LO 1.1 Makroskopis
Genitalia Eksterna :
a. Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
b. Labium Majus Pudendi
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain
membentuk comissura posterior labiorum majorum, sedang yang ke
ventrocrainal membentuk comissura anterior labiorum majora.
Fascia lateralis memiliki rambut dan bnayka pigmen. Sedangkan, fascia
medialis mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai rambut.
Terdapat jaringan pengikat, lemak dan jaringan menyerupai tunica dartos
scorti.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
c. Labium Minus Pudendi
Labium minora ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain
membentuk frenulum labiorum minorum.
Ke ventrocrainal berhubunan satu dengan yang lain membentuk preputium
clitoridis.
Dari labio minora berjalan suatu lipatan kulit ke ventral cranial melekat pada
dataran dorsocaudal glans clitoridis kanan kiri dari linea mediana disebut
frenulum clitoridis.
Tidak ada foliculi rambut dan jaringan lemak.
Banyak pembuluh darah.
d. Vestibulum Vaginae
Daerah yang terletak diantara kedua bulbi vestibuli.
Batas-batasnya yaitu kanan dan kiri oleh labia minora, ventrocranial oleh
frenulum clitoris, dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum minorum
(frenulum labiorum pudendi)
Kedalam veestibulum vaginae bermuara urethra, vagina, gld. Paraurethralis,
gld. Vestibularis minor dan gld. Vestibularis major.
e. Ostium Vaginae
Muara vagina disebut juga introitus vaginae.
Diantara introitus vaginae dan frenulum labiorum minorum terdapat fossa
navicularis (fossa vestibuli vaginae).
Di sebelah kanan dan kiri pada fossa naviculare terdapat saluran kedua
glandula Bartholini bermuara.
f. Clitoris
Terdiri dari ujun poksimal corpus cavernosum clitoridis melekat di dataran
medial ramus inferior osis pubis dengan dataran lateralnya.
Ke ventral kedua crura clitoridis bersatu membentuk corpus clitoridis.
Terdapat corpus cavernosum yang membentuk glans clitoridis.
g. Urethra Feminina
Berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium urethrae eksternum yang
terletak diantara clitoris dengan vagina.
Disebelah kanan dan kiri lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran
yang buntu ( ductus skene atau ductus parauretralis).
h. Perineum
Merupakan area berbentuk belah ketupat
Dibagi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii kanan dan kiri
dan kedua lig. Sacrotuberale.
Terbagi menjadi regio urogenitalis di anterior (ventral) dan regio analis di
posterior (dorsal).
LO 1.2 Mikroskopis
Klitoris
Klitoris itu padan penis tetapi tidak sama benar. Ia terdiri atas dua bahan erektil yang berakhir
di dalam kepala klitoris atau glans klitoridis yang kecil. Di luarnya diliputi epitel berlapis
gepeng tipis yang dilengkapi dengan ujung saraf sensorik khusus.
Labium minus
Berupa lipatan mukosa yang membentuk dinding lateral vestibulum. Epitelnya berupa epitel
berlapis gepeng dan bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat yang berlimpah pembuluh
darah. Terdapat papila tinggi menjorok jauh ke dalam epitel. Kelenjar sebasea terdapat pada
kedua permukaannya dan tidak berlengkapan folikel rambut.
Labium mayus
Berwujud lipatan kulit yang menutupi labium minus. Permukaan dalamnya halus tidak
berambut. Permukaan luarnya diliputi epidermis dengan lapisan tanduk dan mempunyai
banyak rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. Bagian tengah setiap bibir
mengandung cukup banyak jaringan lemak dan sedikit serat otot polos.
Vestibulum
Tempat bermuaranya vagina dan ureter, dilapisi epitel berlapis gepeng khusus yang banyak
mengandung banyak kelenjar kecil yaitu kelenjar vestibulum minor, yang terutama terletak
disekitar muara ureter dan di dekat klitoris. Mereka bersesuaian dengan kelenjar Littre.
Kelenjar vestibuler mayor (kelenjar Bartholin), beranalog dengan kelenjar bulbourenil pada
pria dan terletak di dalam dinding lateral vestibulum. Mereka berwujud kelenjar
tubuloalveolar yang menggetahkan lendir. Saluran keluarnya bermuara di dekat pangkal
himer.
Anatomi Genitalia Interna Wanita
LO 2.1 Makroskopis
1. Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada ligamentum latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan
dasr panggul)
Difiksasi oleh :
Ligamentum suspensorium ovarii (Lig.infudibulopelvicum) :
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul antara
sudut tuba
Ligamentum ovarii propium : menfiksasi ovarium ke uterus.
Ligamentum teres uteri (lig. Rotundum) : terdapat di bagian atas lateral
dari uterus, caudal dari tuba kedua ligamentum ini melalui canalis
inguinalis ke bagian cranial labium majus.
2. Tuba Uterina (salpinx)
Jumlahnya sepasang kanan dan kiri dengan panjang 10 cm.
Menjulur dari uterus kearah ovarium dengan ujung distal terbuka kedalam
rongga peritoneum disebut ostium abdominale.
Terdiri dari :
Infudibulum bangunan yang berbentuk seperti corong
Ampula, bangunan yang membesar dan tempat terjadinya fertilisasi.
Isthmus, bangunan ynag menyempit.
Pars uterina tubae ialah bagian yang melalui dinding uterus.
Ostium uterinum yaitu pintu muara tuba di dalam uterus.
3. Uterus
Organ muscular, berbentuk peer, dibedakan menjadi :
Fascia vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria.
Fascia intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus.
Margo lateralis kanan dan kiri.
Uterus dapat dibagi dalam :
Undus uteri , yang terletak pada bagian atas (proksimal ) osteum tuba
uterina.
Corpus uteri , terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh
isthmus. Sebelum memasuki cervix terdapat ostium uteri internum.
Cervix uteri , bagian yang paling sempit dan menonjol kedalam rongga
vagina. Pada bagian ujung distal cervix terdapat banguna ynag
menyempit disebut ostium uteri externum. Rongga di dalam cervix
uteri disebut canalis cervix.
4. Vagina
Berbentuk tabung muskular.
Panjangnya antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio
vaginalis cervicis uteri. Bagian cervix proksimalnya disebut portio
supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
terbagi menjadi :
Fornix lateralis dextra dan sinistra
Fornix anterior dan posterior
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan
dorsal disebut columna rugarum.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh selaput disebut
hymen.
Bentuk hymen :
Hymen anularis (cincin)
Hymen seminularis (bulan sabit)
Hymen cribriformis (berlubang-lubang seperti saringan)
Hymen fimbriatus (dengan tepi seperti jari-jari)
Hymen imperforatus (tidak berlubang)
5. Jaringan penunjang
- Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a. Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4.
11,5-12 cm.
b. Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
c. Sagittal : anteroposterior dengan potongan transversa
Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri
vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum
sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani
externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium
majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang
a.Vesicalis inferior ke Inn. Illiaca interni.
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
LO 2.2 Mikroskopis
Ovarium
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan
istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu
sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka. Sel teka
memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon
steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar
ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa
sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses
mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis
berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama.
Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi
matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi
pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang
disebut zona pellucida
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit,
folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
Tuba Uterus
Uterus
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan
proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan
masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis )
tumbuh kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan
progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut
endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan
adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel
desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar
dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 –
14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris
menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi
progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.
Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk
menentukan ovulasi.
Cervix
Cervix uterus merupakan bagian yang menghubungkan vagina dengan tuba uterina melalui os
external canalis cervicalis yang dilapisi oleh membran mucosa yang disebut endocervix.
Bagian ini mengandung mucus yang disekresikan oleh kelenjar tubular yang dilapisi oleh
epitel kolumner dan dipenuhi oleh sel silia.
Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar
penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa
berlapis pada ektoservik.
Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh
karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan.
Vagina
Organ vagina memiliki 3 lapisan yakni lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.Lapisan
dalam vagina merupakan saluran yang berlipat-lipat yang disebut rugae vaginae.
Epitel Yang terdapat pada vagina adalah epitel squamosa tidak bertanduk. Setelah masa
pubertas, epitel pada vagina mengalami penebalan dan kaya akan glikogen. Tidak seperti
mamalia lain, epitel vagina pada manusia tidak mengalami perubahan secara signifikan
selama siklus menstruasi. Tapi yang mengalami perubahan hanyalah kadar glikogen yang
meningkat pada masa setelah ovulasi dan berkurang pada saat akhir masa siklus.
Produksi glikogen pada epitel vagina dipengaruhi oleh estrogen. Hormon ini menstimulasi
epitel vagina sehingga dapat memproduksi dan menyimpan glikogen dalam jumlah yang
besar, yang kemudian dilepaskan pada lumen vagina untuk membasahi daerah sekitarnya.
Secara alami, flora normal vagina akan memetabolisme glikogen membentuk asam laktat
yang bertanggung jawab dalam merendahkan suasana pH vagina, terutama saat pertengahan
siklus menstruasi. Suasana asa ini sangat berperan dalam mencegah invasi bakteri patologis.
LI 2 MM Leukorea
LO 2.1 Definisi
Leukorea adalah sekret berwarna putih dan kental dari vagina dan rongga uterus
(dorland, 2010). Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab dan
permukaannya basah oleh cairan/lendir. Sekret diproduksi oleh kelenjar pada leher
rahim (serviks), dinding vagina dan kelenjar bartholin dibibir kemaluan, menyatu
dengan sel-sel dinding vagina yang lepas serta bakteri normal didalam vagina, bersifat
asam.
Leukorrhea (lekore) atau fluor albus atau keputihan ialah cairan yang keluar dari
saluran genitalia wanita yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah.
Menurut kamus kedokteran Dorlan leukorrhea adalah sekret putih yang kental keluar
dari vagina maupun rongga uterus. Walaupun arti kata lekore yang sebenarnya adalah
sekret yang berwarna putih, tetapi sebetulnya warna sekret bervariasi tergantung
penyebabnya. Lekore bukan penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang
sering dijumpai dalam ginekologi
Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir
seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit
dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis dan
lebih jarang pada indikasi servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan.
Leukorea penyebab terseringnya ialah 40-50% bakteri vaginosis. Penyebab lainnya
20-25% candidiasis yaitu 80-90% oleh candida albicans dan 15% oleh candida glabiata.
Trichomoniasis 5-20% dari kasus infeksi vagina.
LO 2.2 Etiologi
Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan bakteri kokus gram negatif. Chlamydia tidak mempunyai
mekanisme utnuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat menyintesis ATP. C.
Trachomatis memiliki badan inklusi yang mengandung glikogen. Antigennya yaitu
lipopolisakarida yang stabil pada suhu panas. Chlamydia trachomatis merupakan sferoid
berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan mengandung DNA dan RNA serta di sebut
badan elementer.Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis
dan setelah berada didalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif yang
bersaing dengan sel penjamu memperebutkan nutrien. Chlamydia trachomatis memiliki
afinitas terhadap epitel uretra, serviks, dan konjungtiva mata. Pada laki-laki
uretritis,epididimitis dan prostatitis adalah manifestasi infeksi tersering. Pada perempuan
yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit
radang panggul.dapat juga menginfeksi faring dan
rektum orang yang melakukan hubungan seks oral
atau anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu
dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan
pneumonia.
Mobilunkus
Genus ini terdiri dari bakteri motil, berbentuk
lengkung, gram negatif batang anaerob.
Neisseria gonorrhoeae
Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual.
Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan endoserviks, selanjutnya
infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya. Neisseria gonorrhoeae ini merupakan
bakteri gram negatif, diplokokkus, berdiameter 0,6 – 1,0 μm, koloni berbentuk cembung,
berkilau, sifat mukoid, transparan, tidak berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini
dapat ditemukan ekstraseluler dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear ( neutrofil ).
Gonokokus mempunyai koloni kecil yang khas mengandung bakteri yang berpili. Pili
merupakan struktur antigen yang berbentuk seperti rambut menjulur keluar dari permukaan
gonokokus. Struktur ini berfungsi untuk menempel pada sel pejamu dan resisten terhadap
fagositosis.
Protozoa
Trichomonas vaginalis
Trichomonas merupakan protozoa yang bergerak dengan flagel. Protozoa ini
berbentuk oval, panjang 4-32 mikrometer dan lebar 2,4-14,4 mikrometer, memiliki flagella
dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya
berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, di belakang inti terdapat blepharoblast
sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella. Flagella kelima melekat ke undulating membrane
dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri
dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle. Trichomonas
vaginalis tidak memiliki bentuk kista. Perkembang biakannya dengan cara membelah diri.
Jamur
Candida albicans
Candida termasuk spora aseksual yaitu spora yang dibentuk dari hifa reproduktif,
termasuk blastospora. Candida albicans bersifat dismorfik yaitu memiliki bentuk kapang (sel-
sel yang memanjang dan bercabang) dan bentuk khamir (sel berbentuk bulat, lonjong atau
memanjang yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan koloni yang basah atau
berlendir). Selain ragi dan pseudohifa, juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada medium
agar atau dalam 24 jam pada suhu 37 oC atau suhu ruangan, kandida menghasilkan koloni
lunak berwarna krem dengan bau seperti ragi. Kandidiasis kutan atau mukosa terjadi melalui
peningkatan jumlah kandida lokal dan adanya kerusakan pada kulit atau epitel yang
memungkinkan invasi lokal oleh ragi dan pseudohifa.
sumber : http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.htm
Virus
Virus herpes simpleks
Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi tidak dapat
ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang berenang di kolam renang.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes Simpleks virus
merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia .Struktur virus terdiri atas genom
DNA untai ganda linier berbentuk toroid, kapsid, dan selubung. Herpes simpleks termasuk
alfaherpesvirus yaitu virus sitolitik yang tumbuh cepat, cenderung menyebabkan infeksi laten
di neuron. Siklus pertumbuhan HSV berlangsung cepat, selesai dalam waktu 8-16 jam.
Genom HSV besar dan dapat menyandikan 70 polipeptida.
Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital, dengan
gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang eritema .Ada 2 tipe mayor
antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I berhubungan dengan infeksi pada wajah dan
Herpes Simpleks virus tipe II berhubungan dengan infeksi genital. Infeksi herpes genital
primer dapat berat yang berlangsung sekitar 3 minggu. Herpes genital ditandai dengan lesi
vesikuloulseratif pada penis atau serviks, vulva,vagina dan perineum pada perempuan. Lesi
sangat nyeri dan disertai demam, malaise, disuria dan limfadenopati inguinal.
sumber : http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
Human papilloma virus
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus DNA famili Papovaviridae.
Terdiri dari double strand DNA dan sirkular dengan 5-8 gen dan virus ini tidak
berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan menyebabakn kaedaan
hiperplasia epitel. . Yang paling sering di temukan HPV-16 atau HPV-18, walaupun
beberapa kanker mengandung DNA dari HPV tipe 31 atau tipe 45
Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosum adalah virus yang autoinokulasi (masuknya virus dari
tubuh pasien sendiri) dengan masa tunas 1-4 minggu. Umumnya timbul tumor kulit epitel
berwarna merah muda hingga abu-abu, tanpa gejal, menyebar, dan berukuran kurang dari 1
cm di vulva. Gambaran histologik menunjukan sejumlah badan inklusi dalam sitoplasma sel
Molluscum contagiosum
Benda asing.
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai
pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri
dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan. Jika rangsangan ini
menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang
berada di dalam vagina sehingga timbul leukorea.
Neoplasma/ keganasan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel
normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal
dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh
darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut.
Pada keadaan ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat
terjadinya proses pembusukan dan disertai oleh adanya darah yang tidak segar.
Keputihan akibat sering dibersihkan
Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina. Terlalu sering
membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah menyehatkan. Kuman
– kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut terbunuh oleh bahan antisepsis yang
sering digunakan (Handrawan, 2008).
Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid dan penggunaan
antiseptik genital secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan imunitas organ genital
dan juga menyebabkan kematian flora normal organ genital. Hal ini menyebabkan mudahnya
terjadi infeksi daerah vagina yang dapat menimbulkan keputihan.
Pada keadaan normal, cairan/sekret yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum
menopause terdiri dari sel epitel vagina (terutama yang paling luar/superfisial yang terkelupas
dan dilepaskan ke dalam rongga vagina), beberapa sel darah putih (leukosit), cairan
transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi darri saluran
yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai organisme terutama
Lactobasilus Doderlein (batang gram positif, flora vagina terbanyak); beberapa jenis bakteri
lain kokus seperti Streptokokus dan Stapilokokus, dan Eschericia coli.
A. Infeksi bakteri
o Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria gonorrhoeae.
Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang sebetulnya
merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhoeae
berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan
membaran epitel yang melapisi selaput lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis
endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus, rectum, dapat di jumpai pada
wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak semua
yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita lebih tinggi
kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang terdiam lama di vagina.
Setelah terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula seminalis,
epididymis dan testis pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar bartolin,
endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab penyakit radang panggul (PID) yang
merupakan penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan bakterimia
gonokokus. Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan juga beresiko tinggi
mengalami penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir melalui os
serviks yang terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada
bayi apabila tidak di ketahui dan di obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga infeksi
dapat terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda dengan teringgi
wanita umur 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada laki-laki yang
berhubungan seks dengan sesama jenis.
o Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk spiral,
Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di tularkan melalui
kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat
menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi dengan
setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis dapat di
sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat
menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi ,
sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan
penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata.
Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya bakteri ini
diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.
o Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak di jumpai di
amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk infeksiosa C.
trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis dan mengandung
DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini memperoleh
akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah berada di dalam berubah menjadi
organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing dengan sel pejamu memperebutkan
nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah kembali memadat
menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata. Pada
laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang tersering.Pada
perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya
penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan hubungan seksual
oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan mengalami konjungtivitis
dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi di
kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia yang di
laporkan. Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena konsentrasi ejakulat
yang terinfeksi tertahan di vagina sehingga pemajanan memanjang.
Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat melalui mikroskop setelah
diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada pemeriksaan pap smear akibat siklus
hidupnya yang tak mudah dilacak.
o Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian
dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini biasanya
mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue
cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.
B. Infeksi virus
o Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan system
syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring, menyebabkan
lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga menyebabkan harpes genitalis
primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak dapat di sembuhkan.Pada orang yang
imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan
di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab. HSV mempunyai
kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan membrane sel.
Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masa-masa infeksi
aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu dan cepat
berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk
menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe
regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan humoral
yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang akson untuk
bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan
sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase aktif
maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa saluran
genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa selama
hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang terinfeksi HIV lebih
rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak
mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang tidak
menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang kemudian
pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.
C. Infeksi Jamur
o Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari 80% yaitu
vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan secara
seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau flora bakteri
local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes mellitus, pada
pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat, konstriktif dan sintetik,
sehingga menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab untuk kolonisasi dapat
menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya pencuci
vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan kolonisasi.
Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas sedangkan pada laki-
laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak seksual dengan perempuan yang mengidap
kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan suami istri ini
desebut femoma ping pong.
D. Infeksi parasit
o Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel
pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif terhadap
infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak langsung dengan
eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap
infeksi dari pada laki-laki.
T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan pH vagina,
misalnya haid, kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina
merupakan predisposisi timbulnya trikomoniasis.
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi.
Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin. Walaupun
trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite, namun cara penularan
melalui fomite ini sangat jarang terjadi.
Walaupun jarang dapat ditularkan melalui perlengkapan mandi seperti hsnduk dan bibir
kloset. Flour albus tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan nyeri ditekan, dan
perih berkemih. Cairan vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan berbau.
E. Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan luka
akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.
F. Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel abnormal,
seringkali disertai darah yang tidak segar.
G. Menopause
Estrogen turun → vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang, dan
basil doderlein berkurang → memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah
menimbulkan luka → flour albus
H. Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks terkelupas,
mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul fluor albus.
I. Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan glukokortikoid
dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin.
Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi Adrenocorticopin (ACTH) yang berhubungan
dengan sekresi hormon peptida termasuk vasopresin, oksitosin, dan Corticotropin Releasing
Factor (CRF). Hormon peptida ini berperan mengatur fungsi imun. Dalam keadaan stres,
sekresi Growth Hormone (GH) juga meningkat, stress yang lama dapat menekan fungsi
gonad. Reseptor spesifik yang terdapat pada neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel.
Sel makrofag yang telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1).
Mediator ini sangat bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat membunuh sel-sel asing.
Hubungan
stresor, sistem
saraf, dan sistem
imun
Penelitian dari
Dasgupta (2003) melaporkan
bahwa ada impuls langsung
dari stressor yang mengenai
hipokampus yang diteruskan ke
resptor estrogen di vagina melalu Nerve Pathway khusus sehingga terjadi supresi estrogen
yang berakibat pergeseran pH vagina.
LO 2.4 Manifestasi Klinis
Fistula enterik Vagina cairan berbau busuk dengan Visualisasi langsung atau
(komplikasi berlalunya feses dari vagina palpasi fistula di bagian
persalinan, operasi bawah vagina
panggul, atau penyakit
inflamasi usus)
* Jika ada keputihan, pemeriksaan mikroskopis dari preparat basah garam dan preparat KOH
dan kultura bagi organisme menular seksual dilakukan (kecuali satu penyebab tidak menular
seperti alergi atau badan asing jelas)
KOH = K hidroksida
Keputihan Fisiologis
cairan vagina jernih
tidak berwarna
tidak gatal
sekret bisa sedikit atau cukup banyak
Keputihan Patologis
1. Bakteri
a. Chlamydia trachomatis
sekret serviks mukopulen dan ektopi
edema
rapuhnya serviks
b. Gardnerella vaginalis
banyak sekali discharge berwarna abu-abu
berbau amis
rasa gatal atau terbakar biasanya minimal
c. Neisseria gonorheae
infeksi daerah serviks (pada dewasa)
vaginitis (pada masa pubertas)
2. Jamur
a. Candida Albicans
seperti keju lembut, tidak berbau
pengumpulan eksudat seperti dadih berwarna keputihan dan sebagian agak
melekat pada serviks dan mukosa vagina
eritema dan edema vulva dan vagina
3. Protozoa
a. Trichomonas vaginalis
lendir tipis
warna hijau kuning
kadang berbusa dan berbau busuk
4. Virus
a. HPV (human papiloma virus)
lesi papilomatosa yang meninggi
mudah dilihat pada vulva
lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral, imunosupresi
b. herpes simplex virus
leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia
nyeri pada genitalia
disuria
perdarahan pervaginaan
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan suatu
tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian
besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:
Vaginosis bacterial
Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-kuningan dengan bau busuk
atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual.
Trikomoniasis
Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau amis.
Kandidiasis
Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat dan rasa terbakar
kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada komplikasi yang serius
Infeksi klamidia
Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus. Sering kencing
dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal
Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH. Keadaan
pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis.Tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga
dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas
objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan
diperiksa dibawah mikroskop. Trichoma vaginalis atau clue cells ( sel epitel dengan batas
yang gelap oleh bakteri kecil ), biasanya mudah diindentifikasi pada preparat saline yang
mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. Leukosit yang meningkat tanpa
trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi atau pseudohyphae
dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih
sensitif dibandingpemeriksaanmikroskopik.
Pemeriksaan organisme penyebab dengan spesimen yang diambil dari vagina fornik
anterior dan posterior menggunakan lidi kapas, lalu diletakkan di objek glass yang
ditetesi garam fisiologis (NaCl 0.9%) tampak protozoon fusiformis uniseluler yang
sedikit lebih besar dibandingkan sel leukosit (mempunyai flagel dan dapat dilihat
gerakannya) dan terdapat banyak sel radang
Cairan vagina pH 5.0-7.0
Pasien yang terinfeksi tapi tidak ada keluhan mungkin diketahui terinfeksi dengan
diketemukannnya Trichomonas pada PAP smear
Rapid Strip Test misalnyaXenostrip-Tv test.
Kultur diamonddengan media Feinberg-Whittington sebagaistandarbaku (gold
standard).
Kriteria SINDROMA
Diagnostik Normal Vaginosis Bakterialis Vaginosis Trikomonas Vulvovaginitis
Candida
pH vagina 3.8-4.2 >4.5 >4.5 >4.5
Cairan Putih,jernih,halu Tipis,homogen,putih Kuning- Putih,seperti
Vagina s abu- hijau,berbuih keju,kadang-kadang
abu,lengket,seringkal ,lengket,tambah tambah banyak
i tambah banyak banyak
Bau amis - Ada Mungkin ada Tidak ada
(KOH)
Uji Whiff
Keluhan - Keputihan,bau busuk Keputihan,berbuih,bau Gatal/panas,keputihan
utama (mungkin tambah busuk,pruritus
pasien tidak enak setelah vulva,disuria
koitus),kemungkinan
gatal
Mikroskopi Laktobasili,sel- Sel-sel clue dengan Trikomonas leukosit Kuncup
k sel epitel. bakteri kokoid yang >10 lapangan pandang jamur,hife,pseudoifa
1 laktobasili melekat,tidak ada kuat (preparat basah KOH)
2 epitel leukosit 4 trikomonas 6 kuncup jamur
3 sel clue 5 leukosit 7 pseudohife
Neisseria gonorrhoeae
Biasainya menyerang saluran urogenitalis (karena epitel yang selapis toraks)
.Keputihandisebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dari endocervicitis adalah purulen, tipis
dan agak bau. Dengan keluhan tambahn fluor albus,infeksi ada beberapa kali disertai dengan
keluhan disuria, dispareunia dan bawah perut nyeri, demam, mual dan muntah.
Chlamydia trachomatis
Keputihan disebabkan oleh Chlamydiatrachomatis ditandai dengan purulen atau eksudat
mukopurulen terlihat di endoserviks dan serviks rapuh dan berdarah mudah menjadi
pendarahan postcoitus atau perdarahan intermenstruasi.
Herpes genital
Disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang mengakibatkan ulkus genital. Gejalan
klinis dapat sistemik atau lokal (gatal dan panas lokal). Pasien mengalami sindroma
menyerupai virus (demam,rasa tak enak badan,parestesia vulva dan pembentukan vesikula).
Vesikula banyak dapat menyebabkan ulkus dangkal,nyeri dan dapat bergabung jadi satu
Sifilis
Diakibatkan Treponema pallidum,dibagi menjadi beberapa macam
- Sifilis primer : ulkus keras dan tidak nyeri,soliter dan timbul di vulva,vagina dan
serviks. Dapat terjadi ulkus ekstragenital
- Sifilis sekunder : sistemik yaitu ruam makulopapular di telapak tangan dan kaki,bercak
mukosa dan kondiloma lata,lesi putih abu-abu yang meninggi dan besar. Tidak nyeri
dan adenopati
- Sifilis tersier : mengenai CVS,CNS dan muskuloskeletal
Uretoritis nonspesifik
Manifestasi klinis pada wanita sering tidak khas, asimptomatis atau sangat ringan.
Jika ada, keluhan berupa fluor albus kekuninhan ( mukopurulen ). Klamidiosis sering
ditemukan pada wanita dengan pasangan seksual yang menderita uretrotis nonspesifik. Pada
pemeriksaan klinis dapat ditemukan eksudat serviks mukopurulen, atau erosi serviks.
ANAMNESIS
Diagnosis Banding
Ca Cervix
infeksi Chlamydia
atropik vaginitis
gonorrhea
LO 2.6 Tatalaksana
Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak perlu pengobatan, cukup
hanya menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.Apabila keputihan yang patologik,
sebaiknya segera memeriksakan kedokter, tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan
dari mana keputihan itu berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu
akan lebih memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang
ditemukan.Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan yang
disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis.Penatalaksanaan yang adekuat dengan
menggabungkan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.
Tujuan pengobatan:
- Menghilangkan gejala
- Memberantas penyebabrnya
- Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
a. Terapi farmakologi
Antiseptik :
Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan
alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
Anti biotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan
urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu
minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg
3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis.
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual. Untuk
infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap
alkohol.
Kontra indikasi : pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
1. Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna
2. Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin terhadap
susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL dosis
diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
Anti jamur :
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap
obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan
sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai obat
pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada
luka terbuka.
Anti Virus :
Asiklovir
Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan
krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1. Candida albicans
Topikal
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 – 14 hari
Sistemik
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2. Chlamidia trachomatis
Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
3. Gardnerella vaginalis
Metronidazole 2 x 500 mg
Metronidazole 2 gram dosis tunggal
Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
Amoksisiklin 3 gr im
Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Kanamisin 2 gram im
Ofloksasin 400 mg/oral
LO 2.7 Komplikasi
LO 2.8 Prognosis
LO 2.9 Pencegahan
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan . Hindari promiskuitas atau gunakankondom untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan
tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yangmenyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut,
pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan
ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina .Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah
vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang- barang yang memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya
perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal
keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008).
Menurut sistem CIN pengelompokan hasil uji Pap Semar terdiri dari (Feig, 2001):
a. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari
sepertiga lapisan epitelium.
b. CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
c. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan
sampai ke basement membrane dari epitelium.
Klasifikasi Bethesda pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988. Setelah melalui beberapa
kali pembaharuan, maka saat ini digunakan klasifikasi Bethesda 2001. Klasifikasi Bethesda
2001 adalah sebagai berikut (Marquardt, 2002):
1. Sel skuamosa
a. Atypical Squamous Cells Undetermined Significance (ASC-US)
b. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL)
c. High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
d. Squamous Cells Carcinoma
2. Sel glandular
a. Atypical Endocervical Cells
b. Atypical Endometrial Cells
c. Atypical Glandular Cells
d. Adenokarsinoma Endoservikal In situ
e. Adenokarsinoma Endoserviks
f. Adenokarsinoma Endometrium
g. Adenokarsinoma Ekstrauterin
h. Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya (NOS)
Persiapan PAP'smear :
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu
ketika ada beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu‘anha
tentang batasan berakhirnya haidh. Beliau menjawab :
َ صةَ ْالبَي
ْضا َء َّ َْج ْلنَ َحتَّى ت ََر ْينَ ْالق
َ اَل تَع
“Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan
putih”
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih
sebagaimana di sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak
normal, yang umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi.Akibatnya,
timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi
kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa
sangat gatal atau panas.Dalam khazanah Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan
cairan putih kekuningan (sufrah )صفرةatau cairan putih kekeruhan (kudrah )كدرة. Terkait
dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu
‘Athiyyah radhiallahu‘anhaberkata
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang
mengalami menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai
kewajibanmelaksanakan shalat dan puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak
(cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih
dahulu.