Konsep Plagiat
Konsep Plagiat
RISET KEPERAWATAN
KONSEP PLAGIATISME
TINGKAT III-A
DINAS KESEHATAN
i
NAMA KELOMPOK
1. ERWIN SEPTIANA
2. EVHA MARLIANA
3. FINA FEBRIANTI NINGSIH
4. HUSNI LAILI ISWANTARI
5. ILHAM MAKRIFANDI A.
6. JANUAR ARIADI
7. L. HILMAN HADI S.
8. LALU MUH. AZRIN
ii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Atas
karunia yang telah diberikan kepada kita semua. Berkat rahmat serta hidayah-Nya
pula, makalah ini dapat kami selsaikan tepat pada waktunya.
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini, tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan ataupun kehilafan-kehilafan yang kami perbuat karna kesempurnaan hanya
milik Allah semata, sehingga kami berharap kepada pembaca untuk memberikann
saran-saran atau masukan-masukan yang positif agar kedepannya kami dapat
memberikan hal yang lebih baik lagi.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................... 11
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
plagiatisme. Penulis berpendapat, setidak-tidaknya pada kondisi sekarang ini
permasalahan itu masih menjadi peristiwa keseharian bahkan menjadi hal yang rutin
terjadi atau tingkat kejadiannya (incident) cukup tinggi. Memang tertutup-tutupi oleh
label kelembagaan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah, tapi ibarat gunung es
yang hanya terlihat puncaknya saja padahal volume di bawah permukaan air
sangatlah besar.
Mahasiswa mampu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1.3.3 Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi test, sofware
dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolah-
olah sebagai karyanya sendiri;
1.3.4 Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda
kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau
yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan
meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan;\
1.3.5 Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat
sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan
yang memadai terhadap sumber;
1.3.6 Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau
menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan
sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah;
1.3.7 Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya
sendiri
1.3.8 Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar
orang lain untuk membuatnya.
4
Pesan paling penting dalam bagian ini adalah bahwa memberikan pengakuan
kepada sumber yang dikutip dan kemampuan untuk mengutip secara akurat
sumber tersebut adalah sangat penting.
1.4.1 Mengutip
a. Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau
dari publikasi resmi harus dikutip. Exact berarti menggunakan kata-
kata yang sama (the same words), tanda baca yang sama (the same
5
punctuation), ejaan yang sama (the same spelling), huruf besar yang
sama (the same capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara
apa adanya (exact), mahasiswa harus disarankan agar melakukannya
dengan sangat cermat. Tingkat akurasi yang sangat tinggi adalah
sangat esensial.
b. Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai
dengan konteks ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada
ucapan (lafal) khusus yang harus dipergunakan, misalnya, atau
dalam kejadian tertentu sangat dibutuhkan, sisipan (interpolation)
dapat dipergunakan dalam materi kutipan. Akan tetapi, semua
sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung persegi [...],
bukan parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam
dokumen asli telah diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah
ditambahkan.
c. Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika mahasiswa hanya ingin
menggunakan porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa
diperbolehkan untuk menghilangkan bagian tertentu dari dokumen
asli. Prosedur ini dinamakan elipsis (pembuangan kata). Prosedur ini
harus dipergunakan dengan cara yang sangat cermat (extra care),
sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang asli tidak
berubah. Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus
disisipkan.
1.4.2 Melakukan Parafrase
6
c. Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci dibandingkan dengan
rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau gagasan
tunggal yang penting secara ringkas.
a. Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak
dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya
b. Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah
kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.
c. Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk
mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan
materi yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas
kartu catatan, tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan
pokok masalah dari parafrase anda.
d. Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan
kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat
yang anda buat secara akurat mengungkapkan semua informasi
penting dalam sebuah bentuk yang baru.
e. Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau
ungkapan yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil secara
persis dari sumber tersebut.
f. Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu
catatan anda sehingga anda dapat menyebutkannya secara mudah
7
jika anda memutuskan untuk memasukkannya ke dalam tulisan
anda.
8
1.6 Aspek Hukum Plagiatisme
9
fotografi. Sebagai tambahan revisi Roma dan Brusel memberi perlindungan
pada hasil-hasil karya seni yang digunakan untuk industri/komersil sepanjang
perundang-undangan dalam negeri memungkinkan perlindungan tersebut. Di
dalam revisi Roma ditegaskan bahwa masa berlaku hak cipta (copyright) dari
hampir semua bentuk karya cipta berumur selama penciptanya hidup ditambah
50 tahun, tapi ada beberapa negara yang memberlakukan lebih
singkat. Selanjutnya revisi Stokholm dan Paris agak sedikit membebaskan hak
untuk menterjemahkan sebagai komfromi dari negara-negara maju pada negara-
negara berkembang untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagai penutup dari makalah ini dapat diambil beberapa kesimpu;an dan
saran sebagai berikut:
11
lebih dibobotkan kepada daya analisa dan sintesa serta penerapan sangsi-sangsi
akademik yang tegas harus menjadi bagian integral dalam metoda pembelajaran.
3.2 SARAN
Indonesia termasuk negara yang meratifikasi Konvensi Bern (Internasional
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works) dan memiliki pula
Undang-undang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Departemen Pendidikan
Nasional dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi juga telah menyoroti
secara khusus perihal pemberantasan plagiatisme. Karena itu perguruan tinggi
sebagai lembaga ilmiah harus memiliki sistem, mekanisme, dan prosedur untuk
mengenali dan menangkal plagiatisme serta menghukum para plagiator dengan sangsi
akademis yang tegas yang diatur dalam kode etik ilmiah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Borang Akreditasi Program Studi, Jenjang S1. BAN-PT, Depdiknas.
BAN-PT (2001)
Peta HaKI Mutakhir: Kuliah Umum Universitas Islam 45, Bekasi 10 Juni
2000. Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum
dan Perundang-undangan RI.
Writing, A College Handbook, Second Edition. New York – London, W.W.
Norton & Company.
13