Anda di halaman 1dari 17

KAPITA SELEKTA

1. Seorang wanita, 44 tahun datang dengan keluhan benjolan dimata kanan yang timbul
sejak 1 bulan yang lalu, nyeri dan air mata berlebihan. Pada pemeriksaan didapatkan
benjolan di kantus medialis, diameter 3mm, nyeri tekan , kulit sekitarnya kemerahan.
Diagnose yang paling mendekati adalah :
Dakriosistitis akut
Tx :
 Initial treatment :
 antibiotika lokal & sistemik
 Kompres hangat
 Incision and drainage

2. Seorang bayi laki-laki usia 4 bulan dengan keluhan mata kiri sering keluar air mata,
kadang terdapat kotoran mata saat bangun pagi. Keluhan ini terjadi sejak lahir. Mata
kanan tidak ada keluhan. Pada pasien ini pengobatan yang tidak dianjurkan adalah:
Congenital obstruktion
Tx :
 Antibiotic tetes mata
 Massage daerah dnl & sakus
 Irigasi
 PROBING stlh12bln-2th  95% terbuka
 DCR 3-4th

3. Seorang wanita 50 tahun dengan keluhan mata sering mengganjal berpasir, dan terasa
pedih. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, hilang timbul. Tajam
penglihatan ke2 mata normal. Tidak ditemukan injeksi konjungtiva ataupun injeksi
perikornea. Pemeriksaan mata lanjutan yang paling disarankan untuk mendiagnosa pasien
ini adalah :
DRY EYE SYNDROME
Pemeriksaan schrmer test, (normalnya 15 mm).
4. Pengobatan yang dianjurkan pada pasien ini adalah:
Tx : Drops, Gels Ointment
 Aquos Def. : Artificial Tears
 Mucin Def. : Serum Penderita, Tetes Mata Atau Water Soluble Polymers
 Occlussion : temporary, reversible long term,permanent

5. Seorang laki-laki usia 70 tahun mengeluh mata kiri sakit seperti ditusuk-tusuk sudah 3
hari yang lalu, mata sulit dibuka. Pada pemeriksaan didapatkan trikiasis, injeksi
konjungtiva, lakrimasi dan blepharospasme. Tindakan pasien ini adalah:
Trichiasis : elektroepilasi
Entropion : tarsotomy. (operasi SBL)

6. Pengobatan yang dianjurkan pada pasien tersebut adalah


PENGOBATAN :
1. TOPIKAL : tetrasiklin 1 %, sulfonamide 15 %.
2. SISTEMIK : Tetrasiklin / Erytromycine 1gr. (selama 3-4 minggu)
Terapi trakhoma : lokal : - salep tetracyclin selama 1 -3 bulan.
sistemik : - sulfa tablet 3/4 full dose (2-3 minggu)

7. Seorang wanita usia 74 tahun mengeluh kedua mata gatal dan mengeluarkan air mata,
terdapat kotoran mata saat bangun tidur. Pada pemeriksaan ditemukan injeksi
konjungtiva, silia tumbuh keluar pada margo palpebra didapatkan krusta dan madarosis.
Diagnose yang paling tepat adalah:
Blefaritis marginalis tipe ulseratif

8. Seorang laki laki 28 tahun datang dengan kedua mata bengkak dan sulit dibuka sejak 2
hari, pada pemeriksaan didapatkan edema palpebra, sekret purulen, injeksi konjugtiva
dan kemosis konjungtiva. Diagnosis penyakit ini adalah:
Gonoblenoroe
9. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Secaraapping / kerokan getah mata yang purulen dicat dengan gram dan diperiksa
di bawah mikroskop.
b. Didapatkan sel-sel polimorfonuklear dalam jumlah banyak.
c. Diplokokus gram negatif berpasang-pasangan seperti biji kopi yang tersebar di
dalam dan di luar sel.
PENGOBATAN :
TANPA PENYULIT KORNEA :
 Topikal :
Salep mata tetrasiklin hcl 1% atau basitrasin minimal 4x sehari pada neonatus,
tiap 2 jam pada pasien dewasa, dilanjutkan 5x sehari sampai resolusi
SISTEMIK
Dewasa : Penisilin G 4,8 juta Iu Intra muskular dosis tunggal ditambah
probenesid 1 gram peroral, Atau ampisilin dosis tunggal 3,5 gram peroral.
Neonatus : Injeksi Penisilin Dengan Dosis 50.000-100.000 I untuk kg BB
Bila tidak tahan derivat penisilin, bisa diberikan thiamfenikol 3, gram dosis
tunggal atau tetrasiklin 1,5 gram initial, dilanjutkan 4x500 mg selama 4
hari.
DENGAN PENYULIT KORNEA :
 TOPIKAL :
 Salep mata basitrasin atau tetes mata ciprofloxacin tiap jam, bisa juga diberikan
penisilin sukonjungtiva
 Anak, diberikan salep mata saja tiap 2 jamofloxacin
 Bila tidak tahan penisilin, injeksi dapat diganti eritromisin laktobionat
 SISTEMIK
 Sama seperti tanpa penyulit kornea
 Beberapa antibiotika lain yang sensitif untuk N. Gonorhoika adalah eritromisisn,
neomisin, gentamisin dan cipr
Penyulit
 Terapi cepat -- dosis cukup, sembuh tanpa komplikasi
 Lambat atau kurang intensif akan menimbulkan penyulit di kornea, bila sembuh akan
disertai sikatriks kornea dan penurunan tajam penglihatan menetap sampai dengan
kebutaan.
 Hati- hati pada waktu memberikan Informed Consent pada orang tua.
 Orang tua harus diberi pengobatan untuk mencegah penularan ulang dengan
mengkonsulkan pada spesialis kulit kelamin.
Komplikasi:
1. Corneal involvement Keruh, edema, nekrosis, ulkus, sampai perforasi.
2. Iridocyclitis
3. Systemic complications, meskipun kecil insidennya. Kelainan sistemik
dapat berupa: gonorrhoea artahunritis, endocarditis dan septicaemia.

10. Seorang anak laki –laki usia 8 tahun mengeluh kedua mata merah dan gatal .keluhan ini
sudah sering dialami dan hilang timbul. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjugtiva ,
hipertrofi papiler didaerah limbus/horner trantas dots. Diagnose paling tepat adalah:
KONJUNGTIVITIS VERNALIS

11. Pengobatan untuk pasien ini adalah:


Pengobatan:
 KORTIKOSTEROID LOKAL : pengobatan terbaik sehingga keluhan maupun gejala-
gejala penderita konjungtivitis vernal segera berkurang bahkan hilang. Tetapi penyulit
nya glaukoma, katarak dan ulkus kornea.
 Karena Keluhannya menjadi sangat berkurang, penderita cenderung untuk memakai
kortikosteroid secara terus menerus.
 Sebaiknya kortikosteroid lokal: 2 jam selama 4 hari setelah itu dilanjutkan obat-obatan
lain.
 Kompres dingin: 10 menit; beberapa kali sehari
 Mast cell stabiliser: Disodium cromoglycate 2 % , 4 kali sehari.
 Antihistamin topikal
 Kortikosteroid dan antihistamin per oral dapat dianjurkan pada kasus-berat.
 Anjuran untuk pindah ke tempat yang lebih dingin atau AC.
 Bila keluar rumah memakai pelindung: kacamata, payung, helm.

12. Seorang laki laki berusia 35 tahun mengeluh mata kiri terasa gatal dan mengganjal hilang
timbul sudah 2 tahun yang lalu, kadang disertai kemerahan. Pada pemeriksaan mata kiri
didapatkan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang mencapai lebih dari setengah
jarak limbus pupil tetapi belum mencapai tepi pupil. Pernyataan dibawah ini yang benar
adalah:
Dx : pteregium grade 3
Penyebab : udara (sinar matahari, debu bnyak didaerah pantai, pertanian)
GRADE 1 : pada limbus kornea
GRADE 2 : > limbus kornea <2mm
GRADE 3 : > limbus < 2mm tidak lewat pupil keadaan cahaya normal
GRADE 4 : >pupil gangguan penglihatan

13. Seorang anak berusia 14 tahun, mengeluh penglihatan buram pada senja hari tetapi tidak
buram pada pagi hari. Pada pemeriksaan ditemukan konjungtiva kering dan terdapat
bercak bitot. Pernyataan yang salah adalah:
DEFISIENSI VITAMIN A
 Gejala klinis:
 Nyctalopia
 Xerosis
 Bitot’s Spot
 Cornel ulcers dan scars
 Kerato malcia
Klasifikasi WHO:
Conjunctival xerosis, without(X1A) or with (X!B) Bitot spots
Corneal Xerosis (X2)
Corneal ulceration, witahun keratomalacia involving <1/3(X3A) or
>1/3(X3B) of the corneal surface
Terapi:
 Oral or parenteral Vit A
 Corneal lubricatin

14. Seorang petani datang dengan keluhan mata kiri sakit sehingga tidak bias dibuka sejak 3
hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan injeksi terutama di daerah limbus
.blepharospasme dan lakrimasi nyeri jika terkena cahaya. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan lebih lanjut adalah:
Pemeriksaan lanjutan bila ditemukan infiltrat adalah (keratitis) :
TES FLUORESCEIN.
Dengan menggunakan Cairan Fluorescein akan terlihat apakah Infiltrat :
Fl + atau Fl -.
SENSIBILITAS KORNEA
Ujung Kapas yang dipilin digoreskan ke kornea
Hasil + (Sensabilitas Baik). Reaksi pasien berkedip. Sensabilitas Menurun
pada Herpes Simplex Keratitis.

15. Seorang penderita mengeluh mata kanan kabur tidak nyeri dan ada gambaran putih yang
mudah terlihat pada bagian tengah bola mata yang telah dialami 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan ditemukan kornea keruh berbatas tegas, tidak ditemukan injeksi pericorneal.
Pernyataan yang benar adalah:
Sikatrik Kornea menurut ketebalannya:
 NEBULA : Sikatrik Tipis, Dengan Slit lamp
 MAKULA : Tebal, Dengan Lampu Senter.
 LEKOMA : Tebal , dengan Mata Biasa.

INFILTRAT SIKATRIKS

Radang + -

Batas Tidak jelas Tegas

Edema kornea + -
Permu kaan Abu-abu Licin mengkilat

Tepi Tidak rata Rata

16. Pernyataan yang benar tentang donor kornea:


KERATOPLASTI ( PENCANGKOKAN KORNEA ).
 Istilah
- Donor = Kornea diambil dari orang yang telah meninggal kemudian digunakan
langsung / dipindahkan pada resipien / diawetkan dulu dengan es /
medium tertentu.
- Resipien = penderita-penderita dengan kelainan kornea tertentu.
Indukasi:
 OPTIK:
- Makula Kornea / Lekoma – Kornea di tengah-tengah Kornea.
 Therapeutik: Herpes Simplex Keratitis.
 Kosmetik: Lekoma Kornea.
Cara atau metode:
 Keratoplasti Tembus : Terhadap Seluruh Tebal Kornea.
 Keratoplasti Lameller : Endotel Kornea Ditinggalkan.
Komplikasi:
1. Early complications. Bilik mata depan dangkal, prolaps iris, infeksi, glaukoma sekunder,
defek epitel kegagalan transplantasi.
2. Late complications. graft rejection, dan astigmatism.

Keratoplasti tembus, Clinical Ophtahunalmology,Khurana


17. Seorang laki laki usia 45 tahun mengeluhkan mata kanan merah dan pandangannya
buram. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi terutama disekitar limbus. Bilik mata depan
terdapat flare dan sel pupil 2 mm, reaksi terhadap cahaya lambat. Kemungkinan diagnose
yang benar adalah:
uveitis anterior yaitu iritis / iridoksiklis. Bila uveitis simpatetik (panuveitis harus ada
riwayat trauma)

18. Penyebab terjadinya miosis dan reaksi cahaya yang lambat pada penderita tersebut adalah
karena:
Perlekatan
1. Sinekia Posterior pupil tidak bereaksi terhadap cahaya.
2. Seklusi Pupil  iris bombe.
3. Oklusi Pupil.

19. Pengobatan pada pasien yang tidak sesuai adalah:


Yang sesuai:
PengobatanAkut Non Spesifik :
. Atropin 1% tetes mata 3 kali / hari sebagai Midriatik – Siklopegik
Relaksasi otot-ototiris dan badan siliar,
Mengurangi hiperemi
Mencegah timbulnya sinekia posterior
Melepas sinekia posterior bila sudahterjadi
Pemberian atropin dihentikan 10 hari setelah mata tenang.
 KORTIKOSTEROID.
- Topikal : tts mata, tiap 1-2 / jam
Salep mata 4 kali / hari.
Paling baik : suntikan sub konjungtivita.
- Sistemik : radang cukup berat, dosis tinggi tetapi dosis dikurangi bila sudah terlihat hasil
pengobatan.
 Kompres Hangat.
Mengurangi rasa nyeri
Meningkatkan sirkulasi darah sehingga resorbsi sel radang lebih cepat.
 Kacamata Hitam karena fotofobi akibat pupil yang lebar akibat pemberian atropin.
20. Penderita dengan mata merah dan buram disertai dengan nyeri pada bola mata. Pada
pemeriksaan ditemukan injeksi pericornea, kemosis, terdapat nanah pada bilik mata
depan. Bola mata dapat bergerak dengan baik . diagnosa pasien ini adalah:
Endoftalmitis

21. Seorang laki-laki mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan pada mata kanan.
Pada pemeriksaan didapatkan luka robek pada kornea disertai dengan prolapse lensa dan
jaringan iris. Pasien tidak dapat melihat. Penanganan yang terbaik pada pasien ini adalah
---Uveitis simpatetik
Tx : pembuangan mata sebelum 14 hari setelah trauma

22. Seorang laki-laki usia 55 tahun mengeluh sakit kepala sejak kemarin, pandangan menjadi
kabur. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi terutama di limbus, kornea keruh, diameter
pupil 7mm. pemeriksaan lanjutan yang diperlukan untuk menegakkan diagnose adalah:
---Glaukoma
Px : - Ukur TIO
 Tonometer indentasi dari Schiotz
 Tonometer aplanasi dari Goldmann
 Tonometer non kontak (air-puff)
 Portable electronic applanation (co: Tonopen)
- Pemeriksaan lapang pandang : Perimetri, konfrontasi, tangent secaraeen
- Pemeriksaan Kedalaman BMD
- Oftalmoskop -> P.N. Optikus

23. Diagnose yang paling mendekati pada pasien ini adalah:


Glaukoma.....
24. Seseorang yang dicurigai menderita glaucoma, maka pada pemeriksaan tekanan bola
mata dengan tonometer schiotz maka hasil yang diharapkan adalah :
TIO meningkat, O pada tonometer schiotz
 TIO Tinggi
 > 21 mmHg

25. Obat–obat dibawah ini mempunyai fungsi untuk menurunkan tekanan bola mata dengan
cara mengurangi produksi humor aquos adalah:
Obat-obat yang menurunkan produksi :
– Accetazolamide 500 mg per oral
– Timolol 0,5% topikal 2 dd
– Brinzolamide 1% topikal 2 dd
– Dorzolamide 2% topikal 2dd
– Brimonnidine 0,15% - 1,2% topikal 2 dd

26. Seorang wanita 65tahun mengeluh kedua mata mengganjal, kadang disertai kemerahan
dan sering keluar air mata. Keluhan sudah beberapa bulan terakhir ini dan hilang timbul.
Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva tenang, kornea jernih, pupil bulat, diameter
3mm dengan reflek cahaya +. Pemeriksaan tonometry menunjukkan hasil 16,4 mmHg
pada kedua mata. Pemeriksaan schemer menunjukkan hasil 8mm (n: 12-15mm)pada
kedua mata. Pemeriksaan funduskopi kedua mata memperlihatkan pupil bulat, c/d ratio
0,3. Diagnose pasien ini adalah:
Dry eye syndrome

27. Penatalaksanaan pasien ini adalah dengan :


Penatalaksanaan
Dry Eye Syndrome: Drops, Gels Ointment
a. Aquos Defisiensi: Artificial Tears
b. Mucin Defisiensi: Serum Penderita, Tetes Mata Atau Water Soluble
Polymers
c. Occlussion: temporary, reversible long term, permanent
28. Laki-laki 21 tahun datang ke RSUD dengan keluhan utama jalan sering tersandung dan
tidak bisa melihat kendaraan dari samping, FODS 6/6, TIO OD 5/10, OS 5/10, dengan
alat tonometer schiotz. Pada segmen anterior tidak didapatkan kelainan, funduskopi
didapatkan +/+, papil nerves 2 batas tegas warna normal +/+, retina didapatkan gambaran
bone corpuscular appearance, riwayat ibu menderita kelainan yang sama. Diagnosanya
adalah: Retinitis pigmentosa

29. Pemeriksaan penunjang lanjut untuk penderita diatas adalah:


Px : funduskopi dengan optalmoskop
GAMBARAN FUNDUS --
 “ Scattered black pigmentary disturbance” (bercak hitam yang berbentuk bintang hampir
meliputi seluruh retina perifer).
 Papil pucat.
 Pembuluh tampak mengecil dan jarang.
 Penyakit ini dapat disertai myopia, poterior polar cataract, glaukoma dan edema macula.
 Therapy : secara spesifik tidak ada, boleh dicoba dengan placenta implantasi dan genetik
counseling.

30. Perjalanan humor aquos yang benar adalah:


Badan silier -> BMB->pupil->BMD->TM->cpral sclem->vena episclera /
Cairan mata dari badan siliar, masuk bilik mata belakang, melalui pupil
ke bilik mata depan.
Dari bilik mata depan masuk ke sudut bilik mata, anyaman trabekel,
saluran schlemm dan keluar mata melalui sistim vena konjungtiva.

31. Seorang wanita 65 th, datang ke puskesmas dg keluhan kabur pada kedua matanya. Mata
kanan lebih kabur dari mata kiri, sejak 3 th yg lalu semakin lama kabur nya semakin
bertambah. Tidak didapatkan merah, nyeri, maupun secret atau kotoran mata. Pada
pemeriksaan didapatkan VOD: 1/300, VOS: 5/40 sukar koreksi pinhole tetap. TODS:
17,3 mmHg / 14,6 mmHg. Lensa: keruh +/+. Funduskopi: FR -/+. Diagnosis penyakit ini
adalah
OS : katarak imatur/intumesen
OD : katarak matur, hipermatur

32. Penatalaksaan penyakit tersebut yang terbaik


Katarak ekstrasi

33. Seorang laki-laki 30 th, datang ke RSUD dg keluhan mata kiri agak kabur seperti ada
bayangan hitam di tengah-tengahnya, bila melihat benda mata kiri terlihat banyangan
lebih besar. Sejak 1 minggu mata tidak merah, nyeri maupun gatal. Pada pemeriksaan
visus VOD 5/5, VOS 5/7,5 S +0,50 5/5. Segmen anterior tidak didapatkan kelainan.
Segmen posterior/ funduskopi : macula ; ring reflex -/+. Pemeriksaan Amsler grid:
normal/distorsi. Diagnosis penyakit
Central serous choroid retinopathy

34. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik untuk menegakkan diagnose maupun
terapi adalah
Fundal flourecin angrografi (FFA)

35. Penatalaksanaan bila tidak terabsorbsi sendiri:


Antiinflamasi, menutup kebocorandengan laser photocoagulasi

36. Seorang laki-laki 52 th datang ke poli mata RSUD dg keluhan mata kabur sejak 1 minggu
yg lalu. Penderita dirujuk dari dokter penyakit dalam dg diabetes mellitus sejak 3 th yg
lalu. Pada pemeriksaan VOD 5/40 sukar koreksi pH tetap, VOS 5/20 sukar koreksi pH
tetap. Segmen anterior tidak diatkan kelainan, segmen posterior didapatkan perdarahan
+/+, eksudat +/+, mikroangiati +/+, new Vessel -/-, jaringan fibrovaskuler -/-.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnose dan terapi adalah
a. Non Proliferative Diabetic Retinopathy. Adanya microaneurysme, exudat, perdarahan,
dan daerah hypoxia.
b. Proliferative Diabetic Retinopathy. Adanya neovaskularisasi di papilla n.opticus, retina,
dan preretina. Perdarahan di vitreous, jaringan fibroglial di vitreous  tarikan retina
yang mengakibatkan ablatio retina.
Terjadinya kelainan di atas diakibatkan irma (infra retinal micro angiopathy).
Pencegahan yang dilakukan adalah photocoagulasi dengan sinar laser / sinar xenon. Jika
terjadi perdarahan di vitreous, maka dilakukan vitrectomy.
Dx : diabetik retinopathy non proliferatif
Px : FFA dan indirect opthalmoskop (foto fundus)

37. Penatalaksaaan selain dg obat-obatan adalah


Photocoagulasi dengan sinar laser/sinar xenon
Vitrectomy dengan alat visc X/ocutome 2

38. Seorang wanita mengeluh penglihatan kabur pada mata kiri, melihat bayangan gelap
seperti korden.pada pemeriksaan didapatkan visus dg koreksi -8.00 pada mata kanan
sedang mata kiri nya 1/300. Riwayat memakai kaca mata minus kanan kiri sekitar 8.00 .
Trauma tidak didapatkan. Dengan pemeriksaan goldmean 3 strip mirror didapatkan
gambaran retina yg robek, pembuluh darah berkelok-kelok. Diagnose kelaian ini adalah
Ablatio retina/retina detachment

39. Penatalaksaan penyakit ini adalah


operasi cerlage, buckle, cryopexy, photocoagulation, diathermi, vitrektomi.

40. Seorang laki-laki 39 th datang dg keluhan mata kiri kabur. Kabur sudah dirasakan sejak 2
th yg lalu. Sejak matanya terkena lemparan bola sehingga bila mata melihat laptop jadi
kurang jelas dan kadang penglihatan dobel. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 5/5
, VOS 4/60 . Pada segmen anterior palpebral hematoma -/- konjungtiva hiperemi -/-
korena jernih +/+ BMD dalam +/+ iris regular +/+ iris shadow -/+ lensa jernih/keruh.
Funduskopi OD dalam batas normal, OS FR + detail sulit di evaluasi. Diagnosa kelainan
ini adalah
OS Katarak Traumatika
41. Indikasi operasinya
Indikasi ekonomi : mengganggu pekerjaan sehari-hari
Indikasi pencegahan komplikasi:
 Katarak imatur :glaukoma fakomatik
 Katarak hipermatur : glaukoma fakulitik
Uveitis fakotoksik
 Indikasi kebutaan ekonomi.
- apabila kemunduran tajam penglihatan dirasakan oleh penderita mengganggu pekerjaan
sehari-hari, misal seorang pelukis / juru tulis yang membutuhkan penglihatan tunggal
binokuler.
 Indikasi pencerahan komplikasi.
- pada katarak imatur: glaukoma fakomorfik.
- pada katarak hipermatur: glaukoma fakolitik dan uveitis fakotoksik.
 Indikasi pengobatan dan pemeriksaan.
untuk melihat fundus okuli dimana diperlukan media optik yang jernih
 Indikasi kosmetik: jarang.

- visus yang menurun yang tak dapat dikoreksi dengan kacamata dan menunggu
aktivitas sehari-hari penderita.
- pada umumnya visus 1/300 – 1/~.
42. Seorang bayi perempuan, usia 5 hari dibawa neneknya ke puskesmas dengan keluhan
kedua mata belekan, bernanah dan kadang-kadang berdarah, pemeriksaan didapat sekret
mukopurulen kedua mata, edema kornea, blefarospasme ODS dan erosi kornea, ibunya
seorang PSK dengan riwayat keputihan, diagnosa :
Gonoblenorhoe

43. Pemeriksaan / pewarnaan apa yang menunjang menegakkan diagnosis:


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Scrapping/kerokan getah mata yang purulen dicat dengan gram dan
diperiksa dibawah mikroskop
 Didapatkan sel-sel polimorfonuklear dalam jumlah banyak
 Diplokokus gram negatif berpasang-pasangan seperti biji kopi yang
tersebar didalam dan diluar sel
Pewarnaan: cat gram
44. Penatalaksanaan kasus no 43 :
PENGOBATAN :
TANPA PENYULIT KORNEA :
 Topikal :
Salep mata tetrasiklin hcl 1% atau basitrasin minimal 4x sehari pada neonatus, tiap 2 jam
pada pasien dewasa, dilanjutkan 5x sehari sampai resolusi
SISTEMIK
Dewasa : Penisilin G 4,8 juta Iu Intra muskular dosis tunggal ditambah probenesid 1
gram peroral, Atau ampisilin dosis tunggal 3,5 gram peroral.
Neonatus : Injeksi Penisilin Dengan Dosis 50.000-100.000 I untuk kg BB
Bila tidak tahan derivat penisilin, bisa diberikan thiamfenikol 3, gram dosis tunggal atau
tetrasiklin 1,5 gram initial, dilanjutkan 4x500 mg selama 4 hari.
DENGAN PENYULIT KORNEA :
 TOPIKAL :
 Salep mata basitrasin atau tetes mata ciprofloxacin tiap jam, bisa juga diberikan
penisilin sukonjungtiva
 Anak, diberikan salep mata saja tiap 2 jamofloxacin
 Bila tidak tahan penisilin, injeksi dapat diganti eritromisin laktobionat
 SISTEMIK
 Sama seperti tanpa penyulit kornea
 Beberapa antibiotika lain yang sensitif untuk N. Gonorhoika adalah eritromisisn,
neomisin, gentamisin dan cipr
Penyulit
 Terapi cepat -- dosis cukup, sembuh tanpa komplikasi
 Lambat atau kurang intensif akan menimbulkan penyulit di kornea, bila sembuh akan
disertai sikatriks kornea dan penurunan tajam penglihatan menetap sampai dengan
kebutaan.
 Hati- hati pada waktu memberikan Informed Consent pada orang tua.
 Orang tua harus diberi pengobatan untuk mencegah penularan ulang dengan
mengkonsulkan pada spesialis kulit kelamin.
Komplikasi:
1. Corneal involvement Keruh, edema, nekrosis, ulkus, sampai perforasi.
2. Iridocyclitis
3. Systemic complications, meskipun kecil insidennya. Kelainan sistemik dapat berupa:
gonorrhoea artahunritis, endocarditis dan septicaemia.

45. Penderita datang dengan keluhan mata kanan merah, kemeng, nrocoh dan penglihatannya
menurun. Tidak didapatkan sekret, pada pemeriksaan didapatkan visus 5/20 konjungtiva
hiperemi perikornea, kornea keratik presipitat, bilik mata depan didapatkan flare dan sel,
iris ireguler dan didapatkan sinekia posterior. Riwayat penyakit sebelumnya mata kiri
tidak bisa melihat setelah luka karena kecelakaan . Diagnosis untuk mata kanan :
Uveitis anterior
46. Kelainan tersebut terutama muncul pada :
Iris : iritis , badan silier : iridocyclitis

47. Penatalaksanaan kelainan tersebut :

 Atropin 1% tetes mata 3 kali / hari sebagai Midriatik – Siklopegik


 KORTIKOSTEROID.
- Topikal : tts mata, tiap 1-2 / jam
Salep mata 4 kali / hari.
Paling baik : suntikan sub konjungtivita.
- Sistemik : radang cukup berat, dosis tinggi tetapi dosis dikurangi bila
sudah terlihat hasil pengobatan
 Kompres Hangat.
Mengurangi rasa nyeri
Meningkatkan sirkulasi darah sehingga resorbsi sel radang lebih cepat.
 Kacamata Hitam karena fotofobi akibat pupil yang lebar akibat
pemberian atropin.
48. Seorang wanita 82 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan kabur pada kedua
matanya. Mata kanan lebih kabur dari mata kiri, sejak 8 tahun yang lalu semakin lama
kaburnya semakin bertambah. Didapatkan merah, nyeri, maupun sekret/kotoran mata
sejak 6 bulan yang lalu, kumat-kumatan, menjalar ke kepala disertai mual muntah. Pada
pemeriksaan didapatkan VOD: Light perception +, VOS: 1/300 sukar koreksi pinhole
tetap. TODS : 37,2mmhg/14,6mmhg. Lensa: keruh +/+. Funduskopi: FR -/-, BMD
dangkal/dalam. Diagnosis penyakit pada mata kanan :
Glaukoma akutsudut tertutup
49. Seorang laki-laki 75 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan kabur pada kedua
matanya. Mata kanan lebih kabur dari mata kiri, sejak 3 tahun yang lalu semakin lama
kaburnya semakin bertambah. Tidak didapatkan merah, nyeri, maupun sekret/kotoran
mata. Pada pemeriksaan didapatkan VOD: Light perception +, VOS: 5/40 sukar koreksi
pinhole tetap. TODS : 17,3mmhg/14,6mmhg. Lensa: keruh +/+. Funduskopi: FR -/+.
Diagnosis penyakit ini :
Katarak Senil
OD: katarak stadium matur
OS: katarak stadium imatur/intumesen
50. Penatalaksanaan penyakit pada kasus diatas : Katarak ekstraksi
Pada stadium intumesen : diperiksa berkala dan diberi kacamata

Anda mungkin juga menyukai