Anda di halaman 1dari 32

PUTRI KURNIA (1102014214)

LANGKAH 3 SKENARIO 1 BLOK REPRODUKSI

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Genitalia Feminina Externa dan Interna


1.1. Makroskopik
a. Organa genitalia feminina externa

Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
Labium Majus Pudendi
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk
comissura posterior labiorum majorum, sedang yang ke ventrocrainal membentuk
comissura anterior labiorum majora.
Fascia lateralis memiliki rambut dan bnayka pigmen. Sedangkan, fascia medialis
mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai rambut.
Terdapat jaringan pengikat, lemak dan jaringan menyerupai tunica dartos scorti.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
Labium Minus Pudendi
Labium minora ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk
frenulum labiorum minorum.
PUTRI KURNIA (1102014214)
Ke ventrocrainal berhubunan satu dengan yang lain membentuk preputium
clitoridis.
Dari labio minora berjalan suatu lipatan kulit ke ventral cranial melekat pada
dataran dorsocaudal glans clitoridis kanan kiri dari linea mediana disebut frenulum
clitoridis.
Tidak ada foliculi rambut dan jaringan lemak.
Banyak pembuluh darah.
Vestibulum Vaginae
Daerah yang terletak diantara kedua bulbi vestibuli.
Batas-batasnya yaitu kanan dan kiri oleh labia minora, ventrocranial oleh frenulum
clitoris, dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum minorum (frenulum labiorum
pudendi)
Kedalam veestibulum vaginae bermuara urethra, vagina, gld. Paraurethralis, gld.
Vestibularis minor dan gld. Vestibularis major.
Ostium Vaginae
Muara vagina disebut juga introitus vaginae.
Diantara introitus vaginae dan frenulum labiorum minorum terdapat fossa
navicularis (fossa vestibuli vaginae).
Di sebelah kanan dan kiri pada fossa naviculare terdapat saluran kedua glandula
Bartholini bermuara.
Clitoris
Terdiri dari ujun poksimal corpus cavernosum clitoridis melekat di dataran medial
ramus inferior osis pubis dengan dataran lateralnya.
Ke ventral kedua crura clitoridis bersatu membentuk corpus clitoridis. Terdapat
corpus cavernosum yang membentuk glans clitoridis.
Urethra Feminina
Berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium urethrae eksternum yang terletak
diantara clitoris dengan vagina.
Disebelah kanan dan kiri lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran yang
buntu ( ductus skene atau ductus parauretralis).
Perineum
Merupakan area berbentuk belah ketupat
Dibagi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii kanan dan kiri dan
kedua lig. Sacrotuberale.
Terbagi menjadi regio urogenitalis di anterior (ventral) dan regio analis di posterior
(dorsal).

b. Organa genitalia feminina interna


PUTRI KURNIA (1102014214)

Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada ligamentum latum (berupa lipatan peritoneum
sebelah kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasr panggul)
Difiksasi oleh :
Ligamentum suspensorium ovarii (Lig.infudibulopelvicum) :
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul antara sudut
tuba
Ligamentum ovarii propium : menfiksasi ovarium ke uterus.
Ligamentum teres uteri (lig. Rotundum) : terdapat di bagian atas lateral dari
uterus, caudal dari tuba kedua ligamentum ini melalui canalis inguinalis ke
bagian cranial labium majus.
Tuba Uterina (salpinx)
Jumlahnya sepasang kanan dan kiri dengan panjang 10 cm.
Menjulur dari uterus kearah ovarium dengan ujung distal terbuka kedalam rongga
peritoneum disebut ostium abdominale.
Terdiri dari :
Infudibulum bangunan yang berbentuk seperti corong
Ampula, bangunan yang membesar dan tempat terjadinya fertilisasi.
Isthmus, bangunan ynag menyempit.
Pars uterina tubae ialah bagian yang melalui dinding uterus.
Ostium uterinum yaitu pintu muara tuba di dalam uterus.
Uterus
Organ muscular, berbentuk peer, dibedakan menjadi :
Fascia vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria.
Fascia intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus.
Margo lateralis kanan dan kiri.
Uterus dapat dibagi dalam :
PUTRI KURNIA (1102014214)
Undus uteri , yang terletak pada bagian atas (proksimal ) osteum tuba
uterina.
Corpus uteri , terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus.
Sebelum memasuki cervix terdapat ostium uteri internum.
Cervix uteri , bagian yang paling sempit dan menonjol kedalam rongga
vagina. Pada bagian ujung distal cervix terdapat banguna ynag menyempit
disebut ostium uteri externum. Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis
cervix.
Vagina
Berbentuk tabung muskular.
Panjangnya antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio vaginalis
cervicis uteri. Bagian cervix proksimalnya disebut portio supravaginalis cervicis
uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
terbagi menjadi :
Fornix lateralis dextra dan sinistra
Fornix anterior dan posterior
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan dorsal
disebut columna rugarum.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh selaput disebut hymen.
Bentuk hymen :
Hymen anularis (cincin)
Hymen seminularis (bulan sabit)
Hymen cribriformis (berlubang-lubang seperti saringan)
Hymen fimbriatus (dengan tepi seperti jari-jari)
Hymen imperforatus (tidak berlubang)

Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus :


Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackendrot)
Ligamentum terpenting untuk menahan uterus agar tidak turun.
Berjalan dari cerviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.
Ligamentum sakrouterinum sinistra dan dextra
Menahan uterus agar tidak banyak bergerak
Berjalan melengkung dari dorsal cerviks melalui dinding rectum ke arah os
sakrum.
Ligamentum rotundum sinistra dan dextra
Menahan uterus dalam antefleksi
Ligamentum pubivesikale sinistra dan dextra
PUTRI KURNIA (1102014214)
Berjalan dari os pubis melalui kandung kemih dan seterusnya sebagai
ligamentum vesikouterinum ke cerviks.
Ligamentum latum sinistra dan dextra
Berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung jaringan
ikat.
Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan kedua
tuba dan berbentuk sebagai lipatan.
Ligamentum infundibulopelvikum
Menahan tuba falopi.
Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Ligamentum ovarii proprium sinistra dan dextra
Berjalan dari sudut kiri dan kanan fundus uteri ke ovarium.
Diaphragma pelvis
1. Pelvis mayor : berisi saluran cerna, VU, ureter, sistem genitalis
2. Pelvis minor
- PAP (aditus pelvis)
Dibentuk oleh : promontorium, linea terminalis, ala osis sacralis, dan supra pubis.
a. Conjugate vera : ukuran antero posterior
Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium, penting untuk
menentukan dapat todaknya bayi melewati sehingga dapat menentukan tindak
lanjut persalinan pervaginam atau section secaria.
Dengan bantuan conjugate diagonalis (diukur dengan vaginal touch) sampai
promontorium. Conjugate diagonalis(12,5 cm) 1,5 = 11-13cm
b. Conjugate transversa : diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan kanan
tegak lurus dengan conjugate vera. 13-14,5 cm.
c. Conjugate obstetrica : jarak antara promontorium ke pinggir tengah simpisis
pubis. Bagian aditus pelvis yang paling sempit, 10,6 cm.
- Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a. Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4. 11,5-
12 cm.
b. Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
c. Sagittal : anteroposterior dengan potongan transversa

- PBP (exitus pelvis)


a. Anteroposterior : 9,5-11,5 cm
b. Transversa : tuber ischiadicum kanan kiri. 10,5-11 cm
c. Sagitalis posterior : ujung os sacrum dengan perpotongan antara anteroposterior
dengantransversa.10,5-11cm.

Bidang Hodge : untuk menentukan petunjuk turunnya bagian bawah fetus.


- Hodge I : bidang yang sama dengan PAP
- Hodge II : sejajar H I setinggi pinggir bawah sim.pubis
- Hodge III : sejajar H I melalui spina ischiadica
- Hodge IV : sejajar H I setinggi ujung os.sacrum
PUTRI KURNIA (1102014214)

Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri
vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus
kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii
proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri,
mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba
uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum
sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani externus
dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium majus. Plexus
hypogastricus superior dan inferior untuk persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang a.Vesicalis
inferior ke Inn. Illiaca interni.
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
PUTRI KURNIA (1102014214)
1.2. Mikroskopik
Ovarium :

Epitel sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel


germinal
Dibawah epitel germinal adalah jaringan ikat padat
yang disebut tunika albuginea.
Ovarium memiliki :
- Korteks di tepi : folikel-folikel, fibrosit
dengan serat kolagen dan retikular.
- Medulla di tengah : pembuluh
darah,saraf dan pembuluh limfe.
Folikel primordial : folikel terdiri dari oosit primer
yang diliputi sel folikel gepeng.
Folikel primer : sel folikel mulai bentuk kuboid, tidak ada ruang berisi liqour foliculi dan zona
pelusida terbentuk pada akhir fase folikel primer
Folikel sekunder : epitel berlapis kuboid, stroma membentuk teka folikel yaitu teka interna
dan teka eksterna, terbentuk zona pelusida
Folikel tersier : ruang-ruang follicle bersatu membentuk antrum folliculi yang berisi cairan, sel
telur terdeak ke tepi terletak di atas gundukan sel follicular disebut cumulus oophorus.
Folikel yang mengalami atresia pada semua tahap perkembangan folikel menajdi folikel
atretik.
Ovum : ovum dikelilingi sel granulosa yang membentuk bukit kecil yaitu kumulus ooforus.
Satu lapisan sel granulosa yang berdekatan dengan oosit primer membentuk korona radiata.
Di antara korona radiata dan sitoplasma oosit primer adalah glikoprotein terpulas asidofilik
disebut zona pellusida.
Corpus luteum : sel granulosa hipertropi, bentuknya berubah menjadi pilyhedral, inti
membesar dengan sitoplasma dipenuhi oleh lipd. Terdapat sel lutein granulosa yang
berpigmen kuning dan sel lutein theca.
Corpus albicans : corpus luteum yang berdegenerasi karena tidak terjadi kehamilan. Corpus
albicans bersifat aselular dan dipenuhi serat hialin.

Gambar . Ovarium Gambar . Corpus Luteum

Tuba Uterina :

Epitel selapis silindris bersilia (epitheliocytus ciliatus) dan tidak bersilia (sel sekretorik)
Sel bersilia menciptakan arus ke arah uterus dan menjadi predominan dalam fase proliperatif.
Sel sekretorik menghasilkan nutrisi
Mukosa terdiri dari banyak plica dan membentuk lumen yang tidak rata.
PUTRI KURNIA (1102014214)

Gambar . Tuba Uterina


Gambar . Epitel Tuba Uterina

Uterus
Dinding luar yaitu perimetrium, tengah miometrium dan sebelah dalam endometrium.
Endometrium dilapisi oleh epitel selapis silindris.Dibagi dalam dua lapisan yaitu stratum
basale dan stratum functionale
Terdapat kelenjar uterus di lamina propia.
Terdapat arteri spiralis di endometrium.
Miometrium terdiri dari otot polos, dipisahkan oleh jaringan ikat interstisial dengan banyak
pembuluh darah

Gambar . Uterus pot. melintang


Gambar . Uterus

Serviks, Kanalis dan Forniks Vagina


Kanalis servikalis dilapisi oleh epitel kolumner tinggi penghasil mukus.
Epitel serviks dilapisi oleh kelenjar serviks ke dalam lamina propia.
Kelenajar serviks yang tersumbat dan berkembang menjadi kista glandular.
Jaringan ikat di lamina propria serviks lebih fibrosa daripada di uterus.
Porsio vagina dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa tanduk.

Vagina
Dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Lamina propria tidak memiliki kelenjar tetapi mengandung banyak pembuluh darah dan
lomfosit.
PUTRI KURNIA (1102014214)

2. Memahami dan Menjelaskan Flour


Albus
2.1. Etiologi
Leukorea fisiologi :
Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya adalah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen.
Wanita dewasa saat dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan peningkatan
transudasi dari dinding vagina
Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.
Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri pada saat menopause.

Leukorea patologis :
INFEKSI:

a Bakteri :
1 Gonococcus
Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative Neisseria gonorrhoeae
ditemukan oleh Neisser in 1879. N. gonorrhoeae adalah diplokok berbentuk biji kopi,
bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram
negatif dengan ukuran 0,8 1,6 mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus
tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi
seksual. Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-
10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi
untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh
optimal pada suhu 35-37C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal.

Pada sediaan langsung dengan gram bersifat tahan asam. Pada sediaan
langsung dengan pewarnaan gram bersifat gram negative, terlihat diluar dan dalam
leukosit, kuman ini tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan
kering, dan tidak tahan zat desinfektan

Secara morfologik gonokok terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang
mempunyai pili dan bersifat virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan
bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menyebabkan
reaksi radang. Organisme ini menyerang membran mukosa, khususnya epitel
kolumnar yang terdapat pada uretra, servik uteri, rectum, dan
konjungtiva.Gambaran tersebut dapat terlihat pada pemeriksaan Pap Smear, tetapi
biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sedian apus dengan pewarnaan
Gram. Cara penularan penyakit ini adalah dengan senggama.
PUTRI KURNIA (1102014214)
2 Chlamidia trachomatis
Chlamydia trachomatis merupakan salah satu dari empat spesies genus
chlamydia yang merupakan bakteri khusus yang hidup sebagai parasit intrasel.
Chlamydia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang ditemukan
diseluruh dunia. Chlamydia trachomatis bersifat dimorfik yaitu organisme ini
terdapat dalam dua bentuk, dalam bentuk infeksiosa, Chlamydia trachomatis
merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan mengandung
DNA dan RNA serta di sebut badan elementer. Sferoid-sferoid ini memperoleh akses
ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah berada didalam berubah menjadi
organisme yang secara metabolis aktif yang bersaing dengan sel penjamu
memperebutkan nutrien. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan
setelah kembali memadat menjadi EB sampai sel penjamu pecah, terjadi ratusan EB
untuk menginfeksi sel-sel sekitarnya. Chlamydia trachomatis memiliki afinitas
terhadap epitel uretra, serviks, dan konjungtiva mata. Pada laki-laki
uretritis,epididimitis dan prostatitis adalah manifestasi infeksi tersering. Pada
perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan
akhirnya penyakit radang panggul.dapat juga menginfeksi faring dan rektum orang
yang melakukan hubungan seks oral atau anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi
sewaktu dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Infeksi oleh
Chlamydia trachomatis tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi di kemudian
hari.

Gambar Chlamydia trachomatis

3 Gardanerrella vaginalis
Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan
kadang dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena
seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan
membentuk bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan yang optimal pada
pH 5.0-6.5.

Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin


yang menimbulkan bau amis seperti ikan.
PUTRI KURNIA (1102014214)
4 Treponema Pallidum (= Spirochaeta pallida)
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan
penyakit dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut
kondiloma lata. Bakteri berbentuk spiral P: 6 15 , L: 0,25 , lilitan: 9 24 dan
tampak bergerak aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada
pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap.

Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar
tubuh. Penularan dapat secara kontak langsung yaitu melalui coital STD dan dapat
juga melalui non-coital (jarum suntik) sulit terjadi.

b Jamur
1 Candida albicans
Secara normal dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, usus, dan kulit
laki-laki dan pada perempuan sehat sering di jumpai di vagina perempuan
asimtomatik. Candida albicans merupakan spesies penyebab pada lebih dari 80%
kasus infeksi kandida pada genitalia. Pertumbuhan berlebihan candida albicans
adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvovaginitis. C.tropicalis dan C.glabrata
adalah dua spesies lain yang menyebabkan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis
tidak dianggap ditularkan secara seksual, namun Candida albicans dapat dibiak dr
penis 20% laki-laki pasangan perempuan yang mengidap vulvovaginitis kandida
rekurens.

Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia juga


bisa menghasilkan hifa sejati. Dalam media agar atau dalam 24 jam pada suhu 37 C
atau pada suhu ruangan, spesies candida menghasilkan koloni halus, berwarna
crem dengan aroma ragi. Dua tes morfologi sederhana membedakan Candida
albicans yang paling patogen dari spesies candida lainnya yaitu setelah inkubasi
dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu 37, sel-sel ragi candida albicans
akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung benih, dan pada media yang
kekurangan nutrisi, candida albicans menghasilkan chlamydospora bulat dan besar.

Gambar Candida albicans

c Parasit
1 Trichomonas vaginalis
Trikomiasis disebabkan oleh protozoa parasitik tricomonas vaginalis.
T.vaginalis adalah organisme oval berflagela yang berukuran setara dengan
sebuah leukosit. Organisme terdorong oleh gerakan-gerakan dari flagelnya.
Trigomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel penjamu, memicu respon
imun humoral dan seluler yang tidak bersifat protektif terhadap infeksi berikutnya.
Agar dapat bertahan hidup, trikomonad harus berkontak langsung dengan eritrosit,
dan hal ini dapat mejelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi
daripada laki-laki. Trichomonas vaginalis tumbuh paling subur pada pH antara 4,9
dan 7,5 dengan demikian haid, kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, dan
tindakan sering mencuci vagina merupaka predisposisi timbulnya trikomoniasis.
PUTRI KURNIA (1102014214)
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat mengalami infeksi
Trikomonas vaginalis. Bayi perempuan rentan karena pengaruh hormon ibu pada
epitel vagina bayi. Dalam beberapa minggu, seiring dengan dimetabolismenya
hormon-hormon ibu, epitel vagina bayi menjadi resisten terhadap Trichomonas
vaginalis dan infeksi sembuh bahkan tanpa pengobatan.
Infeksi Trichomonas vaginalis ditularkan hampir secara eksklusif melalui
hubungan seksual. Walaupun trikomonad diketahui dapat bertahan hidup sampai
45menit pada fomite, namun cara penularan fomite ini sangat jarang terjadi. Risiko
terinfeksi Trichomonas vaginalis meningkat seiring dengan jumlah pasangan seks
dan lama aktivitas seksual

Gambar Trichomonas
vaginalis

d Virus
1 Virus Herpes simpleks
Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2
yang merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35%
dapat juga disebabkan virus herpes simpleks tipe 1.Pada awal infeksi tampak
kelainan kulit seperti melepuh seperti terkena air panas yang kemudian pecah dan
meimbulkan luka seperti borok. Pasien merasa kesakitan.

2 Human Papilloma Virus


Papovavirus merupakan virus kecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai
genom beruntai ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada
tempat infeksi pada sel) yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuk simetri
ikosahedral. Berkembang biak pada inti sel.

Human Papilloma Virus merupakan penyebab dari kondiloma akuminata.


Kondiloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan
dapat bersatu membentuk jengger ayam berukuran besar.

Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Penyakit ini ditularkan melalui
senggama dengan gambaran klinis menjadi lebih buruk bila disertai gangguan
sistem imun tubuh seperti pada kehamilan, pemakain steroid yang lama seperti
pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita
HIV AIDS

Iritasi
1 Sperma, pelicin, kondom
2 Sabun cuci dan pelembut pakaian
3 Deodorant dan sabun
4 Cairan antiseptic untuk mandi.
5 Pembersih vagina.
6 Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
PUTRI KURNIA (1102014214)
7 Kertas tisu toilet yang berwarna.

Tumor Dan Jaringan Abnormal


Tumor atau kanker akan menyebabkan fluor albus patologis akibat gangguan
pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat
cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan
akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan
O2 pada sel tumor atau kanker tersebut.
Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak dan berbau
busuk akibat terjadinya proses pembusukan tersebut dan sering kali disertai adanya darah
yang tidak segar.

Benda Asing
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai
sewaktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus
uteri dapat merangsang pengeluaran caian vagina secara berlebihan. Jika rangsangan ini
menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang
berada dalam vagina sehingga timbul fluor albus.

Penyebab Lain
1 Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
2 Tidak diketahui : Desquamative inflammatory vaginitis

2.2. Klasifikasi
a.Keputihan yang fisiologis
Keputihan yang fisiologis adalah cairan jernih,tidak berbau dan tidak gatal. Keputihan
fisiologis cairan jernih yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang
(Sibagariang E., 2010). Keputihan fisiologis muncul pada saat ovulasi, rangsangan
seksual, menjelang dan sesudah haid, atau pengaruh hormon (Manuaba, 2009).

b.Keputihan patologis
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak
leukosit. Eksudat yang terjadi karena adanya luka, cairan yang muncul bewarna,
jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas dan menyebabkan
luka didaerah mulut vagina (Sibagariang E., 2010). Keputihan patologis muncul karena
infeksi vagina, keganasan reproduksi, bisa juga karena benda asing dalam vagina
(Manuaba,2009).

2.3. Patofisiologi
Pada keadaan normal, cairan/sekret yang keluar dari vagina wanita dewasa
sebelum menopause terdiri dari sel epitel vagina (terutama yang paling luar/superfisial
yang terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina), beberapa sel darah putih
(leukosit), cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa
mukus, sekresi darri saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta
mengandung berbagai organisme terutama Lactobasilus Doderlein (batang gram
positif, flora vagina terbanyak); beberapa jenis bakteri lain kokus seperti Streptokokus
dan Stapilokokus, dan Eschericia coli.
Peranan basil doderlein dianggap menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis
karena basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina
yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam
dengan pH 3,0-4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah yang
mencegah tumbuhnya mirkoorganisme patologis.
PUTRI KURNIA (1102014214)

Gambar Estrogen dan Biologi Vagina

Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh
beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan berkurangnya
jumlahglikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari
mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas
mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah
vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga
terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.

Infeksi bakteri
Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria
gonorrhoeae. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang
sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung
Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini
melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir, terutama
epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus,
rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak
semua yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita lebih
tinggi kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang terdiam lama
di vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula
seminalis, epididymis dan testis pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar
bartolin, endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab penyakit radang panggul (PID)
yang merupakan penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan bakterimia
gonokokus. Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan juga beresiko
tinggi mengalami penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir
melalui os serviks yang terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan
kebutaan pada bayi apabila tidak di ketahui dan di obati.

Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk spiral,
Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di tularkan melalui
PUTRI KURNIA (1102014214)
kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat
menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi
dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis
dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini
dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi
menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada
perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut
kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi
biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.

Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak di
jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk infeksiosa
C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis dan
mengandung DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini
memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah berada di dalam
berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing dengan sel pejamu
memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah
kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata.
Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang
tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis,
bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan hubungan
seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan mengalami
konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan imunitas terhadap
infeksi di kemudian hari.

Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini
biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut
dengan clue cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa
amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.

Infeksi virus
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan system
syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring,
menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga menyebabkan
harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak dapat di
sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap
kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab. HSV
mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan
membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masa-masa
infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu dan cepat
berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk
menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar
limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan
humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang akson untuk
PUTRI KURNIA (1102014214)
bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan
sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase
aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa
saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa
selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang terinfeksi
HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV
tidak mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang
tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang
kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.

Virus Papiloma Manusia (HPV)


Adalah suatu pathogen DNA yang menyebabkan timbulnya berbagai tumor jinak,
(kutil), dan beberapa lesi pramaligna dan maligna. Ditandai dengan kutil-kutil yang kadang
sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam yang berukuran besar. Cairan
di vagina sering berbau tanpa rasa gatal.
Virus ini mampu berikatan dengan beragam sel dan subtype-subtipe tertentu,
memperlihatkan preferensi untuk tempat-tempat anatomis tertentu. Infeksi HPV dapat
menyebabkan kanker serviks, penis dan anus. HPV tipe-6 dan 11 merupakan penyebab
utama kutil genital dan tidak berkaitan dengan keganasan.
HPV sangat menular yang sering terjadi di amerika. Penularan HPV genital hanya
semata-mata melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi dan penularan melalui
fomite juga dapat terjadi. Infeksi dapat di tularkan kepada neonates saat persalinan.
Factor resiko terbesar untuk timbulnya HPV adalah jumlah pasangan seks, merokok,
pemakaian kontrasepsi oral (KO) dan kehamilan dapat meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi HPV. Sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dan tidak terdeteksi setelah 2 tahun.
Imunitas yang terbentuk bersifat spesifik-tipe, sehingga individu masih rentan terhadap
infeksi oleh HPV tipe lain.

Infeksi Jamur
Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari 80%
yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan
secara seksual. Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi
pejamu atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid,
diabetes mellitus, pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang
ketat, konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab
untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya
pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan
kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas
sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak seksual dengan
perempuan yang mengidap kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan
antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping pong.

Infeksi parasit
Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel
pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif terhadap
infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak langsung
dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan
terhadap infeksi dari pada laki-laki.T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Bayi
perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi. Infeksi
PUTRI KURNIA (1102014214)
T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin. Walaupun
trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite, namun cara penularan
melalui fomite ini sangat jarang terjadi.Walaupun jarang dapat ditularkan melalui
perlengkapan mandi seperti hsnduk dan bibir kloset.

Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan luka
akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.

Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel abnormal,
seringkali disertai darah yang tidak segar.

Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang, dan
basil doderlein berkurang memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah
menimbulkan luka flour albus

Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks terkelupas,
mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul fluor albus.

Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan
glukokortikoid dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin.
Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi Adrenocorticopin (ACTH) yang berhubungan dengan
sekresi hormon peptida termasuk vasopresin, oksitosin, dan Corticotropin Releasing Factor
(CRF). Hormon peptida ini berperan mengatur fungsi imun. Dalam keadaan stres, sekresi
Growth Hormone (GH) juga meningkat, stress yang lama dapat menekan fungsi gonad.
Reseptor spesifik yang terdapat pada neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel
makrofag yang telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1). Mediator
ini sangat bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat membunuh sel-sel asing.

2.4. Manifestasi Klinis


Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan
suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan
sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala
fluor albus:

a. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.


b. Sekret vagina yang bertambah banyak
c. Rasa panas saat kencing
d. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
e. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk
Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-
kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan
seksual. Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa
dan berbau amis. Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang
hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital tidak ada
komplikasi yang serius. Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang
berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang
abnormal

Manifestasi Klinis berdasarkan etiologi :


PUTRI KURNIA (1102014214)
A. Keputihan Fisiologis : Cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal, sekret bisa sedikit
atau cukup banyak

B. Keputihan Patologis :
a. Bakteri
1. Chlamydia trachomatis : Sekret serviks mukopulen dan ektopi, edema, rapuhnya serviks
2. Gardnerella vaginalis : Banyak sekali discharge berwarna abu-abu, berbau amis, rasa
gatal atau
terbakar biasanya minimal
3. Neisseria gonorheae : Infeksi daerah serviks (pada dewasa), vaginitis (pada masa
pubertas)

b. Jamur
Candida Albicans : Seperti keju lembut, tidak berbau, pengumpulan eksudat seperti dadih
berwarna keputihan dan sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa vagina, eritema
dan edema vulva dan vagina

c. Protozoa
Trichomonas vaginalis : Lendir tipis, warna hijau kuning, kadang berbusa dan berbau busuk

d. Virus
1. HPV (human papiloma virus) : Lesi papilomatosa yang meninggi, mudah dilihat pada vulva,
lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral, imunosupresi
2. herpes simplex virus : Leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia, nyeri pada
genitalia, dysuria, perdarahan pervaginaan

sumber : Amiruddin, D. 2003. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual .LKiS : Jogjakarta

2.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding


Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang.

Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak
seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita,
penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.

Pemeriksaan Fisis dan Genital


Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan
palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan
bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.

Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH
diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga
dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9%
diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass
ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih
mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive dibanding
pemeriksaan mikroskopik.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat
kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan
basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang
homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan
menggunakan nitrazine paper.
PUTRI KURNIA (1102014214)
Test PAP,Smear
Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV (human papiloma virus) dan
prakanker serviks. Ketepatan sitologinya kurang lebih 90% pada dysplasia keras
(karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan/sedang.Pap Smear merupakan tes
skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum sel-
sel tersebut menjadi kanker. Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang sering
terjadi pada wanita, juga merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker
yang menyerang wanita. Penyebabnya yaitu adanya perubahan gen mikroba seperti;
virus HPV (human papilloma virus), radiasi atau pencemaran bahan kimia. Kanker leher
rahim stadium dini yang cepat ditangani dapat sembuh 100%.

Alat yang dibutuhkan:

a. Formulir konsultasi sitologi

b. Spatula Ayre yang dimodifikasi atau cytobrush

c. Kaca benda atau gelas objek yang pada satu sisinya telah diberikan label

d. Speculum cocor bebek kering

e. Tabung berisi larutan fiksasi sediaan di kaca benda yaitu alkohol 95%

Cara pengambilan sediaan


a. Tuliskanlah data klinis pasien yang jelas pada lembar pemintaan konsultasi
b. Pasang speculum cocor bebek agar dapat melihat kedalam vagina sehingga tampak
terlihat serviks
c. Spatula dengan ujung pendek diusap 360 derajat pada permukaan serviks
d. Geserkan spatula pada kaca benda yang telah diberikan label dengan pinsil gelas pada sisi
kirinya sepanjang setengah panjang gelas dan geserkan sekali saja agar tidak terjadi
kerusakan sel.
e. Spatula Ayre yang telah dimodifikasi dengan ujung yang panjang agar bisa mencapai
sambungan skuamokolumner atau kapas lidi diusap 360 derajat pada permukaan
endoserviks, kemudian digeserkan pada setengah bagian sisanya.
f. Masukan dalam larutan fiksasi alhokol 95%, lalu dikeringkan.

Klasifikasi Pap Smear

1. Negative: tidak ditemukan sel ganas.

2. Klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :

3. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.

4. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.

5. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.

6. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.

7. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan.


PUTRI KURNIA (1102014214)
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:

1. Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.

2. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:

a. Kuman atau virus tertentu

b. Sel dengan kariotik ringan.

Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya. Bila ada erosi
atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.

3. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1
bulan sesudah pengobatan

4. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian dapat
ditempuh 3 jalan, yaitu:

a. Dilakukan biopsy

b. Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan

c. Rujuk untuk biopsi konfirmasi.

5. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada
hasil kelas IV untuk konfirmasi.

Interpretasi dan Rekomendasi dari Jawaban Sitologi


a. Negatif. Tidak ditemukan sel ganas. Ulangi pemeriksaan sitologi dalam 1 tahun lagi
b. Inkonklusif. Sediaan tidak memuaskan. Bisa disebabkan fiksasi tidak baik, tidak ditemukan
sel endoserviks, gambaran sel radang yang menutupi. Ulang pemeriksaan setelah diberikn
pengobatan radang
c. Dysplasia. Terdapat sel-sel diskariotik pada pemeriksaan mikroskopik. Derajat ringan,
sedang sampai karsinoma in situ. Diperlukan konfirmasi denagn kolposkopi dan biopsy.
Lakukan penanganan lebih lanjut dan harus diamati minimal 6 bulan berikutnya.
d. Positif. Terdapat sel-sel ganas pada pengamatan mikroskopik. Harus dilakukan biopsy
untuk memastika diagnosis. Penanganan harus dilakukan di rumah sakit rujukan dengan
orang ahli onkologi.
e. HPV. Pada infeksi virus ini dapat ditemukan sediaan negatif atau dysplasia. Dilakukan
pemantauan ketat dengan konfirmasi kolposkopi dan ulangi pap smear.

Alasan Harus melakukan Pap smear :


1. Menikah pada usia muda (dibawah 20 tahun)
2. Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
3. Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
4. Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau kontrsepsi hormonal
5. Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
6. Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
7. Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
8. Berganti-ganti pasangan dalam senggama
PUTRI KURNIA (1102014214)

Persiapan PAP'smear :
1. Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam
dalam bath tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan, untuk menghindari kontaminasi ke
dalam vagina yang dapat mengacaukan hasil pemeriksaan.
2 Tidak sedang menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahim dapat mengganggu
keakuratan hasil pap smear

Diagnosis Banding
1. Ca Cervix
2. infeksi Chlamydia
3. atropik vaginitis
4. gonorrhea

2.6. Penatalaksanaan
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus),
sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin.

Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,


bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Tujuan pengobatan yaitu:

Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan

Keputihan fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.

Keputihan Patologis : Tergantung penyebabnya

Obat obatan untuk keputihan Patologis :

1 Antiseptik : Povidone Iodin

Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan
alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang
disebabkan jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai
pembersih.

Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.

2 Antibiotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans.

Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal
dan urtikaria
PUTRI KURNIA (1102014214)
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.

Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.

Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak
perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.

Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa


dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.

Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250
mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis

Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual.
Untuk infeksi Gardnerella vaginalis

Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi
terhadap alkohol.

Metronidazol tidak boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan.

Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.

Penisilin

1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
2 Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.

Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin terhadap
susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar

Sediaan dan posologi :

Ampisilin :

- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg


- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial

Amoksisilin :

- Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
PUTRI KURNIA (1102014214)
3 Anti jamur : Nystatin

Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap
obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi
dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan
sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan
digunakan pada luka terbuka.

4 Anti Virus : Asiklovir

Hambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan krim
untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil

Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :

1. Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari

Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2. Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari

3. Gardnerella vaginalis

- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan

4. Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im atau
- Ampisiillin 3,5 gram im
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7
hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
PUTRI KURNIA (1102014214)
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
- Seftriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

5. Virus herpeks simpleks

Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas

- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari

- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari

- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder

(Setiabudi R dan www.medicastore.com)

2. Non Farmakologi

Tindakan pencegahan keputihan yaitu dengan :


Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, hindari
rokok, dan alkohol serta dihindari stress berkepanjangan
Setia pada pasangan, hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual.
Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi, dengan menjaganya agar tetap kering
dan tidak lembab, misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang
menyerap keringat, hindari pemakaina celana terlalu ketat, biasakan untuk
mengganti oembalut pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri
berkembang biak
Biasakan membasuh dengan cairan yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina
Hindari penggunaan bedak fakum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah
vagina.
Hindari pemakaian barang-barang yang memdahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi.

2.7. Pencegahan
Menjaga kesehatan reproduksi untuk pencegahan keputihan pada wanita diawali
dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menjaga kebersihan organ kewanitaan, yaitu :
1. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama.
Membersihkan dilakukan dari depan kebelakang (dari daerah kemaluan ke arah anus)
secara satu arah. Hal ini dilakukan untuk mencegah kotoran dari anus masuk kedalam
vagina.
2. Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih
dan sabun yang lembut setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang terpenting
adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina.
PUTRI KURNIA (1102014214)
3. Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina.
Normalnya vagina berbau asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 4-4,5. Terlalu
sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan menggunakan deodoran disekitar
vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).
4. Mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk agar tidak lembab setiap kali
setelah mandi atau buang air. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan
selalu kering, lebih lebih bila tergolong gemuk karena suasana lembab sangat disukai
oleh jamur. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
5. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina kering
sepanjang hari. Bedak memiliki partikel partikel halus yang mudah terselip disana sini
yang akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang.
6. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari setelah mandi, terutama bagi wanita
aktif dan mudah berkeringat. Gunakan celana dalam yang kering dan bila celana
dalam keadaan basah segera mengganti celana dalam yang bersih dan belum dipakai.
7. Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat , karena celana dalam yang terlalu
ketat menyebabkan permukaan vagina menjadi lebih mudah berkeringat. Gunakan
celana dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Celana dalam dari
satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar vagina panas dan lembab.
8. Pakaian luar juga harus diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori porinya
sangat rapat, pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara
disekitar organ intim bergerak leluasa.
9. Ketika sedang haid dianjurkan sering mengganti pembalut terutama pada hari hari
pertama haid. Pembalut perlu diganti 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari
pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya
bakteri kedalam vagina. Pembalut yang baik yaitu pembalut yang berdaya serap baik
dan tidak berparfum.
10.Gunakan panty liner disaat perlu dan jangan terlalu lama. Misalnya saat berpergian
keluar rumah dan lepaskan sekembalinya dirumah.
11.Dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan karena rambut kemaluan dapat
ditumbuhi sejenis jamur atau kutu.
12.Hindari pemakaian barang barang yang dapat memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi. Dianjurkan tidak duduk diatas kloset di wc umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
13.Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat yang cukup ,
hindari rokok, dan alkohol serta hindari stress yang berkepanjangan.

2.8. Komplikasi
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga terjadi penyakit
yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka panjang yang lenih mengerikan, yaitu
kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan lengketnya organ-organ dalam
kemaluan terutama tuba falopi dan juga dapat menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat
terdapat pada pria yaitu komplikasi non spesifikndapat menjalar ke prostat dan menimbulkan
infeksi buah zakar dan saluran kemih
Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus disedot
keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering menimbulkan
radang saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan maupun gejala.
Dampak akibat leukorea :
Gangguan Psikologis
Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang
berlebihan dan membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan
aktifitasnya sehari hari (Manuaba, 1998)
Vulvitis
Sebagaian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, penyebab secara umum
jamur.Bentuk vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar bartholini.Infeksi kulit
berambut terjadi perubahan warna, membengkak, terasa nyeri, kadang kadang tampak
PUTRI KURNIA (1102014214)
bernanah dan menimbulkan kesukaran bergerak.Infeksi kelenjar bartholini terletak di bagian
bawah vulva, warna kulit berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah di dalam kelenjar,
penderita sukar untuk berjalan dan duduk karena sakit.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai parasit atau jamur.
Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.Tipe vaginitis yang sering dijumpai
adalah vaginitis candidiasis dan trikomonalis vaginalis. Vaginitis candidiasis merupakan
keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding vagina sering
dijumpai membran putih yang bila dihapus dapat menimbulkan perdarahan, sedangkan
trikomonalis vaginalis merupakan keputihan yang encer sampai kental, kekuningan, gatal dan
terasa membakar serta berbau.
Serviksitis
Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri.Infeksi serviks sering terjadi karena luka
kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual.Keluhan yang
dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan seksual.
Penyakit radang Panggul (Pelvic Inflammantory Disease)
Penyakit radang Panggul merupakan infeksi alat genetalia bagian atas wanita, terjadi
akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan
menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk di bagian bawah
perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan pernafasan
bertambah serta tekanan darah dalam batas normal.
(Manuaba, 1998).

3. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Pap Smear

Memahami dan menjelaskan tentang PAP Smear

Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut
mulai melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal
dapat terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil
pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun
sekurang-kurangnya sampai wanita hamil.
PUTRI KURNIA (1102014214)
Pengertian Pap Smear

Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk
penentuan adanya perubahan pra ganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim
PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam
seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker
Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu
pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher
rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada
leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah
mikroskop.

Tujuan Pap Smear

Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang


menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting
ditemukan sebelum seseorang menderita kanker.
(Hariyono.W, 2008). Mendeteksi kelainan kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim.

Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan


servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).

Syarat Pengambilan Pap Smear

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai
berikut :

a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum


menstruasi berikutnya.

b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita
PUTRI KURNIA (1102014214)
c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan.

d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24
jam sebelumnya.

e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum


pemeriksaan.

f. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena
ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

Klasifikasi Pap Smear

Negative: tidak ditemukan sel ganas.

Klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :

Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.

Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.

Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.

Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.

Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK
UNAIR, 2000).

Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:

1) Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.


2) Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:
(a) Kuman atau virus tertentu.

(b) Sel dengan kariotik ringan.

Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya


Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.

3) Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1
bulan sesudah pengobatan
PUTRI KURNIA (1102014214)
4) Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian dapat
ditempuh 3 jalan, yaitu:

(a) Dilakukan biopsi.

(b) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan

(c) Rujuk untuk biopsi konfirmasi.

5) Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada
hasil kelas IV untuk konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).

Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu :

1) Formulir konsultasi sitologi.

2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.

3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label.

4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering.

5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000).

Cara pengambilan sediaan :

1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa
preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.

2) Gunakan sarung tangan.


PUTRI KURNIA (1102014214)
3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh
pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi
visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.

4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan :

(a) Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik
plastic mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil specimen

kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh

(b) Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator
tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.

(c) Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-1800.

(d) Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.

5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada
spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan
usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain
dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.

6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung

berisi larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).

7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam
amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan
sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang
cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel sel
abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :

Konseling pra pap smear yang tepat:

1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.

2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita
PUTRI KURNIA (1102014214)
3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan.
4) Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.

5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum


pemeriksaan.
6) Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

Cara pengambilan kesediaan

Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %),
interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu
diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush
dan spatula.

4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Keputihan


Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu
ketika ada beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu
anha tentang batasan berakhirnya haidh. Beliau menjawab :
Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan putih
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih
sebagaimana di sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak
normal, yang umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya,
timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi
kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa
sangat gatal atau panas. Dalam khazanah Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan
cairan putih kekuningan (sufrah )atau cairan putih kekeruhan (kudrah ). Terkait
dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu
Athiyyah radhiallahuanha berkata:
5.


Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama
dengan haidh
Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang
mengalami
menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan
shalat dan
puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya,
apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak (cebok),
dan
membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, maka orang yang
mengalaminya dihukumi
PUTRI KURNIA (1102014214)
dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat walaupun
salah satu syarat
sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian dari najis. Menurut
ulama Syafiiyah,
ketentuan tersebut bisa dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses
membersihkan, istinjak,
wudhu dan kemudian shalat dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.

Anda mungkin juga menyukai