Anda di halaman 1dari 7

Gigi 4.

7 Mahkota Tinggal separuh/Diagnosa Nekrosis dan Luksasi

Nekrosis pulpa →kematian jaringan pulpa →akibat infeksi bakteri


Dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Nekrosis koagulasi →terjadi kerusakan sel, transpor intraseluler dan ekstraseluler terganggu
→sel menjadi kaku dan kompak
2. Nekrosis liquefaksi → disebabkan oleh kolonisasi primer atau sekunder bakteri anaerob
→terjadi dekstruksi enzimatik jaringan

⇒ Anamnesis nekrosis pulpa →tdk ada gejala rasa sakit, keluhan sakit terjdi bila ada peradangan
pada periapikal.
⇒ pada nekrosis total, tdk terdapat sakit. Namun, pada nekrosis sebagian biasanya ditemui nyeri.
● Perkusi →tidak didapatkan nyeri
● Palpasi → tdk ada bengkak dan mobilitas gigi normal
● Rontgen → biasanya normal kecuali ad peradangan pda periapikal
● Pemeriksaan subjektif
→ pada gigi trauma, tdk ada gejala sakit pada pulpa
→ nyeri hebat beberapa saat lalu tiba tiba hilang total
● Pemeriksaan obyektif
→ diskolorisasi gigi, indikasi terjadi nekrosis pulpa
→ pemeriksaan radiografi, kavitas yg besar atau restorasi
→ tes vitalitis, gigi tdk merespon terhadap tes vitalitas
→ pemeriksaan fisik, gigi berubah warna seperti suram atau opak
→ histopatologi, jaringan pulpa yg nekrosis, debris selular, dan mikroorganisme terlihat di
pulpa

Proses perawatan nekrosis pulpa

1. Nekrosis pulpa tanpa bengkak


→ tidak merespon stimulus, mungkin msih mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran
akar dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi yg menimbulkan nyeri (periodontitis
akut)

⇒ Untuk kenyamanan pasien, diberikan anestesi lokal. Setelah pemasangan isolator karet,
debridemen merupakan perawatan pilihan. Pada panjang kerja yg diperkirakan. Saluran akar
tdk boleh diperlebar tanpa mengetahui panjang kerja. Selama pembersihan saluran akar dan
pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dgn larutan NaCL, kmudian keringkan dgn
paper point. Jika saluran akar cukup lebar, isi dengan pasta CaOH dan ditambal sementara.

2. Nekrosis dengan pembengkakan terisolasi


→ adanya suatu pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar
gigi setelah gigi nekrosis.

⇒ mula-mula dilakukan trepanasi kemudian debrimenn saluran akar yaitu pembersihkan dan
pembentukan saluran akar yg sempurna. Lakukan drainase untuk meredakan tekanan dan
nyeri serta membuang iritan yg sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang drainasenya mudah
setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi harus dibatasi hanya di dalam saluran akar.
Pada pasien dengan abses periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran
akar, maka drainase dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil
sampai no.25.
Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan
irigasi dengan NaCl sebanyak-banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan paper
point, kemudian diisi dengan pasta CaOH dan diberi pelet kapas lalu ditambal
sementara. Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak
dapat dihentikan, kavitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut,
dan menasehati pasien berkumur dengan salin hangat selama 3 menit setiap jam.
Bila perlu beri resep analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk
drainase, akan mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang
berlanjut.

3. Nekrosis dengan pembengkakan menyebar


→pembengkakan menyebar dengan cepat ke jaringan. Tanda tanda sistematik, suhu pasien
naik.

⇒ Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah debridemen, pembersihan dan


pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no. 25 agar dapat
meningkatkan aliran eksudat. Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi,
mungkin diperlukan insisi malalui jaringan lunak pada tulang. Mukosa di atas daerah yang
terkena dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal,
misalnya khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang
mengalami fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang
digunakan untuk drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien disarankan
berkumur dengan larutan salin hangat selama 3 sampai 5 menit setiap jam. Pada
bengkak yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik dan analgetik.
Antibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme
penyebab biasanya streptokokus. Jika pasien alergi terhadap penisilin, gunakan
eritromisin atau klindamisin.

Alat dan Bahan Perawatan Saluran Akar ( Endodontik )

1. Dental unit
2. Alat OD ( sonde,pincet,excavator,mouthmirror)
3. Sonde endo berujung ganda
4. Ekskavator endo
5. Disposable syringe
6. Rubber dum
7. Round bur, fissure bur dan tapered bur

8. Ekstirpasi
9. File

10. Reamer

11. Handpiece
12. Endodontic mikromotor set
13. Petri dish bersekat
14. Gutta percha

15. ZOE

16. Sealer
Alat dan Bahan tindakan pencabutan gigi:
1. Dental unit
2. Alat OD (sonde,excavator,mouthmirror,pincet)
3. Chlor ethyl
4. Handscoon
5. Masker
6. Larutan anestesi
7. Disposable syringe
8. Tang cabut gigi dewasa
9. Bein
10. Tampon / kapas steril
11. Povidone iodine 10%

Standar Operasional Prosedur ( SOP )


1. Petugas memanggil pasien dan mengindentifikasi pasien lalu dipersilakan ke dental
unit
2. Petugas melakukan anamnesis terarah:
● Gejala sakit kadang ada, kadang tidak
● Kadang ada riwayat pembengkakan pada gusi
● Jaringan periapeks kadang peka terhadap tekanan
● Gigi tampak berubah warna
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika perlu):
● Tanda klinis → jaringan pulpa mati, perubhan warna, translusensi gigi berkurang
● Nekrosis koagulasi / Nekrosis steril → jaringan pulpa mengeras dan tdk berbau.
● Nekrosis liquefaksi →jaringan pulpa lisis dan bau.
● Tes perkusi pos/neg tergantung radang periapikal
● Tes vitalitas gigi negatif
4. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
penunjang
5. Petugas menentukan rencana perawatan
6. Petugas menjelaskan prosedur perawatan dan minta persetujuan dari pasien
7. Petugas melaksanakan perawatan.

A. Gigi dilakukan perawatan


→ apabila gigi masih kuat untuk tumpatan nekrosis pulpa maka dilakukan perawatan saluran
akar
→ dapat dilakukan pada kasus gigi tunggal, dan akar ganda lurus dgn sudut pandang kerja tdk
terhalang

B. Gigi di indikasikan utk pencabutan:


→ apabila pendukung gigi sdh tdk ada dan gigi tdk layak utk dipertahankan (dari segi biaya,
waktu atau kesenggangan pasien), maka tindakan pencabutan menjadi pilihan.

Prosedur tindakan pencabutan tanpa penyulit:


1. Dokter gigi memeriksa vitalitas gigi sesuai nomenklatur
2. Dokter gigi memberi antiseptic di daerah pencabutan dan anestesi
3. Dokter gigi menyuntikkan anestesi lokal/mandibular sesuai kebutuhan
indikasi
4. Dokter gigi melakukan pencabutan sesuai nomenklatur gigi
5. Dokter gigi memeriksa kelengkapan gigi yg dicabut dan periksa soket gigi
6. Dokter gigi melakukan kompresi soket gigi dan meletakkan tampon dengan
larutan iodine utk mengurangi pendarahan
7. Dokter gigi memberi instruksi pasca ekstraksi kpd pasien, resep obat jika
diperlukan dan anjuran kontrol kembali jika ada keluhan

Luksasi Gigi
→biasa terjadi krn trauma pada gigi dan struktur jaringan pendukungnya dan merusak suplai vaskular
dan persarafan pada gigi tsb → ada mobilitas gigi dari soket.
→ada berbagai tipe luksasi:
● Tipe konkusi
● Tipe subluksasi
● Tipe luksasi ekstrusif
● Tipe luksasi lateral
● Tipe luksasi intrusi

→ Diagnosis
● Tes vitalitas
→ pada luksasi konkusi, gigi merespon dan masih vital krn luka tdk terlalu merusak suplai
darah dan persarafan pada ruang pulpa.
→ pada tipe luksasi sublukasi, ekstrusif,lateral dan instrusi krn trauma lebih besar hingga
respon vitalitas gigi non vital.

● Penampakan klinis
→perubahan warna pada awal terjadi trauma, biasanya cenderung kemerahan.
→pulpa mengalami nekrosisis gigi, warna gigi ke abu abuan

● Pemeriksaan Radiograf
→ Pasca perawatan luksasi, pulpa gigi dipantau apabila terjadi
penyempitan rongga saluran akar atau terjadi metamorfosis kalsifikasi atau
obliterasi sebagai dampak dari trauma. Demikian dengan tulang pendukung,
terdapat kecenderungan untuk terjadi resorpsi tulang pada daerah periradikular.
● Perawatan luksasi gigi:
→reposisi gigi jika diperlukan
→ menstabilkan gigi, jika gigih tsb goyah dan butuh perbaikan jaringan periodontal
→ evaluasi kondisi pulpa, dan lakukan perawatan endodontik jika trjdi pulpa nekrosis
→perawatan yang paling penting untuk semua tipe luksasi adalah ”mengistirahatkan” gigi,
dengan melakukan splinting dan menghindari gigi dari tekanan pengunyahan sehingga dapat
membantu percepatan kesembuhan jaringan dan mengurangi rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai