Revolusi Kuba adalah peristiwa pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Fidel Castro
dengan tujuan menggulingkan kediktatoran Fulgencio Batista.
Pada akhir tahun 1958 Castro pun berhasil menguasai Kuba. Karena telah dikuasai oleh
Fidel Castro, maka pada tanggal 1 Januari 1959, Fulgencio Batista pun pergi meninggalkan
Kuba. Semenjak itu, Fidel Castro telah menjadi pemimpin dari Kuba.
---------------------------------------
Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah
serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Peristiwa
tersebut, dikenal juga sebagai Invasi Teluk Babi. Namun, serangan tersebut berhasil
digagalkan oleh Fidel Castro yakni pemimpin Teluk Babi.
Pada tanggal 30 November 1961, setelah Invasi Teluk Babi, John F. Kennedy mulai
merencanakan Operasi Mongoose yang dipimpin oleh Jenderal Angkatan Udara AS Edward
Lansdale.
---------------------------------------
---------------------------------------
Uni Soviet yang mengetahui tindakan/serangan-serangan yang dilakukan oleh AS, mulai
semakin khawatir. Oleh karenanya, pada bulan September 1962, Nikita Khrushchev yakni
perdana menteri Uni Soviet menyatakan kepada John F. Kennedy apabila AS melakukan
serangan berikutnya terhadap Kuba, maka akan dianggap sebagai tindakan perang.
Tak lama kemudian, Uni Soviet mulai menempatkan pasukan militer Uni Soviet di Kuba dan
juga rudal nuklir. Nah, rudal-rudal tersebut terdiri dari rudal jarak menengah hingga rudal
jarak jauh yang ditempatkan di berbagai lokasi sekitar Kuba.
---------------------------------------
Lalu, apa kaitannya dengan Krisis Misil Kuba? Kaitannya adalah semenjak berakhirnya
Krisis Misil Kuba, embargo ekonomi terhadap Kuba semakin diperketat di bawah
pemerintahan Presiden John F. Kennedy.
---------------------------------------
---------------------------------------
Lalu, di malam harinya, Jaksa Agung AS Robert Kennedy bertemu dengan duta besar Uni
Soviet Anatoly Dobrynin untuk membahas Krisis Misil Kuba. Hasil pertemuan tersebut pun
menemui titik terang.
Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, Khruschev menulis surat terbuka untuk JFK yang
menyatakan setuju untuk menarik rudal miliknya. Namun, dengan syarat AS tidak akan
menyerang Kuba dan berjanji menarik rudalnya dari Turki. Presiden John F. Kennedy pun
menyetujui perjanjian tersebut dan merespon dengan damai.