BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur
saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam
proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda
dibanding sektor manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas
adalah dikhususkan pada organisasi jasa profesional (konsultan hukum, pengacara,
akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba (yayasan), pemerintah dan
organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya
adalah mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah
yakni ia memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya
pada perorangan atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk
shifters), yakni memperoleh uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi
tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa tertentu seperti kematian atau
kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni membeli dan menjual
sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun nasabahnya. Melihat bidang usaha
yang dijalankan, maka perusahaan jasa keuangan mempunyai beberapa masalah
terhadap pengendalian manajemennya yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik organisasi jasa secara umum?
2. Bagaimanakah karakteristik dan sistem pengendalian dari organisasi jasa
professional?
3. Bagaimanakah karakteristik dan sistem pengendalian dari organisasi
perawatan kesehatan?
4. Bagaimanakah karakteristik dan sistem pengendalian dari organisasi
nirlaba?
2
BAB II
PEMBAHASAN
E. Organisasi Nirlaba
Suatu organisasi menurut pendefinisian secara hokum adalah organisasi yang
tidak dapat mendistribusikan aktiva atau labanya kepada atau untuk manfaat dari
anggotanya, pejabatnya, maupun direkturnya. Tentu saja perusahaan tersebut dapat
mengompensasi karyawannya, termasuk pejabat dan anggotanya untuk jasa yang
dibberikan dan barang yang diberikan. Definisi ini tidak menghalangi organisasi
untuk memperoleh laba hanya saja melarang ditribusian dari laba tersebut.
1. Karakteristik Khusus Organisasi Nirlaba sebagai berikut:
a. Ketiadaan ukuran laba
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang paling berguna dalam
suatu organisasi nirlaba, sama seperti didalam bisnis. Tetapi, angka laba
bersih diinterpretasikan secara berbeda dalam kedua jenis organisasi
tersebut. Dalam suatu bisnis yang sudah menjadi aturan umum yang mana
semakin besar laba semakin baik kinerjanya. Dalam organisasi nirlaba, laba
bersih secara rata-rata sebaiknya hanya sedikit diatas nol. Laba bersih yang
besar memberikan tanda bahwa organisasi tersebut tidak memberikan
pelayanan bagi yang diharapkan oleh pihak-pihak yang memasok sumber
daya. Begitu pula sebaliknya yang dialami organisasi nirlaba, jika laba
bersih menunjukan keadaan yang minus maka akan mengakibatkan
kerugian bagi aktifitasnya.
b. Modal kontribusi
Hanya ada satu perbedaan besar antara tranksaksi akuntansi pada suatu
bisnis dengan tranksaksi pada suatu organisasi nirlaba, yaitu tranksaksi yang
berkaitan dengan bagian ekuitas dari neraca. Perusahaan bisnis mempunyai
tranksaksi dengan pemegang saham – penerbitan saham dan pembayaran
dividen yang tidak dimiliki oleh organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba
menerima modal kontribusi, yang hanya sedikit dimiliki oleh bisnis.
Terdapat dua kategori utama dari modal kontribusi yaitu pabrik dan
sumbangan. Pabrik meliputi kontribusi gedung, dan peralatan sedangakan
sumbangan terdiri dari pemberian yang donornya berkeinginan agar jumlah
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan dengan
organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan penyangga pada
organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya perusahaan jasa
cenderung merupakan padat karya. Sistem pengendalian manajemen pada organisasi
jasa umumnya sama dengan system pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
Organisasi jasa secara umum memiliki beberapa karakteristik yaitu: ketiadaan
persediaan penyangga, kesulitan dalam mengendalikan kualitas, padat karya, dan
organisasi multi-unit.
Organisasi jasa professional mamiliki karakteristik khusus: sasaran, professional,
pengukuran input dan output, perusahaan kesil, dan pemasaran. Untuk sistem
pengendalian manajemen menggunakan penentuan harga, pusat laba dan penetapan
harga transfer, perencanaan strategis dan penyusunan anggaran, pengendalian operasi,
serta pengukuran dan penilaian kinerja.
Organisasi jasa keuangan memiliki karakteristik khusus: aktiva moneter, jangka
waktu transaksi, imbalan dan resiko, serta teknologi. Organisasi perawatan kesehatan
memiliki karakteristik khusus: masalah sosial yang sulit, perubahan dalam bauran
penyedia layanan, pembayar pihak ketiga, profesional, dan pentingnya pengendalian
kualitas. Proses pengendalian manajemen dilakukan dengan membandingkan kinerja
keuangan dianalisis dengan pendapatan dan beban aktual dengan anggaran, dengan
mengidentifikasikan varians-varians penting, dan mengambil tindakan yang sesuai atas
varians-varians tersebut.
Organisasi nirlaba memiliki karakteristik khusus: ketiadaan ukuran laba, modal
kontribusi, akuntansi dana, dan pengelolaan. Sistem pengendalian manajemen yang
diterapkan adalah penetapan harga produk, perencanaan strategis dan penyusunan
anggaran, serta melakukan evaluasi dan operasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
ORGANISASI JASA
Disusun Oleh:
1. Umi Khasanah 08403244001
2. Moh. Alif Ridho 08403244012
3. Siti Nurjannah 08403244037
4. Prayogo Aji S. 08403244051