Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL SGD

“INFECTION DISEASE”
BLOK 11 LBM 4

Disusun Oleh :
Kelompok SGD 1
1. Gernada nora I (112080019)
2. Afar (112110174)
3. Agus prabowo (112110175)
4. Alifatul rahma fitri (112110176)
5. Hafid nur arzanurdin (112110198)
6. Handi lukman (112110199)
7. Hanifah hasna huda (112110200)
8. Nina ristiani (112110214)
9. Nira ardlina (112110215)
10. Nur fazilah (112110216)

TUTOR : drg Rama Putranto Mkes PhD

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN AJARAN 2011 / 2012

 Ketua : Nira ardlina (112110214)


 Scriber : Gernada nora I (112080019)
 SKENARIO :
“Lidah dan rongga mulutku rasanya terbakar”
“Seorang pasien wanita berumur 34 tahun datang ke dokter gigi,dia mengeluh nyeri
dan rasa tidak nyaman pada gigi tiruan lepasan yang dipakai, dari hasil anamnesa pasien
bercerita bahwa gigi palsunya itu sudah dipasang sejak satu tahun yang lalu di tukang gigi,
dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa prothesa di lapisi semacam lem yang di rekatkan
pada gigi dan palatumnya, setelah protesa di lepas terlihat pada palatum adanya
Bercak putih melekat dijaringan lunak yang tertutup prothesa, mukosa berwarna
kemerahatukn sekali dan kenyal, selain itu bercak putih jiga muncul di lidah dengan tepi
kemerahan, berdarah dan sakit ketika pasien mencoba membersihkan lidahnya itu. Riwayat
penyakit dahulu pasien menderita HIV sudah 5 tahun. Kemudian dokter gigi
menginstruksikan ke pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang.

I. PENDAHULUAN

Oral candidiasis merupakan salah satu manifestasi dari penyakit mulut berupa infeksi
yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penyakit ini sangat sering ditemukan pada
orang yang memiliki imunitas yang rendah seperti orang yang terkena HIV. Sebenarnya
penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dijaga dengan baik dan mengonsumsi
makanan yang baik. Selain itu, apabila oral candidiasis tidak cepat dilakukan perawatan akan
berbahaya dan menyebabkan ketidak nyamanan pada mulut
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan
lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan
jenis jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh
Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan
disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan
tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata,
dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albicanmerupakan jamur terbanyak
yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada
neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu
lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada
pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Struktur candida albicana terdiri dari dinding sel, sitoplasma nucleus, membrane golgi
dan endoplasmic retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh
mannoprotein, gulkan, gulkan ohitin. Candida albicana dapat tumbuh pada media yang
mengandung sumber karbon misalnya glukosa dan nitrogen biasanya digunakan ammonium
atau nitrat, kadang-kadang memerlukan biotin. Pertumbuhan jamur ditandai dengan
pertumbuhan ragi yang berbentuk oval atau sebagai elemen fillamen hyfa atau pseudohyfa (
sel ragi yang memanjang ) dan suatu masa filament hyfa disbeut mycelium. Spesies ini
tumbuh pada temperature 20- 40 derajat celcius.
Oral candidiasis merupakan infeksi rongga mulut yang umum terjadi pada manusia dan
memiliki banyak manifestasi klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit untuk didiagnosa.
Penyebabnya adalah banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap munculnya infeksi
ini. Setiap jenis manifestasi harus ditangani secara tepat sehingga diperlukan pengetahuan
tentang jenis pengobatan secara tepat pula.
Pada pemakaian gigi tiruan terjadi akumulasi plak yang disebabkan karena kasarnya
permukaan resin akrilik. Tekstur permukaan suatu restorasi berpengaruh terhadap perlekatan
plak. Semakin kasar permukaan resin akrilik maka perlekatan plak semakin meningkat. Plak
merupakan deposit lunak yang melekat pada permukaan gigi tiruan yang mengandung
banyak mikroorganisme. Akumulasi plak dapat terjadi karena mukosa dibawah gigi tiruan
sebagian besar tertutup plat dasar gigi tiruan, sehingga pembersihan oleh saliva dan lidah
pada permukaan mukosa akan terhalang. Plak pada gigi tiruan merupakan faktorpenting yang
dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis. Plak mudah melekat pada permukaan plat dasar
gigi tiruan yang menghadap mukosa, hal ini merupakan salah satu faktor penyebab denture
stomatitis
II. RUMUSAN MASALAH
 Dari SGD ( Small Group Discussion ) terdapat skenario yang diselesaikan dengan
berdiskusi bersama-sama. Pada skenario tersebut terdapa kata kunci yaitu pasien HIV,
Bercak putih di jaringan lunak,bercak kemerahan kenyal dan sakit di
mukosa,Pemakaian protesa gigi. Dari kata kunci yang di dapat tersebut timbul
masalah dan berbagai pertanyaan yang didasarkan dari skenario antara lain:
1. Apa diagnosis dari scenario?
2. Apa definisi kandidiasis?
3. Apakah Etiologi kandidiasis?
4. Bagaimana patogenesis kandidiasis?
5. Apa saja factor predisposisi kandidiasis?
6. Bagaimana gambaran klinis kandidiasis?
7. Apa tanda dan gejala kandidiasis?
8. Pembagaian kandidiasis dan manifestasi?
9. Bagaimna cara penegakan diagnose?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang kandidiasis?
11. Apakah perawatan dari kandidiasis?
12. Bagaimana pencegahan dari kandidiasis?
13. Bagaimana hubungan HIV dengan kandidiasis?
14. Bagaimana hubungan protesa gigi dengan kandidiasis?
15. Bagaimana hubungan factor usia dengan kandidiasis?
III. DASAR TEORI

Dalam rongga mulut manusia terdapat banyak flora normal. Flora normal
tersebut dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit, namun bila terjadi
gangguan sistem imun maupun perubahan keseimbangan flora normal mulut, maka
flora normal tersebut dapat menjadi patogen. Salah satu flora normal yang dapat
dijumpai dalam rongga mulut yaitu jamur Kandida. Spesies Kandida merupakan
organisme komensal normal dalam rongga mulut dan ditemukan sebesar 17-75%
dalam mulut orang sehat dan pada semua orang sakit.Bila terjadi gangguan seperti
yang disebutkan di atas, maka jamur Kandida bisa menjadi patogen sehingga
terjadilah kandidiasis oral.
Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi dalam rongga mulut yang
disebabkan oleh jamur Kandida. Jamur Kandida sebenarnya merupakan flora normal
mulut, namun berbagai faktor seperti adanya gangguan sistem imun maupun
penggunaan obat-obatan seperti obat antibiotik dan steroid,penggunaan protesa gigi
dapat menyebabkan flora normal tersebut menjadi patogen. Secara umum diketahui
ada 11 macam spesies Kandida dan spesies yang dominan ditemukan adalah Kandida
albikan. Insidens Kandida albikan dalam rongga mulut dilaporkan 45% pada
neonatus, 45-65% pada anak sehat, 30-45% pada orang dewasa sehat, 50-65% pada
pemakai gigi tiruan lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan
jangka panjang, 90 % pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan
95% pada pasien HIV/AIDS.
Infeksi jamur kandida yang diketahui dari ditemukannya plak-plak (noda-
noda) ataupun lapisan berwarna putih yang mudah dibersihkan yang didapati pada
dinding bagian dalam mulut, langit-langit, dan kerongkongan. Selain daripada itu,
pada beberapa penderita sering mengalami retak-retak dan nyeri pada kulit di sudut
mulut (angular cheilitis)
HIV menyebabkan imun turun dan pemakaian obat2 misalnya antibiotik
sehingga lebih renta terkena infeksi misalnya candida menjadi patogen di rongga
mulut, Penggunaan antibiotic dan kortikosteroid akan menghambat pertumbuhan
bakteri komersial sehingga mengakibatkan pertumbuhan candida yang lebih banyak,
dan menurunkan daya tahan tubuh, karena kortikosteroid mengakibatkan penekanan
sel mediated immune dan Beberapa faktor lokal tersebut seperti penggunaan gigi
tiruan, xerostomia, dan kebiasaan merokok. Penggunaan gigi tiruan dapat
memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur Kandida yaitu
lingkungan dengan pH yang rendah, sedikit oksigen, dan keadaan anaerob.

iv. HASIL DISKUSI


Pada bab ini membahas mengenai masalah utama yaitu tentang kandidiasis dan
mendapatkan jawaban-jawaban dari rumusan masalah yang timbul berdasarkan dari hasil
diskusi yang telah kami lakukan. Masalah pertama yang kami diskusikan yaitu mengenai
definisi dari kandidiasis.
Kandidiasis oral adalah merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang
disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari jamur Kandida albikan. Kandidiasis oral
merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih. Dan
etiologi dari kandidiasis oral adalah jamur “Candida albicans” yang merupakan jamur yang
kurang patogen sehingga untuk terjadinya infeksi diperlukan faktor predisposi baik sistemik
maupun local, Struktur candida albicana terdiri dari dinding sel, sitoplasma nucleus,
membrane golgi dan endoplasmic retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan
dibentuk oleh mannoprotein, gulkan, gulkan ohitin. Candida albicana dapat tumbuh pada
media yang mengandung sumber karbon misalnya glukosa dan nitrogen biasanya digunakan
ammonium atau nitrat, kadang-kadang memerlukan biotin. Pertumbuhan jamur ditandai
dengan pertumbuhan ragi yang berbentuk oval atau sebagai elemen fillamen hyfa atau
pseudohyfa ( sel ragi yang memanjang ) dan suatu masa filament hyfa disbeut mycelium.
Spesies ini tumbuh pada temperature 20- 40 derajat celcius
Oral candidiasis tidak dapat langsung muncul. Candida adalah suatu spesies yang paling
umum ditemukan di rongga mulut dan merupakan flora normal. Spesies candida mencapai 40
– 60 % dari seluruh populasi mikroorganisme rongga mulut. Terdapat lima spesies candida,
yaitu candida albicana, candida tropikalis, candida glabarata, candida krusel, dan candida
parapsilosis. Dari kelima candida tersebut candida albicana merupakan spesies yang paling
umum menyebabkan infeksi di rongga mulut dan menghasilkan enzim proteinase yang
menurunkan aliran saliva pada rongga mulut
Kemudian gambaran klinis pada penderita kandidiasis adalah
 Bercak putih dan epitel yang terkelupas dan hanya terdapat erosi minimal di
selaput
 Tampak seperti sariawan
 Bercak putih di sekitar tampak kemerahan
 tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti
beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur
 dapat dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar. Pada umumnya
dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak

Pada penderita kandidiasis juga terlihat tanda dan gejalanya yaitu:


 Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut.
 Keluhan susah menelan
 Sakit atau nyeri di sternum
 Kadang mudah berdarah
 rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih pada rongga mulut

Seperti yang terdapt pada dasar teori bahwa kandidiasis bisa muncul dengan adanya
predisposisi dan predisposisi dari kandidiasis adalah:
 Endocrinopathy / gangguan endokrin : Diabetes melitus, Hipoparatiroidism,
Hipoadrenalism, kehamilan.
 Imunosupression : akibat HIV, keganasan penyakit, defisiensi nutrisi (zat besi, folat,
vitamin B12 atau zinc) 9, anemia,dll.
 Antibiotik dan terapi koertikosteroidPenggunaan antibiotic dan kortikosteroid akan
menghambat pertumbuhan bakteri komersial sehingga mengakibatkan pertumbuhan
candida yang lebih banyak, dan menurunkan daya tahan tubuh, karena kortikosteroid
mengakibatkan penekanan sel mediated immune
 Kesehatan mulut yang buruk
 Xerostomia (Sjogren’s syndrome)
 Iritan lokal yang kronis (gigi tiruan dan alat ortodonti)
 Pemakaian obat kumur Pada pemakaian yang jangka panajnag dan terus menerus di
pakai obat kumur bisa membunuh atau mengurangi bakteri di rongga mulut karena
yang di tekan pertumbuhan bakteri sehingga pertumbuhan candida yang meningkat
 Penggunaan gigi tiruan dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan jamur Kandida yaitu lingkungan dengan pH yang rendah, sedikit
oksigen, dan keadaan anaerob.
 Faktor lokal seperti xerostomia juga dapat menimbulkan kandidiasis oral. Xerostomia
merupakan suatu kondisi dimana mulut terasa kering. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya produksi saliva
 Adanya kebiasaan merokok dapat menyebabkan iritasi kronis dan panas yang
mengakibatkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.Seperti yang
diketahui, di dalam saliva terdapat komponen anti Kandida seperti lisozim, histatin,
laktoferin, dan calprotectin,sehingga apabila produksi saliva berkurang seperti pada
keadaan xerostomia dan perokok, maka Kandida dapat mudah berkembang dan
akandungan aromatik hidrokarbon yang digunakan sebagai nutrisanya candida
 terapi radiasi daerah kepala dan leher mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi
kelenjar saliva mayor dan minor sehingga memudahkan terjadinya xerostomia
Setelah mengetahui definisi,etiologi,gambaran klinis,tanda dan gejala serta
faktor predisposisi maka selanjutnya SGD kita akan membahas tentang patogenesis
dari kandidiasis. Terjadinya kandidiasis pada rongga mulut di awali dengan adanya
kemampuan candida untuk melekat pada mukosa mulut. Hal ini yang menyebabkan
awal terjadinya infeksi. Sel ragi atau jamur tidak melekat apabila mekanisme
pembersihan oleh saliva, pengunyahan dan penghancuran oleh asam lambung berjalan
normal. Perlekatan jamur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi
tanpa atau dengan gejala infeksi.Bahan-bahan polimerik ekstra seluler ( mannoprotein
) yang menutupi permukaan candida albicana merupakan komponen penting untuk
perlekatan pada mukosa mulut. Candida albicana menghasilkan proteinase yang dapat
mengdegradasi protein saliva termasuk sekretori immunoglobulin A, laktoferin, musin
dan keratin juga sitotoksis terhadap sel host. Batas-batas hidrolisis dapat terjadi pada
pH 3,0/3,5-6,0. Dan mungkin melibatkan beberapa enzim lain seperti fosfolipase,
akan di hasilkan pada pH 3,5-6,0. Enzim ini menghancurkan membrane sel
selanjutnya akan terjadi invasi jamur tersebut pada jaringan host. Hyfa mampu
tumbuh meluas pada permukaan sel host
 Sistem imun turungangguan flora normal di rongga mulut terganggu jumlah
kandida meningkat dan mengelurakan enzim protein nase dan fosforilase sehingga
menurunkan aliran saliva dan menghancurkan membran mukosa
 HIV Sistem imunitas manusia sangat kompleks, kerusakan pada salah satu
komponen sistem imun akan mempengaruhi sistem imun secara keseluruhan. HIV
menginfeksi sel T helper yang memiliki reseptor CD4 di permukaannya, makrofag,
sel dendritik, organ limfoid. Fungsi penting sel T helper antara lain menghasilkan zat
kimia yang berperan sebagai stimulasi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel lain
dalam sistem imun dan pembentukan antibodi, sehingga penurunan sel T CD4
menurunkan imunitas dan menyebabkan penderita mudah terinfeksi. Manifestasi
karena HIV bisa di kerok,rasa panas terbakar ada perubahan rasa karena menutupi
papil dan susah menelan,seperti gumpalan keju di rongga mulut
 Pemakaian protesa gigiDenture stomatitis merupakan suatu bentuk perubahan yang
bersifat patologik akibat pemakaian gigitiruan di dalam rongga mulut yang ditandai
dengan adanya eritema dibawah basis gigitiruan  Basis gigitiruan merupakan
bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus
berperan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan dan sebagai pendukung jaringan
lunak di sekitar gigi Basis gigitiruan dapat terbuat dari bahan logam atau non-
logam (plastik / resin)resin resin akrilik Salah satu kelemahan dari resin akrilik
polimerisasi panas ialah memiliki porositas dan kekasaran permukaan yang cukup
tinggi sehingga permukaan basis gigitiruan yang tidak dipoles seperti halnya bagian
yang menghadap ke jaringan lebih mudah melekat sisa makanan dan apabila tidak
dibersihkan dengan baik maka akan menjadi tempat berkembangnya spesies mikroba
-Kita sebagai dokter gigi juga harus mengetahui bahan apa yang baik di gunakan
untuk di gunakan pada protesa gigi yaitu
Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non
metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat
dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipananskan.
Pengerasan terjadi oleh karena terjadinya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan
monomer.
Acrylic berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia dinamakan
polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu.
Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa ciaran (monomer) mono methyl
methacrylate dan dalam bentuk bubuk (polymer) polymthtyl methacrylate.
Berdasarkan reaksinya, resin acrylic dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Heat Cured Acrylic ( membutuhkan pemasakan pada pengolahannya untuk
membantu proes polimerisasinya).
2. Self Cured Acrylic (dapat berpolimerisasi pada temperature ruang)Komposisinya
sama tapi pada bahan self cured cairannya mengandung bahan activator seperti
dimethyl paratoluidin, Bahan self cured tidak sekuat heat cured; transverse strength
bahan ini kira-kira 80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat
molekulnya yang lebih rendah
-Heat curing porositasnya lbh sedikit dari pada seft curing dan panasnya waktu dalam
penggodokan di dalam rongga mulut tidak terasa panas,apabila self curing lebih panas
di pakain waktu di rongga mulut

Pembahasan selanjutnya adalah membahas klasifikasi pada kandidiasis yang terbagi 3


kalsifikasi dan manifestasinya di rongga mulut

 Adapun kandidiasis oral dikelompokkan atas tiga, yaitu :

A. Akut, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut

Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga sebagai thrush, pertama sekali
dijelaskan kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau
seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus
meninggalkan permukaan merah dan kasar. Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi,
lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada
mulut. Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan system imun rendah, seperti
HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima kemoterapi.
Diagnose dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan
mikroskopis secara langsung dari kerokan jaringan.

2. Kandidiasis Atropik Akut

Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak
sebagai bercak-bercak merah difus yang rata. Imfeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotic
spectrum luas, terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus Acidophilus dan Candida Albicans.
Antibiotic yang dikonsumsi oleh pasien mengurangi populasi Lactobacillus dan
memungkinkan candida tumbuh subur. Pasien yang menderita candidiasis ini akan
mengeluhkan sakit seperti terbakar.
B. Kronik, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kandidiasis Atropik Kronik


Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum maupun
mandibular yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan
sebagai bentuk dari infeksi candida. Kandidiasis ini hampir 60 % diderita oleh pemakai gigi
tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan selagi tidur.

2. Kandidiasis Hiperplastik Kronik

Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih yang
tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang
menjadi dysplasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai candida leukoplakia.
Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnose harus ditentukan dengan
biopsy. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

3. Median Rhomboid Glossitis

Median rhomboid glositis adalah daerah simetris kronis di anterior lidah ke papilla
sirkumvalata, tepatnya terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah. Gejala
penyakit ini asimptomatis dengan daerah tidak berpapila.
Dari semua keseluruh kandidiasis sudah di bahas maka diskusi SGD kelompok kita ingin
mengetahui cara menegakan diagnosisnya yang sangat penting untuk kita sebagai dokter
gigi,cara menegakan diagnosis adalah

 Anamnesa  Berdasarkan hasil anamnesa dapat diperoleh informasi mengenai


keadaan rongga mulut yang dialami pasien. Pasien yang menderita kandidiasis oral
bisa mempunyai keluhan terhadap keadaan rongga mulutnya, namun ada juga yang
tidak menyatakan adanya keluhan pada rongga mulutnya. Keluhan yang bisa terjadi
pada kandidiasis oral seperti adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan
pedih pada rongga mulu
 Pemeriksaan klinis  Pemeriksaan klinis dilakukan dengan melihat gambaran
klinis lesi yang terdapat pada rongga mulut. Gambaran klinis kandidiasis oral yang
terlihat bisa berbeda-beda sesuai dengan tipe kandidiasis yang terjadi pada rongga
mulut pasien
 Pemeriksaaan penunjang seperti pemeriksaan sitologi eksfoliatif, metode kultur
swab, uji saliva, dan biopsy(untuk mengetahui
hiperplasti),serologi,histopalogi,laboratorium misalnya ELISA Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu teknik biokimia yang terutama
digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau
antigen dalam suatu sampel, ELISA singkatan dari “enzim-linked Immunosorbent
assay.” Ini adalah tes immunochemical cepat yang melibatkan sebuah enzim (protein
yang mengkatalisis suatu reaksi biokimia). Juga melibatkan antibodi atau antigen
(kekebalan molekul). Tes ELISA digunakan untuk mendeteksi zat yang memiliki
sifat antigenik, terutama protein (sebagai lawan dari molekul kecil dan ion seperti
glukosa dan kalium. Beberapa di antaranya adalah hormon, bakteri antigen dan
antibodi ELISA dapat mengevaluasi kehadiran antigen dan antibodi dalam suatu
sampel, karenanya merupakan metode yang sangat berguna untuk menentukan
konsentrasi antibodi dalam serum (seperti dalam tes HIV),
Setelah tahu bagaimana cara menegakan diagnosis maka akan di temukan
diagnosis dari penyakit tersebut dan selanjutnya sebagai dokter gigi kita harus
bagaiamana melakuakn penatalaksanaan dari diagnosis tersebut
 Kebersihan mulut dapat dijaga dengan menyikat gigi maupun menyikat daerah bukal
dan lidah dengan sikat lembut. Pada pasien yang memakai gigi tiruan, gigi tiruan
harus direndam dalam larutan pembersih seperti Klorheksidin, hal ini lebih efektif
dibanding dengan hanya menyikat gigi tiruan, karena permukaan gigi tiruan yang
tidak rata dan porus menyebabkan candida mudah melekat, dan jika hanya menyikat
gigi tiruan tidak dapat menghilangkannya.
 Beberapa golongan antijamur yang efektif untuk kasus-kasus pada rongga mulut,
sering digunakan antara lain :

1. Amfotericine B, dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja obat ini


yaitu dengan cara merusak membrane sel jamur. Efek samping terhadap ginjal
seringkali menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml) dapat
digunakan sebanyak 4x/hari.
2. Nystatin, dihasilkan oleh Streptomyces noursei, mekanisme kerja obat ini dengan
cara merusak membrane sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas membrane sel.
Sediaan berupa suspense oral 100.000 U/5ml dan bentuk cream 100.000 U/g,
digunakan untuk kasus denture stomatitis.
3. Miconazole, Clotrimazole, mekanisme kerjanya dengan cara menghambat enzim
cytochrome P 450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan
sintesa ergosterol dan selanjutnya terjadi ketidaknormalan membrane sel. Sediaan
dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4x/hari setengah sendok makan,
ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan.
4. Clotrimazole, mekanismenya kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya
berupa troche 10mg, sehari 3-4x.
5. Ketokonazole (ktz) adalah antijamur broad spectrum. Mekanisme kerjanya dengan
cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan
permeabilits membrane sel, obat ini dimetabolisme di hepar. Efek sampingnya
berupa mual/ muntah, sakit kepala, parastesia dan rontok. Sediaan dalam bentuk
tablet 200mg dosis 1x/hari dikonsumsi pada waktu makan.
6. Itrakonazole, efektif untuk pengobatan kandidiasis penderita immunocompromised.
Sediaan dalam bentuk tablet, dosis 200mg/hari selama 3 hari. Bentuk suspense
(100-200 mg) / hari, selama 2 minggu. Efek samping obat berupa gatal-gatal,
pusing, sakit kepala, sakit dibagian perut (abdomen), dan hypokalemi.
Kita sebagai dokter gigi juga garus mengetahui bagaimana pencegahan dari
kandidiasis tersebut dengan tujuan memberikan edukasi kepada pasien agar pada
masyarakat dapat di kerungai kandidiasis tersebut
 Pencegahan oral candidiasis dapat dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu sebagai
berikut:
(1).Memelihara kesehatan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari, berkumur
dengan antiseptic mouthwash
(2). Mengonsumsi makanan yang baik dengan mengurangi atau menghindari gula
karena merupakan makanan bagi Candida,mengurangi dan menghindari alkohol
karena alkohol mengubah gula dan mempercepat pertumbuhan Candida,
CONCEPT MAPPING

Pasien HIV

Manisfestasi oral HIV

Protes gigi

Kandidiasis

Etiologi manifestasi Pathogenesis Penegakan


diagnosis

Penatalaksanaan dan
pencegahan

V. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien pada kasus
diskenario adalah kandidiasis yang merupakan penyakit infeksi infeksi oportunistik
di rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari jamur Kandida
albikan. Oral candidiasis tidak dapat langsung muncul. Hal ini disebabkan karena
jamur Candida albicans merupakan jamur yang kurang patogen sehingga untuk
terjadinya infeksi diperlukan faktor predisposing baik sistemik maupun local
- (Imunosupression : akibat HIV, keganasan penyakit, defisiensi nutrisi (zat besi,
folat, vitamin B12 atau zinc) 9, anemia,dll.
- penggunaan gigi tiruan, xerostomia, dan kebiasaan merokok. Penggunaan gigi tiruan
dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur Kandida yaitu
lingkungan dengan pH yang rendah, sedikit oksigen, dan keadaan anaerob
Dan untuk menegakan diagnosis harus di lakukan anamnesa,pemeriksaan
klinis,pemeriksaan penunjang. Dan penatalaksaan atatu perawatanya
 sebisa mungkin menghilangkan faktor predisposisi penyebab kandidiasis oral
 Perwatan dengan topikal(kombinasi streroid dan anti bakteri,nistatin) dan
sistemik(amfoterisin b secara intra vena,ketokonazol)
 Pemberian antibiotik,antimetabolik,anti fungi

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Buku “Atlas Bantu Kedokteran Gigi : PENYAKIT MULUT ”, C. Scully dan R.A.
Cawson - Hipokrates : 2002
2. Makalah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara tentang kandidiasis
dengan Manifestasi Oral
3. Buku “ DIAGNOSIS KELAINAN DALAM MULUT”, Petunjuk Bagi Klinis Warren
Birnbaum.
4. Buku “ATLAS BERWARNA KELAINAN RONGGA MULUT YANG LAZIM”
Robert P.Langlais dan Craig S. Miller – Hipokrates : 2002
5. www.kedokterangigi.net › Arsip

Anda mungkin juga menyukai