Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

YUBALI ANI, M.PD


Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
jc_yubali@yahoo.com

Abstrak
Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran. Seperti semua
pembelajaran, penilaian menolong siswa untuk menjadi lebih berpengetahuan, kritis,
kompeten dan responsif. Melalui penilaian, guru dapat mengembangkan kompetensi
atau talenta yang dimiliki oleh setiap siswa. Adapun kompetensi yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah proses belajar mengajar adalah kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik, dimana penilaian yang dilakukan tidak hanya hasil akhirnya saja
tetapi juga proses selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu guru harus
mengetahui mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa sesuai
dengan kompetensi yang ingin diukur. Kompetensi yang diukur melalui penilaian
autentik menggambarkan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK)
atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Kata Kunci: penilaian, penilaian autentik, instrumen penilaian.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang


perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar
dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkelanjutan yang digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi siswa, bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Fokus penilaian dalam kurikulum 2013 adalah keberhasilan belajar siswa
dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan, meliputi sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Pencapaian kompetensi siswa benar-benar
terukur dan empiris, oleh karena itu harus ada rumusan yang jelas tentang
kriteria kompeten tersebut. Berikut adalah kriteria kompeten yang harus dicapai
oleh siswa, antara lain:
1. Siswa mampu memahami konsep yang mendasari standar kompetensi
yang harus dikuasai.
2. Siswa mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi
yang harus dicapai dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.

742
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

3. Siswa mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari-


hari.
Siswa dapat dikatakan kompeten setelah dilakukan penilaian dengan
instrumen yang benar-benar kompeten secara nyata dan relative
permanen/tetap, sehingga informasi yang diberikan benar-benar akurat.
Pencapaian kompetensi siswa adalah sesuatu yang terukur, operasional dan
siswa mengalami secara pribadi di dalam proses pembelajaran tersebut.
Namun pada kenyataan di lapangan, penilaian hasil belajar yang
dilakukan oleh guru hanya dari segi pengetahuan saja. Guru mengukur
keberhasilan belajar siswa dengan tes tertulis, untuk mengukur sejauh mana
siswa memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru. penilaian hanya
terfokuskan pada kompetensi pengetahuan siswa, sedangkan sikap dan
keterampilan siswa selama proses pembelajaran berlansung tidak dinilai.
Sehingga terlihat, pencapaian kompetensi pengetahuan dari siswa adalah paling
utama.
Jika kita melihat kepada kurikulum 2013, penilaian yang digunakan adalah
penilaian autentik. Penilaian yang dilakukan mencakup kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
harus merancang instrumen penilaian sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai dari mata pelajaran dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari sebuah pembelajaran. Dalam
setiap pembelajaran, penilaian berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian di
dalam pembelajaran membantu guru dalam mengevaluasi keefektifan
kurikulum, strategi mengajar dan kegiatan belajar yang mencakup kompetensi
pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Menurut Arifin (2013:4), penilaian
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Penilaian bukan hanya sebatas nilai saja, namun melalui penilaian guru dapat
merayakan pencapaian dan mendukung siswa dalam menghadapi tantangan
belajar.
Ada tiga tipe penilaian siswa yang berbeda dan memiliki sasaran masing-
masing, yaitu:
1. Penilaian atas pembelajaran (atau penilaian sumatif), merangkum
pencapaian siswa pada akhir tahun ajaran. Penilaian ini memonitor
seberapa baik siswa telah belajar apa yang diajarkan guru dan dilaporkan
sebagai sebuah angka atau huruf.

743
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

2. Penilaian bagi pembelajaran (atau penilaian formatif), memberikan


tanggapan deskriptif utuk meningkatkan pembelajaran dan proses
pembelajaran. Penilaian ini menolong siswa mengklarifikasi makna dan
mengatasi hambatan pembelajaran. Penilaian ini dapat menciptakan
kepercayaan diri siswa mengenai kemampuan mereka untuk belajar dan
menantang siswa meneruskan serta meningkatkan pembelajaran mereka.
3. Penilaian sebagai pembelajaran, siswa belajar dari menilai kemajuan
mereka sendiri. Siswa mempraktekkan penilaian diri sendiri terhadap
pembelajaran mereka, pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan sifat
mereka. Siswa juga belajar menentukan tujuan yang bermakna dan
realistis.
(Brummelen, 2011:150).
Ketiga tipe penilaian ini tidak selalu berbeda, oleh karena itu penilaian
yang tepat mencoba mencari tahu seberapa baik siswa telah mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Karena tidak semua hasil pembelajaran dapat
diukur secara penuh, kecuali guru dapat melihat siswa mengaplikasikan apa yang
sudah dipelajarinya dalam kehidupan nyata yang relevan.
Penilaian dipandang sebagai salah satu faktor yang penting dalam
menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, sehingga guru dapat
meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Guru juga harus mengetahui tujuan
dari penilaian siswa, antara lain untuk:
1. Mendorong dan meningkatkan pembelajaran siswa
a. Menilai sejauh mana siswa mencapai hasil belajar yang diharapkan,
mencari dan mengevaluasi hasil yang tidak diharapkan.
b. Mengenali pencapaian dan mendiagnosa kesulitan belajar agar siswa
belajar mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan mereka.
c. Mempertajam pengajaran dan pengalaman belajar lain untuk
meningkatkan baik pembelajaran individual maupun kelas.
d. Menolong siswa mengembangkan dan mempraktekkan penilaian diri
dan pemahaman diri mengenai pembelajaran mereka.
e. Menolong siswa menentukan tujuan pembelajaran yang bermakna
dan realistis serta menerima tanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri.
2. Mengkomunikasikan informasi bermakna kepada siswa, orang tua dan
otoritas sekolah mengenai pembelajaran siswa.
a. Memberikan tanggapan yang realistis dan bermanfaat mengenai
prestasi, kemampuan, perilaku, sikap dan sifat.
b. Menempatkan guru, siswa dan orang tua/wali dalam posisi saling
berhubungan satu sama lain mengenai kemajuan siswa sejalan
dengan waktu.
c. Memberikan bimbingan bagi pilihan pendidikan dan pekerjaan.
d. Melaporkan prestasi belajar kepada otoritas sekolah dan pemerintah.
(Brummelen, 2011:151-152).

744
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

Ringkasan tujuan-tujuan penilaian siswa di atas yang pertama


menekankan pada penilaian bagi dan sebagai pembelajaran, yaitu penilaian
terhadap perkembangan proses pembelajaran siswa dalam mencapai
kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan di dalam kegiatan belajar
mengajaran. Sedangkan yang kedua menekankan kepada penilaian atas
pembelajaran, yaitu penilaian terhadap hasil akhir siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar.

Penilaian Autentik
Salah satu penekanan di dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik.
Seperti yang kita ketahui penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data
yang memberikan gambaran mengenai perkembangan siswa setelah siswa
mengalami proses pembelajaran. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai
peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar,2013:35-36).
Pada penilaian autentik, siswa diminta untuk menerapkan konsep atau
teori dalam keadaan sebenarnya sesuai dengan kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keseimbangan
antara penilaian kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa sesuai dengan jenjangnya.
Contohnya untuk PAUD, TK dan SD, lebih banyak porsinya pada soft skill
(misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur, antara lain: mengamati,
motivasi berprestasi, kemauan kerja keras, disiplin, berkomunikasi, tata krama,
dll) daripada penilaian hard skill (pengukuran penguasaan pengetahuan dan
keterampilan).
Berikut adalah ciri-ciri penilaian autentik:
1. Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk.
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian.
5. Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan
nyata setiap hari.
6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian,
bukan keluasannya (kuantitas).
Sedangkan karakteristik penilaian autentik, adalah sebagai berikut:
1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, pencapaian kompetensi
terhadap satu kompetensi dasar (formatif) maupun pencapaian terhadap
standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester (sumatif).

745
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta,


menekankan pencapaian kompetensi keterampilan (skill) dan kinerja
(performance), bukan kompetensi yang sifatnya hafalan dan ingatan.
3. Berkesinambungan dan terintegrasi, merupakan satu kesatuan secara
utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian
kompetensi siswa.
4. Dapat digunakan sebagai feed back, dapat digunakan sebagai umpan
balik terhadap pencapaian kompetensi siswa secara komprehensif.

Berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik penilaian autentik di atas, maka


proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran dan mencerminkan masalah dunia nyata/sehari-hari. Sehingga
dalam merancang penilaian autentik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip,
sebagai berikut: penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan
kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar;
penilaian harus bersifat holistik mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan dan pengetahuan).

Instrumen Penilaian
Menurut Permendikbud, Strandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dilakukan secara seimbang, untuk mengetahui bahwa setiap
siswa sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Muatan di dalam penilaian
antara lain, ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program dan proses. Adapun teknik dan instrumen
penilaian, sebagai berikut:
1. Penilaian kompetensi sikap.
- Observasi, dilakukan secara berkesinambungan baik secara langsung
maupun tidak langsung perilaku siswa.
- Penilaian diri, meminta siswa mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam pencapaian kompetensi.
- Penilaian antarsiswa, siswa saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi.
- Jurnal, merupakan catatan guru baik di dalam maupun di luar kelas,
mengenai kekuatan dan kelemahan siswa.
2. Penilaian kompetensi keterampilan.
- Penilaian kerja, siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan praktek, proyek dan portofolio.
- Tes praktek, penilaian yang menuntut respons berupa perilaku yang
sesuai dengan tuntutan kompetensi.

746
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

- Projek, tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan,


pelaksanaan dan pelaporan baik tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
- Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya siswa yang bersifat
reflektif-integratif, dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.
3. Penilaian kompetensi pengetahuan.
- Tes tulis, berupa PG, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan dan uraian.
- Tes lisan, berupa daftar pertanyaan.
- Penugasan, berupa pekerjaan rumah dan proyek yang dapat
dikerjakan individual maupun kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Berdasarkan penjabaran di atas, instrumen penilaian harus memenuhi
persyaratan: mempresentasikan kompetensi yang ada dinilai, susunan penilaian
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan,
dan penggunaan Bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
perkembangan siswa.
Prinsip yang paling penting dari penilaian autentik adalah dalam
pembelajaran tidak hanya menilai apa saja yang sudah diketahui oleh siswa,
tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah pembelajaran
selesai. Sehingga kualitas hasil belajar dan kerja siswa dalam menyelesaikan
tugas dapat terukur. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan dalam melakukan
penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:
1. Autentik dari instrumen yang digunakan, menggunakan instrumen yang
bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan
kompetensi yang ada dikurikulum.
2. Autentik dari aspek yang diukur, menilai aspek-aspek hasil belajar secara
komprehensif meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
3. Autentik dari aspek kondisi siswa, menilai input (kondisi awal siswa),
proses (kinerja dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar), dan
output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, keterampilan maupun
pengetahuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar).
Melalui kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi penekanan dalam
melakukan penilaian hasil belajar siswa yang memperhatikan seluruh minat,
potensi dan prestasi siswa secara menyeluruh. Penilaian juga dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan agar dapat menggambarkan kemampuan para
siswa yang dievaluasi. Sangat penting untuk melibatkan siswa dalam penilaian,
sehingga siswa secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil
pembelajaran mereka.

KESIMPULAN

747
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang


memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi siswa menjadi manusia
Indonesia berkualitas. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Standar penilaian bertujuan untuk menjamin: 1) perencanaan penilaian siswa
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip
penilaian, 2) pelaksanaan penilaian siswa secara professional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan 3) pelaporan hasil
penilaian siswa secara objektif, akuntabel dan informatif.
Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru perlu memperhatikan
instrumen penilaian yang digunakan harus memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Karena penilaian
memiliki makna yang penting, baik bagi siswa, guru maupun sekolah. Adapun
makna penilaian bagi setiap pihak adalah:
1. Bagi siswa, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti
pelajaran; kompetensi apa saja yang sudah tercapai selama siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi guru, untuk mengetahui siswa yang berhak melanjutkan
pelajarannya karena sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM);
untuk mengetahui apakah materi pelajaran yang diajarkan sudah sesuai
bagi siswa, sehingga tidak membutuhkan perubahan; untuk mengetahui
apakah strategi, metode dan pendekatan yang digunakan sudah sesuai.
3. Bagi sekolah, untuk mengetahui penilaian yang diadakan oleh guru sudah
sesuai dengan kondisi belajar dan kultur akademik sekolah; informasi
penilaian yang diperoleh menjadi acuan apakah sekolah sudah memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (SNP); informasi penilaian dapat menjadi
bahan acuan bagi sekolah untuk menyusun program pendidikan untuk
masa yang akan datang lebih baik.
(Widoyoko, 2013)

Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan terencana dan baik
mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumen,
pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil
penilaian. Ketika hal ini dilakukan maka guru dapat meningkatkan mutu hasil
belajar siswa dalam pencapaian kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan secara maksimal setelah siswa selesai mengikuti proses belajar
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. “Prinsip, Teknik, Prosedur”. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2013.

748
Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013

Brummelen, Harro Van. Berjalan dengan Tuhan di dalam kelas. “Pendekatan


Kristiani untuk Pembelajaran.” Edisi ketiga. Jawa Timur: ACSI, 2011.
Kunandar. Penilaian Autentik. “Penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan
kurikulum 2013.” Suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rajagrafindo, 2013.
Rusman. Model-model Pembelajaran. “Mengembangkan profesionalisme guru.”
Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan. “Prinsip dan Operasionalnya”. Jakarta: Bumi
Aksara, 2011.
Widoyoko, S. E. Putro. Evaluasi program pembelajaran. “Panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik.” Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013.

749

Anda mungkin juga menyukai