TENTANG
KRISIS KUBA
OLEH
KELOMPOK 4
ANGGOTA :
1. Deanada Putri Mahlinda
2. Dilham Afdol Rahman
3. Dyanita Riyanda
4. Novrizal Rahmadanil
5. Radiatul Ihsan
6. Ramadhani Putra Al Fadel
TAHUN 2022/2023
Di Mana Terjadinya Krisis Misil Kuba?
Peta surat kabar saat Krisis Misil Kuba menunjukkan jarak dari Kuba ke berbagai
kota di Amerika Utara.
Negara dengan ibukota Havana ini terletak di Benua Amerika, tepatnya di
Amerika Tengah, kepulauan Karibia. Sebagai informasi, negara ini merupakan
bekas jajahan Spanyol dan Amerika Serikat.
Jika bicara mengenai Kuba, maka tak lepas dengan peristiwa Revolusi Kuba, yakni
peristiwa awal mula terjadinya Invasi Teluk Babi hingga Krisis Misil Kuba.
Nah, karena telah dikuasai oleh Fidel Castro, maka pada tanggal 1 Januari 1959,
Fulgencio Batista pun pergi meninggalkan Kuba. Semenjak itu, Fidel Castro telah
menjadi pemimpin dari Kuba.
Awal mula peristiwa Krisis Misil Kuba sendiri berkaitan erat dengan gaya
kepemimpinan Fidel Castro pada saat itu. So, biar makin jelas, yuk, kita lanjut
pembahasan mengenai awal mula Krisis Misil Kuba di bawah ini!
Krisis Misil Kuba merupakan sebuah krisis yang dimulai dari 14-28 Oktober
1962. Meski hanya 13 hari, peristiwa ini hampir memicu adanya perang
nuklir, loh! Lantas, apa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut?
Penyebab terjadinya krisis Kuba pada tahun 1962 adalah adanya perang
dingin antara Amerika Serikat yang dipimpin oleh John F. Kennedy dengan
Uni Soviet yang dipimpin oleh perdana menteri Nikita Khrushchev.
Krisis Misil Kuba ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa AS telah ikut
mendukung serangan ke Teluk Babi. Peristiwa tersebut, dikenal juga
sebagai Invasi Teluk Babi. Namun, serangan tersebut berhasil digagalkan
oleh Fidel Castro yakni pemimpin Teluk Babi.
Meski gagal, usaha John F. Kennedy untuk menjatuhkan pemerintahan Fidel
Castro masih berlanjut. Pada tanggal 30 November 1961, setelah Invasi
Teluk Babi, John F. Kennedy mulai merencanakan Operasi Mongoose yang
dipimpin oleh Jenderal Angkatan Udara AS Edward Lansdale.
Lalu, pertanyaan yang sering muncul yaitu “mengapa Amerika Serikat tidak
menginginkan Fidel Castro memerintah Kuba?”
Nah, pasti kalian pernah dengar tentang perang dingin ini, bukan?
Singkat cerita, perang dingin ini terjadi karena Uni Soviet dan AS memiliki
perbedaan ideologi. Amerika Serikat dengan ideologi liberalisme sedangkan
Uni Soviet dengan ideologi komunisme. Kedua negara ini pun sama-sama
memiliki keinginan untuk menyebarkan ideologinya. Tak hanya itu, kedua
negara adidaya ini juga selalu berlomba dalam hal kecanggihan teknologi.
Uni Soviet yang mengetahui tindakan yang dilakukan oleh AS mulai semakin
khawatir. Oleh karenanya, pada bulan September 1962, Nikita Khrushchev
yakni perdana menteri Uni Soviet menyatakan kepada John F. Kennedy
apabila AS melakukan serangan berikutnya terhadap Kuba, maka akan
dianggap sebagai tindakan perang.
Tak lama kemudian, Uni Soviet mulai menempatkan pasukan militer Uni
Soviet di Kuba dan juga rudal nuklir. Nah, rudal-rudal tersebut terdiri dari
rudal jarak menengah hingga rudal jarak jauh yang ditempatkan di berbagai
lokasi sekitar Kuba.
Rudal tersebut merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat karena dapat
menghancurkan sebuah kota dalam waktu singkat.
Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, krisis Kuba tahun 1962 berakhir
setelah Khruschev menulis surat terbuka untuk JFK yang menyatakan setuju
untuk menarik rudal miliknya. Namun, dengan syarat AS tidak akan
menyerang Kuba dan berjanji menarik rudalnya dari Turki. Presiden John F.
Kennedy pun menyetujui perjanjian tersebut dan merespons dengan damai.
Embargo Ekonomi Terhadap Kuba
Lalu, apa kaitannya dengan Krisis Misil Kuba? Nah, kaitannya adalah
semenjak berakhirnya Krisis Misil Kuba, embargo ekonomi terhadap Kuba
semakin diperketat di bawah pemerintahan Presiden John F. Kennedy.
Sejak kemerdekaan Kuba dari Spanyol, Kuba telah menjadi target Amerika
Serikat untuk menanamkan hegemoninya. Namun, revolusi yang dilakukan
Fidel Castro, menjadi ganjalan bagi kepentingan Amerika Serikat tersebut.
Rezim Castro semakin menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat
terutama terhadap Amerika Latin ditengah perang antara kapitalis dengan
sosialis, sehingga dengan segala cara, Amerika Serikat berusaha untuk
menjatuhkan Castro. Usaha yang dilakukan Amerika Serikat untuk menekan
Kuba yang sosialis, tidak hanya dilakukan dengan tindakan politik – militer,
namun juga dengan melakukan embargo ekonomi, kultural, hingga larangan
bepergian bagi warga Amerika Serikat ke Kuba. Namun Kuba masih tetap
dapat bertahan dengan segala tindakan Amerika Serikat tersebut, bahkan
pernah terjadi usaha pembunuhan Fidel Castro yang disebut Bay Pigs
Invasion yang juga gagal dilakukan oleh CIA. Bahkan kebijakan terhadap
Kuba tersebut telah turun temurun dilakukan oleh presiden – presiden
Amerika Serikat dari Dwight Eisenhower, John F. Kennedy, hingga George W.
Bush yang selalu gagal menjatuhkan rezim Castro, hingga kebijakan yang
sedikit longgar pada pemerintahan Obama namun belum menemukan titik
terang bagi hubungan kedua negara. Penelitian tersebut telah menegaskan
adanya sejarah yang panjang terhadap ketegangan Kuba dengan Amerika
Serikat, meski Presiden Amerika Serikat saat ini Barrack Obama berjanji
untuk melakukan normalisasi namun, tetap tidak mengubah arah kebijakan
Amerika Serikat tersebut, seperti dalam penelitian Sumantri B. Sugeo, 2010,
yang berjudul Hegemoni Amerika Serikat terhadap Kuba9 yang membahas
tentang usaha Kuba untuk menarik kembali Guantanamo dari tangan
Amerika Serikat tanpa syarat. Kuba menyewakan Guantanamo pada
Amerika Serikat dalam waktu yang tidak ditentukan sejak 1903 setelah
Amerika Serikat menduduki Kuba dalam perang melawan Spanyol.
Sekian makalah ini kami buat, jika ada yang salah mohon
dimaafkan/dikoreksi. Sekian terimakasih.