Anda di halaman 1dari 10

PERAN FIDEL CASTRO SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMERINTAHAN

KUBA PADA TAHUN 1959-1991

Oleh: Ririn Trianingsih

Email: Ririntri24@gmail.com

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang No. 5 Malang

Abstrak: Amerika Serikat memiliki pengaruh politik dan ekonomi yang


kuat terhadap Kuba. Pasca kemerdekaan Kuba, terjadi pergantian
kekuasaan dalam waktu singkat. Perekonomian Kuba mengalami
peningkatan pada masa Fulqencio Batista. Namun, Fulqencio Batista
memimpin dengan tangan besi sehingga Fidel Castro, seorang sosialis
melakukan aksi protes. Melalui Revolusi Kuba, Fidel Castro mampu
menggulingkan kekuasaan Fulqencio Batista. Melalui serangkaian
konsolidasi, Fidel Castro menjadi presiden Kuba. Sejak saat itu, terjadi
ketegangan dengan AS karena memiliki paham berbeda.
Kata kunci: Amerika Serikat, Kuba, Fidel Castro.

Meluasnya intervensi yang dilakukan Amerika Serikat menimbulkan


kekhawatiran bagi Amerika Latin terhadap pengaruh asing. Pada saat itu Republik
Kuba mengalami berbagai masalah sehingga pemerintahan Machado digulingkan oleh
golongan revolusioner yang dipimpin Fulqencio Batista yang mendapat dukungan dari
Amerika Serikat. Pemerintahan Batista mendapatkan perlawanan dari Fidel Castro
karena dinilai diktator.

Kuba merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Amerika Serikat.


Sejarah Kuba tidak dapat terlepas dari Spanyol yang pernah mengklaim wilayah Kuba
untuk dijadikan daerah kekuasaannya. Oleh Karena itu, masyarakat Kuba berusaha
untuk melepaskan pendudukan Spanyol di Kuba karena dianggap merugikan. Pada
tahun 1895 muncul gerakan yang menuntut kemerdekaan atas Spanyol yang dipimpin
oleh Jose Marti. Gerakan tersebut didukung oleh Amerika Serikat dengan mengirimkan
Kapal Maine untuk melindungi warga negaranya yang membantu peperangan di Kuba.
Namun, kapal tersebut meledak secara misterius di Havana. Amerika Serikat
menganggap bahwa kejadian itu merupakan sebuah sabotase dari Spanyol. Mulai saat
itu, Amerika Serikat memberikan suplai bantuan kepada Kuba untuk menyingkirkan
Spanyol. Dengan bantuan Amerika Serikat, Kuba berhasil mengalahkan Spanyol
sehingga pada tanggal 20 Mei 1902 Kuba memperoleh kemerdekaan. Namun setelah
dapat mencapai kemerdekaan, muncul masalah baru antara Amerika Serikat dengan
Kuba, yaitu Amerika memberikan syarat terhadap Kuba bahwa Amandemen Platt
harus dimasukkan kedalam suatu konstiusi sebagai balas jasa karena telah membantu
mengalahkan dan mengusir Spanyol. Akibat dari perjanjian tersebut adalah, Maerik
Serikat dengan leluasa melakukan intervensi terhadap Kuba (Siboro, 2012: 35).

Amerika Serikat mengintervensi Kuba secara sewenang-wenang, tidak hanya


melakukan eksploitasi sumber daya alam, namun juga mencampuri urusan
pemerintahan Kuba. Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan
pengaruh politik dan ekonominya terasa di Kuba. Intervensi yang dilakukan Amerika
Serikat terhadap Kuba merupakan salah satu bentuk penjajahan kembali bangsa Asing.
Sebelumnya, intervensi yang dilakukan oleh Amerika memiliki alasan bahwa ikut
campurnya Amerika Serikat terhadap pemerintahan Kuba adalah untuk menlindungi
jiwa dan harta benda milik warga negaranya diluar negeri serta ikut dalam membina
perdamaian kawasan (Zaviera, 2007: 26). Tetapi pada kenyataannya, sikap Amerika
Serikat justru melahirkan penjajahan dengan gaya baru di Kuba. Pada saat Amerika
Serikat meluaskan hubungan dagang dengan Inggris, mulai muncul kekhawatiran
masyarakat Kuba akan nasib yang lebih buruk dimana Inggris yang menanamkan
investasi di Kuba nantinya akan menguasai Kuba. Oleh karena itu, masyarakat telah
berupaya untuk membendung pengaruh asing yang masuk ke Kuba. Upaya tersebut
ditunjukkan melalui serangkaian kegiatan pemberontakan serta kudeta. Hal tersebut
membuat kondisi pemerintahan Kuba mengalami ketidakstabilan karena Amerika
Serikat turut campur tangan dalam pemerintahan Kuba. Pada perkembangannya,
perpolitikan Kuba lebih condong kearah komunis. Hal tersebut terjadi pada saat zaman
pergolakan sosial dan pemberontakan yang terjadi pada tahun 1933 melalui
pemberontakan sarjan yang dipimpin oleh Fulqencio Batista (Antonio, 2010: 3).

Kondisi Pemerintahan Kuba Pasca Kemerdekaan

Setelah berhasil mendapatkan hak kemerdekaan atas penjajahan Spanyol,


permasalahan Kuba tampaknya belum selesai. Melalui Amandemen Platt, Amerika
Serikat berusaha untuk menguasai wilayah Kuba yang sebelumnya dibantu untuk
melepaskan diri dari penjajahan Spanyol. Pada kenyatannya, setelah menerima
ditetapkan Amandemen Platt sebagai bagian dari konstitusi baru Kuba. Amerika
Serikat menjadikan Amandemen Platt sebagai alat propaganda untuk menerapkan
intervensinya di Kuba dengan cara menerapkan tekanan atas dasar hak istimewanya
tersebut (Mukmin, 1981: 42)

Pada tanggal 20 Mei 1902, Tomas Estrada Palma diangkat sebagai presiden
pertama Kuba serta penguasa militer Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan
pemerintahan kepada Palma. Pada masa pemerintahan Palma, Kuba mengalami
kemajuan. Hal tersebut dikarenakan Tomas Estrada Palma mencanangkan program
pendidikan dengan cara memperbanyak jumlah guru daripada militer. Pada tahun 1906,
Tomas Estrada Palma terpilih kembali sebagai presiden Kuba sehingga memicu
pergolakan rakyat Kuba selama tiga tahun. Hal Akhirnya pemerintahan Tomas Estrada
Palma dapat dilengserkan oleh Miguel Gomez yang kemudian diangkat sebagai
presiden baru pada tahun 1909. Selanjutnya pemerintahan diambil alih oleh Gerardo
Machado Y. Morales. Pada masa rezim Machado, Kuba terkenal akan sikap pemimpin
yang diktator dan meningkatnya kasus korupsi sehingga terjadinya kemrosotan
ekonomi dalam skala besar. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai gerakan
pemberontakan intern (Gonzalez, 2004: 21). Pada kenyataannya, pergantian pemimpin
di Kuba tidak membawa perubahan yang berarti bagi masyarakat. Hal tersebut
dikarenakan hingga tahun 1933 siklus pemerintahan Kuba tidak berubah dimana
pemimpin yang berkuasa bertindak tidak sesuai dengan aturan meskipun digantikan
dengan pemerintahan yang baru. Kemudian pemerintahan Machado digulingkan oleh
golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulqencio Batista. Sehingga pada tahun
1934 Fulqencio Batista mampu mengambil alih kekusaan dengan menjadi presiden
Kuba yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat (Prasetia, 2013: 3) Fulqencio
Batista berhasil dalam merebut kekuasaan dari Gerardo Machado Y. Morales pada
September 1933 dengan mengadakan pemberontakan Sersan yang selanjutnya
menjatuhkan Gubernur Provinsi Carlos Manuel de Cespedes. Batista menggunakan
strategi dengan menjadikan banyak presiden sebagai boneka sipil. Selain itu, Fulqencio
Batista menyusun kekuatan di angkatan bersenjata dengan menjadi ketua staf angkatan
bersenjata hingga tahun 1940 saat terpilih menjadi presiden (Antonio, 2010: 3).

Pada masa pemerintahan Fulqencio Batista memulai program besar pelayanan


publik untuk menekankan pada peningkatan ekonomi Kuba. Kondisi perekonomian
Kuba pada masa pemerintahan Fulqencio Batista mengalami kemajuan pesat.
Peningkatan perekonomian dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan
Amerika Serikat. Fulqencio Batista memperbolehkan mafia dibawah pimpinan
gangster New York Meyer Lansky untuk menjalankan Perjudian Kasino di Kuba.
Perkembangannya pemerintahan Fulqencio Batista semakin menunjukkan sikap
diktator terhadap masyarakat Kuba. kerjasama tersebut membuat Amerika Serikat
menjadikan Kuba sebagai pulau peristirahatan dimana warga Amerika Serikat
membawa budaya yang tidak sepantasnya seperti musik, rum hingga kebabasan
pelacuran. Kondisi demikian malah membuat Fulqencio Batista tidak memperdulikan
nasib masyarakatnya, dimana Fulqencio Batista malah memperkaya diri pada msa
akhir jabatannya. Pada tahun 1944 Fulqencio Batista pergi ke Florida sebagai milyader
dengan alasan untuk meningkatkan ekonomi Kuba. Sehingga pada Oktober 1944
sampai Oktober 1948 Kuba dipimpin oleh Presiden Ramon Grau San Martin.
Sedangkan pada tahun 1948 dipimpin oleh Presiden Carlos Prio Soccaras (Antonio,
2010: 17-18).

Pada tahun 1952 Fulqencio Batista kembali ke Kuba untuk menguasai


pemerintahan melalui kudeta tak berdarah. Dua tahun kemdian Fulqencio Batista
menjabat kembali sebagai presiden melalui perolehan suara dari pemilu rakyat pada
tahun 1958. Namun, pada jabatan periode kedua ditandai dengan represi brutal karena
Fulqencio Batista mengendalikan pers, universitas serta kongres dengan tangan besi.
Selain itu, Fulqencio Batista juga mendapatkan keuntungan dari meningkatnya
perekonomian Kuba (Luka. 2008: 104-105). Presiden Fulqencio Batista tidak
memahami mengenai kondisi didalam negeri yang dipimpinnya. Penderitaan semakin
meningkat sementara Amerika sebagai salah satu negara demokrasi sejak awal tidak
pernah mendukung aksi kudetanya dengan tulus. Pemerintahan Fulqencio Batista yang
diktator mengundang Fidel Castro seorang ahli hukum muda untuk melakukan
pemberontakan. Sebagai bagian dari masyarakat Kuba, Fidel Castro tergerak untuk
menghentikan perilaku Fulqencio Batista (Syamdani, 2009: 96).

Perjuangan Fidel Castro dalam mengambil alih Pemerintahan Kuba pada Tahun
1953-1959

Fidel Castro merupakan seorang aktivis mahasiswa di Universiti Havana. Fidel


Castro merupakan mahasiswa nasionalis sosialis yang menentang pemerintahan
Fulqencio Batista. Pada tahun 1948 Fidel Castro terlibat dalam suatu aktivitas yang
menjadi pertanda akan gerakan yang akan datang dalam menentang kekuasaan
Fulgenio Batista.bersama sekumpulan pelajar dlam skala kecil, Fidel Castro mengatur
latihan ketentaraan disebuah teluk Pulau Karibean. Namun tujuannya adalah
mempersiapkan jika adanya serangan bersenjata terhadap Republik Dominika
(Gonzalez, 2004: 23). Fidel menyadari bahwa kekuatan Fulqencio Batista memiliki
basis yang kuat karena didukung oleh Amerika Serikat. Oleh karena itu, pada tanggal
26 Juli 1953 Fidel Castro mendirikan suatu gerakan yang dinamakan Gerakan 26 Juli.
Gerakan tersebut dipimpin langsung oleh Fidel Castro (Guevara, 2007: 10).

Pada tahun 1953 Fidel Castro berusaha melakukan kudeta terhadap


pemerintahan Fulgancio Batista, namun gagal. Akibatnya Fidel Castro mendapat
hukuman penjara selama 15 tahun. Namun setelah dua tahun, Fidel Castro
mendapatkan amnesti umum sehingga dibebaskan pada 15 Mei 1955 (Pambudi, 2007:
218). Meskipun pernah dipenjara, hal itu tidak membuat Fidel Castro untuk menorah
memperjuangkan hak masyarakat Kuba. Kekalahan Fidel Castro disebabkan karena
Fulgencia Batista telah menguasai politik Kuba serta mendapat dukungan dari Amerika
Serikat. Gerakan senjata yang dipimpin oleh Fidel Castro menyerang Moncada di Kuba
menyebabkan beberapa ahli yang terlibat terbunuh (Gonzales, 2004: 21).

Fidel Castro kembali menghimpun kekuatan di Meksiko, pertemuan dengan


Ernest Che Guevara membawa pengaruh positif dimana keduanya memiliki pemikiran
yang sama dalam imperialisme Amerika Serikat. Che Guevara kemudian tergabung
dalam pasukan Gerakan 26 Juli dibawah pimpinan komandan Fidel Castro.
Sebelumnya, pihak komunis Kuba meragukan ide-ide Fidel Castro mengenai strategi
untuk menggulingkan pemerintahan Fulgqencio Batista, menurutnya Fidel Castro tidak
mempunyai pengalaman maupun hubungan dengan pejuang kelas pekerja. Perubahan
hanya akan dapat dicapai oleh kelas pekerja. Namun, bagi Fidel Castro beserta adiknya
yang bernama Raul perubahan hanya dapat dicapai melalui tindakan bersenjata dari
sebuah kaum minoritas. Perbedaan pandangan tersebut membuat Fidel Castro enggan
untuk mendekati pihak komunis Kuba (Gonzalez, 2004: 24-25).

Bergabungnya Che Guevara kedalam pasukan Gerakan 26 Juli dibawah


pimpinan Fidel Castro membawa dampak yang positif. Di Meksiko, Fidel Castro
mendirikan sebuah markas pelatihan untuk strategi berperang terutama gerilya yang
dilatih oleh seorang mantan gerilyawan Alberto Bayo (Antonio, 2010: 44). Setelah
melalui serangkaian persiapan yang matang, pasukan Fidel Castro melalukan aksinya
dengan cara menyerbu setiap pangkalan militer yang tersebar di beberapa titik wilayah
Kuba. kemenangan berada di pihak Fidel Castro setelah mendapatkan informasi bahwa
Fulqencio Batista telah melarikan diri ke Republik Dominika. Pada tanggal 1 Januari
1959, Fidel Castro mengumumkan kemenangannya di hadapan masyarakat Kuba
sehingga hari itu ditetapkan sebagai Hari Revolusi Kuba (Gonzalez, 2004: 23).
Peran Fidel Castro sebagai Pemimpin dalam Pemerintahan Kuba pada Tahun
1959-1991

Setelah mampu menggulingkan kekuasaan Fulqencio Batista, Fidel Castro


mendapatkan posisi sebagai panglima tertinggi. Jabatan presiden diduduki oleh Dr.
Manuel Urrutua Lleo yang merupakan seorang hakin liberal yang melepaskan diri dari
pemerintahan Fulqencio Batista. Sedangkan kabinet dipimpin oleh Jose Miro yang
mrerupakan professor hukum. Pada tanggal 7 Januari 1959, Amerika mengakui
keberadaan Kuba dibawah pemerintahan yang baru tersebut. Fidel Castro mulai
bergerak untuk membersihkan pihak kontroversional didukung oleh pemerintahannya
dengan cara penangkapan, penghukuman serta pengadilan terhadap pendukung Batista.
Saat Jose Miro mengundurkan diri, jabatab beralih kepada Fidel Castro, sementara
jabatan Fidel Castro digantikan oleh adiknya, Raul. Fidel Castro mendirikan Nation of
Institute of Agrarian Reform yang diketuai olehnya. Selain itu, Fidel castro juga
membagikan tanah yang dulunya dikuasai pihak asing sebesar 75% kepada keluarga
yang belum memiliki tanah. Fidel Castro menghapuskan pertanian dengan sistem sewa,
serta kepemilikan tanah oleh asing diawasi secara ketat. Pada 19 Juli 1959, Fidel castro
mendesak Presiden Urutia untuk mengundurkan diri setalah dianggap melakukan
sabotase terhadap revolusi. Akhir tahun 1959 melalui konsolidasi, kekuasaan Kuba
dipusatkan sepenuhnya kepada Fidel Castro (Syamdani, 2009: 97-98).

Pada Februari 1960, Kuba menandatangani persetujuan untuk membeli minyak


dari Uni Soviet. Hal tersebut terjadi karena kilang minyak milik Amerika Serikat di
Kuba diambil alih oleh pemerintah. Amerika Serikat kemudian memutuskan hubungan
diplomatik dengan Kuba. upaya perlawanan Kuba adalah dengan membentuk
hubungan baik dengan Uni Soviet. Pada tahun 1961, masyarakat Amerika Serikat
mengadakan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan kekuasaan Fidel Castro.
Selanjutnya amerika Serikat mengadakan serangan di teluk babi dengan merekrut
tentara Kuba yang ada dalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut (Zaviera,
2007: 61-63).
Serangan Amerika dalam menyerbu Teluk Babi disanggap mengalami
kegagalan. Invasi tersebut menjadikan Fidel castro lebih popular. Melalui peristiwa
tersebut Fidel castro memperoleh kekuatan baru untuk menanamkan sentiment
nasionali kepada masyarakatnya untuk mencari dukungan dalam melaksanakan
kebijakan ekonominya. Kuba berhasil menyandera lebh dari seribu tawanan Amerika.
Sementara untuk membebaskan tawanan tersebut Amerika harus menebus sejumlah 53
juta dolar. Fidel Castro setelah berkuasa melakukan banyak pembenahan di lingkup
pemerintahan Kuba. salah satunya adalaah menjadikan Kuba sebagai Negara sosialis
pada tahun 1961. Pada tanggal 23 Maret 1962 Fidel Castro mendirikan partai politik
Organizationes Revolusionarias Intergradas (ORI). Kemudian partai tersebut berganti
nama menjadi Partindi Unido de la revolucion Socialita (PURS) dan oktober 1965
berubah lagi menjadi Partido Comunista de Cuba (partai Komunis Kuba) (Syamdani,
2009: 99).
Sejak Fidel Castro berkuasa, Amerika secara progresif telah mengisolasi Kuba
secara ekonomi melalui embargo ekonomi pada tanggal 7 februari 1962. Ketegangan
antar Amerika Serikat dengan Kuba semakin kuat setelah terjadi krisis Kuba pada tahun
1962. Hal tersebut dikarenakan Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba
pada tahun 1962. Kemudian Amerika Serikat merespon dengan cara melakukan
blockade di perairan internasional. Konfrontasi secara langsung tersebut menghasilkan
kesepakatan bahwa Uni Soviet harus menyingkirkan misil-misilnya serta Amerika
Serikat tidak meyerang Kuba. sejak saat itu, Amerika Serikat tidak lagi mengancam
Kuba secara terbuka, namun Amerika Serikat secara diam-diam telah merencanakan
pembunuhan terhadap Fidel Castro melalui kegiatan rahasia yang dinamakan Proyek
Kuba. Amerika melancarkan aksinya melalui serangan teroris pada tahun 1976.
Peristiwa tersebut membuat masyarakat Kuba berdemo untuk mendapatkan hak
perlindungan politik. Keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 merupakan cambuk bagi
Kuba. Hal tersebut menyebabkan kemrosotan ekonomi Kuba yang sebelumnya
memiliki hubungan baik dengan Uni Soviet sehingga menyebabkan Kuba tumbuh
sebagai Negara miskin akibat embargo ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat.
Namun, ditengah kemelut kemiskinan, Fidel Castro masih sanggup menggratiskan
seluruh biaya pendidikan bagi rakyatnya (Antonio, 2010: 57-58).

Kesimpulan
Bantuan yang diberikan Amerika Serikat terhadap Kuba untuk mengusir
penjajahan Spanyol harus dibayar melalui persetujuan Amandemen Platt. Hal tersebut
membuat Amerika Serikat selalu ikut campur dalam urusan pemerintahan Kuba.
pergantian kekuasaan dalam waktu singkat membuat kondisi Negara Kuba kacau
karena banyaknya aksi pemberontakan intern untu menggulingkan kekuasaan. Selain
itu, perekonomian Kuba semakin merosot. Pada masa pemerintahan Fulqencio Batista,
ekonomi Kuba sempat meningkat karena adanya kerjasama dengan Amerika Serikat.
Namun hal itu tidak membuat hidup msyarakat Kuba karena Fulqencio Batista
memerintah secara diktator. Kondisi tersebut membuat Fidel Castro, seorang aktivis
mahasiswa sosialis untuk menentang konsep pemerintahannya.
Aksi protes Fidel Castro ditunjukkan dengan menyerang militer Fulqencio
Batista. Setelah sebelumnya gagal, Fidel Castro kembali menyusun Gerakan 26 Juli
yang dipimpinnya. Basis gerakan tersebut semakin kuat setelah Che Guevara tergabung
dalam barisan gerakan Fidel Castro. Akhirnya perjuangan mereka berhasil dalam
menggulingkan kekuasaan Fulqencio Batista yang diperingati sebagai Revolusi Kuba.
Sejak Fidel Castro menjabat sebagai presiden Kuba, Fidel Castro telah banyak
membawa perubahan terhadap Kuba. Politik yang cenderung sosialis membuat
hubungannya lebih renggang dengan Amerika Serikat dan memilih Uni Soviet sebagai
partner kerjasama. Hal tersebut ditunjukkan dengan mengadakan kesepakatan
kerjasama dengan pimpinanUni Soviet serta Fidel Castro mendirikan partai politik
yang berpaham komunis. Selain itu, ketegangan antara Amerika Serikat dengan Kuba
membuat Amerika serikat menerapkan embargo ekonomi terhadap Kuba. Fidel castro
tidak khawatir akan blockade tersebut karena masih mendapatkan bantuan dari Uni
Soviet. Namun, setelah Uni Soviet mengalami krisis ekonomi, Kuba juga mendapatkan
imbas. Embargo Amerika Serikat semakin mendesak Kuba untuk memperbaiki
perekonomian.
Daftar Rujukan

Antonius. 2010. Perjuangan Fidel Castro Dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio


Batista Tahun 1952-1959. Skripsi. Surakarta: UNS, (online),

Sumber: https://eprints.uns.ac.id diakses 15 November 2017.

Gonzalez, Mike. 2004. Che Guevara dan Revolusi Kuba. Terjemahan Moh. Shalleh.
Penerbit Bookmarks. (online)

Sumber: arts.anu.edu.au/ diakses 12 Oktober 2017.


Guevara, Che. 2007. Dari Sierra Maestra Menuju Havana. Yogyakarta: Narasi.

Mukmin, Hidayat. 1981. Pergolakan di Amerika Latin dalam Dasawarsa Ini. Jakata:
Ghalia.

Luka, Monsanto. 2008. Tangan Besi. 1000 Tokoh Tiran Penguasa Dunia. Yogyakarta:
Galang Press.

Siboro, Julius. 2012. Perkembangan dan Pergolakan Politik di Negara-negara

Amerika Latin sesudah Tahun 1945. Yogyakarta: Ombak.

Pambudi A. 2007. Fidel Castro: 60 Tahun Menentang Amerika. Yogyakarta: Narasi.

Prasetia, Alifi Nur. 2013. Peranan Che Guevara dalam Revolusi Kuba 1956-1967).
Skripsi. Yogyakarta: UNY, (online)

Sumber: eprints.uny.ac.id, diakses pada tanggal 20 November 2017.

Syamdani. 2009. Kisah Diktator-diktaor Psikopat. Kontroversi Kehidupan Pribadi dan


Kebengisan para Diktator. Yogyakarta: Narasi.

Anda mungkin juga menyukai