Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIKIDANG
Jl. Raya Cikidang KM 19 Telp/Fax. ( 0266) 621177
Email : puskesmascikidang@gmail.com
Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi Kode Pos 43367 Jawa Barat

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENAMBALAN DENGAN ART (ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT)

Latar Belakang

Masalah klasik yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah penyebaran tenaga


kesehatan gigi dan peralatan yang belum merata seperti penempatan tenaga kesehatan gigi
di puskesmas yang tidak memiliki peralatan padahal ratio tenaga kesehatan gigi dan
peralatan sudah memadai. Juga ada beberapa puskesmas yang belum ada saluran listrik,
tetapi mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi (dental unit).

Disamping itu, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi masih belum


mendukung, yang dapat dilihat dengan masih banyaknya permintaan pencabutan daripada
penambalan.

Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang optimal, yang mudah
dilakukan oleh tenaga non-profesional dan tanpa disertai perlengkapan kedokteran gigi
yang relative mahal, telah dikembangkan teknik baru dalam mengatasi masalah karies gigi
yaitu penggunaan ART (Atraumatic Restorative Treatment).

Penumpatan dengan cara ART adalah suatu prosedur penumpatan sederhana yang
dilakukan dengan mengexcavir lesi karies gigi dan hanya menggunakan hand-instrument
dan memakai bahan tumpatan yang mempunyai sifat adhesive yaitu glass ionomer.

Teknik ART ini dipakai hanya untuk lesi karies satu permukaan. Pada karies dengan
lesi yang meliputi 2 permukaan atau lebih, akan menghasilkan tumpatan yang tidak terlalu
kuat. Oleh karena itu, keberhasilan tumpatan ini tergantung pada ukuran atau luasnya
kavitas dan keterampilan operatornya.

Sejarah Perkembangan

ART berawal di negara berkembang, Tanzania pada pertengahan tahun 1980 an


sebagai bagian dari program Kesehatan Mulut Dasar di lapangan. Pada waktu itu tingkat
keberhasilannya tidak memuaskan oleh karena teknologi bahan restorasi terbatas.
Kemudian pada tahun 1990, uji coba lapangan ART untuk pertama kalinya di ujikan pada
kelompok uji klinis di Thailand.

PENAMBALAN DENGAN ART 1


Mengingat keadaan karies di Thailand , survei Kesehatan Mulut Nasional 1991
menunjukan skor DMFT (decay, Missing, Filling Teeth) rata-rata sebesar 1,5 untuk usia 12
tahun. Meskipun prevalensi karies dianggap rendah berasarkan klasifikasi WHO,
komponen yang ditumpat hanya sebesar 0,1 yang menunjukkan tingkat perawatan restorasi
yang sangat rendah.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka Atraumatic Restorative Treatment (ART)


diajukan di Thailand sebagai perawatan gigi restorative alternatif untuk mengontrol karies
gigi bagi populasi yang tidak terjangkau. Pendekatan ini merupakan terobosan untuk
mencapai tujuan dimana semua orang harus mempertahankan gigi asli selama mungkin
“Gigi untuk seumur hidup”.

Definisi

Atraumatic restorative Treatment (ART) adalah prosedur yang berdasarkan pada


pembuangan jaringan karies gigi dengan hanya menggunakan instrument tangan dan
disertai dengan penumpatan kavitas dengan bahan tumpatan adhesive glass ionomer.

Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi:

1. Kavitas dapat dicapai dengan instrument tangan


2. Kavitas meliputi sampai dengan dentin yang meliputi:
a. Kavitas satu permukaan
- Pada pit dan fitsure dipermukaan oklusal premolar dan molar
- Pada pit dipermukaan lingual insisivus atas
- Pada grove bukal dan lingual dari premolar dan molar
- Pada permukaan bukal dan lingual tepat diatas gingiva semua gigi
b. Kavitas lebih dar satu permukaan
- Pada permukaan proksimal dan oklusal dari premolar dan molar
- Pada permukaan bukal, lingual, dan oklusal dari premolar dan molar
- Pada incisal edge dan permukaan proksimal

Kontra Indikasi:

1. Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi yang tersangkut
2. Pulpa gigi terbuka
3. Gigi mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan kemungkinan terdapat inflasi kronis dari
pulpa
4. Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan

PENAMBALAN DENGAN ART 2


5. Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada permukaan proksimal, tapi kavitas
tersebut diatas dapat dijangkau dari arah proksimal maupun arah oklusal
6. Gigi dengan karies yang dalam
7. Gigi yang gangrene

Alat yang digunakan

Harus digunakan instrumen-instrumen yang tepat untuk setiap tindakan perawatan.


Keberhasilan perawatan tergantung oleh tingkat penguasaan operator mengenai fungsi dari
perbagai instrumen tersebut serta cara penggunaan yang benar.

Untuk melakukan penumpatan ART di lapangan maka diperlukan hand instrumen


berikut:

1. Oral Diagnostik (kaca mulut, Pinset, Sonde, dan Excavator)


2. Dental Hatchet
Instrumen ini digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavitas, untuk mengikis email
tipis yang tidak terdukung dan email yang terkena karies yang masih tertinggal setelah
pembuangan dentin berkaries.
3. Applier (Carver)
Instrumen berujung dua ini mempunyai dua fungsi. Ujung yang tumpul digunakan untuk
memasukkan adukan glass ionomer kedalam kavitas serta pit dan fitsure. Sedangkan ujung
tang tajam digunakan untuk membuang kelebihan bahan tambal dan membentuk glass
ionomer.
4. Mixing pad atau Glass slab dan Spatula
Kedu instrumen ini diperlukan pada pengadukan glass ionomer. Ada dua jenis mixing pad:
Glass slab dan paper pad yang disposable.
5. Wedge
6. Plastik strip (T bard)

Alat lainnya yang digunakan disamping instrumen hand instrumen adalah:

- Sarung tangan
- Masker
- Lampu operasi
- Dental bed
- Kursi tanpa sandaran
- Pressure Cooker
- Stone pengasah

PENAMBALAN DENGAN ART 3


Bahan yang digunakan

Bahan restorasi yang digunakan untuk prosedur ART adalah glass ionomer cement.

Komposisi glas ionomer:

Bubuk:

- Si O2 29% - Na Al F6 5%

- Al O3 16,6% - Al F3 5,3%

- Ca F2 34,3% - Al PO4 9,9%

Liquid:

- Polyacrylic acid-ita conic 47,5%

- Air 47,5%

- Tartonic acid 5,0%

Bahan ini terdiri dari bubuk dan cairan yang harus diaduk. Bubuknya adalah kaca
yang mengandung silicon-oxida, aluminium oxida dan calcium flourida. Bila cairannya
adalah air yang telah didemineralisir, maka bubuknya sudah mengandung polyacrilic acid
dalam bentuk kering (air yang telah disemineralisir adalah yang digunakan untuk mengisi
baterai/aki).

Preparasi

1) Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai tak ada lagi
dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan lubang sekali-kali dibasahi, keringkan
lubang.
2) Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak lubang.
3) Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada kapas kecil dan
diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama 10 – 15 detik. Maksud pemberian ini
adalah agar keadaan lembab sesuai kondisi tambalan yang akan digunakan. Sesudah
pengolesan dengan dentin conditioner maka cavitas haus diolesi kapas sebanyak 3 kali

PENAMBALAN DENGAN ART 4


untuk mengurangi contioner yang berlebihan, selanjutnya dikeringkan dengan kapas dan
cavitas siap ditambal.

Pengadukan

1) Satu sendok bubuk diletakkan pada papper pad, lalu dibagi menjadi dua bagian yang sama,
kemudian letakkan satu tetes liquid disebelah bubuk itu.
2) Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk mengeluarkan udara dari
bagian ujungnya dan kemudian dalam posisi vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada
papper pad. Bila perlu botol ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar.
3) Mula-mula cairan disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar 1,5 cm2.
Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah dari bubuk dengan cairan yang
menggunakan spatula.
4) Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-partikel bubuk secara
perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar.
5) Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam adukan tersebut setelah itu
diaduk kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan massa.
6) Pengadukan harus selesai 20 – 30 detik, hasil adukan yang baik harus licin seperti permen
karet.
7) Penumpatan dapat langsung dilakukan pada cavitas tanpa preparasi terlebih dahulu,
digunakan Vaseline agar tambalan tidak mudah melengket dan untuk menghaluskan.

Penumpatan

1) Masukan bahan pengisi ke dalam lubang, pit dan fissure dengan carver dengan tekanan
ringan.
2) Tekan dengan jari (30”)yang sudah memakai sarung tangan.
3) Buang bahan yang berlebih.
4) Oles dengan Vaseline.
5) Periksa gigitan.
6) Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.

Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa tumpatan yang berlebih.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan teknik ART ini adalah:

1. Dapat dilakukan di daerah yang belum ada listrik ataupun di daerah yang sudah ada listrik
tetapi belum mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi.
2. Biaya relative murah.
3. Perlengkapan mudah dibawa-bawa.

PENAMBALAN DENGAN ART 5


4. Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur (terutama pada anak-
anak).
5. Tidak menimbulkan rasa sakit.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Cikidang Pelaksana Kegiatan

Asep Gumelar,Skm.MSi Amelia Diantyni,AMKG


NIP.196704241988031005 NIP.198812302011012005

PENAMBALAN DENGAN ART 6


LAMPIRAN

PENAMBALAN DENGAN ART 7


PENAMBALAN DENGAN ART 8
PENAMBALAN DENGAN ART 9
PENAMBALAN DENGAN ART 10
PENAMBALAN DENGAN ART 11
PENAMBALAN DENGAN ART 12
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Mata kuliah Konservasi Oleh Drg. Ellis Mirawati, M.MKes (Hal. 3-13)

http://gigidanmulutsehat.blogspot.com/2010/07/art-atraumatic-restorative-treatment.html

http://azhari80-penambalanart.blogspot.com/2011/03/penambalan-dengan-art-atraumatic.html

PENAMBALAN DENGAN ART 13

Anda mungkin juga menyukai