Anda di halaman 1dari 3

ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis merupakan penyebab di balik penyakit kardiovaskuler. Pada keadaan


ini terjadi endapan lemak dalam lapisan dinding dalam pembuluh nadi. Endapan lemak
ini terus tumbuh dan tertutup oleh jaringan ikat fibrosa. Pertumbuhan endapan tersebut
akan menimbulkan penyempitan lumen pembuluh darah sehinggan aliran darah di
dalamnya menjadi lambat. Endapan aterosklerosis juga menurunkan kelenturan pembuluh
darah. Jika yang mengalami proses aterosklerosis adalah pembuluh darah koronaria,
maka aliran darah ke jantung akan berkurang dan timbul penyakit jantung koroner
(penyakit iskemik jantung). Aterosklerosis dapat pula merusak pembuluh nadi utama
pada tungkai dan menyerang otak sehingga mengakibatkan serangan stroke.

Aterosklerosis dengan derajat yang ringan sering ditemukan di antara orang dewasa
berusia 40 tahun ke atas dengan gaya kehidupan kota yang modern. Di antara mereka,
insidensi keadaan aterosklerosis yang lebih berat dan menyebabkan penyakit jantung
koroner serta stroke adalah tinggi, dan begitu tingginya insidensi ini sehingga
kemungkinan seseorang laki-laki berumur 40 tahun untuk mengalami serangan jantung
sebelum usia 65 tahun berkisar sekitar 20% (1 di antara 5).

PENURUNAN BERAT BADAN

Menghindari obesitas merupakan tindakan penting pada penyakit kardiovaskuler.


Berat badan yang berlebihan akan menambah beban kerja jantung, dan timbunan lemak
dalam otot jantung sendiri dapat mengganggu efisiensi gerakan jantung. Penimbunan
lemak atau gajih dalam jumlah besar di sekeliling organ-organ abdomen dapat
mengganggu respirasi karena menghalangi gerakan diagfragma. Keadaan ini akan
menambah gejala sesak napas yang terdapat pada penyakit jantung. Sebagia dokter
menghendaki agar pasien penyakit kardiovaskuler mempunyai tubuh yang agak
underweight.

DIET RENDAH GARAM

Modifikasi berikut ini dilakukan pada diet yang normal:

1. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari 1/2 sendok teh atau 2 gram
garam dapur sehari) pada waktu memasak.

2. Di meja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur atau pun bahan penyedap
yang mengandung natrium, seperti bumbu masak, kecap, saus tomat dan lain-lain.

3. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500 ml per hari. Kalau
mungkin, susu sapi diganti dengan susu nabati (susu kedelai) yang kandungan
natriumnya sangat sedikit.

4. Makanan berikut ini harus dihindari:


a) Makanan asin: ham, lidah asap, ikan asin, ebi, telur asin, keju, dendeng, abon, kornet,
sardencis, dan sebagainya.

b) Sayuran dan buah yang diasinkan: sayur asin, sawi asin, asinan, sayuran dan buah,
acar, dan sebagainya.

c) Berbagai bahan penyedap dan aditif: garam dapur, bumbu masak, vetsin, soda kue,
saus tomat, tauco, petis, terasi dan lain-lain.

d) Makanan camilan: roti, kue, biskuit dan lain-lain yang diolah dengan soda kue atau
garam dapur.

e) Makanan nabati yang diasinkan: pindakas (mentega kacang) kacang asin, margarin
biasa, dan lain-lain.

5. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam, dianjurkan penggunaan
bumbu yang tidak mengandung natrium seperti gula, cuka, bawang merah, bawang
putih, jahe, kunyit, laos, salam dan lain-lain. Di toko-toko swalayan juga tersedia
garam khusus diet (Slim and Fit) yang terutama mengandung kalium klorida.

DIET RENDAH KOLESTEROL LEMAK TERBATAS

Pada aterosklerosis akan terlihat kadar kolesterol darah yang tinggi.

Sejumlah penelitian yang menbandingkan berbagai populasi dan berbagai bagian


dunia telah memperlihatkan bahwa kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah
satu di antara sejumlah faktor yang berkaitan dengan peningkatan insidensi panyakit
jantung koroner. Keadaan ini juga berhubungan dengan konsumsi lemak jenuh dalam
proporsi yang tinggi, seperti lemak jenuh dalam berbagai produk susu, telur, dan daging,
sementara konsumsi lemak tak jenuh yang terdapat di dalam minyak nabati, seperti
minyak jagung dan minyak kedelai, relatif lebih sedikit.

Penurunan kadar kolesterol darah dimungkinkan dengan cara mengurangi konsumsi


lemak hewani. Cara ini dapat dicapai dengan mengurangi makan makanan yang berlemak
seperti, sate kambing, sate babi, gulai kambing, lapis legit, tarcis, kue-kue kering,
makanan gorengan, keju, mentega, margarin, susu fulcream dan tidak mengoreng
makanan. Makanan yang mengandung lemak mempunyai nilai kalori yang tinggi.
Penururnan konsumsi lemak akan mengakibatkan pengurangan masukan kalori sehingga
terjadi penurunan berat badan. Apabila keadaan obesitas tidak terdapat, ke dalam diet
harus disertakan makanan ekstra yang mengandung hidratarang kompleks. Misalnya,
ekstra roti tanpa dibubuhi mentega.

Pada beberapa keadaan juga diperlukan pengurangan konsumsi kolesterol. Kolesterol


hanya ditemukan pada lemak hewani. Merah telur umumnya menjadi sumber utama
kolesterol dalam makanan merah telur yang ada dalam sebutir telur mengandung sekitar
250 gm kolesterol. Makanan lainnya yang kaya kan kolesterol adalah otak, jerohan, hati,
produk susu seperti keju, mentega, krim, dan lain-lain, udang, kepiting, cumi dan susu
fullcream. Kolesterol juga disintesis dalam tubuh. Unsur ini diperlukan bagi
pembentukan berbagai hormon serta getah empedu dan ditemukan di dalam selubung
mielin saraf serta otak. Konsumsi kolesterol setiap hari dapat dikendalikan dengan cara:

1. Membatasi makan merah telur hanya sampai dua butir telur selama seminggu.

Anda mungkin juga menyukai