Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

A. Sifat Alat-alat Meteorologi

Sifat alat-alat meteorologi pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya,
yang digunakan dalam penelitian di laboratorium yaitu bersifat peka dan teliti.
Perbedaannya terletak pada penggunaan dan penempatan serta pemakaiannya. Alat-alat
Meteorologi pada umumnya dipasang di luar ruangan dan berhubungan lansung dengan
proses cuaca, sedangkan alat-alat laboratorium sebaliknya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka alat-alat Meteorologi harus bersifat :
1. Kuat, agar alat-alat ini tahan terhadap cuaca serta tahan lama.
2. Sederhana, baik bentuk maupun penggunaannya. Bentuk sederhana agar
mudah dimengerti dan diperbaiki sendiri saat terjadi kerusakan-kerusakan
kecil.

B. Jenis Alat-alat Meteorologi

Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat Meteorologi dibagi menjadi dua jenis
yaitu bersifat RECORDING dan NON RECORDING.
Alat yang bersifat Recording adalah alat yang dapat mencatat data dengan
sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga penggantian pias
berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga minimum dan harga
maximum.
Sedangkan alat yang bersifat Non Recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-
saat tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri .
Ditinjau dari segi penggunaannya alat Meteorologi untuk pengamatan rutin dapat
dibagi menjadi tiga jenis yaitu,

1
Alat meteorologi yang dipakai dipermukaan bumi.
Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi sinoptic, meteorologi
pertanian, Klimatologi dan maritim, misalnya barometer, anemometer, anemograf
dan lain-lain.

Alat meteorologi yang dipakai untuk pengamatan lapisan udara atas.


Alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi sinoptik dan penerbangan,
yang memerlukan pengamatan aerologi, misalnya pilot balon yang menggunakan
theodolit, radio sonde, rawin dan lain-lain.

Alat meteorologi khusus


Alat ini banyak digunakan dalam lapangan penelitian. Unsur yang diamati sama,
tapi dengan menggunakan alat dan metode yang berbeda-beda, disesuaikan
dengan maksud dan tujuan penelitian itu sendiri.

Pada umumnya berbentuk sederhana, mudah dibuat dan mudah diperbaiki dan
mempunyai standart tertentu seperti alat meteorologi lainnya. Sensor jenis alat ini
kebanyakan terdiri dari thermocouple yang mempunyai kontruksi bermacam-macam
seperti hot wire anemometer (pengukur angin lemah), thermocouple psycrometer
(pengukur kelembaban), ribon thermopile (pengukur radiasi) dan lain-lainnya.

C. Ketelitian Pada pengamatan dengan alat

Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung ;


a. Ketelitian dari pengukur yang dipergunakan dengan pembacaannya.
b. Tetapnya besaran yang diukur.
c. Kecepatan reaksi dari alat ukur pada pengukuran besaran-besaran yang berubah-
ubah.

2
d. Daya, agar penunjuk alat ukur memberi penyimpangan kecil sekali.

Jelas bahwa ketelitian elemen meteorologi tentu terbatas. Semua pengamatan


mempunyai kesalahan masing-masing. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap
pengamatan dapat dibagi sebagai berikut :

1.3.1 Kesalahan Sistematik

Hal ini dapat terjadi pada penyimpangan-penyimpangan dari alat yang digunakan,
gangguan yang mungkin timbul dan metode yang keliru.
1. Kesalahan Instrument. Pada neraca, misalnya, kesalahan-kesalahan dapat
disebabkan oleh lengan-lengan yang tidak sama, penyimpangan-penyimpangan
dari batu timbangan atau pembagian skala yang kurang baik. Ini dapat dikurangi
dengan membuat koreksi.
2. Kesalahan gangguan. Ini disebabkan oleh getaran bumi, arus angin, penyinaran
panas dan lainnya. Gangguan ini dapat dikurangi dengan misalnya menimbang
dalam almari tertutup, menghindari penyinaran panas dengan memakai penyekat
dan sebagainya.
3. Kesalahan methodik. Kesalahan yang disebabkan cara (metode) pengamatan
(pengukuran) yang kurang baik dan harus diatasi dengan cara yang lebih
sempurna agar dapat mendekati kebenaran.

1.3.2 Kesalahan Yang Tak Terduga

Hal ini dapat terjadi oleh;

1. Kesalahan penyetelan. Yang terpenting disini adalah penyetelan dari


hubungan-hubungan dan caranya harus tetap.

3
2. Kesalahan pembacaan. Disebabkann oleh kurang meratanya barang yang
diukur dan pembacaan dari instrument (kesalahan paralaks).

D. Satuan-satuan Dalam Meteorologi

Dengan banyaknya unsur-unsur meteorologi yang diamat, bearti banyak pula alat-
alat dan satuan-satuan yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur tersebut. Dibawah
ini beberapa contoh satuan yang digunakan dalam meteorologi;
a. Satuan tekanan udara dinyatakan dalam milibar atau cm Hg.
b. Satuan temperatur dalam o C.
c. Satuan penguapan dan curah hujan dinyatakan dalam milimeter.
d. Satuan arah angin dinyatakan dalam arah mata angin, seperti arah utara, selatan,
timur dan barat. Selain itu dapat juga dinyatakan dalam derajat (0 derajat sampai
360 derajat).
e. Satuan kecepatan angin dinyatakan dalam Knots atau mil/jam, m/det dan
km/jam.
f. Satuan intensitas radiasi matahari dinyatakan dalam gram kalori/cm2 /hari.
g. Satuan lamanya matahari bersinar dinyatakan dalam jam atau persen(%).
h. Satuan relative humidity dalam persen (%).
i. Satuan untuk menentukan jumlah awan dalam okta.

Mengingat alat-alat meteorologi sebagian besar didatangkan dari luar negeri yang
belum menggunakan satuan metrik, maka perlu diketahui satuan-satuan lain seperti
tersebut dibawah ini..
1 milimeter = 0.39 inch
1 meter = 3.28 feet
1 inch = 2.54 cm
1 yard = 91.44 cm
1 gallon = 3.79 liter
1 nautical mile = 1.85 km

4
1 angstrom = 10-8 cm
1 Sequare inch = 6.4516 cm
1 knot = 0.5 m/detik
1 milibar = 0.75 mm Hg
1 standart atmosfer = 1013.25 mb
1 pound = 0.4536 kg

5
BAB II
TAMAN ALAT DAN SANGKAR METEOROLOGI

Peramatan unsur-unsur merteorologi, memerlukan alat-alat meteorologi.


Ketelitian peramatan tergantung berbagai faktor, misalnya ketelitian alat, ketelitian
observer atau pengamat, metode yang dipakai serta pemasangan atau penempatan alat-
alat.
Agar supaya hasil pengamatan dari berbagai stasiun meteorologi dan klimatologi
dapat dibandingkan satu sama lainya, maka penempatan alat-alat meteorologi dan metode
pengamatannya haruslah sama. Untuk keperluan tersebut maka stasiun meteorologi dan
klimatologi dibuat taman alat untuk menempatkan alat-alat onservasi.

2.1 Taman Alat-Alat Meteorologi

Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap stasiun meteorologi.


Luas taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang didalamnya. Tempat untuk
membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis stasiun, agar hasil peramatan cukup
representatif, misalnya taman alat-alat untuk keperluan penerbangan dibangun dekat
landasan.
Taman alat-alat meteorologi pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk
keperluan pertanian.
Taman alat-alat untuk stasiun klimatologi dibangun sedemikian rupa agar dapat
beroperasi secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.
Taman alat-alat untuk stasiun sinoptik dibangun pada tempat yang cukup
representatif untuk daerah sekitarnya.
Untuk membangun suatu taman alat perlu diketahui ketentuan-ketentuan sebagai
berikut,

6
1. Pilih areal tanah yang datar, atau yang sudah diratakan dan ditanami rumput
pendek.
2. Areal tanah tersebut jauh letaknya dari pohon-pohonan dan bangunan yang tinggi.
3. Areal yang digunakan untuk taman alat tersebut diberi pagar (pagar kawat/besi)
setinggi 1 meter untuk melindungi alat dari gangguan bintang atau yang lainnya.
4. Ukuran luas taman alat tergantung dari tergantung dari jenis stasiun dan jumlah
alat yang dipasang didalamnya, misalnya misalnya luas taman alat stasiun
meteorologi sinoptik dan penerbangan berukuran 20 x 15 m, luas taman alat
stasiun meteorologi pertanian 40 x 20 m, luas taman alat stasiun kliamatologi 60 x
40 m.
5. Posisi taman alat memanjang arah utara selatan.
6. Untuk keperluan observasi dibuatkan jalam kerikil selebar 0.5 m .
7. Letak alat-alat meteorologi dalam taman alat ditentukan ditentukan seperti terlihat
pada gambar1. Letak sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu satu sama lain. Penukaran tempat dapat mempengaruhi hasil
pengamatan. Misalnya tempat untuk sangkar dipasang solari meter atau campbell
stokes, maka pada suatu saan bayangan dari anemometer akan menutupi solari
meter sehingga radiasi yang tercatat akan berkurang.

7
Gambar 1. Taman Alat

2.2 Sangkar Meteorologi

Sangkar meteorologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti terlihat pada
gambar3.
Dalam sangkar meteorologi dipasang alat-alat seperti termometer bola kering,
termometer bola basah, termometer maximum, termometer minimum, dan evaporimeter jenis
piche.
Pemasangan alat meteorologi dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari
tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat yang berada didalamnya
terlindung dari radiasi matahari secara langsung, hujan dan debu.

8
2.2.1 Bentuk Sangkar dan Pemasangannya

Sangkar meteorologi dibuat dari kayu yang kuat sehingga tahan terhadap cuaca. Sangkar
dicat putih agar tidak banyak menyerap panas matahari. Sangkar dengan tinggi 120 cm dipasang
diatas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali (sebaiknya 4 kali) tinggi benda
yang berada disekitarnya. Pondasi beton pada keempat kakinya agar kuat sehingga tidak goyang
saat terjadi angin kencang.Pada dinding sangkar dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya
aliran udara sehingga temperatur dan kelembaban dalam sangkar mendekati atau sama dengan
temperatur dan kelembaban diluar sangkar. Sangkar dipasang degan pintu yang menghadap
utara selatan, sehingga alat yang ada didalamnya tidak terkena radiasi matahari secara langsung.
Jika matahari berada di utara katulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang dibuka.

9
Gambar 2. Sangkar Meteorologi

10
Gambar 3. Alat-alat dalam Sangkar Meteorologi

11
BAB III
ALAT-ALAT METEOROLOGI

Alat-alat meteorologi merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh data-data


unsur-unsur cuaca yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, arah dan kecepatan
anginn, radiasi matahari dan penguapan.
Beberapa alat meteorologi yang terpasang pada taman alat, terpasang pada ketinggian
120 cm yaitu penakar hujan OBS, penakar hujan type helman dan beberapa alat recorder antara
lain campbell stokes, actinograf bimetal, evaporigrapht. Maksud dari pemasangan alat pada
ketinggian tersebut adalah selain memudahkan dalam pengamatan juga pada ketinggian tersebut
cukup representatif untuk pengukuran beberapa unsur cuaca pada permukaan. Sedangkan
beberapa alat yang lain dipasang pada ketinggian yang ditentukan karena ketinggian merupakan
faktor penentunya.
Alat-alat meteorologi rata-rata bercat putih dan terpasang diatas tanah yang berumput
pendek dengan maksud agar dapat mengurangi penyerapan panas yang dipancarkan oleh terik
matahari dan mengurangi pancaran radiasi pantul oleh tanah.

3.1 Penakar Hujan

3.1.1 Penakar hujan Observatorium (OBS)

Panakar hujan Onservatorium merupakan penakar hujan non-recording atau tidak dapat
mencatat sendiri. Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh
pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan yang terukur
dinyatakan dalam satuan mm.
Panakar hujan OBS, pada pengamatan Agroklimat diamati tiap jam 07.00 waktu
setempat, sedangkan untuk pengamatan sinoptik diamati tiap jam.

12
Pancatatan data curah hujan hasil pengukuran dinyatakan dalam bilangan bulat. apabila
tidak ada hujan ditulis strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka ditulis
0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1.

3.1.1.a Bagian-bagian Alat

Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian utama yaitu.


1. Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang dapat dilepas dengan luas 100
cm persegi.
2. Tabung panampung air hujan.
3. Kran untuk mengeluarkan air
4. Penyangga
5. Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm.
(lihat gambar 4.)

3.1.1.b Cara Kerja Alat

Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk
dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan
air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan
yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan
beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.

13
Gambar 4. Penakar hujan Observatorium (OBS)

3.1.2 Penakar hujan Otomatis Type Hellman

14
Panakar hujan otomatis type Hellman merupakan penakar hujan recording atau dapat
mencatat sendiri. Data yang dihasilkan hujan dengan alat ini adalah waktu (saat) terjadinya
hujan (jam), periode hujan (jam), intensitas curah hujan (mm/menit atau mm/jam) dan jumlah
curah hujan (mm) . Semua pengukuran tersebut untuk periode waktu 24 jam atau 1 hari.
Hasil penakaran curah hujan selain dalam bentuk tampungan air hujan dalam panci
penampung, juga dihasilkan dalam bentuk grafik yang tercatat pada pias. Penakaran dan
penggantian kertas pias dilakukan jam 07.00 waktu setempat.

3.1.2.a Bagian-bagian Alat

Penakar hujan otomatis type Helllman terdiri dari beberapa bagian utama yaitu;
1. Corong penakar dengan luas 200 cm persegi.
2. Tabung dengan pelampung yang dihubungkan dengan pena.
3. Jam pemutar dan kertas pias.
4. Pipa siphon untuk menentukan batas ketinggian air pada tabung pelampung
10 mm.
5. Panci penampung air hujan
6. Body penakar.
(lihat gambar 6.)

15
3.1.2.b Cara Kerja Alat

Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk
dalam corong penakar dialirkan masuk dalam tabung pelampung. Penambahan air hujan yang
masuk dalam tabung pelampung akan mengangkat pelampung yang berhubungan dengan pena
ke atas. Pergerakan pena akan membentuk grafik pada pias yang diputar oleh jam pemutar,
dimana sumbu X adalah waktu antara jam 07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu
Y adalah jumlah curah hujan dengan nilai 0 – 10 mm. Setelah mencapai nilai 10 mm pada pias,
air yang tertampung dalam tabung pelampung dikeluarkan melalui pipa siphon dan pena turun

hingga nilai 0 pada pias . Pergerakan naik turunnya pena akan terus berlangsung sampai hujan
berhenti. Air yang dikeluarkan dari tabung pelampung kemudian tertampung dalam penci
penampung dan pada saat penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan
dicatat pada pias.

16
Gambar 5. Pias Penakar Hujan Otomatis Type Hellman

Gambar 6. Penakar Hujan Otomatis Type Hellman

17
3.2 Alat Pengukur Arah dan Kecepatan Angin

3.2.1 Cup Counter Anemometer

Cup Counter Anemometer merupakan alat non recording. Cup Counter Anemometer
digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata angin pada ketinggian-ketinggian yang
ditentukan. Data yang hasilkan berupa kecepatan rata-rata angin pada ketinggian tersebut dalam
satuan km/jam. Di stasiun klimatologi dipasang tiga buah Cup Counter Anemometer dengan
ketinggian 0.5 meter, 2 meter dan 6 meter. Dalam pengamatan Agroklimat Cup Counter
Anemometer diamati pada jam 07.00 WS, 07.30 WS, 10.00 WS, 13.30 WS, 14.00 WS, 16.00
WS, 17.30 WS dan jam 18.00 WS.

3.2.1.a Bagian-bagian Alat

Cup Counter Anemometer terdiri dari 3 bagian yaitu


1. Tiga buah mangkok sebagai baling-baling yang dibatasi sudut 123 o
2. Counter
3. Tiang
(lihat gambar 7.)

3.2.1.b Cara Kerja alat

Saat terjadi angin, tenaga geraknya akan memutar mangkok baling baling. Putaran
tersebut diteruskan ke counter berupa pertambahan nilai pada angka-angka counter. Tiga kali
putaran penuh nilai pada counter akan bertambah sebesar 0,01. Data diperoleh dengan
perhitungan sebagai berikut.

18
Kecepatan rata-rata selama periode @ jam = (pembacaan II - pembacaan I) x 1 km/jam
Periode @ jam
Keterangan :
Pembacaan I : pembacaan awal periode @ jam
Pembacaan II : pembacaan akhir periode @ jam

Gambar 7. Cup Counter Anemometer

19
3.2.2 Wind vane dan Force Indicator

Wind Vane dan Force Indicator merupakan alat non recording. Alat ini digunakan untuk
mengukur arah dan kecepatan angin sesaat (saat pengamatan). Wind Vane dan Force Indicator
terdiri dari dua unit alat yaitu penentu arah angin Wind vane) dan penentu kecepatan angin (force
indicator).
Data yang dihasilkan berupa data arah angin yang dinyatakan dalam 8 arah mata angin
( North, North East, East, South East, south, South West, West dan North West) yang ditulis
huruf depanya saja dari masing-masing kata dan data kecepatan angin yang dinyatakan dalam
satuan meter/detik. Wind Vane dan Force Indicator dipasang pada ketinggian 6 meter. Pada
pengamatan agroklimat Wind Vane dan Force diamati pada jam 07.00, 07.30, 10.00, 13.30,
14.00, 16.00, 17.30 dan jam 18.00 waktu setempat.

3.2.2.a Bagian-bagian alat

Wind Vane dan Force Indicator terdiri dari 5 bagian utama;


1. lembar logam indikator kecepatan
2. skala kecepatan
3. Wind vane
4. Penentu arah utara (North).
(lihat gambar 8.)

3.2.2.b Cara Kerja Alat

Terjadinya angin akan menggerakkan lembar logam indikator kecepatan membentuk


penyimpangan ke arah horisontal. Besarnya penyimpangan tersebut tergantung dari besarnya
tenaga aliran udara atau hembusan angin. Pembacaan kecepatan angin yang terjadi dapat dilihat
pada besarnya penyimpangan lembar logam pada skala kecepatan angin.

20
Sedangkan arah angin dapat dibaca dari wind van dimana ujung depan (terdapat bola
besi) adalah menunjukkan arah datangnya angin yang dapat diartikan sebagai arah angin.

Gambar 8. Wind Vane dan Force Indicator

21
3.2.3 Belford Aerovane Anemometer (tinggi 10 meter)

Jenis alat ini biasa dipasang pada stasiun meteorologi. Alat ini berguna untuk mengukur
arah dan kecepatan angin pada ketinggian 10 m saat pengamatan dan termasuk alat non
recording. Data yang dihasilkan berupa data kecepatan angin dalam satuan knot (mil/jam) dan
data arah angin yang dinyatakan dalam satuan derajad (o). Untuk pengamatan sinoptik dilakukan
pengamatan setiap jam dan dilaporkan dalam berita sinop.
Belford Aerovane anemometer merupakan alat elektris, dimana dalam pengoperasiannya
membutuhkan daya listrik.

3.2.3.a Bagian-bagian Alat

Belford Aerovane anemometer terdiri dari 4 bagian utama;


1. Baling-baling yang berhubungan dengan dinamo
2. Vane yang berfungsi sebagai penentu arah angin.
3. Recorder arah dan kecepatan angin.
4. Tiang
(lihat gambar 9.)

3.2.3.b Cara Kerja Alat

Putaran baling-baling oleh aliran udara (angin) diteruskan untuk memutar dinamo.
Putaran dinamo akan menghasilkan arus listrik. Perubahan kecepatan putar (Rpm) akan
menetukan besarnya arus listrik yang dihasilkan. Perbedaan arus yang dihasilkan oleh dinamo
akan diterjemahkan oleh recorder sebagai satuan-satuan kecepatan angin.
Vane yang berfungsi sebagai penentu arah angin memutar badan pesawat pada porosnya
dan dihubungkan dengan sincro transmiter. Adanya power suply 110 V yang melewati sincro
transmiter digunakan untuk menentukan arah angin pada recorder.

22
Gambar 9. Belford Aerovane Anemometer (tinggi 10 meter)

23
3.3 Alat Pengukur Suhu

3.3.1 Termometer Bola Kering

Termometer bola kering (TBK) termasuk alat non recording. Alat ini digunakan untuk
mengukur suhu udara pada saat pengamatan. Termometer bola kering terpasang dalam sangkar
meteorologi. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam o C. Dilapangan, termometer bola kering
dipasang di dalam sangkar meteorologi. Untuk pengamatan Agroklimat dilakukan pada jam
07.00, 07.30, 10.00, 13.00, 13.30, 14.00, 16.00, 17.30, 18.00 waktu setempat.

3.3.1.a Bagian-bagian alat

Termometer bola kering terdiri dari 3 bagian utama;


1. Air raksa
2. Bola temometer
3. Skala suhu
(lihat gambar 3.)

3.3.1.b Cara Kerja alat

Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akan
menyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volume
air raksa yang ada. Pemuaian air raksa tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa
ke skala yang lebih besar. Pemukaan raksa akan bergeser0 ke skala yang lebih kecil bila terjadi
penurunan suhu.

24
3.3.2 Termometer Maksimum

Termometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi yang terjadi dalam
periode waktu 24 jam (1 hari). Termometer maksimum termasuk alat non recording dan
terpasang dalam sangkar meteorologi. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan o C. Pada
pengamatan agroklimat, termometer maksimum diamati pada jam 18.00 waktu setempat.
Spesifikasi dari termometer maksimum adalah terdapatnya celah sempit pada bagian antara bola
termometer dan kolom raksa pada skala, untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah
masuk ke kolom raksa kembali ke bola termometer saat terjadi penyusutan oleh penurunan suhu.
Termometer maksimum dipasang miring sebesar 5 o dari garis horisontal.

3.3.2.a Bagian-bagian alat

Termometer maksimum terdiri dari 4 bagian utama;


1. Bola termometer
2. Air raksa
3. Skala suhu
4. Celah sempit
(lihat gambar 10.)

3.3.2.b Cara Kerja alat

Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akan
menyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volume
air raksa yang ada dan menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar.
Saat terjadi penurunan suhu, air raksa yang terdapat pada bola termometer akan menyusut. Akan

25
tetapi air raksa yang telah masuk ke kolom raksa pada skala tidak bisa kembali ke bola raksa
karena terhambat oleh adanya celah sempit. Sehingga dapat diketahui suhu tertinggi yang telah
terjadi.

Gambar 10. Termometer Maksimum

3.3.3 Termometer Minimum

Termometer minimum merupakan alat non recording. Alat ini digunakan untuk
mengukur suhu yang terendah yang terjadi dalam periode waktu 24 jam (1 hari). Data yang
o
dihasilkan dinyatakan dalam satuan C. Termometer minimum terpasang dalam sangkar
meteorologi. Pada pengamatan agroklimat, termeter minimum diamatai pada jam 14.00 waktu
setempat. Spesifikasi dari alat ini adalah termometer minimum tidak menggunakan raksa, akan
tetapi menggunakan alkohol. Alasan penggunaan alkohol adalah bahwa alkohol mempunyai titik
beku yang rendah dan merupakan penghantar yang baik.

3.3.3.a Bagian-bagian Alat

Termometer monimum terdiri dari 4 bagian utama;


1. Bola termometer
2. Alkohol
3. Skala suhu
4. Indeks
(lihat gambar 11.)

3.3.3.b Cara Kerja Alat

26
Saat terjadi penurunan suhu, alkohol dalam bola termometer akan menyusut. Penyusutan
tersebut menyebabkan penurunan kolom alkohol pada skala dan menggeser indeks yang terdapat
pada kolom alkohol ke skala yang lebih kecil.
Saat terjadi kenaikan suhu, alkohol dalam bola termometer akan memuai. Pemuaian tersebut
akan menaikkan permukaan alkohol dalam kolom alkohol akan tetapi kenaikan tersebut tidak
mempengaruhi posisi indeks (indeks tidak bergerak ). Sehingga dapat diketahui suhu terendah
yang terjadi.

Gambar 11. Termometer Minimum

3.3.4 Termometer Tanah

Termometer tanah merupakan alat non recording. Alat ini digunakan untuk mengukur
suhu tanah pada beberapa kedalaman yang telah ditentukan. Kedalaman tanah yang diukur
meliputi kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Termometer tanah
terbagi dalam dua yaitu, termometer tanah gundul dan termometer tanah berumput. Termometer
tanah berumput diasumsikan sebagai tanah yang bervegetasi sedangkan tanah gundul
diasumsikan sebagai tanah yang tidak bervegetasi.

27
3.3.4.a Bagian-bagian Alat

Satu set termometer tanah terdiri atas


1. Enam buah termometer tanah (termometer yang didisain khusus untuk
menngukur suhu tanah)
2. Lima buah besi penyangga (untuk termometer pada kedalaman 0 – 20 cm)
3. Dua buah pipa pelindung dan parafin wax (untuk termometer pada
kedalaman 50 – 100 cm).
(lihat gambar 12.)

3.3.4.b Cara Kerja Alat

Pinsip kerja sama dengan prinsip kerja termometer bola kering hanya sumber kalornya
berasal dari tanah.

28
29
3.4 Alat Pengukur Kelembaban Udara

3.4.1 Psycrometer (Termometer Bola Basah dan Termometer Bola Kering)

Termometer bola basah (TBB) termasuk alat non recording. Alat ini digunakan bersama-
sama dengan bola kering untuk menghitung nilai kelembaban udara. Data yang dihasilkan
dinyatakan dalam satuan persen (%). Waktu pengamatan termometer bola basah sama dengan
termometer bola kering. Termometer bola basah terpasang dalam sangkar meteorologi.

3.4.1.a Bagian-bagian alat

Termometer bola basah terdiri dari 5 bagian utama;


1. Bola termometer
2. Air raksa
3. Skala suhu
4. Kain muslin
5. Cawan air
(lihat gambar 3.)

3.4.1.b Cara Kerja Alat

Secara proses fisika, cara kerja termometer bola basah sama dengan termometer bola
kering. Perbedaannya adalah pada termometer bola basah terdapat kain muslin yang
membungkus bola termometer dan selalu basah oleh air dari cawan. Untuk mengetahui lembab
nisbi dan absolute humidity maka hubungan antara pembacaan termometer bola basah dan
termometer bola kering dan tekanan uap saat itu harus diketahui. Persamaan untuk memperoleh
tekanan uap adalah sebagai berikut.

30
..e = e’ – AP (t – t’)
Dimana
e = tekanan uap dalam udara
e’ = tekanan uap maksimum pada suhu bola basah
A = tetapan psychrometer (0.0012, 0.008, 0.000656)
P = tekanan udara
t = suhu bola kering
t’ = suhu bola basah

Kemudian diteruskan dengan penghitungan RH (Relative Humidity) sebagai berikut.

RH = e x 100 %
es
Dimana
E = tekanan uap air yang didapat dari persamaan diatas
es = tekanan uap air maksimum pada suhu bola kering
RH = lembab nisbi dalam persen

3.5 Alat Pengukur Penguapan

3.5.1 Piche Evaporimeter

Piche evaporimeter termasuk alat non recording. Piche evaporimeter terpasang dalam
sangkar meteorologi digunakan untuk mengukur penguapan secara relatif ,maksudnya adalah
alat ini tak dapat mengukur secara langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi yang
sesungguhnya terjadi. Lebih tepat jika dikatakan sebagai alat penngukur daya penguapan udara,
terutama terhadap permukaan benda atau tumbuhan.

31
Hasil pembacaannya sangat dipengaruhi oleh angin, iklim dan debu. Alat ini sangat
bermanfaat untuk penelitian mikro klimatologi. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan
milimeter.
Dalam pengamatan agroklimat , alat ini diamati pada jam 07.30, 13.30 dan 18.00 waktu
setempat.

3.5.1.a Bagian-bagian alat

Piche evaporimeter terdiri dari 4 bagian utama;


1. Pipa kaca berskala
2. Kertas filter
3. Penjepit kertas filter
4. Air (aguades)
(lihat gambar 13.)

3.5.1.b Cara Kerja Alat

Setelah pengisian dan alat digantung (terpasang terbalik), air meresap kedalam filter.
Penguapan terjadi pada permukaan kertas filter yang basah pada kedua sisinya. Penguapan yang
terjadi secara terus menerus akan mengurangi volume air yang ada dalam pipa kaca berskala,
sehingga permukaan air pada pipa kaca berskala akan berkurang. Besarnya penguapan diperoleh
dengan perhitungan sebagai berikut;

Evaporasi = V
2(R2 - r2)
keterangan :
R : jari-jari filter (cm2 )
.r : jari-jari mulut pipa (cm2 )

32
V : volume air yang menguap (cm3 )

Gambar 13. Piche Evaporimeter

3.5.2 Open Pan (Evaporimeter Panci Terbuka)

Open pan termasuk alat non recorder. Alat ini digunakan untuk mengukur daya
pengupan lapisan udara dekat tanah. Penguapan dari evaporimeter tidak sama dengan

33
penguapan suatu permukaan bumi, tetapi dapat menunjukkan perkiraan besarnya penguapan
suatu permukaan bumi. Data yng dihasilkan dinyatakan dalam satuan mm. Untuk pemasangan
satu unit Open Pan biasanya dilengkapi dengan alat pendukung yaitu sebuah penakar hujan OBS
dan sebuah cup counter anemometer tinggi 50 cm.

3.5.2.a Bagian-bagian Alat

Open pan terdiri dari 4 bagian penting;


1. Panci dari stainlees dengan diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.
2. Hook Gauge (Alat pengukur tinggi permukaan air dalam panci)
3. Still Well (Tempat Hook Gauge dan sekaligus pencegah terjadinya
gelombang saat pengukuran)
4. Floating Thermometer/termometer apung (termometer maksimum dan
minimum air)
(lihat gambar 14.)

3.5.2.b Cara Kerja Alat

Dengan adanya penguapan, permukaan air pada panci akan berkurang. Pengukuran
dilakukan didalam still well yang terdapat lubang pada dasarnya untuk jalan masuk air. Jumlah
air yang menguap dalam jangka waktu tertentu diukur menggunakan hook gauge dengan
merubah letak ujung jarum sampai menyentuh permukaan air. Pengamatan dilakukang dengan
mencatat hasil pengukuran perubahan tinggi air pada panci penguapan, pencatatan kecepatan
angin rata-rata dari cup counter anemometter serta pencatatan jumlah curah hujan dari penakar
hujan OBS yang terpasang.
Bila terjadi hujan dan masih mungkin dilakukan pengukuran, pengukuran tetap dilakukan
dan penghitungannya menambahkan jumlah curah hujan yang terjadi dalam penghitungan selisih
tinggi permukaan air, atau dirumuskan sebagai berikut;

34
Penguapan (selama waktu antara P1 dan P2) = ( P1 – P2 ) + H
Dimana P1 = Pengamatan ke1
P2 = Pengamatan ke 2
H = Jumlah curah hujan selama waktu antara P1 dan P2
Bila tida ada hujan atau hujan = 0, variabel H dapat dihilangkan.

Gambar 14. Open Pan

35
Gambar 15. Perlengkapan Open Pan
3.6 Alat Pengukur Matahari

3.6.1 Campbel stokes

Campbel stokes merupakan alat recording, dimana hasil pengukurannya dicatat dalam
pias yang berupa jejak pembakaran oleh pemfokusan sinar matahari. Campbel stokes digunakan

36
untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam atau
persen (%). Pada pengamatan agroklimat, penggantian pias (pengamatan) dilakukan jam 18.00.
Pemasangan pias jam 18.00 dengan asumsi bahwa pias dipasang sebelum matahari bersinar dan
diangkat setelah matahari terbenam telah terpenuhi.

3.6.1.a Bagian-bagian Alat

Campbel stokes terdiri dari 5 bagian utama;


1. Bola kaca pejal
1. Tempat pias dan kertas pias.
2. Busur penjepit bola kaca yang dilengkapi dengan skala derajat lintang.
3. Tiga buah skrup penyangga untuk memperoleh posisi horisontal dan arah
utara yang sebenarnya.
4. Papan skala untuk membaca pias (Sun shine scale).
(lihat gambar 16.)

3.6.1.b Cara Kerja Alat

Saat matahari bersinar cerah, sinar matahari yang jatuh pada bola kaca akan difokuskan
dan jatuh pada kertas pias. Pemfokusan itu akan membakar kertas pias. Pergerakan matahari
dari timur ke barat (karena adanya rotasi bumi), akan menggeser pembakaran pada kertas pias.

37
Saat pengamatan (jam 18.00 waktu setempat), pias diangkat dan diganti kemudian dibaca jejak
pembakarannya dengan menggunakan papan skala untuk memperoleh data lama matahari
bersinar.
Gambar 16. Campbel Stokes

Gambar 17. Pias Campbel Stokes


Penggunaan:

Pias Lengkung Panjang : 15 Oktober sampai 28 atau 29 Februari (BBS)


12 April sampai 2 September (BBU)

Pias Lengkung Pendek : 12 April sampai 2 September (BBS)


15 Oktober sampai 28 atau 29 februari (BBU)

Pias Lurus : 1 Maret sampai 11 April dan 3 September sampai 14 Oktober

38
(BBS dan BBU)

3.6.2 Gunbellani

Gunbellani merupaka alat nonrecording. Alat ini digunakan untuk mengukur jumlah
radisi harian matahari yang jatuh dipermukaan bumi. Data yang dihasilkan berupa jumlah
radiasi matahari yang dinyatakan dalam satuan gram. Cal / cm2 /jam. Pada pengamatan
Agroklimat Gunbellani diamatai jam 07.00 waktu setempat.

3.6.2.a Bagian-bagian Alat

Gunbellani terdiri dari 5 bagian utama;


1. Bola kaca
2. Bola tembaga hitam (Blackned copper sphere)
3. Tabung buret
4. Aquades
5. Tempat alat (housing).
(lihat gambar 18.)

3.6.2.b Cara Kerja Alat

Selama terjadi pancaran radiasi oleh matahari, terjadi penyerapan kalor oleh bola
tembaga hitam. Panas hasil serapan tersebut digunakan untuk menguapkan aquades yang
terdapat didalamnya. Uap air yang dihasilkan masuk dalam receiver. Karena terjadi perbedaan
suhu antara bola tembaga hitam dengan tabung buret, uap air akan mengembun dan akhirnya
mengumpul dalam dasar receiver. Pengamatan dilakukan dengan mencatat sisa air yang terdapat
pada dasar receiver setelah dibalik dan mencatat jumlah air yang terkumpul pada dasar receiver
setelah terjadi pengembunan selama 24 jam. Data jumlah radiasi harian dihitung dengan mencari

39
selisih antara dua pencatatan tersebut dikalikan dengan koefisien kalibrasi atau dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Jumlah radiasi = (pembacaan II – pembacaan I ) x koefisien kalibrasi
Keterangan :
Pembacaan I : pembacaan setelah alat dibalik (tanggal hari ini)
Pembacaan II : pembacaan setelah alat teradiasi selama 24 jam (tanggal hari
berikutnya).

Koefisien kalibrasi alat adalah 21 gram. Cal / cm2 /jam


Gambar 18. Gunbellani

40
3.7 Alat Pengukur Tekanan Udara

3.7.1 Barometer Air Raksa

Baormeter Air Raksa merupakan alat non recording. Alat ini digunakan untuk mengukur
tekanan udara. Data yang dihasilkan berupa tekanan udara di stasiun (QFE) dan tekanan udara di
permukaan laut (QFF) dan dinyatakan dalam satuan Mb. Pengoperasian barometer diperlukan
koreksi. Koreksi yang digunakan meliputi; koreksi suhu, koreksi lintang, koreksi tinggi dan
koreksi indeks. Koreksi lintang, koreksi tinggi dan koreksi indeks di-set saat kalibrasi alat
berdasarkan kondisi stasiun penggunanya. Ini dilakukan karena nilai dari koreksi-koreksi
tersebut nilainya tetap. Sedangkan koreksi suhu disertakan dalam penghitungan tekanan karena
nilainya yang berubah-ubah setiap saat.
Baormeter Air Raksa ditempatkan dalam ruangan. Ruang tempat barometer terpasang
harus berventilasi bagus dan terhindar dari adanya aliran udara dalam ruang. Suhu ruangan
harus dijaga agar tidak terjadfi fluktuasi perubahan suhu yang tinggi. Letak barometer harus
tergantung vertikal, terhindar dari sinar lampu yang menyala terus serta terpaan sinar matahari
secara langsung.
Pada pengamatan Agroklimat, barometer diamati jam 07.00, 13.00, 18.00 waktu
setempat. Sedangkan untuk pengamatan sinoptik diamati tiap jam.

3.7.1.a Bagian-bagian Alat


Termometer air raksa terdiri dari bebererapa bagian;
1. Bejana barometer
2. Air raksa
3. Tabung tembaga berskala
4. Nonius
5. Skrup penggerak nonius
6. Termometer.
(lihat gambar 19.)

41
3.7.1.b Cara Kerja Alat

Jika terjadi kenaikan tekanan udara, maka permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga
berskala akan naik. Hal ini disebabkan kerena adanya tekanan pada raksa dibejana barometer
yang berhubungan langsung dengan udara. Jika tekanan udara turun maka tekanan pada raksa
dibejana barometer akan berkurang dan permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskala
akan turun.
Langkah-langkah penbacaan barometer adalah sebagai berikut;
1. membaca suhu barometer
2. Nonius diatur, samapai bagian muka dan bealakang berhimpit dengan permukaan
kolom air raksa.
3. Tinggi kolom air raksa dibaca.
4. Gunakan koreksi (koreksi suhu).

42
Gambar 19. Barometer air raksa

43
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991.

Anonim, 1986.

Bidang Klimatologi, 1985. Pedoman Stasiun Iklim. Departemen Perhubungan. Badan


Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Rozali. Ah. MG, 1977. Alat-Alat Meteorologi. Departemen Perhubungan. Badan Meteorologi
dan Geofisika. Jakarta.

Sub Bibang Hydrologi, 1981. Penakar Hujan Otomatis Hellman. Departemen Perhubungan.
Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Subsi Klimatologi BAWIL IV, 1981. Kumpulan Beberapa Petunjuk Instalasi Alat-Alat
Klimatologi, Pengamatan, Pengisian Formulir dan Evaluasi Sifat Hujan. Departemen
Perhubungan. Badan Meteorologi dan Geofisika. Ujung Pandang.

44

Anda mungkin juga menyukai