Referensi PDF
Referensi PDF
BAB VII
HASIL PERENCANAAN UNIT – UNIT
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
VII.1. Umum
Pada bab ini diuraikan hasil perencanaan unit-unit Instalasi
Pengolahan Air Minum Kota Kendari. Sedangkan perhitungan detail unit-
unit instalasi tersebut diuraikan pada Lampiran D, dan persamaan-
persamaan yang digunakan telah diuraikan pada Bab VI.
VII.2. Intake
Struktur intake dibangun pada sumber air baku dengan tujuan
utama mengumpulkan air untuk instalasi pengolahan air minum. Pada
perencanaan ini akan dibuat dua buah intake. Masing-masing intake akan
dilengkapi oleh :
• Bar screen
• Saluran intake
• Pintu air
• Bak pengumpul
• Sistem transmisi
Bar screen
Bar Screen adalah unit mekanis yang berfungsi menyisihkan
benda-benda kasar, seperti batangan kayu yang terapung sehingga tidak
mengganggu kinerja unit-unit selanjutnya.
Kriteria Desain :
• Jarak antar batang, b = 1″ - 2″
• Tebal batang, w = 0,8″ - 1,0″
• Kecepatan aliran saat melalui batang, v = 0,3 – 0,75 m/det
• Panjang penampang batang, p = 1,0″ – 1,5″
• Kemiringan batang dari horizontal, α = 30˚ - 60˚
• Headloss maksimum, hL = 6″
Data Perencanaan :
Saluran intake
Saluran intake merupakan saluran yang mengalirkan air baku dari
sumber air menuju bak pengumpul.
Kriteria Desain :
• v = 0,6 – 1,5 m/s, hal ini untuk mencegah sedimentasi pada saluran
intake.
• Kecepatan aliran pada kedalaman minimum harus lebih besar dari 0,6
m/det.
• Kecepatan aliran pada kedalaman maksimum harus lebih kecil dari 1,5
m/det.
Data Perencanaan :
• Debit perencanaan saluran, Q = 0,185 m3/det
Pintu air
Pintu air dalam saluran intake diperlukan untuk mengatur debit
pengaliran agar sesuai dengan keinginan. Selain itu juga, dipergunakan
untuk menghentikan aliran ke dalam bak pengumpul ketika akan dilakukan
pemeliharaan.
Kriteria Desain :
• Lebar pintu air, Lp < 3 m
• Kecepatan aliran, vp < 1 m/det
Data Perencanaan :
• Debit perencanaan, Q = 0,185 m3/det
• Lebar pintu air, Lp = 0,8 m
• Kecepatan aliran, vp = 0,6 m/det
Hasil Perencanaan :
• Tinggi bukaan pintu air, hf = 0,38 m
• Kehilangan tekan, HL = 16 cm
Bak pengumpul
Bak pengumpul ini memiliki fungsi untuk mengumpulkan air baku
yang masuk melalui pintu air sebelum dialirkan menuju instalasi
pengolahan air minum.
Kriteria Desain :
• Waktu tinggal di dalam bak pengumpul maksimal 20 menit.
• Dinding saluran dibuat kedap air dan konstruksinya terbuat dari beton
bertulang dengan ketebalan minimum 20 cm.
Data Perencanaan :
• Jumlah bak, n = 1
• Debit perencanaan, Q = 0,37 m3/det
• Waktu detensi, td = 30 detik
• Elevasi muka sungai pada berbagai kondisi :
- Hmaks : +4,35 m
- Have : +4,1 m
- Hmin : +4 m
• Elevasi muka tanah : +5,1 m
• Dasar bak ditetapkan 1,5 m di bawah LWL
• Perbandingan panjang dan lebar, p : l = 2 : 1
Hasil Perencanaan :
• Volume, V = 11,1 m3
• Elevasi dasar bak, Edb = +3 m
• Kedalaman efektif, h = 1,35 m
• Dimensi bak :
- Panjang, p = 4 m
- Lebar, L = 2 m
- Freeboard = 1 m
• Pada bagian tengah bak diberi sekat setebal 10 cm untuk menjaga
kontinuitas air baku apabila dilakukan pengurasan bak.
• Pengurasan bak dilakukan dengan menggunakan pompa yang
memiliki head 10 m. Pipa penguras berukuran 6 inchi.
Sistem transmisi
Sistem transmisi merupakan sistem untuk mentransmisikan air
baku dari intake menuju ke instalasi pengolahan air minum. Sistem ini
terdiri dari sistem perpipaan dan sistem pemompaan.
Kriteria Desain :
• Kecepatan dalam pipa hisap 1 – 1,5 m/det
• Beda ketinggian antara tinggi air minimum (LWL) dan pusat pompa
tidak lebih dari 3,7 m.
• Jika pompa diletakkan lebih tinggi dari LWL, jarak penyedotan harus
lebih kecil dari 4 m
• Lebih diutamakan peletakan pompa di bawah LWL, apabila memang
lebih ekonomis.
Data Perencanaan :
• Debit perencanaan, Q = 0,37 m3/det
• Jumlah pompa, n = 3 buah (2 operasional + 1 cadangan)
• Kecepatan aliran air pada pipa hisap adalah 1,4 m/det
Hasil Perencanaan :
• Kapasitas tiap pompa, q = 0,185 m3/det
• Diameter pipa hisap dan pipa tekan, d = 16 inchi
• Kecepatan melalui pipa hisap dan pipa tekan, V = 1,43 m/det
• Diameter pipa transmisi, dt = 20 inchi
• Kecepatan melalui pipa transmisi, Vt = 1,8 m/det
Pipa Hisap
Pipa hisap pada sistem pemompaan ini direncanakan memiliki
peralatan sebagai berikut :
Pipa Tekan
Pipa tekan memiliki peralatan sebagai berikut :
• Pipa lurus : ø = 16”, L = 2 m, f = 0,0224
• 1 buah oulet pompa : ø = 16”, k = 0,25
• 1 buah check valve : ø = 16”, k = 2,3
• 1 buah gate valve : ø = 16”, k = 0,2
• 1 buah elbow 90° : ø = 16”, k = 0,3
• 1 buah tee 45° : ø = 16”- 20”, k = 0,6
• Pipa lurus : ø = 20", L = 17 km, f = 0,0204
• 2 buah elbow 45° : ø = 20", k = 0,1
Kehilangan tekan melalui pipa tekan :
• Kehilangan tekan melalui pipa lurus, ΔHmayor = 123,791 m
• Kehilangan tekan melalui aksesoris, ΔHminor = 0,450 m
• Kehilangan tekan melalui pipa tekan, ΔHt = 124,241 m
Kebutuhan Kaporit
Data Perencanaan :
• Debit Pengolahan, q = 0,18 m3/det
• Oksidator yang akan digunakan adalah kaporit dalam bentuk padatan.
• Pembubuhan kaporit ke dalam bak pembubuh dilakukan 24 jam sekali.
• Jumlah bak pembubuh adalah 2 (1 operasional – 1 cadangan) dengan
bentuk silinder.
• Dosis kaporit (52%Cl2) = 2,048 mg/L
• Berat Jenis kaporit, ρkpr = 0,86 Kg/L
• Konsentrasi kaporit, Ckpr = 10%
Hasil Perencanaan :
• Kebutuhan kaporit, mkpr = 31,9 Kg/hari
• Volume kaporit tiap pembubuhan, Vkpr = 0,0371 m3
• Volume pelarut, Vair = 0,29 m3
• Volume larutan, V = 0,327 m3
VII.4. Koagulasi
Unit koagulasi berfungsi sebagai tempat membubuhkan koagulan ke
dalam air baku yang akan diolah. Unit koagulasi yang digunakan pada
instalasi pengolahan air minum ini adalah koagulasi tipe hidrolis dengan
menggunakan terjunan. Unit koagulasi ini dilengkapi oleh saluran menuju
bak koagulasi, bak koagulasi, bak pembubuh koagulan, dan pompa
pembubuh.
Kriteria Desain :
• Gradien Kecepatan, Gtd = 104 - 105 (det-1) (Reynolds, 1982)
• Waktu Detensi, td = 20 – 60 detik (Reynolds, 1982)
• Headloss, hL ≥ 0,6 m (Kawamura, 1991)
• Ketinggian pencampuran, Hp ≥ 0,3 m (Schulz&Okun, 1984)
• Bilangan Froud, Fr1 ≥ 2 (Schulz&Okun, 1984)
• Rasio Kedalaman, Y2/Y1 > 2,83 (Schulz&Okun, 1984)
Data Perencanaan :
• Jumlah bak, n = 1
• Tinggi terjunan, H = 2 m
• Lebar terjunan, b = 1 m
• Lebar bak, w = 1 m
• Gradien, G = 1000/det
• Waktu detensi, td = 20 det
Hasil Perencanaan :
• Debit perencanaan, Q = 0,18 m3/det
• Headloss, HL = 1,77 m
• Bilangan terjunan, D = 5,407 x 10-4
• Panjang terjunan, Ld =1,128 m
• Kedalaman air di beberapa titik :
- Kedalaman air di titik 1, Y1 = 0,04 m
- Kedalaman air di titik 2, Y2 = 0,4 m
• Kontrol Aliran :
Y2
- = 10
Y1
Hasil Perencanaan :
• Kebutuhan alum, mAl = 466,56 Kg/hari
• Debit alum, qAl = 172,16 L/hari
• Volume alum tiap pembubuhan, VAl = 0,172 m3
• Volume pelarut, Vair = 4,2 m3
• Volume larutan, V = 4,372 m3
• Dimensi bak pembubuh :
- Diameter bak pembubuh, d = 2 m
- Ketinggian bak pembubuh, d = 1,39 m
- Freeboard = 21 cm
Pompa Pembubuh
Data Perencanaan :
• Jumlah pompa adalah 2 (1 operasional – 1 cadangan)
• Efisiensi pompa, η = 0,85
• Head pompa disediakan, H = 10 m
• Debit larutan alum, ql = 4,372 m3/hari = 5,06 x 10-5 m3/det
Hasil Perencanaan :
• Massa jenis larutan, ρl = 1108 Kg/m3
• Daya pompa, P =6,47 watt ( daya yang disediakan 80 Watt)
VII.5 Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit
pengaduk cepat, dengan tujuan mempercepat laju tumbukan partikel. Pada
IPAM ini flokulasi akan dilakukan dengan menggunakan vertical baffle
channel (around-the-end baffles channel).
Kriteria Desain :
Parameter Satuan Nilai Sumber
G x td 104 - 105 Droste, 1997
Gradien Kecepatan, G dtk-1 20 - 120 Droste, 1997
Waktu detensi, td menit 15 - 45 Droste, 1997
Kecepatan aliran dalam bak, v m/s 0,1 – 0,4 Huisman, 1981
Jarak antar baffle, l m >0.45 Schulz&Okun, 1984
Koefisien gesekan, k 2 - 3.5 Bhargava&Ojha, 1993
Banyak saluran, n ≥6 Kawamura, 1991
Data Perencanaan :
• Kapasitas Pengolahan, Q = 0,18 m3/det
• Jumlah bak, n = 2
• Jumlah kompartemen tiap bak = 2
• Tebal sekat, t = 10 cm
• Gradien Kecepatan dan waktu detensi, G & td :
Kompartemen G td G x td
det-1 det
I 55 420 23100
II 30 660 19800
Σ G x td 42900
Hasil Perencanaan :
• Kapasitas tiap bak, q = 0,09 m3/det
Kompartemen I
• Gradien kecepatan, G = 55/det
• Waktu detensi, td = 420 det
• Direncanakan dimensi saluran :
- Lebar saluran, l1 = 0,4 m
- Kedalaman bak, h = 5 m
- Jumlah saluran, n = 6
- Lebar belokan, w = 0,3 m
• Lebar bak, L = 3,2 m
• Headloss, H1 = 0,124 m
• Kehilangan tekan di belokan, Hb = 0,008
• Kehilangan tekan pada saat lurus, HL = 0,116 m
Kompartemen II
• Gradien kecepatan, G = 30/det
• Waktu detensi, td = 660 det
• Direncanakan dimensi saluran :
- Kedalaman bak, h = 5 m
- Lebar bak, L = 3,2 m
- Jumlah saluran, n = 6
- Lebar belokan, w = 0,4 m
Kontrol Aliran
• Volume total, Vtot = 97,32 m3
• Waktu detensi total, tdtot = 1081 det
• Kehilangan tekan total, Htot = 0,182 m
• G x td total, Gtdtot = 42930 (OK)
• Kedalaman air di akhir saluran, h’ = 4,818 m
Pintu Air
Pada inlet dipasang pintu air dengan kondisi :
• Lebar bukaan, Lp = 0,5 m
• Tinggi bukaan pintu air, hf = 0,3 m
• Kehilangan tekan melalui pintu air, hp = 0,146 m
Saluran Outlet
Saluran outlet terbuat dari beton (n=0,013). Saluran ini terhubung
langsung dengan saluran inlet dari unit sedimentasi. Direncanakan dimensi
saluran :
• Panjang saluran, p = 1 m
• Kecepatan pada saluran outlet, Vout = 0,25 m/det
• Kedalaman air di saluran outlet, h :
h = Kedalaman air di akhir flokulasi = 4,818 m
• Freeboard = 0,25 m
• Lebar saluran outlet, L = 0,5 m
• Kemiringan saluran, S = 0,000104
• Kehilangan tekan di saluran outlet, HL = 0,08 cm
VII.6 Sedimentasi
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum ini, sedimentasi
diperuntukkan untuk mengendapkan partikel-partikel flok yang dihasilkan
baik dari proses koagulasi-flokulasi oleh alum maupun dari proses
pemisahan besi (preklorinasi) oleh kaporit. Proses sedimentasi akan dibantu
dengan pemasangan plate settler.
α
Gambar VII.1. Skema Plate Settler
Zona Pengendapan
Kriteria Desain :
• Jumlah bak minimum : Jb = 2
Zona Inlet
Kriteria Desain :
• Headloss pada bukaan, hLb = 0,3 – 0,9 mm
• Diameter bukaan orifice, øor = 0,075 – 0,2 m
• Jarak antar pusat bukaan orifice, wor = 0,25 – 0,5 m
Data Perencanaan :
• Kedalaman saluran inlet, H = 0,7 m
• Kecepatan aliran, Vh = 0,15 m/det
• Koefisien saluran beton, n = 0,013
• Panjang saluran, L = 12,6 m
• Diameter bukaan orifice, øor = 0,1 m
• Jarak antar pusat bukaan orifice, wor = 0,3 m
Hasil Perencanaan :
Pintu Air
Pada inlet dipasang pintu air dengan kondisi :
• Lebar bukaan, Lp = 0,5 m
• Tinggi bukaan pintu air, hf = 0,3 m
• Kehilangan tekan melalui pintu air, hp = 0,073 m
Zona Outlet
Kriteria Desain :
• Beban pelimpah : Wl < 12,5 m3/m-jam
Data Perencanaan :
• Pelimpah berupa mercu tajam.
• Beban pelimpah, Wl = 12 m3/m-jam = 0,0033 m3/m-det
Hasil Perencanaan :
Pelimpah
• Panjang pelimpah total yang dibutuhkan, Pptot = 13,66 m
• Panjang pelimpah = panjang total plate secara mendatar, Pp = 7 m
• Jumlah pelimpah, n = 2 buah
• Beban pelimpah sebenarnya, Wl = 1,6 x 10-3 m3/m-det
Zona Lumpur
Data Perencanaan :
• Panjang ruang lumpur, P = 11 m
• Lebar ruang lumpur, L = 3 m
• Kedalaman ruang lumpur, h = 1 m
• Ruang lumpur berbentuk limas terpancung dengan kedalaman
pancungan, hp = 0,5 m
Hasil Perencanaan :
• Volume limas, V = 11 m3
• Berat lumpur kering yang dihasilkan, mlk = 34,9 mg/Lair
• Massa jenis lumpur kering, ρlk = 2200 kg/m3
VII.7. Filtrasi
Proses filtrasi digunakan untuk menyisihkan padatan yang masih
tersisa dalam air baku setelah melalui proses sedimentasi. Pada instalasi
pengolahan air minum ini jenis filtrasi yang akan digunakan adalah Saringan
Pasir Cepat tipe gravitasi dengan media ganda, yaitu pasir dan antrasit.
Kriteria Desain :
• Ketinggian air di atas pasir : 90 – 120 cm
• Kedalaman media penyangga : 15,24 – 60,96 cm
• Ukuran efektif media penyangga : 0,16 – 5,08 cm
• Perbandingan panjang dan lebar bak filtrasi : (1-2) : 1
• Kecepatan aliran saat backwash : 880 – 1173.4 m3/hari-m2
• Ekspansi media filter : 20 – 50 %
• Waktu untuk backwash : 3 – 10 menit
Pasir
Kedalaman cm 15,24-20,32 15,24
Ukuran Efektif mm 0,45-0,55 0,5
Koefisien Keseragaman 1,5-1,7 1,6
Kriteria desain unit saringan pasir cepat berdasarkan Fair, Geyer, dan Okun
( 1968) :
Dimensi Bak dan Media Filtrasi
• Kecepatan Filtrasi : 0,001157 – 0,003472 m/det
• Kecepatan backwash : 15 – 100 m/jam
• Luas permukaan filter : 10 – 20 m2
• Ukuran media :
- Ukuran efektif : 0,5 – 0,6 mm
- Koefisien keseragaman : 1,5
- Tebal media penyaring : 0,45 – 2 m
- Tebal media penunjang : 0,15 – 0,65 m
Sistem Underdrain
• Luas orifice : Luas media : (1,5 – 5) x 10-3 : 1
• Luas lateral : Luas orifice : (2 – 4) : 1
• Luas manifold : Luas lateral : (1,5 – 3) : 1
• Diameter orifice : 0,25 – 0,75 inchi
• Jarak antar orifice terdekat : 3 – 12 inchi
• Jarak antar pusat lateral terdekat : 3 – 12 inchi
Pengaturan Aliran
• Kecepatan aliran dalam saluran inlet, Vin : 0,6 – 1,8 m/det
Perhitungan :
Desain Media Filtrasi
Karakteristik Media Penyaring
• Pasir
- ES : 0,45
- UC : 1,5
- SG : 2,65
- Ф : 0,83 (untuk butiran berbentuk bulat)
- ε : 0,42
- Kedalaman media pasir : 60 cm
- Distribusi lapisan media pasir :
Diameter Di Berat Tebal Lapisan
mm mm % cm
0,27-0,37 0,32 8,34 5,004
0,37-0,49 0,43 33,39 20,034
0,49-0,65 0,57 58,27 34,962
• Antrasit
− ES : 1,1
− UC : 1,6
− SG : 1,6
− Ф : 0,72
− ε : 0,42
− Kedalaman media antrasit : 20 cm
Agar tidak terjadi intermixing pada setelah pencucian maka diameter
antrasit yang digunakan harus memenuhi persyaratan yaitu :
0.667
d1 ⎛ρ −ρ⎞
= ⎜⎜ 2 ⎟
d 2 ⎝ ρ1 − ρ ⎟⎠
0.667
d1 ⎛ ρ 2 − ρ ⎞
=⎜ ⎟
d 2 ⎜⎝ ρ1 − ρ ⎟⎠
0.667
0,57 mm ⎛ 1,6 − 1 ⎞
=⎜ ⎟
d2 ⎝ 2,65 − 1 ⎠
d 2 = 1,12 mm
Jadi, agar intermixing tidak terjadi diameter antrasit terkecil yang
boleh digunakan adalah 1,12 mm.
− Distribusi lapisan media antrasit :
Diameter di Berat Tebal Lapisan
mm mm % cm
0,97-1,24 1,12 18,08 3,616
1,24-1,57 1,405 33,41 6,682
1,57-1,87 1,72 48,51 9,702
Bak Filtrasi
• Kapasitas pengolahan, Q = 0,18 m3/det = 4,11 MGD
• Kecepatan filtrasi direncanakan, Vf = 0,002 m3/det-m2
• Jumlah bak filtrasi, N : 3 bak (+ 1 cadangan)
• Kapasitas tiap bak, q = 0,045 m3/det
• Dimensi bak :
− Panjang, p = 6 m
− Lebar, l = 3 m
• Kecepatan filtrasi sebenarnya, Vf = 0,0025 m/det
Kontrol Operasi
• Bila hanya 3 bak yang beroperasi maka, q = 0,06 m3/det
• Kecepatan filtrasi, Vf = 0,0033 m/det
Bak Ekualisasi
Bak ekualisasi dibutuhkan untuk menstabilkan aliran dalam unit filtrasi
sebelum masuk ke dalam unit reservoir. Dimensi bak ekualisasi yang
direncanakan adalah sebagai berikut :
• Jumlah bak ekualisasi = 4 bak (sejumlah unit filtrasi)
• Debit yang masuk tiap bak, Q = 0,045 m3/det
• Panjang bak, p = 2 m
• Lebar bak, l = 1 m
• Kedalaman bak, h = 0,8 m (freeboard = 0,2 m)
Sistem outlet :
Saluran outlet berupa pipa dengan kecepatan pengaliran sebesar 1 m/det.
Debit air pada outlet, Qout = 0,045 m3/det.
• Diameter pipa, Din = 18 inchi
• Kecepatan aliran, vin = 1,096 m/det → OK
• Panjang pipa terjauh direncanakan, L = 18 m
Aksesoris yang digunakan :
• Elbow 900 = 4 buah, k = 0,3
• Tee = 3 buah, k = 0,2
• Gate valve = 4 buah, k = 1,5
• Kehilangan tekan akibat pipa outlet, Hmayor = 0,069 m
• Kehilangan tekan akibat asesoris pipa, Hminor = 0,477 m
• Kehilangan tekan total, Htot = 0,546 m
VII.8. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses penghilangan mikroorganisme patogen yang
terdapat di dalam air.
VII.9. Netralisasi
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum ini netralisasi
dilakukan dengan melakukan pembubuhan kapur ke dalam air dengan
tujuan menghilangkan agresifitas di dalam air.
Data Perencanaan :
• Debit Pengolahan, q = 0,18 m3/det
• Zat penetralisasi yang digunakan adalah kapur dalam bentuk padatan.
• Pembubuhan kapur ke dalam bak pelarut dilakukan 24 jam sekali.
• Jumlah bak pelarut adalah 2 (1 operasional – 1 cadangan) dengan bentuk
silinder.
• Bak penjenuh kapur memiliki waktu kontak selama 1 jam.
• Jumlah bak penjenuh kapur adalah 3 (2 operasional – 1 cadangan)
dengan bentuk silinder dengan dasar berbentuk konus.
• Dosis kapur (100%) = 16 mg/L
• Persentase kandungan kapur = 70 %
• Berat Jenis kapur, ρkapur = 3,71 Kg/L
• Konsentrasi kapur, Ckapur = 10%
• Konsentrasi larutan kapur jenuh, Cs = 1100 mg/L = 0,11 %
• Kecepatan naik, Vup = 4,17 x 10-4 m/det
Hasil Perencanaan :
Bak Pelarut Kapur
• Kebutuhan kapur, mkapur = 355,47 Kg/hari
• Volume kapur tiap pelarutan, Vkapur = 0,096 m3
• Volume pelarut, Vair = 3,209 m3
• Volume larutan, V = 3,305 m3
• Dimensi bak pelarut :
− Ketinggian bak pelarut, h = 1,8m
− Diameter bak pelarut, d = 1,5 m
− Freeboard = 20 cm
3. Pembubuhan alum
4. Pembubuhan kaporit pada desinfeksi
5. Pelarutan kapur
6. Penjenuhan kapur
7. Kebutuhan kantor (diasumsikan jumlah karyawan adalah 30 orang
dengan konsumsi air bersih sebesar 50 L/org/hari).
Hasil Perencanaan :
• Volume air untuk satu kali pencucian filter, Vbw = 162 m3
• Volume air untuk satu kali pembubuhan kaporit (penyisihan besi), Vpr =
0,58 m3
• Volume air untuk satu kali pembubuhan alum, Va = 4,2 m3
• Volume air untuk satu kali pembubuhan kaporit (desinf), Vd = 0,14 m3
• Volume air untuk satu kali pelarutan kapur, Vk = 3,209 m3
• Volume air untuk satu kali penjenuhan kapur, Vjk = 18,36 m3
• Volume air untuk kebutuhan kantor selama satu hari, Vkantor = 1,5 m3
• Volume air total, Vma = 184,259 m3
• Dimensi menara air :
- Panjang, p = 6m
- Lebar, l = 6m
- Tinggi, h = 5,12 m
- Freeboard = 0,38 m
• Tinggi menara air, hma = 10 m
VII.11. Reservoir
Reservoir pada instalasi pengolahan air minum ini berupa ground
reservoir yang berfungsi sebagai tempat menampung air bersih setelah
diproses di dalam instalasi, juga untuk mengekualisasi aliran dan tekanan
bagi pelayanan kebutuhan air minum penduduk. Reservoir yang akan
digunakan adalah groud reservoir dengan volume yang disesuaikan dengan
pola pemakaian air yang ada.
Kriteria Desain :
a. Ambang Bebas dan Dasar Bak
• Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi
• Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah
b. Inlet dan Outlet
• Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan
bentuk dan struktur tangki sehingga tidak ada daerah dengan aliran
yang mati
• Pipa outlet dilengkapi dengan saringan dan diletakkan minimum 10
cm di atas lantai atau pada muka air terendah
• Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve
• Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu
mengalirkan debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet
harus terjaga dari kontaminasi luar.
c. Ventilasi dan Manhole
• Reservoir dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur
tinggi muka air
• Tinggi ventilasi ± 50 cm dari atap bagian dalam
• Ukuran manhole harus cukup untuk dimasuki petugas dan kedap
air.
Data Perencanaan :
• Debit pengolahan, Q = 0,18 m3/det
• Jumlah reservoir, n = 1 buah
• Kemiringan dasar bak 1/1000
• Reservoir dilengkapi dengan buffle untuk mencegah aliran mati.
• Diameter pipa penguras, dpeng = 6 inchi
• Diameter pipa peluap, dpel = 6 inchi
Perhitungan :
• Persentase volume reservoir, %V = 17,32%
• Volume total reservoir, V = 2693,6 m3
• Dimensi reservoir :
- Kedalaman reservoir, h = 4,8 m
- Panjang reservoir, p = 35 m
- Lebar reservoir, l = 16 m
- Freeboard = 70 cm
Kriteria Desain :
• Periode pengeringan = 10 – 15 hari
• Tebal lapisan lumpur < 6 ft
• Tebal lapisan tanah = 225 – 300 mm
• Koefisien keseragaman < 4
• Ukuran efektif tanah = 0,3 – 0,75 mm
• Tebal lapisan kerikil = 225 – 300 mm
• Kadar lumpur hasil pengeringan = 60%
• Kemiringan dasar bak = 0,5 – 1%
Data Perencanaan :
• Periode pengeringan, td = 15 hari
Perhitungan :
• Jumlah lumpur dari unit seedimentasi, VLs =403,2 m3
• Jumlah lumpur per bak, VLb = 201,6 m3
• Lebar bed, l = 4 m
• Panjang bed, p = 28 m
• Kedalaman media tanah dan kerikil = 45 cm
• Freeboard = 25 cm