinding uterus), sebelum akhirnya memasuki cavitas uteri melalui ostium uterinum tubae uterinae. Dari ostium abdominale ke ostium uterinum, diameter lumen tuba uterina mengecil karena ostium abdominale berukuran lebih lebar dibanding ostium uterinum. Tuba uterina tergantung pada lipatan peritoneum yang disebut mesosalpinx (bagian dari ligamentum latum uteri). Pada mesosalpinx di antara tuba uterina dan ovarium, terdapat sejumlah saluran kecil yang a:epoophoron (terdiri dari saluran-saluran horizontal dan transversal).mesosalpinx dekzt uterus, juga terdapat beberapa saluran kecil yang dinair. paroophoron, sisa ductus mesonephricus yang homolog dengan paroophoron laki-laki. Paroophoron biasanya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikros Tuba uterina, fertilisasi, dan kehamilan Fertilisasi biasanya terjadi di tuba uterina. Selanjutnya, ovum yan; I dibuahi terdorong oleh gerakan cilia sampai memasuki cavitas uteri dan meL di sana (nidasr). Kadang-kadang, ovum yang telah dibuahi tertahan di dalarr.: uterina, menyebabkan kehamilan tuba yang termasuk salah satu jenis keharr ektopik atau kehamilan di luar kandungan (extmuterine pregnancy), Keharr tuba ini berbahaya karena dapat terjadi ruptur tuba (tuba pecah atau rcb biasanya setelah enam minggu, yang disertai perdarahan hebat. Pembuluh darah, aliran limfe, dan persara-ai Tuba uterina didarahi oleh cabang-cabang a. ovarica dan a. uteri tuba uterina, darah selanjutnya dialirkan ke v, ovarica dan v. uterine limfenya dialirkan

bersama-sama cairan limfe dari ovarium ke nodi lyrr : aortici laterales, terus ke nodi lymphoidei lumbales. Penyarafannya diun cabang-cabang plexus ovaricus dan plexus hypogastricus. Impuls affers: tuba uterina akan dihantarkan ke susunan saraf pusat melalui serabut-saraf. thoracicus XI-XII dan n. lumbalis I. UTERUS Bentuk dan struktur uterus Uterus (womb, rahim) adalah organ yang berfungsi sebagai tempat ber langsungnya kehamilan (gestasi)menerima dan mempertahankan ovu~ yang telah dibuahi, mulai dari proses perkembangannya menjadi fetus sampai persalinan (partus). Pada gadis, uterus berbentuk seperti buah pir, pipih dan depan ke belakang, dan terletak di dalam rongga pelvis antara vesica urinani dan rectum. Uterus berukuran kurang-lebih 7,5 cm (panjang dari atas ke bawah x5 cm (Iebar)x2,5 cm (tebal). Dindingnya tersusun atas lapisan otot yang tebal, sementara rongganya berukuran sempit. Uterus terdiri dari tiga bagian: (1) fundus uteri, bagian uterus di atas tuba uterina, (2) corpus uteri, dengan rongganya (cavitas uteri), dan (3) cervix uteri, sepertiga bagian bawah uterus yang menonjol dan bermuara ke dalam vagina. Di dalam cavitas uteri, pada perbatasan antara cervix dan corpus uteri, terdapat sedikit penyempitan yang disebut isthmus uteri. Di bawah isthmus, paoi permulaan cervix, terdapat canalis cervicis uteri. Selanjutnya, cervix menonjc.

ke dalam liang vagina; bagian ini terletak setinggi garis yang menghubungkan kedua spina ischiadica. Karena itu, cervix uteri terbagi menjadi dua bagian, portio vaginalis

cervicis dan portio supravaginalis cervicis. Permukaan depan portio supravaginalis (di belakang vesica urinaria) tidak ditutupi peritoneum dan mengandung sejumlah jaringan seluler, sementara permukaan belakangnya dilapisi peritoneum, Portio vaginalis cervicis merupakan bagian bulat yang menonjol ke bagian atas liang vagina dan mempunyai lubang keluar yang disebut ostium uteri (ostium uteri externum). Lubang ini mempunyai bibir depan (labium anterius ostii uteri) dan bibir belakang (labium posterius ostii uteri). Uterus mempunyai dua permukaan, facies intestinalis (fades postero-superior) dan facies vesicalis (facies anteroinferior). Keduanya berupa permukaan cembung, tetapi yang lebih cembung adalah facies intestinalis. Facies intestinalis, yang berhubungan dengan usus kecil dan colon sigmoideum, dipisahkan dari rectum oleh lipatan peritoneum yang disebut plica rectouterina, dengan lekukannya yang dinamakan excavatio rectouterina. Facies vesicalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh sebuah lekukan peritoneum yang disebut excavatio vesicouterina, Sejumlah struktur melekat pada margo lateralis uteri: tuba uterina (di atas), ligamentum teres uteri (di bawah depan), dan ligamentum ovarii proprium (di belakang keduanya). Di samping kanan-kiri cervix uteri, ureter disilang dari atas oleh a. uterina.

Letak dan posisi uterus Pada perempuan yang tidak hamil, seluruh uterus terdapat di dalan rongga

pelvis. Uterus jarang terletak tepat di tengah, biasanya sedikit condors ke kiri. Bagian bawah uterus terflksasi pada vagina. Uterus dikatakan dalarr posisi anteversio jika uterus mengarah ke depan (acuannya adalah keduduka: sumbu uterus terhadap sumbu vagina); jika mengarah ke belakang, disebut posis: retroversio. Uterus dikatakan dalam posisi anteflexio jika uterus membungkuk ke depan pada perbatasan antara corpus dan cervix uteri (acuannya adalar kedudukan sumbu corpus uteri terhadap sumbu cervix uteri); jika membungk-i ke belakang, disebut posisi retroflexio. Umumnya, uterus berada dalam posisi anteversio dan anteflexio. Pada posisi anteversio, cavitas uteri membentuk sudnr kurang-lebih 90 terhadap liang vagina. Namun, besarnya sudut ini bergantuz^ pada volume vesica urinaria; uterus akan tergeser ke atas ketika vesica urinara penuh, dan sebaliknya (akan tergeser ke bawah ketika vesica urinaria kosong Sebagian besar perempuan dengan uterus posisi retroversio, retroflexio, J retroversio dan retroflexio tidak mempunyai keluhan atau gejala apa pun.

Peritoneum dan iigamenta uteri Peritoneum melapisi facies vesicalis uteri mulai dari perbatasan antara isthmus dan corpus uteri, meluas hingga vesica urinaria, dan membentuk sebuah lekukan yang disebut excavatio vesicouterina. Peritoneum juga melapisi fundus uteri, meluas ke belakang bawah (facies intestinalis uteri) hingga portio supravaginalis cervicis dan bagian

paling atas vagina; selanjutnya, peritoneum berbelok ke belakang atas menuju dinding anterior rectum sehingga terbentuk sebuah lekukan yang disebut excavatio rectouterina (cavum Douglasi). Dasar excavatio ini terletak kurang-lebih 7,5 cm di atas anus. Lipatannya, plica rectouterina, melengkung (bentuknya seperti bulan sabit) mulai dari cervix uteri atau dasar ligamentum cardinale, meluas ke arah belakang hingga dinding posterior pelvis dekat sisi lateral rectum. Kadang-kadang, plica rectouterina dari kedua sisi bertemu di belakang cervix uteri dan membentuk sebuah tonjolan yang disebut torus uterinus. Ke arah lateral, peritoneum beralih menjadi dua lapisan lebar (lapisan depan dan lapisan belakang) yang disebut mesometrium (bagian dari ligamentum lanrr uteri). Di antara kedua lapisan tersebut, terdapat jaringan areolar longgar yam mengandung sedikit otot polos, disebut parametrium. Ligamentum latum uten terletak di sebelah lateral uterus, pada bidang koronal. Ligamentum ini dapa dibagi menjadi mesometrium, mesosalpinx, dan mesovarium, berturut-turn berfungsi untuk fiksasi uterus, tuba uterina, dan ovarium. Mesosalpinx (pembungkus tuba uterina) terbentang di antara tuba uterin ovarium, dan ligamentum ovarii proprium. Mesovarium menghubungkan mar? mesovaricus ovarii dengan mesosalpinx. Di bawah depan tuba uterina, deka: muaranya pada uterus, terdapat ligamentum teres uteri. Di atas belakang. -terdapat ligamentum ovarii proprium. Ketiganya (tuba uterina, ligamentun: teres uteri, dan ligamentum ovarii proprium) dibungkus oleh ligamentum latuir uteri. Ke arah lateral, mesosalpinx menyatu dengan ligamentum suspensoriun ovarii. Di sekitar cervix uteri dan sepertiga bagian atas vagina, terdapat sejuml; jaringan subserosa (fascia endopelvina) yang meluas ke lateral hingga tepi baw^i ligamentum latum uteri dan melekat pada fascia musculi levatoris ani; strukto ini dinamakan ligamentum cardinale (ligamentum transversum cervicis ata ligamentum Mackenrodt). Ligamentum ini berisi arteria dan vena uterina. Muls dari cervix uteri, terdapat ligamentum rectouterinum yang terbentang ke arir belakang hingga permukaan depan sacrum. Kedua ligamentum ini dianggar berperan dalam fiksasi uterus, selain m. levator ani yang turut menyokong uter_ dari bawah. Cavitas uteri Cavitas uteri (rongga uterus) berukuran jauh lebih kecil dibanding utenii karena tebalnya dinding uterus. Rongga ini terletak di dalam corpus uteri <k: berbentuk segitiga pipih dari depan ke belakang. Alasnya terletak di atas, padi fundus uteri; di kedua ujungnya, terdapat ostium uterinum tubae uterinae. Puncaknya terletak di bawah, pada sebuah lubang kecil yang menuju ke dalair rongga cervixdinamakan ostium anatomicum uteri internum (disebut jug: anatomical internal os, ostium uteri internum, orificium internum uteri, dan orificium internum isthmi). Sebelum beralih menjadi canalis cervicis uteri, bagian terbawah cavitas uteri menyempit sepanjang 1 cm, disebut isthmus uteri. Batas peralihannyi adalah ostium histologicum uteri (disebut juga histological internal os of uterus dan ostium/orificium externum isthmi). Canalis cervicis uteri bermuara pada vagina; muaranya disebut ostium uteri externum (disebut juga external os : uterus, ostium uteri, dan orificium externum uteri). Cavitas uteri mempunya: permukaan yang rata dan halus, tetapi pada perempuan yang belum pernah.

melahirkan, membran mukosa cervix uterinya memperlihatkan tonjola: horizontal yang disebut plicae palmatae (disebut juga arbor vitae ur: gambarannya seperti pohon). Lapisan-lapisan dinding uterus Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: (1) perimetrium (tun: (2) myometrium (tunica muscularis), dan (3) endometrium (tunica mi Perimetrium Lapisan ini berasal dari peritoneum yang membungkus dan m pada fundus uteri, bagian depan corpus uteri, dan seluruh bagian belak. Di tepi lateral uterus dan daerah cervix uteri, perimetrium tidak a sehingga mudah dilepaskan dari dasarnya.

Myometrium Lapisan ini menyusun sebagian besar dinding uterus, terdiri dari jaringan otot polos yang berlanjut dengan lapisan otot vagina di bawahnya. Myometrium mempunyai ketebalan bervariasi di berbagai bagian uterus. Fundus uteri dan oagian tengah corpus uteri mempunyai lapisan otot yang tebal, sementara daerah di sekitar ostium uterinum tubae uterinae mengandung lapisan otot yang tipis. Sewaktu tidak hamil, myometrium merupakan lapisan padat yang konsistensinya keras; selama kehamilan, lapisan otot uterus lebih berkembang dan terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu tunica muscularis externa, tunica muscularis media, dan tunica muscularis interna. Endometrium Endometrium merupakan lapisan tipis yang permukaannya halus, melekat erat pada dasarnya, dan mengandung sejumlah kelenjar uterus yang aktivitasnya dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Pada isthmus uteri, hanya ada sedikit kelenjar dan pengaruh siklus menstruasi berkurang. Cervix uteri mempunyai endometrium yang lebih padat dan mengandung lebih banyak jaringan fibrosa. Bila saluran keluar kelenjar-kelenjar di lapisan ini tersumbat, dapat menyebabkan terbentuknya kista endometrium. Perubahan-perubahan pada dinding uterus dipengaruhi oleh siklus men-struasi. Selama mensis, terjadi pengelupasan jaringan dari permukaan endo-metrium. Pada awal siklus menstruasi, endometrium perlahan-lahan menebaL Sesudah ovulasi, endometrium menjadi lebih vaskuler dan kelenjarnya lebih berkelok-kelok. Jika tidak terjadi pembuahan, lapisan superfisial endometriuir. akan mengelupas (disertai perdarahan).

Setelah mensis, stratum basale endometriiyang tidak mengalami perubahan selama siklus menstruasicepat mengadakan regenerasi. Jika terjadi kehamilan, uterus akan berkembang dan membesar dengan cepa: (sebelum hamil, panjangnya kurang-lebih 7,5 cm dan beratnya 40 gram; pada akhir kehamilan, panjangnya bertambah hingga 20 cm dan beratnya bisa mencapa: 1 kg). Selain perubahan pada myometrium, juga terjadi sejumlah perubahan dan perkembangan pada endometrium selama kehamilan. Setelah partus, otot-otot uterus berkontraksi sehingga uterus mulai mengecil. Kira-kira seminggu pasca-partus, berat uterus sudah berkurang menjadi 500 gram, terus berkurang menjadi 350 gram pada akhir minggu kedua, dan akhirnya kembali ke berat normalnya (kurang-lebih 40 gram) setelah 8 minggu. Proses pengecilan uterus ini, sampai kembali ke berat normalnya, disebut involusi. Pada orang tua, uterus mengecil dan mengalami atrofi; ostium uteri internumnya dan (kadangkadang) ostium uteri externumnya menutup. Pembuluh darah, aliran limfe, dan persarafan Uterus terutama didarahi oleh arteria uterina (cabang a. iliaca interna). Arteri ini berjalan menyilang pangkal ligamentum latum uteri; pada bagian ini, a. uterina disilang oleh ureter di depannya (ligasi/pengikatan arteri ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya ureter tidak ikut terikat). Di dekat cervix uteri, arteri ini berjalan ke atas menuju corpus uteri, kemudian beranastomosis dengan a. ovarica. Darah dari uterus diangkut oleh venae uterinae dan dialirkan menuju plexus venosus pada ligamentum latum uteri, kemudian ke v. iliaca interna. Saluran limfe dari fundus uteri bersatu dengan saluran limfe dari ovarium, lalu berjalan menuju nodi lymphoidei aortici laterales; ada juga yang berjalan di sepanjang ligamentum teres uteri menuju nodi lymphoidei inguinales superficiales. Cairan limfe dari cervix uteri dialirkan ke nodi lymphoidei sacrales dan semua nodi lymphoidei iliaci, sementara cairan limfe dari corpus uteri dialirkan ke nodi lymphoidei iliaci externi. Persarafan uterus terutama berasal dari plexus uterovaginalis yang terletak di dekat cervix uteri. Plexus uterovaginalis bergabung dengan plexus pelvicus (simpatis) di atasnya; namun, plexus ini sebenarnya dibentuk juga oleh serabut-serabut nn. pelvici splanchnici (parasimpatis). Penelitian menunjukkan bahwa serabut-serabut efFeren dari uterus akan berjalan menuju rami dorsales nervi thoracici et lumbalis (T10 sampai LI).

VAGINA Vagina merupakan bagian akhir tractus genitalis perempuan. Ke arah proksimal, vagina berhubungan dengan ostium uteri externum; ke arah distal, mempunyai sebuah lubang keluar dari perineum, yang dinamakan ostium vaginae. Vagina berupa saluran sepanjang kurang-lebih 9 cm, yang terletak di rongga pelvis (di belakang vesica urinaria dan di depan rectum). Posisi vagina mengarah ke atas, agak ke belakang dan sedikit cembung ke depan; sumbu nembentuk sudut 90 dengan sumbu uterus sewaktu vesica urinaria terisi penuh. Karena cervix uteri menonjol ke dalam vagina, terbentuk celah di :ervix uteri dan dinding vagina. Celah tersebut dinamakan fornix vaginae, in menjadi pars anterior, pars posterior, dan pars lateralis; sesuai posisi vagina terhadap uterus, pars posterior fornicis vaginae merupakan

o terletak paling dalam. Dinding depan vagina lebih pendek (7,5 cm) dinding belakangnya (9 cm). Dalam keadaan biasa, dinding depan, dari belakang vagina berimpit sehingga liang vagina tertutup; namun, vagi na meregang sewaktu coitus (sanggama) atau saat melahirkan. Hymen Di dekat muaranya (ostium vaginae), sebagian vagina tertutup oleh-lapisan tipis berbentuk bulat atau seperti bulan sabit (biasanya ditemukan perawan). Bentuk hymen bervariasi, antara lain hymen annularis/cir. hymen septus (jika septumnya lebar, dinamakan hymen bifenestratus : hymen cribriformis, hymen denticulatus, dan hymen imperforami gambar 4.13). Jika hymen telah robek karena coitus atau sebab-sebab lair. dinamakan carunculae hymenales (carunculae myrtiformes). Kadang hymen masih tetap utuh setelah coitus. Robeknya hymen mungkin jug; karena keadaan lain, bukan akibat coitus. Jadi, utuh/tidaknya hymen seberj tidak dapat dijadikan patokan keperawanan seseorang. Lapisan-lapisan dinding vagina Dinding vagina terdiri dari tiga lapisan: tunica mucosa (lapisan paling dalam), tunica muscularis (lapisan paling luar), dan lapisan jaringan erektil antara keduanya). Tunica mucosa vaginae menyatu dengan tunica mucosa uter, Pada permukaan-dalam vagina ini, sepanjang dinding depannya (paries anter.: vaginae) dan dinding belakangnya (paries posterior vaginae), terdapat sejurr_i: tonjolan transversal dan longitudinal, berturut'turut disebut rugae vaginalc dan collumnae rugarum vaginae. Pada dinding depan vagina, tampak bayanp. crista urethralis karena urethra terletak sangat dekat dengan vagina, Lapisan di bawah tunica mucosa vaginae tersusun atas jaringan yang san; longgar, berisi sejumlah vena besar yang membentuk plexus dan bercamr-dengan sejumlah jaringan otot; oleh Gussenbauer, lapisan ini dinamakan lapis iz jaringan erektil. Lapisan terluar (tunica muscularis vaginae) terdiri dari dus lapisan, yaitu lapisan longitudinal di sebelah luar (yang lebih kuat) dan lapis iz sirkuler di sebelah dalam. Ujung bawah vagina dikelilingi oleh serabut-serabut bulbospongiosus (m. sphincter vaginae) yang merupakan otot lurik. Hubungan vagina dengan struktur sekitarnya Ke arah anterior, vagina berhubungan erat dengan fundus vesicae urinarisi dan urethra. Ke arah dorsal, vagina berhubungan dengan excavatio rectouterini ampulla recti, dan centrum tendineum perinei. Di sebelah lateral vagina, terdar; pangkal ligamentum latum uteri dan ligamentum cardinale; pada bagian ini ureter disilang oleh a. uterina. Di bawahnya (masih di sebelah lateral vagin;

terdapat m. levator ani bersama plexus venosusnya, glandula vestibularis major, dan bulbus vestibuli yang ditutupi m. bulbospongiosus. Pembuluh darah, aliran limfe, dan persarafan Bagian atas vagina didarahi oleh cabang-cabang a. uterina, sementara ragian tengah dan bawah vagina didarahi oleh a. vaginalis, a. vesicalis inferior, a. rectalis media, dan a. pudenda interna (cabang-cabang a.* iliaca interna). Darah dari vagina dialirkan ke w. uterinae, plexus venosus uterinus, dan plexus venosus vesicalis, kemudian masuk ke v. iliaca interna. Cairan limfe dari bagian atas vagina dialirkan ke nodi lymphoidei iliaci interni et externi, sementara cairan limfe dari bagian bawah vagina dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales. Vagina disarafi oleh cabang-cabang plexus vesicalis dan plexus uterovaginalis; persarafan parasimpatisnya berasal dari nn. sacrales (S2, S3, dan S4).

Korelasi klinis Sesuai dengan anatomi vagina dan uterus, pars posterior fornicis vaginae berhubungan erat

dengan excavatio rectouterina (lekukan peritoneum uteri). Dengan demikian, instrumen yang dimasukkan lurus ke dalam vagina (untuk abortus) dapat menembus pars posterior fornicis vaginae sehingga bisa terjadi perdarahan dan peritonitis. Pada kasus abses di excavatio rectouterina, pusnya dapat mengalir ke luar (jika abses tersebut pecah) atau dialirkan ke luar (drainase) melalu: pars posterior fornicis vaginae. Pada pemeriksaan bimanual (dua jari salah satu tangan pemeriksa dimasukkan ke vagina, sementara tangan satunya menekan bagiar. bawah dinding depan abdomen), fundus uteri bisa diraba sewaktu kedua jari dalam vagina didorong ke depan. Ostium uteri normalnya terletak setinggi spina ischiadica. Pada orang tua, atau kalau ada kelemahan pada struktur penyokong uterus, prolapsus uteri dapat terjadi sehingga ostium uteri ikut bergeser ke bawah; pada kasus yang berat, uterus dapat menonjol keluar dari liang vagina. Pencegahannya dapat dilakukan melalui latihan Kegel, guni memperkuat otot-otot perineum; latihan ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual. Seorang perempuan dapat mengalami vaginismus, yaitu kelaina-psikosomatik yang ditandai dengan spasme vagina disertai nyeri (terkair gangguan emosional). Distensi m. sphincter vaginae dan m. transversus perinei, yang memicu terjadinya spasme involunter m. levator ani dan otot-otot perivaginal, diduga sebagai mekanisme yang mendasari kelainan ini. Pada vaginismus derajat ringan, nyeri terutama dirasakaz sewaktu coitus (dispareunia); pada vaginismus derajat berat, dap:: terjadi spasme hebat sehingga liang vagina benar-benar tertutup. Visualisasi cavitas uteri dan tuba uterina dapat dilakukan melalu: pemeriksaan radiologik dengan menggunakan medium kontras, yang disebut histerosalpingogran. Pemeriksaan ini terutama dikerjakan guna menilai patensi atau tertutupnya tuba uterina dan melihat cavitas uteri. GENITALIA EXTERNA Genitalia externa perempuan disebut juga pudendum femininum atau vulva, terdiri dari mons pubis, labia majora et minora, clitoris, serta sejumlah bangunan di antara kedua labium minus (vestibulum vaginae, ostium vaginae, ostium urethrae externum, bulbus vestibuli, dan glandula vestibularis major).

Mons pubis Mons pubis (mons veneris) merupakan tonjolan membulat di depan atas symphysis pubica, terbentuk melalui penumpukan sejumlah jaringan lemak di bawah kulit, dan ditumbuhi rambut pubes (mulai tumbuh sewaktu pubertas). Di belakang mons pubis, terdapat labia majora (labium majus dextrum et sinistrum) yang menutupi struktur di sebelah dalamnya (labia minora dan vestibulum vaginae); vestibulum vaginae merupakan lekukan (fossa) yang terletak di antara kedua labium minus. Labium majus pudendi Labia majora (bentuk jamak dari labium majus), homolog dengan scrotum laki-laki, merupakan dua tonjolan kulit longitudinal yang membulat, pada sis: kanan dan kiri,

terbentang dari mons pubis di depannya hingga pinggiran depar. perineum di bawahbelakangnya. Permukaan luarnya ditumbuhi rambut pubes; permukaan dalamnya mempunyai tekstur yang halus dan tidak ditumbuh; rambut, tetapi mengandung banyak folikel sebasea besar-besar. Labium majus dextrum et sinistrum bertemu di belakang, pada commissure labiorum posterior. Di depan, kedua labium majus lebih menonjol dan bertemu di tengah, pada commissura labiorum anterior; di depannya lagi, terdapat mor.i pubis. Di antara commissura labiorum posterior dan anus, terdapat perineuir. sepanjang kuranglebih 3 cm, yang kulitnya menonjol di garis tengah (disebur raphe perinei). Batas depan perineum adalah frenulum labiorum pudendi (fourchette). Di antara frenulum labiorum pudendi dan hymen, terdapat lekukan yang dinamakan fossa vestibuli vaginae (fossa navicularis vestibuli vaginae . Ligamentum teres uteri dapat meluas hingga lapisan otot polos di dalam labium majus; pada kasus hernia inguinalis obliqua congenitalis, kantong hernia bisa mencapai labium majus. Labium majus didarahi oleh rami pudendi interni arteriae femoralis dan rami labiales arteriae pudendae internae; cabang-cabang venanya bersesuaian dengan cabangcabang arterinya. Sama seperti scrotum, penyarafan labium majus diurus oleh cabangcabang n. ilioinguinalis (nn. labiales anteriores), cabang-cabang n. pudendus (nn. labiales posteriores), dan rami perineales nervi cutanei femoris posterioris. Labium minus pudendi Labia minora (bentuk jamak dari labium minus) merupakan dua lipatan-kecil longitudinal yang tersembunyi di sebelah dalam labia majora. Kedua labium minus bertemu di belakang, pada frenulum labiorum pudendi. Frenulum ini biasanya terkoyak, atau memang sengaja di insisi (episiotomi), sewaktu melahirkan anak pertama. Di depan, labia minora terbagi menjadi dua bagian, pars lateralis dan pars medialis. Pars lateralis, kanan dan kiri, melintasi glans clitoridis dan menyatu di tengah pada preputium clitoridis. Pars medialis, kanan dan kiri, menyatu di tengah dan membentuk frenulum clitoridis. Kulit labia minora mirip kulit labia majora, permukaannya halus dan basah, tetapi tidak ditumbuhi rambut serta tidak mengandung lemak. Ke lateral, labia minora berhubungan dengan labia majora. Ke medial, labium minus bertemu dengan pasangannya dari sisi yang lain. Vestibulum vaginae Vestibulum vaginae merupakan tempat bermuaranya urethra (ostium urethrae externum), vagina (ostium vaginae), dan ductus glandulae vestibularis majoris. Lekukannya, fossa vestibuli vaginae, terletak di belakang vagina dan di depan frenulum labiorum pudendi. Ostium urethrae externum terletak tepat di depan vagina, kira-kira 2,5 cm di belakang clitoris; di samping kanan-kirinya, kadang-kadang terdapat muara ductus paraurethrales. Ostium vaginae mempunyai bentuk yang bervariasi, tergantung keadaan hymennya. Jika hymennya masih utuh (intact), ostium vaginae tampak sempit. Jika hymennya sudah robek, ostium vaginae tampak lebih lebar dan lebih bulat, dengan sisa-sisa hymen (carunculae hymenales). Clitoris Homolog dengan penis laki-laki, clitoris merupakan organ erektil yang sensitif, terletak di sebelah dalam commissura labiorum anterior. Sebagian clitoris ditutupi selaput yang disebut preputium clitoridis. Clitoris terdiri dari corpus clitoridis, ctus clitoridis (kanan dan kiri), serta bagian ujung yang disebut glans clitoridis. Sebagian besar corpus

clitoridis (panjangnya kurang-lebih 2,5 cm) tersusun atas jaringan erektil seperti pada penis. Bagian ini terbungkus di dalam fascia fibrosa padat dan dipisahkan (tidak sempurna) oleh septum corporum cavernosorum clitoridis. Ke arah proksimal atau pada pangkal clitoris, kedua belahan corpus cavernosum clitoridis berpencar menjadi crura clitoridis (bentuk jamak dari cms clitoridis), Kedua crus clitoridis melekat pada membrana perinei dekat ramus ischiopubicus. Bagian ujung clitoris, glans clitoridis, tersusun atas jaringan erektil dan (seperti pada penis) dilapisi epitel yang sangat sensitif. Sebuah pita-tipis jaringan erektil menghubungkan glans clitoridis dengan bulbus vestibuli. Dari corpus clitoridis sampai symphysis pubica, terbentang ligamentum suspensorium clitoridis. Crura clitoridis dan corpus clitoridis didarahi oleh a, profunda clitoridis (cabang a. pudenda interna), sementara glans clitoridis didarahi oleh cabang-cabang a. dorsalis clitoridis. Persarafannya berasal dari plexus hypogastricus inferior dan a, dorsalis clitoridis. Bulbus vestibuli Bulbus vestibuli adalah jaringan erektil yang homolog dengan bulbus penis lakilaki, terletak di samping kanan-kiri ostium vaginae. Ujung depannya menyempit dan kedua bulbus (kanan dan kiri) menyatu di depan ostium urethrae externum. Bagian belakangnya menebal, sementara bagian depannya meruncing dan berhubungan dengan glans clitoridis (hubungan ini dinamakan anastomoses venarum bulbi et clitoridis). Bulbus vestibuli ditutupi oleh m. bulbospongiosus (m. sphincter vaginae) yang terletak di sebelah luarnya, dan menutupi glandula vestibularis major yang terletak di belakangnya. Pendarahannya diurus oleh a, bulbi vestibuli (cabang a. pudenda interna).

Glandula vestibularis major Glandula vestibularis major (glandula Bartholini) adalah kelenjar yang homolog dengan glandula bulbourethralis (glandula Cowperi) laki-laki. Kelenja: ini terletak di di samping kanan-kiri ostium vaginae, di sebelah dalam bulb a vestibuli dan di bawah membrana perinei. Saluran keluarnya bermuara padi pinggir ostium vaginae. RESPONS SEKSUAL Masa pubertas pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya kadar hormor testoteron yang merangsang pertumbuhan, serta perkembangan organ-organ reproduksi dan ciri seks sekunder (seperti tumbuhnya rambut pubes, ramb-axilla, rambut di daerah thorax/abdomen, serta rambut di daerah wajah, yaitm kumis dan janggut), diikuti pertumbuhan cartilago laryngis dan perubahir suara. Sebelum pubertas, testis mengandung tubuli seminiferi yang padat dan belum berkembang; saat pubertas, testis membesar dan spermatogenesis mulai terjadi seiring berkembangnya tubuli seminiferi. Prostata, vesicula seminalis, dan penis juga mulai membesar. Proses pubertas pada perempuan ditandai dengan timbulnya pola siklus reproduksi, meliputi perubahan pada ovarium dan saluran | reproduksi, perkembangan ciri seks sekunder (tumbuhnya rambut pubes dan rambut axilla), serta perkembangan mammae. Respons seksual merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem sensorik somatik, motorik, dan sistem saraf autonom, serta dipengaruhi oleh raktor-faktor psikologis. Proses ini berlangsung dalam empat fase, yaitu fase rerangsang (excitement), fase plateau, fase orgasme, dan fase resolusi. Fase terangsang {excitement) Fase terangsang merupakan bentuk respons vaskuler yang menimbulkan ereksi penis/clitoris. Stimulus visual dan taktil (mis., rabaan pada kulit penis/ clitoris) memegang peranan pada fase "persiapan" ini. Respons yang timbul berupa pembesaran jaringan erektil, baik pada laki-laki maupun perempuan) dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis melalui nn. pelvici splanchnici (S2, S3, dan S4); rangsangan parasimpatis ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan peningkatan aliran darah. Pada laki'laki, rangsangan parasimpatis melalui plexus nervosus prostaticus menghambat kontraksi otot polos di dalam jaringan fibrosa trabeculae corporis penis dan arteriae helicinae sehingga terjadi relaksasi. Akibatnya, aa. helidnae yang tadinya tergulung menjadi lurus dan lumennya membesar; hal ini meningkatkan aliran darah dan melebarkan rongga-rongga (cavernae) pada corpus penis. Secara bersamaan, m. bulbospongiosus dan m. ischiocavernosus berkontraksi sehingga menekan vena yang mengalirkan darah keluar dari cavernae corporis penis. Dengan demikian, aliran darah dari corpus cavernosum dan corpus spongiosum penis terbendung; hal ini membantu terjadinya ereksi, Karena jaringan erektil terbungkus di dalam jaringan ikat yang ketat, tekanan hidrostatik yang meningkat juga akan

menyebabkan aliran-balik darah berkurang. Hasil akhirnya berupa ereksi penis atau clitoris. Persarafan parasimpatis memegang peranan yang lebih penting dalam proses ereksi, sementara persarafan volunter tidak banyak berperan. Pada perempuan, proses ereksi ini disertai sekresi kelenjar-kelenjar yang menyebabkan basahnya atau berminyaknya ostium/intro-itus vaginae dan Hang vagina. Fase plateau Fase plateau berfungsi untuk mempertahankan fase pertama melalui perangsangan seksual yang t;erus-menerus, Pada fase ini, impuls sensorik dikirimkan secara kontinu ke susunan saraf pusat karena adanya gesekan-gesekan ritmik selama coitus. . Fase orgasme Fase orgasme pada laki-laki terbagi menjadi fase emisi dan fase ejakulasi. Fase emisi Seiring peningkatan intensitas rangsangan seksual, terjadi sekresi semen dan sperma ke dalam pars prostatica urethrae melalui gerakan peristaltik ductus deferens dan ductus ejaculatorius. Proses ini disertai kontraksi dan sekresi vesicula seminalis bersama-sama kelenjar-kelenjar lain yang berperan dalam produksi semen. Prostata juga menyekresikan cairannya (melalui kontraksi otot-otot polosnya) ke dalam pars prostatica urethrae, disertai sekresi glandula bulbourethralis dan glandula urethralis. Semuanya ini terjadi tepat sebelum ejakulasi. Fase emisi merupakan respons sistem saraf simpatis (LI dan L2). Fase ejakulasi Sewaktu ejakulasi, semen disemprotkan ke luar secara ritmik melalui ostium urethrae externum. Proses ini terjadi akibat kontraksi ductus deferens, vesicula seminalis, prostata, ductus ejaculatorius, dan otot-otot polos urethra (rangsangan parasimpatis S2, S3, dan S4), dibantu oleh kontraksi m. bulbospongiosus dan otot-otot perineum (rangsangan melalui serabut-serabut somatik n. pudendus). Secara bersamaan, serabutserabut simpatis menghambat kontraksi otot-otot dinding vesica urinaria dan merangsang kontraksi m. sphincter vesicae guna mencegah miksi dan refluks ejakulat. Orgasme pada perempuan diawali dengan kontraksi otot-otot vagina, uterus, dan dasar panggul. Kontraksi otot-otot uterus akan melebarkan cervix uteri sehingga memudahkan aliran sperma melalui uterus menuju tuba uterina. Pada perempuan, orgasme tidak disertai emisi maupun ejakulasi. Fase resolusi Fase resolusi terjadi setelah ejakulasi dan terhentinya rangsangan seksual. Penis menjadi lembek {flaccid, remisi). Pada fase ini, terjadi rangsangan simpatis yang menyebabkan vasokonstriksi otot polos arteriol penis/clitoris yang berkelok-kelok. Di samping itu, terjadi relaksasi m. bulbocavernosus dan m. ischiocavernosus yang menyebabkan bertambahnya aliran-balik darah dari cavernae corporis penis/clitoridis menuju vena dorsalis penis profunda/vena dorsalis clitoridis profunda. Semuanya ini mengakibatkan redanya ereksi penis atau clitoris.

Anda mungkin juga menyukai