GOOGLE
Krisis Suez dan Krisis Kuba
Start
Tab 01 X +
Our Team
Kelompok 5
Krisis Suez dan Krisis Kuba
Tab 01 X +
Krisis Suez adalah serangan militer Britania Raya, Prancis dan Israel terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal
29 Oktober 1956. Krisis Suez dipicu oleh keputusan Presiden Mesir kala itu, Gamal Abdel Nasser, untuk
menasionalisasi Terusan Suez pada Juli 1956 sebagaimana dilansir dari Histori. Sebelum dinasionalisasi, terusan
sepanjang 193 kilometer itu dikendalikan bersama oleh Inggris dan Perancis. Terusan Suez menghasilkan banyak
uang karena digunakan sebagai lalu lintas dua pertiga minyak ke Eropa. Karena itulah, Nasser menasionalisasi
terusan tersebut supaya uang yang dihasilkan dari Terusan Suez dapat digunakan untuk mendanai Bendungan
Aswan di seberang Sungai Nil. Langkah tersebut ditentang habis-habisan oleh Inggris dan Perancis. Perdana
Menteri Inggris kala itu, Anthony Eden, bahkan bersumpah untuk merebut kembali Terusan Suez. Inggris lantas
memerangi Mesir untuk mendapatkan kembali kontrol atas Terusan Suez. Langkah tersebut diikuti oleh Perancis
dan Israel. Perancis sebelumnya telah memiliki masalah dengan Mesir atas dukungan Nasser terhadap
pemberontak di koloni Perancis, Aljazair. Di sisi lain, Israel terlibat dalam perang dengan Mesir. Kedua negara ini
bahkan tengah bertempur di seepanjang perbatasan mereka. Pada 29 Oktober 1956, angkatan bersenjata Israel
menyerang Semenanjung Sinai. Dua hari kemudian, dengan kedok melindungi Terusan Suez, pasukan Inggris-
Prancis mulai mengebom sasaran di Mesir.
Tab 01 X +
Pada 5 November 1956, pasukan penerjun payung dan marinir Inggris-Perancis mulai menduduki posisi strategis
di zona Terusan Suez. Karena perseteruan tersebut, PBB dengan cepat mengeluarkan resolusi yang menyerukan
gencatan senjata. Langkah tersebut merupakan keputusan yang jarang terjadi di tengah Perang Dingin yang
masih berlangsung antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. AS dan Uni Soviet bahkan menekan Inggris, Perancis,
dan Israel untuk mundur dari Mesir.Uni Soviet, yang telah memasok senjata dan uang ke Mesir, membuat
ancaman penggunaan senjata nuklir untuk membantu sekutunya sedangkan AS mengancam akan kekuatan
ekonominya. AS bahkan marah kepada Inggris, Perancis, dan Israel karena tidak memberitahukan terlebih
dahulu mengenai serangan tersebut.Maka, khawatir akan ada perang yang lebih luas di Timur Tengah, Presiden
AS Dwight D Eisenhower mengancam sekutu NATO-nya itu dan Israel dengan sanksi jika mereka tidak menarik
kembali pasukan mereka. Inggris, Perancis, dan Israel akhirnya menuruti tekanan AS. Pasukan Inggris dan
Perancis lantas meninggalkan Mesir pada Desember 1956. Beberapa pekan kemudian, Eden mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris. Sementara itu, Israel baru menarik pasukannya pada Maret
1957. Setelah itu, Mesir kembali membuka kembali Terusan Suez untuk pengiriman komersial.Krisis Suez
memperjelas bahwa kekuatan kolonialis lama, Inggris dan Perancis, telah digantikan sebagai kekuatan
geopolitik terkemuka dunia oleh AS dan Uni Soviet kala itu.
Tab 01 X +
Nasionalisasi Terusan Suez oleh Gamal Abdul Nasser diduung oleh senjata dan uang dari
Uni Soviet.
Mesir dan Israel memiliki sejarah permusuhan yang membantu menyulut konflik ini.
Pemimpin Soviet Nikita Khrushchev menyatakan niatnya untuk menembakan senjata nuklir
Ke Eropa Barat jika pasukan Prancis, Inggris,I & Israel tidak dipindahkan dari Terusan Suez.
Tab 01 X +
Oleh karenanya, pada bulan September 1962, Nikita Khrushchev yakni perdana menteri Uni Soviet menyatakan
kepada John F. Kennedy apabila AS melakukan serangan berikutnya terhadap Kuba, maka akan dianggap
sebagai tindakan perang. Tak lama kemudian, Uni Soviet mulai menempatkan pasukan militer Uni Soviet di Kuba
dan juga rudal nuklir. Nah, rudal-rudal tersebut terdiri dari rudal jarak menengah hingga rudal jarak jauh yang
ditempatkan di berbagai lokasi sekitar Kuba. Rudal tersebut merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat
karena dapat menghancurkan sebuah kota dalam waktu singkat. Kemudian, pada tanggal 14 Oktober 1962,
pesawat mata-mata U2 Amerika Serikat memotret sejumlah rudal balistik di Kuba yang sedang dibangun.
Amerika Serikat yang mengetahui hal tersebut pun mulai membentuk pasukan militer di Florida yang siap
menyerang Kuba apabila diperlukan. Pada tanggal 22 Oktober 1962, dalam pidato televisi, John F. Kennedy
memberitahukan publik AS tentang keputusannya dalam memblokade Kuba dengan Angkatan Laut AS. Tak
hanya itu, JFK juga menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Di hari
berikutnya, tepat pada tanggal 23 Oktober 1962, Khrushchev menyatakan bahwa ia menolak permintaan JFK
untuk menarik rudal-rudalnya. Di saat yang bersamaan, kapal-kapal AS sudah bergerak menuju perairan sekitar
Kuba. Di lain sisi, kapal selam Uni Soviet pun juga bergerak menuju Kuba. Lalu, pada tanggal 24 Oktober 1962,
Krushchev pun marah dan menuduh JFK telah mengancam Uni Soviet .
Tab 01 X +
Picture 01 Picture 02
Tab 01 X +
Picture 01 Picture 02
Tab 01 X +
Terima Kasih . . .