Anda di halaman 1dari 62

BAHAN KONSTRUKSI KIMIA

BAHAN GALIAN INDUSTRI

Disusun Oleh:
Kelompok 7
M. Fikri Hidayat (0611 3040 1042)
Putri Linda (0611 3040 1045)
Rosdelima (0611 3040 1047)

Kelas : 4 KIB
Dosen Pembimbing : Zurohaina, ST, MT.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2013
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah – Nyalah, kami
selaku penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Bahan Galian Industri” ini. Makalah ini
dibuat guna memenuhi nilai tugas yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah “Bahan
Konstruksi Kimia”.
Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan – rekan sekalian,
khususnya dosen pengasuh mata kuliah “Bahan Konstruksi Kimia” ini, yaitu Ibu Zurohaina S.t,
M.T. karena berkat beliaulah kami dapat menambah wawasan lain mengenai “Bahan Galian
Industri”. Lalu, kepada rekan–rekan seperjuangan yang telah turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Sehingga pada akhirnya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami selaku penulis sadar, bahwa di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian.
Demikianlah, makalah ini kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Mei 2013


Penulis

................................

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2-41
BAB 3 PENUTUP 42
KESIMPULAN 42
SARAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43-44

BAB I
PENDAHULUAN

3
Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara pelepasan
dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral. Mineral adalah suatu
benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan terdapat dialam, terbentuk secara
alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai komposisi kimia tertentu dengan struktur
atom dan sifat fisik yang sama.

Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan galian tersebut
diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industri, maka bahan galian industri
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen


2. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api
3. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam danUltra
Basa
4. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan Endapan Letakan
5. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal
6. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan

BAB II
PEMBAHASAN

4
I. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen
a. Batu Gamping

Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO 3). Dialam tidak jarang
pula dijumpai batu gamping magnesium. Batu gamping/batu kapur/limestone merupakan salah
satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.

Ciri dari batu gamping adalah sebagai berikut :


a. Warna : Putih, Putih kecoklatan, dan Putih keabuan
b. Kilap : Kaca, dan tanah
c. Goresan : Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan : Tidak teratur
e. Pecahan : Uneven
f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3
h. Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga

Batu Gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.


 Organik
Pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang.
 Mekanik
Bahannya sama dengan organik yang berbeda hanya terjadinya perombakan dari batu
gamping tersebut yang kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat
semula.

 Kimia

5
Terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar.
Mata air mineral dapat juga mengendapkan batu gamping karena peredaran air panas alam
yang melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan yang kemudian diendapkan di
permukaan.

Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan
yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu
gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar
fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih
tahan terhadap cuaca.

Tempat Terdapatnya Batu Gamping:

1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya)


2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten)
3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang)
4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu)
5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng)
6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang)
7. Nusa tenggara (timor, sumbawa)
8. Maluku
9. Papua (kotabaru)
Lokasi yang menghasilkan batu gamping terbanyak adalah di Kabupaten
Manggarai dengan cadangan mencapai 5.558.771.299 m3.

Penambangan:
Tambang terbuka, dikupas tanah penutupnya dengan bulldozer/powershovel kemudian
ditambang dengan pemboran peledakan atau secara sederhana dengan linggis, ganco dan lain-
lain.

Pengolahan:

6
 Tanpa diolah dapat untuk semen jalan bangunan
 Dengan pemanasan untuk mendapatkan kapur tohor (CaO)3, kapur padam (Ca(OH))2 dan
gas CO2. prosesnya disebut kalsinasi pada T = 900-1000 0C.

Reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
CaO + H2O Ca(OH)2
Pada pembuatan LCC (Light Calcium Carbonat) Bahan Galian gamping telah dikalsinasi.
Masing-masing produk dicuci dan direaksikan kembali maka didapatkan CaCO3 yang murni dan
ringan, kadar tinggi. Di alam ada HCC (High Calcium Carbonat) yaitu Bahan Galian gamping
yang dengan kadar tinggi dialam >95% CaCO3.
Berwujud bongkahan
Digiling halus
Dipanaskan/dibakar/ kalsinasi

Kegunaan:
1. Batu bangunan
dipakai untuk pondasi jalan, rumah, bendungan. Biasanya dipakai Bahan Galian
Gamping yang keras dan pejal berhablur halus dan mempunyai daya tekan 800-2500
kg/cm2.
2. Bahan bangunan
syarat : CaO+ MgO mininal 95 %, SiO 2+Al2O3 + Fe2O3 maksimal 5%, CO2 3 %, 70 %
lolos ayakan 0,85 mm.
3. Industri kaca
berfungsi sebagai Galian fluks dengan kadar 0,96% SiO2, 0,04 Fe2O3, 0,14 % Al2O3,
0,15% MgO, 55,8% CaO
4. Industri bata silika
Syarat: 90% CaO, maksimal 4,5% MgO, maksimal 1,5% Fe 2O3+Al2O3, maksimal 55,8%
CO2.

5. Industri semen :

7
syarat: 50-55% CaO, maksimal 2% MgO, viskositas 3200 cp (40% H2O), 2,47 % Fe 2O3,
0,95% Al2O3
6. Pembuatan karbit
bahan utama 60 % kapur tohor dan 40 % kokas.
Syarat: minimal 92% CaO, 75 % MgO, maksimal 1% Fe 2O3 + Al2O3. Untuk kokas
maksimal 5% Fe2O3, maksimal 0,2% S, maksimal 0,02 % P, hilang pijar 4 % maksimal
2% SiO2. Khusus kokas kadar arang padat > 86%. Kadar abu maks 12%, tidak rapuh,
kadar air rendah.
Pembuatan karbit : kokas dan kapur tohor dicampur dengan perbandingan 1,7 : 1 diaduk,
kemudian dibakar dalam tanur listrik dengan T 200 0C. Hasil pembakaran dimasukan
dalam tabung dengan reaksi:
CaO+ C + CaC2 + CO
7. Pembuatan refraktori
Sebagai Galian bahan baku adalah high calcium lime yg mengandung 95% CaCO 3, 5 %
dolomit. Dapat juga high magnesium lime mengandung 50-90% CaCO3, 10-50%
dolomit, sebagai Galian bahan tambahan adalah clay dan air.
Pembuatannya :
Dibuat CaO maupun CaOMgO, dilakukan hidrasi diperoleh Ca(OH) 2 dan Ca(OH)2MgO
kemudian bahan baku dicampur dengan bahan tambahan (clay,samot,air) dan dicetak
serta diangin-anginkan, setelah itu dipanaskan 1200 0C sehingga didapatkan produk.
8. Pelicin tablet
Syarat: berukuran –200 mesh, kandungan CaCO3 98,5% sehingga merupakan serbuk
hablur putih tidak berbau dan tidak berasa, tidak mengandung arsen dan logam berat
lainnya, susut kering tidak melebihi 1% tidak mengganggu bahan aktif.
Pembuatannya :
formulasi tablet dicampur sesuai dosis + digiling granuler dan dikeringkan + digiling dan
ditambah dengan CaCO3 + lubrication & dicetak & ditekan + didapat produk.
9. Peleburan baja
Berfungsi sebagai Galian bahan imbuh (fluks). Silika dan alumina akan bereaksi dengan
bahan imbuh menjadi terak/slag yang mengapung terletak di atas lelehan besi baja,
sehingga mudah dipisahkan. Disamping itu Bahan Galian Gamping dapat mengikat SO 2
dan H2O.

8
Syarat: CaO minimal 52%, SiO2 maksimal 4%, Al2O3+Fe2O3 3%, MgO maksimal 3,5%,
P maksimal 0,1%, Fe2O3 maksimal 0,65%.
10. Bahan Pemutih kertas, pulp, karet
Bahan Galian Gamping hablur murni digerus halus dengan syarat 98% CaCO3 dan PH >
7,8 dengan kehalusan 325 mesh mempunyai daya serap terhadap minyak warna putih.
11. Industri gula
Bahan Galian gamping berfungsi menjernihkan nira tebu dan menaikan tebu.
Biasanya untuk 1000 kw tebu = 100 kg kapur tohor dengan syarat 0,2% H 2), 0,2% HCl,
55% CaO, 0,1% SiO2, 0,1% Al2O3, 0,4% MgO, 43,6% CO2, 0,3% Na2OK2O.

b. Dolomit

Nama kimia : CaMg(CO3)2, Karbonat Magnesium Zat kapur

 Sistem hablur Rhombohedral


Dolomit (Dolomite)
CaMg(CO3)2  Berasosiasi (associated) dengan mineral kalsit dan
evaporit

Karakteristik Fisik:

 Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak berwarna, putih,
kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.
 Berkilap seperti mutiara ke seperti kaca ke tumpul.
 Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya.
 Sistem hablur adalah trigonal; menghalangi 3 Crystal Habits meliputi rhombohedral
pelana yang shaped yang kembar belah ketupat dan yang sederhana beberapa dengan
wajah yang sedikit dibengkokkan, juga seperti prisma/aneka warna, raksasa (masive),
berisi butir kecil dan batu karang yang membentuk. Tidak pernah yang ditemukan di
scalenohedrons.
 Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk rombohedron.
 Belahan conchoidal.
9
 Kekerasannya adalah 3.5-4
 Specific Gravity adalah 2.86 ( rata-rata)
 Warna lapisan putih.
 Karakteristik yang lain: Tidak sama dengan kalsit, berbuih dengan lemah dengan cuka
yang hangat atau ketika lebih dulu bertepung/berbubuk dengan HCl yang dingin.
 Mineral yang dihubungkan: meliputi kalsit, mineral bijih sulfida, fluorit [CaF], barit,
kwarsa dan adakalanya dengan emas.

Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara


teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4%
CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO 3.MgCO3, CaMg(CO3)2
atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang
murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping,
kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor,
terutama ion besi.

Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih


lunak dari batu gamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis
antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air
serta mudah dihancurkan.
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batu gamping dan
magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan
batu gamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Dalam beberapa semen,
sebagai sumber dari magnesium dan sebagai specimen mineral.

Tempat Terdapatnya Batu Dolomit :


Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa
marmer dolomit. Cadangan masih berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.
10
Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa
dalam batugamping. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 11 - 18%.
Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi -
Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.
Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di
daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih serta termasuk batu gamping
dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.
Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan
batu gamping dolomitan.
Propinsi Jawa Timur;
 Gunung Ngaten dan Gunung Ngembang, Tuban, formasi
batu-gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m 3, kandungan MgO = 14,5% sebesar
3 juta m3;
 Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya
dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%;
 Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu –
Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen,
ketebalan 50 m, bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3;
Kandungan MgO di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak
(9,5 - 20,8%);
 Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan
kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal,
kompak dan kristalin;
 Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur
Socah. Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng berumur
Pliosen, warna putih, agak lunak, sarang. Ada di bawah batu gamping dengan kandungan
MgO 9,32 -20,92%.
 Pacitan, Sentul dan Pancen; batu gamping dolomitan
45,5 - 90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit terdapat dalam
formasi batu-gamping Pliosen, tebal + 35 m dan cadangan sekitar 70 juta m3.
Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan lensa-lensa
dalam batu gamping.
11
Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah Hitam;
kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%, dan merupakan lensa-lensa dan kantong-kantong
dalam batu gamping.

c. Kalsit (batu bintang)

Sistem hablur Rhombohedral, Banyak ditemui dalam batuan sedimen tua


Kalsit (Calcite)
daripada Tertier, Low magnesium calcite (<4%) and high magnesium
CaCO3
calcite (>4%) still maintain, calcite crystal structure

Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu gamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO 3), mempunyai sistem kristal
Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium
dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam persentasi
berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan
dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe),
CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO 3 (substitusi oleh
Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk
prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit,
modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah
kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit
saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.
Tempat Terdapatnya Batu Kalsit meliputi daerah sepanjang pantai barat
Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara.
12
d. Marmer (Batu Pualam)

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau
malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya
endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai
foliasi mapun non foliasi.

Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia. Saat ini
daerah penghasil marmer di Indonesia sangat tersebar, antara lain Lampung, Jawa
Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Kupang.

Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Setiap ada
batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping
akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen
yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi.
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan
untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe
staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung.

Kelas Daya Aus (mm/menit) Kuat Tekan (kg/cm2)


1 < 0,100 1500 – 2000
13
2 0,100 – 0,130 1200 – 1400
3 0,130 – 0,160 990 – 1100
4 < 0,160 300 – 800

e. Oniks

Batu oniks atau onyx yang tergolong batu-batu kuarsa ada tiga macam. Yang
berwarna hitam dan dasarnya putih disebut batu oniks biasa, yang berwarna merah dan
dasarnya putih dinamakan karneol onyx, sedangkan yang merah tua dan dasarnya putih
diberi nama sardonyx. Biasanya batu oniks atau onyx di buat menjadi bentuk cabochon
dan kebanyakan warna dari batu ini telah dihasilkan lewat proses pemanasan atau kimia
dan amat sulit untuk dibedakan sehingga pembeli maupun penjualnya pun banyak yang
tidak bisa membedakan mana yang alami dan mana yang tidak. Batu oniks mempunyai
nilai keras 7 dalam daftar Mohs, walaupun batu ini keras tapi juga mudah tergores atau
lecet jika terbentur dengan keras.

Tempat ditemukan :

 Jawa Barat : Cinuru, Kabupaten Kuningan


 Jawa Tengah : Daerah Wirosan
 Jawa Timur : Desa Jari, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro; Pulau Bawean,
Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik; Petiken, Kabupaten Mojokerto.

Pengolahan dan Pemanfaatannya : Oniks biasanya dimanfaatkan sebagai hiasan seperti


asbak, vas, lampu duduk/gantung atau bentuk dekorasi lainnya atau ornamen.

14
f. Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan
P2O5.

Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat
dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma.
Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks,
terutama karbonit kompleks dan sienit.

Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat
dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah
sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih
kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.

Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan


pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan
deterjen.

Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5 = 0,17 - 43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat
lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.

15
g. Gipsum

Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis
hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO 4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari
beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah
karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan
di lapisan garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air
memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO 4.H2O) atau
juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas
suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.

Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal
gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih,
kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang
berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan
skala Mohs 1,5 – 2. Berat jenis gipsum antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter
pada 0°C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40°C, tapi menurun lagi ketika suhu
semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 660 sampai dengan 1140
dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin,
tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan
dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau
disebut diamagnetit.

Tempat diketemukan : Daerah istimewa aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan.

16
Pengolahan dan Pemanfaatannya : Bahan Tambang semen Portland, bahan
plester, bahan pembuat cetakan, bahan pembuat kapur tulis, alat optic dalam mikroskop
polarisasi, industri kimia, industri makanan (Sebagai pengental tofu karena memiliki
kadar kalsium yang tinggi).

h. Bentonit

17
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam
dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung
tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan
lain-lain.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium


silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung
yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui
pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau
pembersih bahan wool dari lemak.

Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)

Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke


dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering
berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan
berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai
pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium
(Na+).

b. Mg, (Ca-bentonit – non swelling bentonite)

Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap
terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat
menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal
memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan
magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru,

18
kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng
perlu aktivasi terlebih dahulu.

Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, sebagian


Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta
ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) .

Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor,


sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air.
Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap. Untuk lumpur
pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan
lempung lain yang telah diaktifkan.

19
i. Bar Clay dan Bond Clay

Tempat diketemukan: Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Utara.

Pengolahan dan Pemanfaatan

 Untuk bahan industri keramik dan bata tahan api


 Campuran makanan ternak (pelet)
 Sebagai bahan vulkanisir dalam industri karet

j. Fire Clay

Fire clay (tanah liat tahan api) adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang
bentuk kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan
mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Kebanyakan tanah liat
tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam

20
dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan berkadar
alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 1500 ºC

Tempat Diketemukan : Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan


Timur, Sulawesi.

Pengolahan dan Pemanfaatannya : Untuk pembuatan bata tahan api, perlengkapan


tungku, dalam badan keramik untuk menambah kemampuan bentuk.

k. Zeolit

Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman dan Amerika Serika.

Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O

Dimana M adalah kation bervalensi n

(AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif

H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.

Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah
lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh
dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang
diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan
pencemaran lingkungan.

21
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :

Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel


Analsim Na16(Al16Si32O96). 16H2O
Kabasit (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O
Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
Erionit (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
Heulandit Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Mordenit Na8(Al8Si40O96). 24H2O
Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Natrolit Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Wairakit Ca(Al2Si4O12). 12H2O

Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik
di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan
secara langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung
campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.

Bidang/Sektor Aplikasi
Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung
Pertanian pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan
ion ammonium, nitrogen, dan kalium pupuk.
Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit lembuhg pada
Peternakan hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan
amonia kotoran hewan.
Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi air, dapat
Perikanan
mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan.
Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, sebagai
Energi
panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon.
Industri Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi baja, dan besi

22
tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan
keramik.

Karena sifat unik dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan untuk berbagai aplikasi di industri
diantaranya zeolit digunakan di industri minyak bumi sebagai ‘cracking’, di industri deterjen
sebagai penukar ion, pelunak air sadah dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain

l. Diatomea

23
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi
terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air
atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin.
Diatomea berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya.
Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam, lempung, senyawa
karbonat, pasir silica, dan unsur organik lainnya.

Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas
ruah 0,5 – 1 ton/m3, berat jenis, 2 – 2,3, porositas < 90%, dan kandungan cangbang 1,7 – 30
juta/cm3, dengan ukuran 0,001 – 0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan
tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung
dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsur
lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium oksida,
fosfat, dan kalsium oksida.

Tempat diketemukan : Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Timur.

Pengolahan dan Pemanfaatan : Bahan Bangunan, bahan isolator/peredam panas, bahan


penyaring/filter, bahan pemutih, bahan keramik, bahan penggosok logam.

m. Yodium

24
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi
keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO3)2 atau
kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat.

Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya


dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang
mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang
terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel. Seperti halnya di
Watudakon Jawa Timur reservoar yang mengandung yodium terjebak dalam suatu
Antiklin Pucangan, Tempuran, dan Antiklin Segunung. Mineral yang mengandung
yodium ini bersifat halus, dengan kilap kaca, berwarna abu-abu kehitaman mengandung
unsur non logam, berat jenis sekitar 4,9. Potensi yodium di Watukadon total volume
struktur antiklinnya sekitar 4,847 milyar m3, dengan total potensi struktur terisi gas
adalah 472,19 juta m3, sedangkan struktur terisi brine adalah 4,375 milyar m 3 dan
cadangan potensial mencapai 288 juta m3. Yodium mempunyai titik leleh pada 113°C,
dan menguap pada temperatur 184,4°C menjadi gas biru-ungu dengan bau kurang sedap.

n. Mangan

Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih
mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan

25
terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu
besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif,
reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.
Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama
dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang
berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.

Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses
produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara
lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di


berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.

Sifat-sifat

Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh.
Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan.
Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan
meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan, dan kemampuan
pengerasan.

Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya


terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya, jenis alfa, stabil
pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis gamma, yang berubah menjadi alfa
pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah dipotong dan ditempa.

Kegunaan

26
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan sel kering
baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk
pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan cat hitam. Senyawa
permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan
dalam pengobatan. Mangan juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan
unsur yang penting untuk penggunaan vitamin B1.

Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di


berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.

o. Feldspar

Feldspar berasal dari bahasa jerman yaitu “field” dan “spath”. Field berarti bidang dan
spath yang berarti suatu batu karang yang tidak berisi. Fieldspathic mengacu pada material yang
berisi feldspar. Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium (potasium:K),
Natrium (sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok mineral ini
terbentuk oleh proses pneumatolistis dan hydrothermal yang membentuk urat pegmatite.
Pegmatit hanya tersusun oleh alkali feldspar dan kuarsa.
Feldspar di temukan pada batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa, baik yang
bersifat asam maupun basa. Batuan granit mengandung 60% feldspar yang berasosiasi dengan
kuarsa, mika khlorit, beryl, dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit berasosiasi dengan
kuarsa, mika dan topaz.

27
Seluruh jenis feldspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai
kekerasan sekitar 6 – 6, 5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2, 4 – 2, 8 gram/ml, sistem
kristal antara triklin atau monoklin, sedangkan warna bervariasi mulai dari putih keabu-abuan,
merah jambu, coklat kuning dan hijau. Feldspar dapat membentuk tanah liat karena proses
pelapukan kimiawi.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, feldspar secara kimiawi
dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar (KAlSi 3O8), natrium feldspar
(NaAlSi3O8), kalsium feldspar (CaAl2Si2O8) dan barium feldspar (Ba Al2Si2O8). Feldspar dapat
membentuk tanah liat karena proses pelapukan kimiawi.
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur
tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang
dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang
terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon
oleh aluminium.
Feldspar di gunakan di berbagai industri, banyak di perlukan sebagai bahan
pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah,
saniter, isolator dan juga di gunakan dalam industri gelas/kaca. Di Amerika feldspar juga
termasuk dalam bahan campuran pembersih peralatan rumah tangga, terutama yang memiliki
kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.

Kegunaan Feldspar untuk industri


1. Industri Keramik
Jenis feldspar yang di gunakan dalam industri keramik adalah orthoklas/mikrolin dan
albit/plagioklas asam (natrium feldspar). feldspar dalam bentuk plagioklas basa dengan kadar
kalium tinggi tidak di pakai. Persyaratan untuk industri keramik berdasarkan standar nasional
indonesia (SNI) adalah: SNI NO. 1145 – 1984.

2. Industri Gelas
Dalam industri gelas terdapat beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Syarat kimia atau komposisi oksida (%)
- SiO2, antara 68,00 – 69,99%
- Al2O3, di atas 17%

28
- (K2O + Na2O), di atas 11%
- Fe2O3, antara 0,1 – 0,2%
b. Syarat fisik
Ukuran butir: + 16 mesh – 0, + 20 mesh – 1%, maksimum, - 100 mesh – 25%,
maksimum
3. Industri Gelas Amber
- Kalium feldspar 99,5% berukuran – 20 mesh
- Fe2O3 (maksimum) = 0,05
- K2O lebih dari 10%
- Al2O3 lebih dari 18%. Silika bebas (maksimum = 6%)
- CaO (maksimum) = 2%
4. Industri Kaca Lembaran
- AlO3 lebih besar dari 18%
- Fe2O3 lebih kecil dari 0,8%
- K2O (alkali komponen) lebih besar 10%
5. Penggunaan sebagai bahan pengisi (fillter) di utamakan yang ukuran butirnya berkisar antara
200 mesh sampai 10 mikron.

29
30
II. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api

a. Perlit dan Obsidian

Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian
bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban diatasnya dan aliran lava yang
tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka terbentuklah perlitisasi. Batuan ini
berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang khas, apabila
dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.

Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas
atau kaca dari pada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan
dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Manfaat dari perlit dan obsidian adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi
bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan
pembawa (media) dan campuran makanan ternak.
Lokasi ditemukan bahan galian ini antara lain di Gunung Kiamis dan sekitarnya,
Kecamatan Pasirwangi dengan jumlah cadangan diperkirakan sebesar 72 juta ton. Berdasarkan
mutu dengan index pemuaian antara 120 -160 kali, prospek penambangan perlit di masa
mendatang cukup menjanjikan.

31
b. Purnice/Batu Apung

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang
terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas
volkanik silikat. Batu Apung terdiri dari pada silika, alumina, soda, besi oksida. Warna : putih,
abu-abu kebiruan, abu-abu gelap, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, jingga. Bongkah-
bongkah di waktu kering dapat terapung diatas air.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan
materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi
sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung
jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di
dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi
gunung api. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar,
kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan
batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO 2, Al2O3,
Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5,
bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm 3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8
gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi,
konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6
jam. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan Pulau Ternate.
Kegunaan batu apung : Untuk Bahan Penggosok (Ampelas), Bahan Bangunan
Konstruksi Ringan dan Tahan Api, Bahan Pengisi (Filler), Isolator Temperatur Tinggi, Rendah
dan Akustik Pembawa, Penyerap dan Saringan (Filter)

32
c. Tras

Tras adalah sejenis batu truf. Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami
perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah
tanah. Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu
dan agak sulit digali dengan alat sederhana.
Sifat Fisik Tras
Kadar air : 1 - 5,6 %
Kehausan : 18 - 46 %
Bobot isi :
 Gembur : 889 -1155 gr/l
 Padat : 1177 - 1361 gr/l
Kuat tekan : 4,6 - 83,2 kg/cm2
Kuat lentur : 1,9 - 25,5 kg/cm2
Waktu pengikatan :1-2

Kegunaan tras adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan
bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, namun secara
lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako.

33
Standar komposisi Kimia tras
Unsur Kisaran % berat
SiO2 40,75-56,2
Al2O3 17,35-27,95
Fe2O3 7,35-13,15
H2O 3,35-10,7
CaO
0,82-10,27
MgO
1,96-8,05

Tempat Ditemukan : NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Utara.

Teknik Penambangan
 Dilakukan dengan sistem penambangan terbuka
 Pengolahan dan Pemanfaatan
 Untuk luluh, plesteran, lantai, batako, semen rakyat.

d. Belerang

Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat
fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-
hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5
(skala Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan : berbentuk konkoidal dan
tidak rata. Kilap : damar, Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut
dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam CS2,

34
CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila
dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral
sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bahan peledak
(bubuk mesiu), korek api, insektisida dan fungisida.
Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, Sulut, Maluku.
Teknik Penambangan : Penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka.

e. Trakhit

Komposisi kimia dan mineral dari trachyte :


Komposisi Kimia : SiO2 = 60,40%; Al2O3 = 16,19%; Fe2O3 = 5,25%; MgO = 1,97%; Na2O =
4,26%; K2O = 5,00%; TiO2 = 0,51%; MnO = 0,10%
Komposisi Mineral : Mineral utama : alkali felspar (sanidin), plagioklas (andesin- labradorit),
biotit. Mineral asesori : amfibol, piroksen, magnetit, ilmenit, apatit, dcxv cgarnet, zirkon, titanit,
gelas.
Tempat Ditemukan : Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jateng, Jatim, Sulsel.
Pengolahan dan Manfaat : Untuk keperluan ornamen dan industri kimia.

f. Opal

35
Batu opal mempunyai nilai keras 5.5-6.5 berdasarkan daftar keras Mohs, mereka
menempati di urutan ke delapan. Komposisinya pun agak sederhana yaitu kiezelzuur dan air dan
bermacam-macam logam yang menyebabkan batu opal memantulkan beraneka ragam warna.
Dari segala macam variasi warna, batu opal yang berwarna merah dan hitam adalah yang paling
langka dan warna putih dan hijau adalah yang paling umum. Batu opal yang mempunyai dasar
background hitam lebih berharga dari pada yang putih. Tapi dari semua itu batu opal yang
memantulkan beraneka ragam warna adalah yang paling tinggi nilainya. Karena salah satu
komposisi dari batu opal itu adalah air (3-10% bahkan ada yang sampai 20%) maka hati-hati
jangan biarkan batu ini menjadi terlalu kering karena akan mudah retak, juga jangan terbentur
terlalu keras oleh karena itu. Batu opal juga merupakan batu nasional dari negara Australia. Batu
opal juga banyak disukai oleh para raja dan bangsawan.
Permainan warna pada permata opal disebabkan oleh butiran-butiran halus silica yang
tersusun sangat rapi dan berfungsi membelokkan cahaya serta memancarkannya, sehingga
menyebabkan warna-warna pelangi bermunculan saat dilihat dari sudut berbeda. Kegunaannya
untuk hiasan dan ornamen.
Terdapat beberapa jenis opal yang dikenal masyarakat umum seperti:
1. Opal biasa (common opal): Opal yang tidak menunjukkan permainan warna sama
sekali.
2. Opal putih (white opal): opal berwarna putih, abu-abu, putih susu, hanya memiliki
sedikit permainan warna atau tidak ada sama sekali.
3. Opal hitam (black opal): opal berwarna agak gelap kehitaman atau kecokelatan dengan
permainan warna, sehingga membuatnya lebih kontras.
4. Boulder opal: opal yang masih menempel pada batuan.
5. Matrix opal: opal yang masih menempel pada batuan sebagai garis atau bercak-bercak
warna.
6. Fire opal: opal tembus pandang atau sedikit tembus pandang berwarna merah, oranye,
kuning atau kecoklatan dengan sedikit permainan warna atau tidak ada sama sekali.
Tempat Ditemukan : Jabar, DIY, Irian Jaya
Teknik Penambangan
 Penambangan dilakukan secara sederhana dan dengan alat sederhana.
 Pengolahan dan Pemanfaatan
 Sebagai ornamen/hiasan antara lain mata cincin, kristal lampu gantung.
36
g. Kalsedon

Semua batu yang terdiri dari microcrystalline atau cryptocrystalline dalam berbagai batu
kuarsa disebut batu kalsedon (yang artinya jika tanpa bantuan mikroskop, kristal-kristal kuarsa
yang tersusun amat rapat di dalamnya akan teralu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang).
Termasuk mineral yang keras, nilai kerasnya 6.5-7 dalam daftar keras Mohs dan batu kalsedon
warnanya seperti diselimuti kabut, sehingga kusam atau buram cahayanya. Tidak seperti batu-
batu kuarsa lainnya yang seperti kristal. Batu kalsedon banyak berlubang-lubang lembut,
sehingga gampang untuk diberi warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu kalsedon tertentu
akan mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur. Batu kalsedon terdapat di berbagai
tempat di seluruh dunia dan warnanya bermacam-macam dari abu-abu, putih, hitam, oranye,
coklat, kuning, coklat-kemerahan, hijau muda sampai hijau tua, lavender, biru dan ada juga yang
campur-campur seperti batu akik (agaat) atau jasper. Warna yang paling banyak ditemui dari
batu kalsedon adalah warna putih sampai abu-abu, biru-keabu-abuan dan colat terang sampai
coklat gelap.
Kegunaanya banyak dalam pembuatan barang-barang suci keagamaan yang terdiri dari
salib, jimat, perhiasan jubah, gelang atau kalung, lambing-lambang dan patung.
Tempat Ditemukan: Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Maluku.
Teknik Penambangan
 Penambangan dilakukan secara sederhana dan dengan alat sederhana.
 Pengolahan dan Pemanfaatan
 Sebagai batu Mulia atau untuk hiasan/ornamen.

37
h. Andesit dan Basalt

Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri dari feldspar terutama
plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama kwarsa tidak ada, tetapi ada mineral
gelap seperti hornblende atau augit. Jika hornblende atau augit yang banyak, maka batuannya
disebut dengan andesit hornblende atau andesit biotit. Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi
sering merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, dan tracit. meskipun
demikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika banyak penokrisnya disebut dengan porfir
andesit. Jikan tanpa penokris dengan absidian. Batu apung dari komposisi andesit juga
diketemukan, demikian juga tuff andesit dan breksi andesit.

Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam. Plagioclase feldspar,


pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang umumnya ditemukan di batuan basalt.
Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava
pada suhu permukaan. Menurut definisi resmi, basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic
yang mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di
mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.

Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral
gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik
ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari
batuan basalt yang bernama gabbro.

Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, DIY,
Jatim, Kalsel, NTT, Sulut, Sulsel, Maluku, Irian Jaya.

38
Teknik Penambangan : Dilakukan dengan sistem peledakan, penggunaan backoe, showel,
buldoser atau scraper.
pengolahan dan Pemanfaatan : Sebagai batu tempel/hiasan pada tembok luar/pengganti tegel
(dinding) dan lantai.

39
III. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam dan
Ultra Basa

a. Granit dan Granodiorit

Ciri-ciri :

• Batuan beku asam berbutir kasar.

• Batuan granit berwarna kelabu dan terdapat bintik-bintik hitam.

• Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa Ortoklas).

• Proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.

• Susunan kimianya terdiri dari Al2O3, SiO2, TiO2, K2O, Fe2O3, MgO, CaO, MnO, FeO, Na2O,
H2O+, P2O5.

• Batuan granit berbentuk padat tak bereaksi dengan asam sulfat, permukaan kasar, berat, tidak
mudah hancur, dan berkilau.

Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa,
ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya putih,
kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar.
Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan
tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam.

Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalbar, Kalsel, Sulsel.

Teknik Penambangan : Dilakukan seperti pada penambangan andesit.

Pengolahan dan pemanfaatan : Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung,
untuk bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan
40
baku industri poles (tegel, ornamen, dan lain-lain) dan bahan bangunan (gedung, jalan,
jembatan, dan lain-lain), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris
rumah seperti lantai, wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.

b. Bauksit

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2O3H2O) dan mineral gibsit
(Al2O3.3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%,
Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO 2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama
sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu
lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Tempat Ditemukan : Sumut, Kalbar, Riau, dan Bangka Belitung.
Teknik Penambangan : Dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing.
Pengolahan dan Pemanfaatan
 bauksit mengandng beberapa mineral dengan kadar bervariasi, bila kandungan Al 2O3
dominan baru dinamakan bauksit.
 Dilakukan proses penggilingan sampai ukuran <35 mesh (0,417 mm)
 Proses melarutkan AL2O3 yang terdapat pada bauksit dengan larutan soda api pada
konsentrasi dan suhu tertentu dengan menggunakan uap sebaga media penghantar panas
dalam tabung baja yang tertahan terhadap tekan yang ditimbulkan uap.
 untuk Proses memisahkan larutan Al2O3 dari benda-benda padat yang tidak larut dan
disilication product, endapan dari persenyawaan yang terbentuk antara silika reaktif
dengan Na2O dan Al2O3.

41
 Penyaringan larutan Al2O3 dari koloid-koloid dan benda padat lainnya sehingga
diperoleh larutan Al2O3 yang bening.
 Adapun kegunaan dari bauksit adalah bahan utama penggunaan logam aluminium dan
bahan dasar industri kimia dan refraktori.

c. Mika

Mika adalah sejenis mineral. Kata "mika" berasal dari kata bahasa Latin micare,
"bergemerlapan", sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya saat berskala kecil).

Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Kalbar, Kalteng, Sulteng, Irian Jaya.

Pengolahan dan pemanfaatan :

1. Karena memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang sempurna, mika
sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk penerapan frekuensi radio. Selain
digunakan sebagai insulator dalam alat listrik tegangan tinggi, mika yang juga
merupakan bias ganda biasanya digunakan untuk membuat lempeng gelombang paruh.
2. Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukannya kaca) dalam berbagai jendela
untuk kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga dipakai untuk memisahkan
konduktor listrik dalam kabel yang dirancang untuk memiliki sebuah tingkat tahan api
agar menyediakan integritas sirkuit.

42
d. Asbes

Asbes dibagi menjadu dua kelompok:


1. Asbes serpentin
Jenis ini dapat dipintal, yang termasuk golongan ini antara lain mineral kristosil – 3 Mg2

SiO2 2H2O; serabutnya lemas dan halus seperti sutera, warna putih, panjang serabut

antara 4-5 inch, sangat kuat, satu ton bahan ini dapat dipintal sampai 10.000 meter, bila

dipanaskan dapat bertahan hingga 27600C.

2. Asbes Amfibol
Jenis ini sukar dipintal, yang termasuk golongan ini antara lain mineral antofilit – (Fe,
Mg) SiO3, terdapat sebagai gumpalan serabut pendek dan gelas, panjang serabut 4-5
inch, bila dipanaskan dapat bertahan hingga 2760 0C. Autofilit selain didapat di alam,
dapat pula dibuat dengan memanaskan magnesium metalisikat yang jauh lebih tinggi
dari pada titik lelehnya dan kemudian dengan cepat didinginkan.

Pengolahan dan Pemanfaatan


Asbes dari hasil penggalian diadakan pemilahan dengan tangan. Serabut yang
disebut mutu no.1 adalah yang panjangnya ≥0,75 inch, sedang yang panjangnya 0,37 –
0,75 inch disebut mutu no.2.
Bahan galian yang harus digiling, kemudian disaring bertahap dengan cara
penyedotan dengan udara dan akhirnya disisir dan dipintal. Didalam pemanfaatan asbes
dibagi menjadi 2 kelompok.
1. Yang Dipintal
Terutama dari jenis krisotil, dipergunakan sebagian besar untuk lapisan pada rem mobil.
Selain itu dipergunakan untuk bahan pelindung terhadap api, listrik dan bahan kimia.

43
2. Yang sukar dipintal
Dimanfaatkan untuk pembuatan panil asbes (lazim disebut eternit). Eternit dibuat dari
semen portland dan serabut asbes golongan nomor 2. banyaknya asbes untuk pembuatan
eternit biasanya 10-15% pipa asbes semen dipergunakan untuk mengalirkan berbagai
macam air, larutan bahan kimia, sebagai pelindung, kabel listrik, telepon dan sebagainya.

IV. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan Endapan
Letakan
a. Lempung

Lempung merupakan istilah butir yang lebih kecil dari 1/256 mm (menurut ukuran wentworth).
Apabila butiran-butiran tersebut sudah kompak kemudian lempung sama pengertiannya dengan
batu lempung.
Lempung dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Lempung residu
2. Lempung sedimen
Teknik penambangan : Penambangan tanah liat diawalin dengan pengupasan tanah penutup baik
dilakukan dengan peralatan sederhana maupun dengan peralatan berat misalnya bulldozer.
Persyaratan tanah liat yang akan dimanfaatkan untuk bahan baku semen portland
Semen Persentase (%)
SiO2 AL2O3 Fe2O3 CaO MgO SO3 loss Insol
Tipe I 21,3 6,0 2,7 63,2 2,9 1,8 1,3 0,2
Tipe II 22,3 4,7 4,3 63,1 2,5 1,7 0,8 0,1
Tipe III 20,4 5,9 3,1 64,3 2,0 2,3 1,2 0,2
Tipe IV 24,3 4,3 4,1 62,2 1,8 1,9 0,9 0,2
Tipe V 25,0 3,4 2,8 64,1 1,9 1,6 0,9 n.d
Putih 25,5 5,9 0,6 65,0 1,1 0,1 n.d n.d
Pozzolan 26,0 6,9 3,6 52,3 4,2 1,8 4,8 9,4

b. Pasir Kuarsa

44
Tempat ditemukan
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan selatan,
Kalimantan barat, Sulawesi selatan Irian jaya, Kalimantan timur.

Teknik penambangan
Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tanbang terbuka berbentuk jenjang. Tahapan
kegiatan meliputi pengupasan lapisan penutup, pembokaran pemuatan dan pengangkutan.

Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api berdasarkan komposisi kimia.
45
Analisis Spesifikasi
(Komposisi kimia)
SiO3 98 % (min)
Al2O3 1 % (min)
Na2O 0,3 % (maks)
K2O 0,3 % (maks)
TiO2 0,3 % (maks)

c. Intan

Sistem Cristal : isometrik.


Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih
sampai putih kebiruan, jingga, merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.
Goresan : putih
Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ); konkoidal.
Kekerasan : 10
Berat jenis : 3,50
Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau
porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit
aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata
bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batu permata.

Tempat ditemukan
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan timur.
Teknik penambangan
Intan dicari dengan cara membuat galian lubang didalam tanah yang mungkin mengandung
intan. Ada 2 macam lubang yaitu lubang surut dan lubang dalam.
46
Derajat kejernian intan
Simbol Kelas Keterangan
IF 1 Mutu tinggi, tak ada cacat/pengotoran.
VVS 2 Sedikit sekali mengandung cacat/pengotoran
VS 3 Sedikit mengandung cacat/pengotoran
SI 4 Pengotoran/ cacat sekali
P1 5 Pengotoran/cacat nyata
P2 6 Pengotoran/cacat besar
P3 7 Mutu rendah, pengotoran/cacat besar sekali.

d. Kaolin

Tempat ditemukan
Daerah istimewa aceh, sumatra utara, Sumatera selatan, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Sulawesi Tengah, Maluku.
Teknik penambangan
Tambang terbuka (open kit), tambang semprot (hydraulicking), tambang dalam (underground
mining).

47
48
49
e. Zirkon

Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika

(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk

senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium,

mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih

bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sistim kristal

monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan sempurna –

tidak beraturan, kekerasan 6,5 – 7,5, berat jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang

pijar 0,1%. Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.

Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan
Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan nama
tin belt.

f. Korundum

Rumus kimia aluminium oksida, Al2O3


Coklat hingga abu-abu, lebih jarang merah, biru, putih,
Warna
kuning.
Steep bipyramidal, tabular, prismatic, rhombohedral
Sifat kristal
crystals, massive or granular

50
Skala Mohs
9
kekerasan
Indeks bias nω=1.768 - 1.772 nε=1.760 - 1.763, Biref 0.009
Cerat Putih
densitas relatif 3.95-4.1
Kelarutan tidak larut

Korundum adalah kristal aluminium oksida dan merupakan salah satu mineral
pembentuk batuan. Secara alami mineral ini jernih, tapi dapat memiliki warna yang
berbeda dengan adanya zat pengotor. Spesimen yang transparan digunakan sebagai batu
permata, yang disebut rubi jika berwarna merah dan safir jika berwarna selain merah.
Selain kekerasannya, korundum dikenal karena densitasnya yang tinggi (4,02 g/cm³),
yang sangat tinggi untuk suatu mineral transparan yang tersusun dari unsur ber-massa
atom rendah aluminium dan oksigen.

V. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal

a. Barit

Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida,
lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna
kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai
sangat terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO),
dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit
juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida,
seperti timah.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian
ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai

51
bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan
extender), dan agregat semen.

Sifat Fisik dan Kimia :


Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk kristal tabular, tidak berwarna/putih apabila murni,
kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi. Sifat Kristal yang lain
kompak, granular, massive, ataupun berbentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 – 3,5
berat jenis 4,48 cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah membentuk
belahan prismatik, transparan ataupun translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulit
terbakar, dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi memberi nyala kuning-hijau.

Tempat diketemukan :

 Jawa Barat : Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya (berupa urat-urat


pada celah-celah batuan tufa breksi).
 Jawa Tengah : Kepulauan Plampang Kukusan, watutugu, Serno, Kabupaten Kulon Progo
(berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan warna
coklat tua); Durensari, Bagelen, Kabupaten Purworejo (seperti yang terdapat di
Plampang).
 Kalimantan Barat : Desa Lanjut, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Pontianak
(berupa urat/pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi
BaSO4= 96,5 - 98,5%, SiO2= 0,9 - 2,2%, Fe2O3= 0,3 - 0,57%.
 Nusa Tenggara Timur : Tg. Merah dan Pakuoyong (Pulau Lomblen), Kabupaten Flores
timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit); Kecamatan Riung
Kabupaten Ngada (berupa urat-urat dalam batuan tufa dasit).
 Sulawesi Selatan : Sangkanropi, Kabupaten Tanotoraja (berasosiasi dengan bijih sulfide
pada zona riolit/dasit yang terkersikan).

Teknik Penambangan

Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak di
permukaan. Oleh sebab itu sistem panambangan yang diterapkan adalah penambangan terbuka
dengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi pada reaktan-reaktan ataupun

52
patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi harus
sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Barit dari penambangan pada umumnya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga
langkah awal barit ini dicuci dengan air cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk
dan digerus, kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis
besar (±4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi
pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakan hasil proses pemecahan, dicuci
dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig untuk
selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat
dalam bentuk tepung.

Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industry karet, kaca atau gelas, kertas, dan
plastic. Tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan gas (untuk
mengakut cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang
demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan system sirkulasi).
Karena berat jenis besar, barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor
atom. Barit dicampur dengan fenol-formal dehid, silikat, asbes, dan arang kemudian digerus
halus akan diperoleh semen fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai
bahan kimia.

b. Pirofilit

Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia
Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor.
Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang
mirip dengan talk.
53
Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki
kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada
zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur
tinggi dan pH asam. Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas
sebagai pengganti talk, dan lain-lain.
Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi
andesit tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,
dan Pulau Sulawesi.

Tempat Diketemukan

 Daerah Istemewa Aceh : Takengon kabupaten Aceh Tengah


 Bengkulu : Sungai Batuintan dan Sungai Musna, desa Air Kopras, Kecamatan Lebong
Utara, Kabupaten Rejang Lebong (berwarna abu-abu muda keputihan, kompak, agak
keras dari tufa dasitis terubah, komposisi SiO2=58,48 – 65,54%, Al2O3=13,25 –
14,37%, FeO3=1,27-2,36%, MgO=0,12-0,48%, CaO=4,03-4,37%)
 Kalimantan Tengah : Kuala Kurun Tewah
 Kalimantan Barat : Desa Sememeng, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau (berasal
dari tufaterubah, berwarna putih)

Teknik Penambangan

Dilakukan seperti penambangan kaolin.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan dilakukan seperti pada kaolin. Pirofilit banyak digunakan pada industry keramik,
refraktori, kosmetik, kertas, cat, plastic, karet, dan industry kimia/sabun.

c. Toseki

54
Toseki adalah batuan beku asam (ziolit, dasit, perlit dan tufa asan) yang terbentuk
oleh proses hidrotermal dan menyebabkan terjadinya endapatn bijih pada dinding yang
diterobos dan kemudian mengalami perubahan sifat fisik, kimia dan mineral. Lokasi
toseki ditemukan di daerah timur laut Gunung Mandalagiri, Kecamatan Cikajang,
Kandungan serisit dalam toseki ini cukup baik (15-20%) dan sangat baik digunakan
sebagai bahan keramik. Kegunaan toseki umumnya dikaitan dengan kadar Fe2O3. Toseki
terutama untuk bahan baku keramik, refraktori, isolator. Sebagai bahan keramik toseki
mudah dikerjakan dan tidak memerlukan bahan campuran lain.

Tempat Diketemukan

 Sumatra Barat : Barangan, Kabupaten Padang Pariaman


 Bengkulu : tambang Sawah : Muaraman (warna putih keabuan, keras)
 Kalimantan Barat : Lumar, kabupaten Bengkoyang (hasil ubahan hydrothermal dari
batuan tufa dasitik, mutu kurang baik)
 Sulawesi Selatan : Sadang Malibong, Kecamatan Sesean, Kabupaten Tator (hasil ubahan
hydrothermal dalam batuan tufa dasit)

d. Oker

55
Oker ditemukan di jawa barat dan jawa timur. Penambangannya dilakukan
dengan tambang terbuka dan pengolahannya sebelum digiling oker dibersihkan dari
kotorannya. Untuk memisahkan fraksi dari serbuk dilakukan penyedotan sehingga akan
diperoleh dalam bentuk tepung, kemudian dilakukan pembakaran untuk mendapatkan
warna tertentu. Saat pembakaran besi hidrat yang mulanya berwarna kuning akan
berubah menjadi merah karena airnya menguap dan terbentuk besi oksida. Pada
pembakaran di udara yang lebih lama dan suhu yang tinggi, ferro akan berubah menjadi
ferro oksida yang warnanya merah tua.
Oker sendiri dimanfaatkan sebagai bahan utama cat merah (apabila dicampur
dengan minyak cat) dan dapat memberikan warna pada ubin.

e. Tawas

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua
jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan
alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium
merupakan jenis alum yang paling penting. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat
yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk
pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya.

Pengolahan dan pemanfaatan


Tawas dimanfaatkan untuk menjernihkan air/air sumur yang keruh. Air yang telah
dijernihkan dengan tawas tidak boleh diminum secara langsung tetapi harus dimasak
terlebih dahulu. Tawas dimanfaatkan pula sebagai sumber bahan pembuatan natrium dan
kalium, untuk bahan antiseptik, bahan industri farmasi, untuk bahan cat, bahan
penyamak kulit.

VI. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan

56
a. Batu Sabak (Slate)

Batu yang terbentuk dari butiran yang sangat halus. Batuan ini sangat keras dan
bersusun berlapis di alamnya dimana mudah dibelah mengikuti celah lapisannya
sehingga menjadi lempengan tipis. Tingkat homogen bervariasi ada yang rendah ada
yang cukup tinggi. Sering disebut juga sebagai Batu Templek.

b. Kuarsit

Kuarsit adalah batuan metamorf yang mempunyai ciri fisik seperti warnanya
putih, tekstur nematoblastik dengan strukturnya nonfoliasi. Batuan ini tersusun oleh
mineral kuarsa yang warnanya putih dengan bentuk prismatik.
Kuarsit terbentuk pada metamorfisme kontak atau regional rendah – sedang.
Batuan ini terbentuk dari batuan sedimen yaitu batu pasir kuarsa atau kaya akan silika,
jasper, dan juga dapat diperoleh dari aplites dan pegmatites. Temperatur terbentuknya
pada suhu sekitar 80000C dengan tekanan sekitar 5 – 8 kilobar. Kuarsit termasuk dalam
fasies greenschist.
Proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka karena segala
kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan
udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala kecil atau biasanya dilakukan oleh
penduduk setempat.

57
Kegunaannya untuk persediaan bahan bangunan, sering di gunakan sebagai
bahan dalam industry gelas dan keramik.

c. Grafit

Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala


Mohs), berat jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak mudah larut,
kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses dekomposisi
berlangsung lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.500 0C
bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi
karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan
transparan, sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia
masih megimpor grafit.

d. Wolastonit

Wolastonit ditemukan di Sumatera Barat. Penambangnnya dilakukan dengan cara


tambang terbuka dan menggunakan alat yang sederhana. Oleh karenanya wolastonit

58
yang diperoleh dari tambang harus dibersihkan dari zat pengotor dan kemudian dicuci
dengan air untuk membebaskan wolastonit agar bisa dimanfaatkan sebagai refraktori.

59
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara pelepasan
dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.
Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan galian tersebut
diperoleh:
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam danUltra
Basa
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan Endapan Letakan
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan

SARAN
Pembaca dapat mencari literatur lain mengenai “Bahan Galian Industri” ini, agar
pembaca dapat memahami pembahasan ini lebih mendalam.

60
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Nusa-Tenggara-Timur/Hasil-Tambang/Batu-
Gamping

http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.html

http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/26/pengeringan-beku-freeze-drying/

http://bosstambang.com/Bahan-Galian-Industri/batu-gamping.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Dolomit

http://lasonearth.wordpress.com/geology/mineralogi/mineral/dolomit/

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Dolomit/ulasan.asp?xdir=Dolomit&commId=10&comm=Dolomit

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Kalsit/ulasan.asp?xdir=Kalsit&commId=18&comm=Kalsit/batu
%20bintang

http://pkukmweb.ukm.my/~kamal/batu-sedimen/karbonat-pengenalan.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Marmer

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Marmer/ulasan.asp?xdir=Marmer&commId=23&comm=Marmer

http://elevenmillion.blogspot.com/2009/08/batu-oniks-onyx.html

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Fosfat/ulasan.asp?xdir=Fosfat&commId=14&comm=Fosfat

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Bentonit/ulasan.asp?xdir=Bentonit&commId=8&comm=Bentonit

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/fakta-tentang-zeolit/

http://hamonanganrsespanola.wordpress.com/tag/zeolit/

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Yodium/ulasan.asp?xdir=Yodium&commId=32&comm=Yodium

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/mangan/

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Mangan/ulasan.asp?xdir=Mangan&commId=22&comm=Mangan

http://mineral-info.blogspot.com/2009_03_01_archive.html

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Feldspar/ulasan.asp?xdir=Feldspar&commId=12&comm=Feldspar

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Zirkon/ulasan.asp?xdir=Zirkon&commId=34&comm=Zirkon

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Barit/ulasan.asp?xdir=Barit&commId=2&comm=Barit

61
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Phiropilit/ulasan.asp?
xdir=Phiropilit&commId=28&comm=Phiropilit

http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_pertambangan

http://artstonescapes.wordpress.com/batu-alam-potongan-natural-stone/

http://www.senyawa.com/2010/04/kuarsit.html

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Grafit/ulasan.asp?xdir=Grafit&commId=16&comm=Grafit

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-alum-tawas.html

http://sms-ikhlas.blogspot.com/2012/07/identifikasi-batugampingbatukapur.html

62

Anda mungkin juga menyukai