Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

KANDIDIASIS ORAL
DISUSUN OLEH:
ADITHA FITRINA ANDIANI
Dokter Pembimbing :
dr. Ahmad Nuri, Sp. A
dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2016

PENDAHULUA
N

Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dan selaput mukosa antara lain pityriasis
versicolor (panu), pityriasis capitis (ketombe), dermatophytosis, dan superficial
candidosis (kandidiasis).
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur kandida, yang sebelumnya
disebut monilia. Penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit,
mukosa, dan organ dalam manusia.
Kandidiasis oral penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang
disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, flora normal pada manusia, biasanya dijumpai
pada kulit, selaput lendir saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita.
Pada kondisi tertentu, jamur ini dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan
infeksi oral, genital, bahkan infeksi sistemik yang dapat mengancam jiwa (Siregar, 2005)
Oleh karena itu, Oral kandidiasis dapat menyerang siapa saja yang memiliki oral hygent
yang buruk , system imun yang lemah ataupun hal-hal lain yang dapat menyebabkan
terjadinya kandidiasis oral (Mourent ,2010).`

DEFINIS
I
Kandidiasis oral merupakan salah satu manifestasi dari penyakit
mulut berupa infeksi oportunistik pada mukosa rongga mulut
yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari jamur
candida albicans (Prasanna, 2012).
Penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dijaga
dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu,
apabila kandidiasis oral tidak cepat dilakukan perawatan akan
berbahaya dan menyebabkan ketidaknyamanan pada mulut
(Greenberg et al, 2008).

EPIDEMIOLO
GI

World Health Organization (WHO) tahun 2001 :


Frekuensi kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%.
30-40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa sehat,
45% pada neonatus,
45-65% pada anak-anak sehat,
50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan,
65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,
90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi,
95% pada pasien HIV/AIDS
(Repentigny,2004).

ETIOLOG
I
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans.
Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai
parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan,
vagina orang sehat
Pada bayi bisa mendapatkan jamur candida dengan beberapa cara,
antara lain, vagina ibu ketika persalinan, alat-alat seperti dot, mulut
bayi tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan
sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
(Siregar, 2005).

FAKTOR
PREDISPOSISI

PATOFISIOLO
GI

Candida albicans saprofit dalam rongga mulut terjadi perubahan keseimbangan


flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik menurunkan
daya tahan tubuh.
Jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan.
Kelainan ditentukan oleh interaksi yang komplek antara patogenitas fungi dan
mekanisme pertahanan host
Faktor penentu patogenitas kandida adalah (Mourent, 2010) :

Daya Lekat

Dimorfisme

Enzim

Toksin

Mekanisme pertahanan Host (Mourent, 2010) :

Sawar
Mekanik

Substansi
antimikrobial
non spesifik

Fagositosis
dan
Intracellular
killing

Respon Imun
Spesifik

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat mutlak untuk
berkembangnya infeksi. Interaksi antara mikroorganisme dan sel host diperantarai oleh
komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor.
Manan dan manoprotein merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai
aktifitas adhesif.
Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga berperan dalam
aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai
saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh host.

KLASIFIKAS
I 1. Oral kandidiasis akut
Kandidiasis Pseudomembranosus Akut
thrush

Kandidiasis Atropik Akut


antibiotic sore tongue

plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai
seperti beludru, terdiri dari sel epitel
bercak-bercak merah difus yang rata.
deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat
dihapus meninggalkan permukaan merah dan
kasar.
Dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum
Dijumpai pada mukosa bukal, palatum, dan
lunak.
bagian dorsal lidah dengan daerah permukaan
Dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut.
Sering terjadi pada pasien dengan sistem imun
rendah, seperti HIV/AIDS, pasien yang
mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima
kemoterapi.

Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik


spektrum luas, terutama Tetrasiklin, yang
mana obat tersebut dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem oral antara
Lactobacillus acidophilus dan Kandida albikan.

Kandidiasis Pseudomembranous Akut

Kandidiasis Atropik Akut

2.Oral kandidiasis kronik


Kandidiasis Atropik Kronik
denture stomatitis atau
alergi gigi tiruan
kandidiasis yang paling umum
ditemukan pada
24-60% pengguna gigi tiruan.
bentuk
Mukosa
palatum
maupun
mandibula
yang
tertutup basis gigi tiruan akan
menjadi merah,

Kandidiasis Hiperplastik
Kronik

Median Rhomboid Glositis

Kandidiasis ini paling sering


diderita oleh perokok.
pada mukosa bukal atau tepi
lateral lidah berupa bintikbintik putih yang tepinya
menimbul
tegas
dengan
beberapa daerah merah.

daerah simetris kronisyang


terdapat bercak merah di
anterior
lidah
ke
papila
sirkumvalata,
tepatnya
terletak
pada
duapertiga
anterior
dan
sepertiga
Gigi tiruan yang menutup Kondisi ini dapat berkembang posterior lidah.
mukosa
dari
saliva menjadi displasia berat atau
menyebabkan daerah tersebut keganasan,
dan
kadang
mudah terinfeksi jamur.
disebut
sebagai
Kandida
leukoplakia.
Bintik-bintik
putih tersebut tidak dapat
dihapus, sehingga diagnosa
harus ditentukan dengan

Tipe I

Tipe II

Kandidiasis Atropik Kronik

Tipe III

Kandidiasis Hiperplastik Kronik

Median Rhomboid Glossitis

3.Keilitis Angularis
Infeksi Kandida albikan pada sudut mulut, dapat bilateral maupun unilateral.
Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa
sakit ketika membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada
penderita defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi.

MANIFESTASI
KLINIS

Perdarahan dari mukosa oral.


Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.
Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu.
Mukosa mulut mengelupas.
Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai
bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.
Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi
sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 400C.
Tidak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah
terus.
Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.
Perbedaan dengan bercak putih bekas susu
Perbedaan dengan stomatitis

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PENATALAKSANA
AN
1. Pada bayi dan balita, diobati dengan mengoleskan daerah terinfeksi
dengan nistatin/gentian violet atau suspensi nistatin (100.000 U/ml) 1-2
ml empat kali sehari selama 7 hari (Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 2006).
2. Untuk kandidiasis yang lebih berat (kandidiasis esofageal) yang dapat
menyebar sampai keluar rongga mulut, terapi supresif anti jamur meliputi
ketokonazole sistemik (3,3-6,6 mg/kg/hari), amphotericin B, atau (3-6
mg/kgbb/hari) 1 kali sehari selama 7 hari (Gelbier 2000).

PENYULIT
Jika candida masuk ke esofagus(pada kasus yg berat) maka akan menjadi
candida esophagitisjika sudah terjadi pasien akan mengalami kesulitan
menelan
Jika dibiarkan dan tidak di obati akan tertelan dan masuk keusus,maka
akan menimbulkan difteri dan lebih parahnya akan infeksi usus (Bagian
ilmu penyakit kulit & kelamin, 2009) .

PENCEGAHA
N
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya oral kandidiasis
menurut (Lamont et al ,2006) :
Cuci tangan sebelum memberi makanan/ minuman kepada bayi
Memelihara kesehatan rongga mulut
Mengonsumsi makanan yang sehat
Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah
minum susu.

DIAGNOSIS
BANDING
Leukoedema
White sponge nevus
Suatu variasi mukosa yang umum dan normal Suatu kondisi autosomal-dominant karena
berupa warna putih atau abu-abu (filmy,

adanya mutasi gen pada keratin nomor 4

opaque, white to slate gray discoloration/

dan/ atau 13.

milky surface) yang menyebar pada mukosa.


Suatu lesi asimptomatik dan simetris pada
permukaan
mukosa
Penyebabnya
masih bukal.
belum pasti. Faktor pemicu

Genetik (mutasi gen keratin 4 dan atau

penyebab leukoedema adalah

13 dengan pola transisi dominan

merokok, menyirih (chewing tobacco), alkohol,

autosomal).

infeksi bakteri & kondisi saliva.


Insidensinya meningkat sesuai bertambahnya

umur,
Sex =
Prevalensinya lebih banyak pada ras African
(50% anak kulit hitam, 90% dewasa kulit
hitam), pada ras Caucasia hanya 50%.

Diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi

Lesi asimptomatik pada mukosa

tampak keputihan, diffuse, dan filmy (seperti

rongga mulut bilateral, peninggian

lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan

dengan permukaan irregular (spongy

permukaan yang diakibatkan mengkerutnya

texture) berbentuk plak dan fisur

mukosa.Lesi tidak dapat dikelupas, dan

yang

menghilang atau memudar saat mukosa


diregangkan.
paling
sering terjadi di mukosa bukal (pipi bagian menyebar dan tidak dapat dikerok.
dalam) secara bilateral (kanan dan kiri), dan

Muncul pada waktu lahir (khususnya

kadang-kadang dapat ditemui pada mukosa labial sebelum pubertas), dan menetap
(jaringan lunak bibir), palatum (langit-langit)

seumur hidup.

lunak, dan dasar mulut.


Penebalan epitel parakeratosis, adanya

Penebalan epitel adanya edema

edema intraseluler pada stratum spinosum.

intraselular dengan kondensasi

Warna putih menghilang pada saat dilakukan perinuklear pada lapisan keratin.
peregangan mukosa bukal.

Warna putih tetap tampak (does not

Tidak diperlukan perawatan karena tidak

disappear) ketika dilakukan peregangan.

berbahaya dan tidak berpotensi menjadi

Tidak diperlukan perawatan, selama

keganasan.

asimptomatik dan jinak (benign).

Leukoedema

White sponge nevus

TERIMA
KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai