IDENTITAS PASIEN No. Rekam Medis : N. 5801.11.2013 Nama Pasien : Rahmi Niode Umur Pasien : 20 tahun Alamat : Tuminting
KASUS Seorang perempuan berusia 20 tahun berdomisili di Tuminting, datang ke klinik RSGM PSKG UNSRAT atas instruksi operator, dengan keluhan gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah terasa kasar, bau mulut, gusi terasa bengkak dan sakit, juga sering berdarah pada saat sikat gigi.
Riwayat Kesehatan Penderita yang perlu diperhatikan : Riwayat penyakit menular : t.a.k Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k
PEMERIKSAAN OBYEKTIF Keadaan Umum : Baik Ekstra oral : t.a.k Intra oral : 16, 15, 14, 12, 11, 21, 22, 23 31, 33, 34, 41, 42, 43, 44 (kalkulus supra gingiva dan kalkulus sub gingiva )
Diagnosis Klinis : 1. Ginggivitis menyeluruh pada semua regio et causa plak dan kalkulus. 2.Periodontitis Marginalis Kronis pada semua regio et causa plak dan kalkulus yang diperberat dengan crowding Rencana Perawatan : Kuretase Prognosis : Baik, karena dukungan tulang alveolar cukup, kondisi gingiva baik, dan pasien kooperatif. 3
ALAT DAN BAHAN Masker, Hanscoen, penutup dada (celemek) Diagnostik Set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset) Nierbekken + Dappen Glass Scaler Ultrasonic Kuret Gracey #1-2 Kuret Gracey #3-4 Glass Lab + semen spatel Tampon + Kapas + Alkohol 70% Cotton Roll dan Cotton Pellet Pack Periodontal Pehacaine + Syringe Disposable 3 CC & 5 CC Povidone iodine Larutan NaCl fisiologis 0,9 % untuk irigasi + Aquadest
TAHAP PERAWATAN . Fase pendahuluan / preliminary phase Telah dilakukan skeling dan root planning pada tanggal 7 november 2013. Kamis, 14 November 2013 Pengisian rekam medik bagian Periodontologi dan dokumentasi. kontrol 1 minggu paska skeling. Pencetakan model rahang atas dan rahang bawah serta Pengambilan foto X- ray Panoramik atas persetujuan instruktur : drg.Annisha Dwi Putri Kontrol 1 minggu Pasca Skeling : Tindakan yang dilakukan pemeriksaan kembali poket periodontal dengan menggunakan probe periodontal 3mm : di dapatkan hasil Gigi 31, poket bukal (4 mm). Gigi 33, poket bukal (6 mm).
2. Fase Bedah Tindakan Kuretase Adapun tahap tindakan kuretase yang akan dilakukan yaitu : 1. Desinfeksi area kerja dengan Povidone iodine. 4
2. Anestesi infiltrasi pada area bukalis dan palatal. Pada tindakan kuretase kasus ini akan digunakan kuret gracey. Kuret Gracey merupakan contoh dari kuret area spesifik, set instrument yang didesain dan dibentuk (dilengkungkan) agar dapat beradaptasi (sesuai) dengan permukaan anatomi gigi yang spesifik. Kuret ini kemungkinan besar merupakan alat terbaik untuk skeling subgingiva serta penghalusan akar karena memungkinkan adaptasi terhadap anatomi akar yang komplek. Kuret Gracey berujung ganda terdiri dari pasangan sebagai berikut : Kuret Gracey No. 1-2;3-4 gigi anterior Kuret Gracey No. 5-6, gigi anterior dan premolar Kuret Gracey No.7-8;9-10, gigi posterior permukaan facial & lingual Kuret Gracey No. 11-12, gigi posterior permukaan mesial Kuret Gracey No.13-14, gigi posterior permukaan distal Cara kerja Kuret Gracey hanya gerak tarikan searah. 3.Skeling & root planning Dalam tindakan ini digunakan kuret gracey untuk menghaluskan permukaan akar gigi. 4. Kuretase gingiva Masukkan kuret sejajar sumbu gigi, mata pisau menghadap gingiva (merupakan dinding poket ke dasar poket) tarik ke arah oklusal buang jaringan inflamasi & granulasi. Ini dilakukan pada poket bukal, poket mesial dan poket distal secara bertahap. Pada penatalaksanaannya kuretase dapat dilakukan dalam 2 tahap : Kuretase gingival : Membuang jaringan yang rusak, jaringan granulasi pada gingival yang merupakan dinding dari poket. Pada tahap ini perlu dilakukan secara hati-hati agar gingival tidak rusak atau sobek. Kuretase subgingival : Menghilangkan epithelial attachment dengan jalan memasukkan skeler dibagian apeks dari epithelial attachment sehingga terjadi luka baru (blood clot),re-attachment. 5. Setelah dirasakan permukaan antara gingival dan gigi sudah halus dan terlihat darah yang keluar pada saat kuretase sudah mulai berubah warna dari merah gelap (mengandung jaringan yang nekrosis) menjadi merah terang (mengandung jaringan sehat) berarti proses kuretase sudah bisa dihentikan sehingga dapat diteruskan dengan pembersihan daerah kerja. 5
6. Pembersihan daerah kerja dengan melakukan irigasi dengan larutan NaCl fisiologis 0,9 % & bilas dengan Aquadest sampai bersih untuk menyingkirkan sisa-sisa debris, jaringan nekrotik pada saat kuretase. NaCl merupakan garam yang berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih. Natrium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi tetapi yang paling sering digunakan natrium klorida 0,9% yang merupakan konsentrasi normal dari natrium klorida sehingga dinamakan normal saline. Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9% merupakan cairan bersifat fisiologis yang ada diseluruh tubuh, non toksik dan tidak mahal, karena alasan fisiologis ini sehingga tidak ada reaksi hipersensitivitas dari natrium klorida. Normal saline ini digunakan dalam kondisi apapun. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah.. Natrium klorida 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan sekitar luka, dan membantu luka menjalani proses penyembuhan. Natrium klorida (garam dapur/larutan garam fisiologis) merupakan larutan isotonic yang dapat dibuat dengan menambahkan garam sampai kepekatan larutan mencapai sekitar 0,9 %, larutan ini mengandung elektrolit yang diperlukan tubuh sebagai pengganti elektrolit yang hilang. 7. Pembersihan dan pengeringan daerah operasi dengan tampon steril. 8. Gingiva diadaptasikan ke permukaan gigi dengan cara menekan gusi ke arah gigi dengan jari selama 1-3 menit. 9.Pek periodontal kemudian diaduk dia atas glass slab sampai diperoleh konsistensi dempul kemudian diaplikasikan ke daerah operasi dengan tangan yang dibasahi dengan larutan NaCl 0,9 %. 10. Daerah operasi dibersihkan dan pasien diberikan instruksi post-kuretase dan resep
Jenis pek periodontal : Pembalut yang mengandung eugenol.- Pembalut jenis ini didasarkan pada reaksi oksida seng dengan eugenol, dan pertama kali diperkenalkan oleh Ward pada tahun 1923 dengan merek dagang Wondr-Pak. Pembalut ini kemudian dimodifikasi dengan penambahan bahan-bahan seperti seng asetat sebagai akselerator untuk memperbaiki waktu pengerasannya. Pemah juga ditambahkan asbes dan asam tannat sebagai bahan perekat dan pengisi, namun karena efek 6
iritasi dari bahan tersebut terhadap paru-paru dan hati penggunaannya telah dihentikan. Pembalut oksida seng-eugenol dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan yang harus diaduk sesaat sebelum digunakan. Untuk mempermudah kerja, pembalut ini bisa diaduk lebih dulu lalu dibalut dengan kertas berlilin dan disimpan dalam lemari pembeku (freezer). Kelemahan pembalut jenis ini adalah dapat mengiritasi jaringan karena eugenol yang dikandungnya dan sulit mempersiapkannya sebelum dipakai. Pembalut yang tidak mengandung eugenol.- Pembalut jenis ini didasarkan pada reaksi antara oksida logam dengan asam lemak. Kedalamnya ditambahkan beberapa bahan lain untuk mendapatkan plastisitas dan kepaduan. Beberapa contoh pembalut yang tidak mengandung eugenol adalah: 1. Pembalut yang mengandung oksida seng dan asam lemak tidak jenuh dari kelapa.- Contoh pembalut jenis ini adalah Coe-Pak yang dikemas dalam bentuk 2 tube pasta yang harus dicampur dengan jalan pengadukan sampai diperoleh warna yang merata sesaat sebelum digunakan. 2. Pembalut yang mengandung oksida seng dan glikol alkohol.- Pembalut jenis ini ada yang dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan yang harus diaduk lebih dulu sebelum dipakai, contohnya Peridres. Bentuk lain adalah bahan yang dikemas dalam wadah botol yang siap untuk dipakai tanpa perlu diaduk lebih dulu, contohnya Peripac. 3. Pembalut yang mengandung sianoakrilat.- Pembalut jenis ini mengandung N-butil sianoakrilat dalam bentuk cairan, yang pemakaiannya dengan jalan diteteskan atau disemprotkan. Cairan sianoakrilat akan mengeras dalam waktu 5 - 10 menit bila terkena udara dan cairan ludah. Setelah mengeras permukaannya licin dan rata. 4. Pembalut yang mengandung metakrilik.- Pembalut yang dikemas dalam bentuk jel ini disebut juga sebagai tissue conditioner.
CARA MEMPERSIAPKAN DAN MEMASANG PEMBALUT Pembalut yang mengandung oksida seng berbentuk bubuk dicampur dengan cairannya (yang mengandung eugenol atau tidak) diatas blok kertas berlilin dan diaduk dengan pengaduk kayu (bisa digunakan alat penekan lidah dari kayu). Bubuk ditambah sedikit demi sedikit sampai didapat pasta yang cukup kental. 7
Pembalut yang dikemas dalam bentuk dua tube pasta seperti Coe-Pak dipersiapkan dengan mencampur pasta basis dan pasta akselerator sama panjang, yang diaduk sampai didapatkan warna yang merata. Dalam 2 - 3 menit pasta yang telah diaduk sudah dapat dibentuk dan ditempatkan di atas luka. Untuk menempatkan pembalut, pembalut yang diaduk maupun yang sudah siap pakai lebih dulu dibentuk menjadi batangan sepanjang luka bedah yang hendak dibalut. Agar pembalut tidak melekat ke tangan, jari tangan sebaiknya diolesi vaselin. Dengan lebih dulu mengeringkan daerah luka bedah, batangan pembalut ditempatkan pada daerah luka bedah dan ditekan sepanjang gingival dan interproksimal. Pada permukaan vestibular penekanan dapat dilakukan dengan menekan bibir atau pipi pasien sehingga pembalut tidak melekat ke jari. Penekanan pada daerah interproksimal dilakukan dengan bantuan alat plastis. Penekanan pada permukaan oral dilakukan dengan jari tangan. Apabila daerah luka melibatkan gigi paling distal, maka pembalut sebelah vestibular dan oral harus bertemu di permukaan distal gigi paling distal. Pembalut harus membungkus sebagian gigi dan gingiva. Harus diperhatikan agar: (1) pembalut pada daerah gigi tidak sampai menghalangi oklusi agar tidak mudah lepas karena pecah, dan (2) tidak meluas terlalu jauh ke arah lipatan mukosa bukal agar tidak mengiritasi bila telah keras Fungsi pembalut periodontal adalah: 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan pendarahan pasca bedah. 2. Membantu penyembuhan dengan jalan melindungi luka bedah dari trauma sewaktu pengunyahan. 3. Mencegah timbulnya nyeri sakit yang dipicu oleh berkontaknya luka bedah dengan makanan atau lidah sewaktu pengunyahan. 4. Karena kaku setelah mengeras, sedikit berperan mensplin gigi yang goyang
Adapun Instruksi post-kuretase : Hindari makanan yang dapat merangsang perdarahan seperti makanan panas Dianjurkan untuk tidak makan kurang lebih 1 jam setelah prosedur kuretase Jangan berkumur terlalu keras Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara teratur kecuali daerah post- kuretase 8
Daerah post-kuretase tidak boleh dimainkan dengan lidah, tangan, atau digunakan untuk mengunyah Gunakan obat kumur mengandung antiseptik 2x sehari untuk mengontrol plak Jika terjadi perdarahan segera hubungi operator atau dokter gigi terdekat
Resep R/ Amoxcicillin tab 500 mg No.XV 3 dd 1 pc R/ Paracetamol tab 500 mg No.X 3 dd 1 pc p.r.n R/ Becom C cap No.X 2 dd1 R/ Minosep gargle 0,05% Fls.I 2 dd garg
3. Fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini: a. Kontrol dilakukan 1-2 minggu, dan dilakukan pembukaan pek periodontal. b. Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi c. Melekukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali d. Scalling dan polishing tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus. Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis