KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan No. Ku.08.08/13/PPK-PP/BWS.S-V/VI/2010 tanggal 14 Juni 2010
Pekerjaan SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera
Barat, yang pelaksanaannya dipercayakan kepada PT. Caturbina Guna Persada, bersama
ini kami sampaikan Laporan:
LAPORAN INTERIM
Laporan ini secara umum berisi tentang analisa-analisa dari hasil survey yang telah di
lakukan diantaranya survey topografi, survey hidrologi, hidrometri dan kualitas air, survey
geologi dan mekanika tanah, survey sosial ekonomi, Konsep Desain dan Rencana
Selanjutnya.
Demikian laporan ini disusun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tujuan. Atas
kepercayaannya yang telah diberikan, kami ucapkan terima kasih.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat i
PT. Caturbina Guna Persada
DAFTAR ISI
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat ii
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat iii
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat iv
PT. Caturbina Guna Persada
DAFTAR TABEL
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat v
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 15 Jumlah Penduduk, Nagari Dan Rata - Rata Penduduk Per Nagari Dirinci
Menurut Kecamatan ........................................................................ II-14
Tabel II- 16 Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan
dan Jenis Kelamin ........................................................................... II-14
Tabel II- 17 Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin .................................................. II-15
Tabel II- 18 Banyak Sekolah, Murid, Guru Dan Kelas Pada Sekolah Taman Kanak -
Kanak Menurut Kecamatan .............................................................. II-16
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat vi
PT. Caturbina Guna Persada
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Peta Lokasi Pekerjaan (Propinsi Sumatera Barat) ................................ I-6
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat vii
PT. Caturbina Guna Persada
BA B I
PENDAHULUAN
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-1
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-2
PT. Caturbina Guna Persada
Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender (14 Juni
2010 sampai dengan 10 Desember 2010)
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-3
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-4
PT. Caturbina Guna Persada
k. Melakukan rencana rinci atas alternatif yang dipilih per lokasi kegiatan,
sesuai dengan hasil diskusi dan aisistensi yang diadakan dengan pihak
proyek dan pihak terkait. Kegiatan perencanaan rinci ini meliputi
perencanaan intake, saluran air, bangunan pelengkap dan perencanaan
sistem pompa dan generator set termasuk panel-panel listrik serta
perencanaan terminal air baku berupa WTP dan reservoir (sesuai kebutuhan
setempat).
l. Membuat dokumen hasil perencanaan rinci per lokasi dan RAB untuk
kegiatan pembangunan di lapangan yang meliputi gambar desain dan
dokumen-dokumen laporan termasuk RAB. Dokumen hasil perencanan rinci
tersebut harus disampaikan oleh Konsultan bersama-sama dengan laporan–
laporan lain dengan jadwal dan jumlah seperti yang disajikan pada bagian
laporan dan diskusi.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-5
PT. Caturbina Guna Persada
Kab. Pasaman
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat I-6
PT. Caturbina Guna Persada
BA B II
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI
2.1. UMUM
Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera dengan luas
42.297,30 km persegi . Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat,
serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang
dari barat laut ke tenggara. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera
Hindia termasuk dalam provinsi ini. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya
bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Danau yang berada
di Sumatera Barat adalah Maninjau (99,5 km persegi), Singkarak (130,1 km
persegi), Diatas (31,5 km persegi), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km persegi),
Talang (5,0 km persegi). Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di
provinsi ini, yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Indragiri (disebut sebagai
Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua
sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi.
Sungai-sungai yang bermuara di pantai barat pendek-pendek. Beberapa di
antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan. Gunung-
gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m),
Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talakmau (2.912 m), Talang (2.572
m).
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-1
PT. Caturbina Guna Persada
Kota
Padang 694.96 264.30 430.66
Solok 57.64 51.00 6.64
Sawahlunto 273.45 190.35 83.10
Padang Panjang 23.00 20.37 2.63
Bukittinggi 25.24 20.90 4.34
Payakumbuh 80.43 80.10 0.33
Pariaman 73.36 73.36 0.00
Sumber : Badan Pertanahan Nasional, Sumatera Barat
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-2
PT. Caturbina Guna Persada
99o45' BT - 100o21'
2 Batas – batas daerah :
Sebelah Utara Kabupaten Mandailing Natal dan
Kabupaten Padang Lawas Propinsi
Smatera Utara
Sebelah Selatan Kabupaten Agam
Sebelah Barat Kabupaten Pasaman Barat
Sebelah Timur Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau
dan Kabupaten Lima Puluh Kota
3 Ketinggian dari permukaan laut 50 m – 2.240 m
4 Luas Daerah 3.947,63 Km2 atau 394.763 Ha
5 Rata-rata Hari Hujan 5,97 hari/bulan
6 Rata-rata Curah Hujan 140,39 mm/bulan
7 Jumlah Gunung 5 buah
8 Panjang Jalan Negara 98,5 Km
9 Panjang Jalan Propinsi 76,23 Km
10 Panjang Jalan Kabupaten 779,28 Km
Sumber : Pasaman dalam angka 2009.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-3
PT. Caturbina Guna Persada
b. Tenaga Kerja
Dalam konsep tenaga kerja, BPS masih memakai penduduk berumur 10
tahun dan lebih. Karena masih banyak penduduk di bawah umur yang
melakukan kegiatan ekonomi, baik yang menghasilkan maupun yang tidak
dibayar. Hal ini banyak terdapat pada kegiatan informal.
Sehingga dalam konsep yang dipakai dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Penduduk berumur 10 tahun ke bawah
2. Penduduk berumur 10 tahun ke atas
Jadi perilaku kegiatan ekonomi di sisi, dikhususkan pada penduduk berumur
10 tahun ke atas.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-4
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 3 Luas Daerah, Banyaknya Nagari, Rumah Tangga Dan Penduduk Per
Kecamatan
Luas Daerah Banyaknya
Kecamatan Rumah
Km2 Nagari Penduduk
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tigo Nagari 352,92 3 5.494 23.617
2. Bonjol 194,32 4 6.032 25.776
3. Simpang Alahan Mati 69,56 2 2.404 9.906
4. Lubuk Sikaping 346,5 6 10.563 45.179
5. Dua Koto 360,63 2 7.582 28.278
6. Panti 212,95 1 7.849 33.649
7. Padang Gelugur 159,95 1 5.218 21.717
8. Rao 236,18 2 5.501 23.225
9. Rao Utara 598,63 3 2.678 10.192
10. Rao Selatan 338,98 3 5.694 23.823
11. Mapat Tunggul 605,29 3 2.149 8.495
12. Mapat Tgl Selatan 471,72 2 1.803 7.130
Jumlah 3.947,63 32 62.967 260.987
Sumber : Pasaman dalam angka 2009.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-5
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Rasio
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Jenis
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tigo Nagari 12.060 11.557 23.617 104
2. Bonjol 13.045 12.731 25.776 102
3. Simpang Alahan 4.945 4.961 9.906 100
Mati
4. Lubuk Sikaping 22.413 22.766 45.179 98
5. Dua Koto 13.733 14.545 28.278 94
6. Panti 16.489 17.160 33.649 96
7. Padang Gelugur 10.668 11.049 21.717 97
8. Rao 11.423 11.802 23.225 97
9. Rao Utara 4.961 5.231 10.192 95
10. Rao Selatan 11.732 12.091 23.823 97
11. Mapat Tunggul 4.286 4.209 8.495 102
12. Mapat Tgl Selatan 3.578 3.552 7.130 101
Jumlah 129.333 131.654 260.987 98
Sumber : Pasaman dalam angka 2009.
Tabel II- 6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Kecamatan Bonjol
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-6
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Nagari di Kecamatan
Bonjol
Penduduk Sex
Nagari
L P L+P Ratio
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Ganggo Mudiak 2290 2334 4624 98
2. Ganggo Hilia 3820 3724 7544 103
3. Koto Kaciak 3807 3669 7466 104
4. Lomi Koto 3128 3014 6142 104
13045 12731 25776 102
Sumber : Kecamatan Bonjol dalam angka 2009.
Tabel II- 8 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Kecamatan Lubuk Sikaping
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-7
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 9 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Nagari di Kecamatan
Lubuk Sikaping
Penduduk Sex
Nagari
L P L+P Ratio
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tanjung Beringin 4557 4687 9244 97
2. Jambak 995 945 1940 105
3. Durian Tinggi 2481 2459 4940 101
4. Pauh 4187 4456 8643 94
5. Air Manggis 5422 5602 11024 97
6. Sundatar 4771 4617 9388 103
22413 22766 45170 98
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping dalam angka 2009.
Tabel II- 11 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Usaha Dan
Jenis Kelamin di Kecamatan Bonjol
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-8
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 12 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Usaha Dan
Jenis Kelamin di Kecamatan Lubuk Sikaping
2.1.1.3 Sosial
a. Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan dapat dlihat dari pembangunan
pendidikan untuk mencerdaskan bangsa tersebut.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-9
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 13 Banyaknya sekolah yang berada di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab.
Pasaman per Kecamatan
TK SD SLTP SLTA PT
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Negeri
Negeri
Negeri
Negeri
Negeri
Kecamatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Tigo
- 7 20 - 3 - 1 - - -
Nagari
2. Bonjol - 7 25 - 2 - 2 1 - -
3. Simpang
Alahan - 2 10 - 2 - - - - -
Mati
4. Lubuk
1 11 34 - 3 - 2 2 - 3
Sikaping
5. Dua
- 11 29 - 3 3 1 - - -
Koto
6. Panti - 4 27 - 2 - 1 1 - -
7. Padang
- 2 16 1 2 - 2 - - -
Gelugur
8. Rao - 4 19 - 3 - 1 - - -
9. Rao
- 2 14 - 2 - - - - -
Utara
10. Rao
- 2 19 - 1 - 1 1 - -
Selatan
11. Mapat
- 1 14 - 2 2 - - - -
Tunggul
12. Mapat
Tgl - - 10 - 1 3 - - - -
Selatan
Jumlah 1 53 237 1 26 8 11 5 - 3
Sumber : Pasaman dalam angka 2009.
b. Kesehatan
Pembangunan dibidang kesehatan, pemerintah telah menyediakan sarana
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Pasaman.
Terdapat 2 buah Rumah Sakit Umum (RSU), 13 buah Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu ada 40 buah yang tersebar di 12 kecamatan. Setiap
kecamatan telah ditempati bidan desa yang semuanya berjumlah 81 orang.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-10
PT. Caturbina Guna Persada
Puskesmas
Praktek
RSU
Kecamatan Pustu
Paramedis
Paramedis
Dokter
Dokter
Non
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tigo Nagari - 1 4 - 2 17 4
2. Bonjol - 1 1 2 1 31 5
3. Simpang Alahan Mati - 1 3 - 1 9 2
4. Lubuk Sikaping 1 2 5 15 5 50 12
5. Dua Koto - 1 7 - 2 22 5
6. Panti 1 1 3 3 1 27 6
7. Padang Gelugur - 1 6 - 1 22 5
8. Rao - 1 1 1 2 18 5
9. Rao Utara - 1 1 - - 6 2
10. Rao Selatan - 1 2 2 2 16 2
11. Mapat Tunggul - 1 3 - 1 14 3
12. Mapat Tgl Selatan - 1 2 - 1 5 -
Jumlah 2 13 38 23 19 237 51
Sumber : Pasaman dalam angka 2009.
2.1.1.4 Pertanian
a. Luas Panen dan Produksi Padi
Kabupaten Pasaman sebagai salah satu daerah agraris di Sumatera Barat.
Pada ahun 2008 ini mampu memproduksi padi sawah sekitar 216.139 ton.
Nilai ini jika dibandingkan produksi tahun sebelumnya terjadi penurunan
sebesar 5,31 persen, dimana pada tahun 2007 total produksi padi sawah
tercatat sebesar 228.270 ton. Dari informasi yang ada bahwa menurunnya
produksi padi sawah pada tahun ini adalah karena penurunan luas tanam
sekitar 8,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Kehutanan
Areal hutan menurut jenis peruntukkan tercatat seluas 286.328,181 ha
terdiri dari cagar alam, hutan lindung, hutan produksi terbtas, hutan
produksi dan hutan produksi yang dapat dikonversikan serta areal
penggunaan lainnya. Dari 6 jenis hutan tersebut yang terluas adalah hutan
lindung yaitu 232.606,249 Ha.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-11
PT. Caturbina Guna Persada
c. Perikanan
Kabupaten Pasaman merupakan salah satu produsen ikan tawar yang
terbesar di Sumatera Barat. Pada tahun 2008 ini luas kolam di Kabupaten
Pasaman adalah sebesar 3.813 Ha. Hamper 44,49 persen atau 1.696,5 Ha
berada di Kecamatan Rao Selatan yang merupakan area kolam terluas
dibandingkan kecamatan lainnya.
b. Listrik
Data listrik yang dkumpulkan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Ranting Sikaping Kabupaten Pasaman. Adapun data yang dikumpulkan
meliputi banyaknya pelanggan dan daya yang disalurkan menurut jenis
pelanggan seperti badan sosial, rumah tangga, keperluan usaha, kantor
pemerintah, penerangan jalan dan penyusutan.
c. Air Minum
Data air minum bersumber dari data yang dikumpulkan oleh Perusahaan
daerah Air Minum (PDAM), yang meliputi 6 tempat atau lokasi unit
penyaluran di Kabupaten Pasaman, dimana pelanggan terbesar berada di
Lubuk Sikaping. Adapun data yang disajikan meliputi banyaknya pelanggan
dan pemakaian menurut kelompok pelanggan yang teridiri dari 4 kelompok
berdasarkan luas lantai. Kelompok I terdiri dari kran umum/tempat ibadah,
kelompok II dengan luas lantai 0-21 m2, kelompok III dengan luas lantai 22-
70 m2 dan kelompok IV luas lantai >71 m2.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-12
PT. Caturbina Guna Persada
Kalau dilihat jumlah Nagari yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu
sebanyak 76 nagari, maka dengan jumlah penduduk sebesar 333.929 jiwa
tersebut, rata-rata jumlah penduduk per nagari adalah sebesar 4.394 jiwa.
Kecamatan yang paling tinggi rata-ratanya adalah Kecamatan Guguak
dengan jumlah 6.722 jiwa per nagari.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-13
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel II- 15 Jumlah Penduduk, Nagari Dan Rata - Rata Penduduk Per Nagari
Dirinci Menurut Kecamatan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-14
PT. Caturbina Guna Persada
2.1.2.2 Sosial
a. Pendidikan
Jumlah Taman Kanak-kanak pada tahun 2008 tercatat sebanyak 198 buah.
Jika dibandingkan dengan tahun 2007, maka terjadi kenaikan jumlah sekolah
sebanyak 13 buah. Sementara kalau kita lihat jumlah murid yang terdaftar
pada tahun 2008 adalah sebanyak 6.195 murid, sedangkan pada tahun 2007
terdaftar sebanyak 5.919 murid yang berarti terjadi kenaikan jumlah murid
sebesar 4,66 persen dari tahun sebelumnya.
Kemudian untuk jumlah guru dibagi menjadi dua yaitu guru PNS sebanyak
164 orang dan bukan PNS sebanyak 481 orang, angka ini naik sebanyak 6,1
persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk jumlah kelas
terjadi penurunan dari 326 tahun 2007 menjadi 322 tahun 2008.
Banyaknya sekolah dasar negeri pada tahun 2008 turun menjadi 364 dari
368 pada tahun 2007. Kalau kita lihat jumlah murid justru terjadi kenaikan
yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan jumlah yang ada pada
tahun 2007. Jumlah murid SD pada tahun 2008 sebanyak 45.278 orang,
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-15
PT. Caturbina Guna Persada
sementara tahun 2007 tercatat sebanyak 45.026 orang. Jumlah guru pada
tahun 2008 dibedakan menjadi 2 yaitu Guru PNS dan Bukan PNS, masing-
masing jumlahnya adalah 2.890 dan 1.022 orang. Sementara untuk jumlah
kelas dari 2.325 buah pada tahun 2007 naik menjadi 2.353 buah pada tahun
2008 atau naik sebanyak 28 buah kelas.
Tabel II- 18 Banyak Sekolah, Murid, Guru Dan Kelas Pada Sekolah Taman Kanak -
Kanak Menurut Kecamatan
Guru
Bkn Kelas
Kecamatan Sekolah Murid PNS
PNS
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Payakumbuh 15 682 21 45 34
2. Akabiluru 18 547 19 45 29
3. Luak 9 410 3 31 21
4. Lareh Sago
14 411 3 35 21
Halaban
5. Situjuh limo
5 150 4 11 8
Nagari
6. Harau 21 792 33 51 24
7. Guguak 24 745 28 64 42
8. Mungka 11 380 10 19 25
9. Suliki 12 277 7 27 16
10. Bukik Barisan 17 367 6 31 21
11. Gunung Omeh 15 296 3 36 26
12. Kapur IX 20 609 16 47 31
13. Pangkalan Koto
17 529 11 39 24
Baru
Jumlah 198 6.195 164 481 322
Sumber : Kab. Lima Puluh Kota dalam angka 2008-2009.
b. Kesehatan
Banyaknya Puskesmas yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun
2008 tercatat sebanyak 20 buah yang tersebar di 13 kecamatan, berkurang
1 buah Puskesmas dari tahun sebelumnya. Sedangkan Puskesmas Pembantu
jumlahnya naik menjadi 90 buah. Sementara jumlah Polindes sebanyak 124
buah. Sarana Kesehatan lainnya seperti Posyandu juga berubah jumlahnya,
yaitu sebanyak 536 buah. Jumlah took obat tahun 2008 jumlahnya naik
menjadi 15 buah sedangkan pada tahun 2007 tercatat sebanyak 13 buah.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-16
PT. Caturbina Guna Persada
2.1.2.3 Pertanian
a. Tanaman Pangan
luas panen padi pada tahun 2008 yaitu seluas 43.441 Ha. Jika dibandingkan
dengan luas panen tahun 2007 yang sebesar 46.140 Ha, maka terjadi
penurunan sebesar 5,80 persen. Hal ini akan mempengaruhi banyaknya
produksi padi secara keseluruhan.
Produksi padi pada tahun 2008 sebesar 202.531,01 ton dengan rata-rata
produksi perhektar sebesar 4,66 ton/ha, maka ini terjadi penurunan sebesar
7,33 persen jika dibandingkan dengan produksi tahun 2007. Dengan jumlah
produksi padi tersebut di atas, maka produksi padi sawah masih dominan,
yaitu sebesar 202.501,78 ton sedangkan sisanya adalah padi gogo/padi
ladang. Rata-rata produksi padi sawah pada tahun 2008 adalah sebesar 4,66
ton/ha, sementara rata-rata produksi padi gogo adalah 1,83 ton/ha.
Luas panen untuk komoditi palawija tahun 2008 cukup bervariasi jika
dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk Jagung naik dari 2.025 Ha tahun
2007 menjadi 2.294 Ha tahun 2008. Sementara produksi jagung panen tua
tahun 2008 juga mengalami kenaikan sebesar 35,7 persen dari tahun
sebelumnnya dengan produksi rata-rata tahun 2008 adalah sebesar 6,42
ton/ha.
b. Perkebunan
Perkembangan produksi beberapa jenis komoditi perkebunan rakyat cukup
bervariasi. Untuk komoditi Pinang turun dari 536,00 ton tahun 2007 menjadi
379,83 ton tahun 2008. Kemudian tembakau juga turun dari 200,40 ton
menjadi 106,29 ton tahun 2008. sedangkan komoditi- komoditi lain, terjadi
kenaikan dan penurunan produksinya. Khusus untuk komoditi andalan
Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu gambir, produksinya naik dari 10.073,5
ton tahun 2007 menjadi 11.790,6 ton tahun 2008.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-17
PT. Caturbina Guna Persada
c. Perikanan
Perikanan di Kabupaten Lima Puluh Kota dibedakan menjadi 2 kegiatan yaitu
Budi daya dan Penangkapan di Perairan Umum. Daya dibagi menjadi 2 yaitu
Budi daya kolam dan Budi daya sawah Produksi ikan Budi daya Kolam tahun
2008 tercatat sebagai 14.458,97 ton, jika dibandingkan dengan tahun 2007
maka terjadi penurunan sebesar 31,98 persen. Produksi yang paling banyak
terdapat di Kecamatan Guguak yaitu 2.184,70 ton selama tahun 2008,
semen produksi yang paling kecil terdapat di Kecamatan Bukik Barisan hanya
sebesar 71,16 ton, dengan rata-rata produksi 1,33 ton/ha.
b. Air Minum
Pada tahun 2008 jumlah pelanggan air minum di Kabupaten LimaPuluh Kota
mengalami peningkatan dari 4.709 pelanggan di tahun 2007 menjadi 4.851
pelanggan. Pengingkatan yang cukup besar terjadi untuk kategori pelanggan
rumahtangga, meningkat dari 4.133 pelanggan di tahun 2007 menjadi
4.258 pelanggan di tahun 2008.
Demikian juga halnya dengan pemakaian air meningkat dari 63.178 m2 di
tahun 2007 menjadi 72.600 m2 tahun 2008. Pemakaian air terbesar untuk
kelompok pelanggan rumahtangga yaitu sebesar 58.071 m2, dan yang
terkecil adalah kelompok pelanggan niaga besar yakni 204 m2.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-18
PT. Caturbina Guna Persada
Kabupaten Pesisir Selatan terletak pada 0o59' – 2o28,6' Lintang Selatan dan
100o16' – 101o18' Bujur Timur, dengan luas daerah 5.749,89 Km2, yang
memanjang dari utara ke selatan dengan panjang sekitar 234 Km.
Posisi geografis Kabupaten Pesisir Selatan, Sebelah Utara berbatasan dengan
Kota Padang, Sebelah Selatan dengan Propinsi Bengkulu, Sebelah Timur
dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Propinsi Jambi, dan
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.
Daerah ini memiliki pulau sebanyak 25 buah dan 18 buah sungai, yaitu 11 buah
sungai besar dan 7 buah sungai kecil. Pulau-pulau tersebut sangat berpotensi
kalau dikembangkan sebagai objek wisata, baik wisata alam maupun wisata
bahari.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-19
PT. Caturbina Guna Persada
b. Angkatan Kerja
Angkatan kerja di Pesisir Selatan pada tahun 2010 tecatat sebanyak 176.690
orang. Bila dilihat dari angkatan kerja yang ada, terdapat sebanyak 160,920
orang (91,08%) yang bekerja atau memiliki pekerjaan, sedangkan sisanya
sebanyak 15.761 orang (8,92%) adalah mereka yang sedang mencari
pekerjaan. Keadaan ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yaitu 88,30 Persen yang bekerja, dan 11,7 persen adalah
penganguran. Dari 160.929 orang jumlah penduduk yang bekerja pada
tahun 2010, sebanyak 59,59 persen di antaranya bekerja di sektor Pertanian,
15,40 persen bekerja di sektor Perdagangan, hotel dan restoran dan 8,40
persen bekerja di sektor jasa. Sedangkan sisanya 12,39 persen bekerja pada
sektor lainnya.
2.1.3.3 Sosial
a. Pendidikan
Dalam era globalisasi ini, faktor pendidikan memegang peranan yang
penting untuk menghasilkan manusia yang kualitas. Hanya bangsa yang
berkualitas saja yang mampu berkompetisi dengan bangsa lain dalam
berbagai bidang, baik itu di bidang ekonomi, sains, olahraga dan
sebagainya.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-20
PT. Caturbina Guna Persada
b. Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan seperti rumah sakit umum dan puskesmas pada
tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ayitu
rumah sakit umum 1 unit dan puskesmas 18 unit, sementara itu jumlah
puskesmas pembantu pada tahun 2010 tetap sebanyak 89 buah.
Jumlah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat
kesehatan masing-masing sebanyak 5 orang, 23 orang, 7 orang, 233 orang
dan 132 orang.
2.1.3.4 Pertanian
a. Tanaman Pangan
Produksi padi di Pesisir Selatan pada tahun 2010, mengalami peningkatan
sebanyak 18.318 ton disbanding tahun sebelumnya. Bertambahnya produksi
padti tersebut antara lain disebabkan karena luas panen bertambahnya serta
pertambahan rata-rata produksi untuk setiap hektarnya, walaupun luas
lahan sawah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
b. Perkebunan Rakyat
Tanaman perkebunan rakyat yang paling banyak diusahakan masyarakat di
Pesisir Selatan saat ini adalah tanaman kelapa sawit (10.716 ha). Kemudian
diikuti oleh tanaman karet (7.703,5 ha), tanaman kelapa (5.807,75 ha),
gambir (4.788 ha) dan Kopi (2.487,2 ha).
c. Perikanan
Perikanan merupakan salah satu andalan Kabupaten Pessir Selatan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan panjang pantai labih
kurang 234 km, maka sektor perikanan seharusnya menjadi tulang
punggung dari perekonomian Kabupaten Pesisir Selatan.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-21
PT. Caturbina Guna Persada
Namun produksi ikan laut segar hanya mengalami sedikit peningkatan dari
25.550,89 ton menjadi 25.575,21 ton atau naik 0,10 persen dari tahun
sebelumnya.
b. Listrik
Kebutuhan akan listrik di Pesisir Selatan dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Jumlah pelanggan listrik PLN, pada tahun 2009
mencapai 49.630 pelanggan, pada tahun 2010 meningktan menjadi 54.358
pelanggan. Jenis pelanggan terbanyak adalah rumah tangga, yaitu sebanyak
51.025 pelanggan. Bilajumlah rumah tangga di Pesisir Selatan tercatat
sebanyak 100.036 rumah tangga, berarti baru sekitar 51,01 persen rumah
tangga di Pesisir Selatan yang menikmati listrik PLN.
c. Air Bersih
Kebutuhan air bersih terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dengan meningkatnya jumlah pelanggan air bersih PDAM, maka pemakaian
air bersih juga meningkat. Pada tahun 2010, nilai pemakaian air bersih naik
menjadi Rp. 2.348.989 atau mengalami peningkatan sebesar 21,67 persen
bila dibandingkan dengan tahun 2009.
Jenis pelanggan air bersih PDAM yang terbanyak adalah rumah tangga pada
tahun 2010 sebanyak 100.036 rumah tangga, berarti baru sekitar 6.94
persen saja rumah tangga di Kabupaten Pesisir Selatan yang menikmati air
besiih PDAM.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-22
PT. Caturbina Guna Persada
Embung ini berada pada daerah aliran sungai Anak air Simun dalam wilayah
Sungai Batang Mahal dengan sumber airnya adalah Sungai Rapen disekelilingi
bukit dan mata air.
Data Umum
1. Badan Embung
a. Panjang Tanggul/puncak : 20,00 m
b. Tinggi Badan : 10,00 m
c. Tipe mercu : OGEE
d. Pintu Air/Intake : Pintu Besi stang ganda
e. Spillway : Beton Bertulang
2. Embung
a. Tampungan Efektif : 44.000 m3
b. Luas Area : 0,96 Ha
c. Kedalaman Maksimal : 10,00 m
d. Tebing Sekeliling : Tanah dan batuan
e. Perkiraan Sedimentasi : 1.000 m3
f. Sumber air : Anak air Batang Simun
g. Perkiraan debit : 200 lt/detik
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-23
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-24
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-25
PT. Caturbina Guna Persada
Embung ini berada pada daerah aliran sungai Anak air Sarasah Tanggo dalam
wilayah sungai Batang Anai dengan sumber airnya adalah Sungai Rapen
disekelilingi bukit dan mata air.
Data Umum
1. Badan Embung
a. Panjang Tanggul/puncak : 98,00 m
b. Tinggi Badan : 7,00 m
c. Tipe : Urugan Tanah
d. Pintu Air/Intake : Pintu Besi stang ganda
e. Spillway : Pasangan Batu
2. Embung
a. Tampungan Efektif : 195.000 m3
b. Luas Area : 6,50 Ha
c. Kedalaman Maksimal : 17,00 m
d. Tebing Sekeliling : Tanah clay
e. Perkiraan Sedimentasi : 5.000 m3
f. Sumber air : Anak terjun dari bukit
g. Perkiraan debit : 184.11 lt/detik
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-26
PT. Caturbina Guna Persada
Bukit
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-27
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-28
PT. Caturbina Guna Persada
Batang Musus ini terletak di Desa Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten
Pasaman Propinsi Sumatera Barat, dibangun sekitar tahun 1953.
Batang Musus ini berada pada daerah aliran Sungai Batang Musus.
Secara geografis terletak pada 0o63'81,87" – 99o96'0,63", lokasi sumber air
baku ini berjarak ± 53 km dari Bukit Tinggi, 2 km dari Kecamatan Bonjol dan
dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4
dalam waktu ± 30 menit, dilanjutkan dengan jalan kaki ± 1 km menuju lokasi.
Data Umum
1. Free Intake
a. Pintu Air/Intake : Pintu Besi stang tunggal
b. Tebing Sekeliling : Tanah Berbatu
c. Sumber air : Sungai Batang Musus
d. Perkiraan debit dilapangan : 1462.37 Lt/detik
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-29
PT. Caturbina Guna Persada
Bukit
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-30
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-31
PT. Caturbina Guna Persada
Sungai Landai ini terletak di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Lubuk Sikaping
Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat.
Sungai Landai ini berada pada daerah aliran Sungai Landai.
Secara geografis terletak pada 0o68'25,50" LU – 99o84’8,70" BT, lokasi sumber
air baku ini berjarak ± 12 km dari Kecamatan Lubuk Sikapingdan dapat di
tempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dalam waktu
± 30 menit dan di teruskan dengan jalan kaki menyusuri saluran kira-kira 1.5
km.
Data Umum
1. Badan Embung
a. Panjang Tanggul/puncak : 4m
b. Tinggi Badan : 2m
c. Tipe mercu : OGEE
d. Pintu Air/Intake : Pintu Besi stang Tunggal
2. Embung
a. Tebing Sekeliling : Tanah berbatu
b. Sumber air : Sungai Landai dan mata air sekeliling
bukit
c. Perkiraan debit dilapangan : 62,14 Lt/detik
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-32
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-33
PT. Caturbina Guna Persada
B. Bak Tampungan yang Sudah Tidak Berfungsi A. Lokasi Embung Sungai Landai
F. Talang Yang Hancur Akibat Gempa E. Saluran Yang Sudah Tidak Berfungsi
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-34
PT. Caturbina Guna Persada
2. Embung
a. Tampungan Efektif : 110.000 m3
b. Luas Area : 2,20 Ha
c. Kedalaman Maksimal : 9,50 m
d. Tebing Sekeliling : Tanah clay
e. Perkiraan Sedimentasi : 1.500 m3
f. Sumber air : Anak air Sampudiang
g. Perkiraan debit : 31.68 lt/detik
Air baku direncanakan diambil dari embung Malelo, tetapi hingga saat ini
embung hanya cukup untuk melayani areal irigasi seluas 70 Ha, sementara
areal potensial mencapai 350 Ha. Mengingat kondisi tersebut penyadapan air
baku akan ditempatkan di hulu embung salah satu inlet utama embung
dengan jarak sekitar 400 m dari atas embung.
Posisi ketinggian intake cukup tinggi sekitar 6 m di atas mercu embung
malelo. Kualitas air cukup bagus dengan debit sekitar 31.68 lt/dtk.
Kontinuitas debit cukup dapat diandalkan karena aliran debit tersebut tidak
terpengaruh musim kemarau/ hujan.
Areal lapangan : kampung Malelo = 500 KK
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-35
PT. Caturbina Guna Persada
SKETSA MALELO
Hulu Singkayang Puding
Rawa-rawa
6.00 Km
S. Malelo
Bukit
Rencana Broncap
400 m
Embung Malelo
Bukit
Irigasi
Sawah 70 Ha
Potensial 350 Ha
Pasar Surantih
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-36
PT. Caturbina Guna Persada
A. Area tampungan embung Malelo dan Spillway B. Aliran air di sungai malelo yang menjadi inlet
utama embung Malelo
D. Spillway embung Malelo yang hanya cukup C. Kondisi bangunan bendung penyadap di hilir
untuk melayani irigasi embung Malleo untuk irigasi
F. Hamparan areal irigasi yang terlayani oleh E. Pertemuan dengan warga masyarakat
embung malelo kampung Malelo
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-37
PT. Caturbina Guna Persada
Sumber Air Baku Solok berada di Kampung Ampalu, Nagari Surantih Kabupaten
Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.
Air baku direncanakan dengan menyadap beberapa sumber air yang ada di
lereng-lereng pegunungan sekitar komplek Ampalu. Di antaranya yang cukup
besar adalah sumber air Solok yang pernah dibangun WSLIC tetapi tidak jalan
akibat terputusnya pipa-pipa transmisi. Kondisi kualitas air cukup baik dan
debitnya kontinyu sekitar 40 l/dt. Posisi elevasi sumber air juga cukup tinggi
dibandingkan areal layanan sehingga biasa dilakukan dengan cara gravitasi.
Areal layanan adalah kampong Ampalu dan kampung-kampung pengembangan
baru disekitarnya. Dimana nantinya Ampalu ini akan dimekarkan menjadi 1
Nagari tersendiri. Lokasi sumber air sekitar 1 Km dari jalan Desa terdekat.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-38
PT. Caturbina Guna Persada
SKETSA
SKETSAMATA AIR SOLOK
AMPALU
Ke Kp. Kaju Aro
Broncap WTP
Jar.
Bak Air
P
Tida ipa Ø 4"
k Be
rfung Kp. Ampalu
si
kit
Bu
Perbukitan
Sumber Air Kecil
700 m
Bendung Surantih
Jembatan
± 11 Km
Ke Embung Malelo
Pasar Surantih
Ke Painan Kambang
LAUT
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-39
PT. Caturbina Guna Persada
B. Aliran air di dari sungai Ampalu A. Bak penampung dan pengolah air yang pernah
dibangun PDAM dan tidak berfungsi lagi
D. Aliran sungai ampalu di bagian bawah air terjun C. intake air baku yang diletakkan di hulu air terjun
tetapi tidak berfungsi lagi
F. Kondisi areal layanan di Kampung Ampalu yang E. Bak penampung air yang dibangun WSLIC di
cukup padat kampung Ampalu
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-40
PT. Caturbina Guna Persada
Sumber Air Baku Sungai Nyigi berada di Nagari Kambang Utara Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-41
PT. Caturbina Guna Persada
SKETSA SUNGAI
SKETSA NYIGI
KAMBANG
TNKS
Jalan ke Kambang
± 6 Km
Intake
Bendung LB. Sarik
Jar. Pipa Ø 15 mm
Sawah ± 62 Ha
K. Baru
LAUT
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-42
PT. Caturbina Guna Persada
A. Air terjun timbulun yang dijadikan sebagai B. Areal irigasi yang sebagian dilayani oleh air dari
sumber air baku masyarakat kambang air terjun Timbulun ini
D. Bangunan sadap yang dibangun oleh pertanian C. Pipa transmisi air baku yang dibangun PDAM
untuk melayani areal irigasi tetapi tidak berfungsi lagi
F. Sumber air yang potensial untuk dimanfaatkan E. Pertemuan dengan masayarakat kampung Akad
di sungai Nyigi yang di bagian hulunya berupa dan Pasar Laweh
air terjun
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat II-43
PT. Caturbina Guna Persada
BA B III
SURVEY DAN ANALISA TOPOGRAFI
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-1
PT. Caturbina Guna Persada
Titik Referensi
Titik referensi yang dipergunakan adalah Bench Mark (BM) yang ada disekitar
lokasi pekerjaan, atas persetujuan pengawas.
Peralatan
Semua peralatan yang dipergunakan harus masih dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat ketelitian yang diminta / ditentukan. Semua alat ukur harus
dicek dahulu oleh pengawas pekerjaan dan apabila ada kerusakan / tidak
memenuhi syarat, pengawas berhak memerintahkan untuk mengganti alat ukur
tersebut dengan yang baik dan memenuhi syarat.
Buku Ukur
Pelaksana pekerjaan harus menggunakan Buku Ukur yang telah disyaratkan
oleh Pengawas Pekerjaan, semua catatan dan tulisan harus terang / jelas,
mudah dibaca dan tidak boleh dihapus. Semua alat ukur baik hasil ukuran,
hitungan, sketsa dan data lainnya harus telah diserahkan kepada pengawas
untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai.
Control Point (CP) dan Patok Kayu
Ukuran CP dan Patok kayu : 10 cm x 10 cm x 80 cm
Tiap BM dipasang Band diatasnya dan diberi tanda silang sebagai titik x, y,
z – nya. Sedangkan identifikasi nomor dibuat dari marmer, ukuran 12 cm x
12 cm yang digrafis. BM dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang
muncul diatas permukaan tanah setinggi ± 20 cm.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-2
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-3
PT. Caturbina Guna Persada
Bidikan rambu antara interval 0,5 dan 2,75 (untuk rambu yang 3 m).
Jarak bidikan alat ke rambu maksimum 50 m.
Usahakan pada waktu pembidikan jarak ke rambu muka sama dengan
jarak ke rambu belakang dan jumlah slaag per seksi selalu genap.
Rambu dibaca ke tiga benang silang (benang atas, benang tengah dan
benang bawah).
Pengukuran dilakukan setelah BM/ CP terpasang.
BM/ CP harus dilalui jalur pengukuran.
Pada jalur yang kring / Loop pengukuran dilakukan dengan cara double
stand sedangkan pada jalur yang terikat sempurna dengan cara pergi
pulang dan double stand.
Toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 n, dimana D adalah
jarak dalam km.
Pengukuran Situasi Detail
Alat yang dipergunakan adalah Theodolith T0 atau yang sejenis.
Metode yang digunakan Ragi atau Voorstraal.
Semua tampakan yang ada didalam areal genangan dan sekitarnya baik
alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik detail seperti
bukit, lembah, alur, sadel, jalan, jembatan, rumah / pemukiman dan lain-
lain.
Kerapatan titik detail harus dibuat sesuai dengan skala peta yang diminta
dan lengkap sehingga memudahkan penggambaran.
Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap.
Pengukuran Penampang Melintang
Alat yang dipergunakan adalah Theodolith T0 atau yang sejenis.
Pengukuran potongan melintang rencana jalur pipa dilakukan setiap 50
m di lokasi yang lurus dan lebih rapat lagi pada belokan.
Titik tempat melakukan pengkuran potongan melintang harus diukur
posisi vertikalnya dengan Automatic Level dan posisi horizontalnya harus
terikat pada jalur polygon.
Interval jarak detail pada setiap penampang melintang sesuai dengan
kerapatan perubahan terrain.
Perhitungan
Data hasil pengukuran supaya dihitung pada saat masih di lapangan,
agar bila ada kesalahan dapat langsung dicek kembali.
Lokasi pengamatan matahari harus tercantum pada sketsa deskripsi.
Semua titik polygon dihitung pada system proyeksi UTM.
Apabila menggunakan system lokal harus atas persetujuan Pengawas.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-4
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-5
PT. Caturbina Guna Persada
Maka adalah wajar jika tidak seluruh titik-titik spot height yang
diperoleh dari lapangan dimasukkan ke dalam gambar akhir atau
juga tidak semua data ketinggian hasil dari pengukuran jalur
dimasukkan ke dalam gambar 1 : 2.000 tersebut.
Penyambungan gambar antara lembar satu dengan lainnya dibuat
over lay setengah grid (5 cm pada format A1 skala 1:2.000) dan
dibuat diagram petunjuk lembarnya.
Semua lembar dengan jelas diberi judul dan referensi terhadap
pasangan lembar 1 : 2.000.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat III-6
PT. Caturbina Guna Persada
BA B IV
SURVEY DAN ANALISA GEOLOGI
4.1. UMUM
Untuk mengetahui situasi dan kondisi lapisan tanah pada “Proyek SI dan DD
Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat”, maka
telah dilakukan penyelidikan geologi teknik di masing-masing lokasi yang
tersebar di Propinsi Sumatera Barat.
Penyelidikan Geologi Teknik yang dimaksud tersebut antara lain yaitu :
pengamatan secara visual mengenai keadaan geologi dan situasi daerah
penyelidikan, pengujian tanah, dan sekaligus pengambilan sampel pada
kedalaman-kedalaman dan tempat-tempat tertentu. Selanjutnya sampel-sampel
yang diperoleh dari lapangan tersebut akan dibawa ke laboratorium Mekanika
Tanah untuk diuji guna menentukan sifat mekanik lapisan tanahnya.
Data-data ini digunakan dalam rangka penunjang perencanaan yang efektif dan
effesien.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-1
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-2
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-3
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-4
PT. Caturbina Guna Persada
b. Percobaan Triaxial
Dimaksud untuk mendapatkan parameter geser kohesi ( c ) dan sudut
geser ( ).
Percobaan triaxial disyaratkan dengan Metode Back Pressure, hal ini
adalah untuk menjamin bahwa contoh tanah tersebut pada kondisi
saturated 100%.
Metode Back Pressure adalah metode cepat agar contoh tanah tersebut
nilai saturasinya 100%, yaitu dengan cara mengalirkan / memasukkan air
ke dalam pori-pori butiran tanah.
Pengaliran air ini pada umumnya melalui bagian top cap dari contoh tanah
dengan alat Constant Pressure System.
Secara singkat metode Back Pressure diuraikan sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-5
PT. Caturbina Guna Persada
Setelah contoh tanah dipasang pada Cell, pada bagian top cap
dihubungkan ke Back Pressure (BP) System dan bagian bawah
dihubungkan ke Pore Water Pressure (PWP) System.
Kenaikan Cell Pressure menjadi 1 kg/cm², biarkan 5 – 10 menit baca
volume change dari cell (catat pada kolom before) kemudian buka katup
Cell :
Baca PWP
Baca volume change cell (catat pada kolom after)
Tunggu 5 – 10 menit
Hitung B = U/T3 = selisih PWP / 1
Naikkan Back Pressure menjadi 0,90 kg/cm² (katup BP masih
ditutup), tunggu sampai volume change BP konstan (catat pada
kolom Before), kemudian buka katup BP
Amati PWP, tunggu sampai PWP = BP
Baca volume change BP (catat pada kolom after)
Sampai di sini selesai satu tahapan. Dimana diperoleh data :
o T3 =1 kg/cm²
o Bp = PWP =0,90 kg/cm²
o Perbedaan volume change BP (Before – After) = volume air
yang masuk sample ( - )
o Perbedaan volume change BWP (Before – After) = volume air
yang masuk cell ( + ).
o Ulangi prosedure di atas dengan menaikkan cell Pressure dan
Back Pressure sehingga diperoleh nilai B = 1, yang berarti
perubahan tekanan pori sudah sebanding dengan perubahan
tekanan cell, ini menunjukkan bahwa sample tersebut sudah
saturated.
o Pencatatan perubahan volume change digunakan untuk
mengkoreksi volume dari contoh tanah.
Setelah contoh tanah tersebut saturated, hal ini terlihat dari hasil
hitungan B = 1, dan terbaca nilai
Nilai manometer sebagai berikut :
Manometer BP = manometer BPW
Manometer Cell > 0,50 kg/cm² di atas manometer BP.
Untuk pengujian triaxial UU, setelah proses saturasi ini tercapai, maka
pengujian geser ( axial stress) dapat dimulai.
Tetapi untuk pengujian Triaxial CU, masih perlu dilakukan lagi proses
Konsolidasi dengan memakai beban tekanan Cell ( misal : BP =
2 kg/cm² Cp = 3,5 kg/cm² artinya tekanan cell T3 = 15 cm²). Dengan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-6
PT. Caturbina Guna Persada
diberikan tekanan cell (CP) maka PWP akan naik ( menjadi lebih besar
dari BP ), proses konsolidasi sekarang dimulai.
Selama proses konsolidasi ini, maka akan terjadi pengeluaran air pori dari
dalam sample, masuk ke dalam volume change system BP.
Selama proses konsolidasi ini perlu dicatat volume air yang masuk dalam
volume change dan waktunya. Kemudian dibuat antara grafik hubungan
antara volume air (cm³) vs/t (menit). Dari grafik ini akan diperoleh nilai/t
100 dimana proses konsolidasi selesai jika manometer BP = manometer
PWP.
Dari nilai t . 100, kemudian dihitung nilai tf = time failure sebagai berikut
:
tf = 0,53 x t . 100 (untuk sample “ no side drain “)
tf = 1,80 x t . 100 (untuk sample “ with side drain “)
Untuk menentukan “strain rate” pada pengujian triaxial CU, maka
diasumsikan :
- Untuk undisturbed sample H/H = 5%
- Untuk recompacted sample H/H = 10%
Sehingga diperoleh nilai “strain rate” = ( H/H ) x H/tf.
Strain rate ini dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kecepatan
geser pada waktu pengujian CU. Triaxial UU dimaksudkan unconsolidated
undrained, yaitu contoh tanah tidak dikonsolidasikan (pada tekanan cell)
terlebih dahulu, tetapi langsung diberikan tekanan axial, air pori tidak
diijinkan keluar. Parameter geser yang diperoleh adalah undrain.
Triaxial CU dimaksudkan consolidated undrain, yaitu contoh tanah sebelum
diberikan tekanan axial, maka contoh tersebut dikonsolidasikan terlebih
dahulu pada tekanan cell (sehingga kondisi sample tersebut menyerupai
kondisi aslinya di bawah muka tanah). Setelah proses konsolidasi selesai,
kemudian diberikan tekanan axial dengan kecepatan “relatif lambat sesuai
dengan perhitungan strain rate” pada proses konsolidasinya. Selama
proses axial stress tersebut, air pori tidak diperkenankan keluar (undrain).
Parameter geser yang diperoleh dari triaxial CU adalah parameter undrain
(total stress) dan parameter efektif stress dikurangi pore water Pressure.
Parameter geser kohesi c dan sudut geser diperlukan analisa
perhitungan kestabilan lereng dan perhitungan daya dukung tanah.
c. Pengujian Konsolidasi
Sifat-sifat konsolidasi dan pemampatan tanah dapat ditentukan dengan
melakukan percobaan Oedometer yang sering disebut sebagai percobaan
pemampatan satu dimensi atau percobaan konsolidasi.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-7
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-8
PT. Caturbina Guna Persada
Susunan lapisan tanah dari hasil pengamatan lapangan dan hasil pemboran
yaitu sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IV-9
PT. Caturbina Guna Persada
BA B V
ANALISA HIDROLOGI, HIDROMETRI
DAN KUALITAS AIR
5.1. Umum
Analisa hidrologi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui potensi
sumber air yang berada di wilayah yang diselidiki. Selain memanfaatkan data-data
primer yang diperoleh dari hasil survey lapangan juga didukung dengan data-data
sekunder yang tersedia.
Untuk sungai-sungai atau saluran terbuka yang mempunyai luas Daerah Aliran
Sungai, analisis hidrologi dilakukan untuk menghitung debit banjir rencana (design
flood) untuk berbagai periode ulang, debit rata-rata, debit minimum dan debit
maksimum, yang digunakan untuk analisis lanjutan.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-1
PT. Caturbina Guna Persada
6. Pengumpulan data informasi banjir (tinggi, lamanya dan luas genangan serta
saat terjadinya) baik dengan pengamatan langsung ataupun memperhatikan
bekas-bekas dan tanda-tanda banjir di pohon maupun melalui wawancara
dengan penduduk setempat.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-2
PT. Caturbina Guna Persada
b. Cara pengukuran
− Pilih lokasi yang baik pada beban air dengan lebar, kedalaman,
kemiringan dan kecepatan yang dianggap tetap sepanjang + 2 meter.
Harus diperhatikan agar tidak ada rintangan, halangan atau gangguan
lain di sepanjang lintasan pengamatan.
− Tetapkan titik awal (T1) dan titik akhir (T2) pengukuran. Catat panjang
lintasan yang akan digunakan (L) (lihat Gambar V-1)
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-3
PT. Caturbina Guna Persada
c. Perhitungan debit
− Hitung luas penampang basah di setiap titik penampang dengan
persamaan:
A = (b1 + b2)/2 . (h1 + h2 + h3)/3
dengan:
A = luas penampang basah (m2)
b1; b2 = lebar penampang atas; bawah (m)
h1;h2;h3 = kedalaman air (m)
− Luas penampang basah rata-rata dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Arata-rata = (AT1 + AT2 + ATa + ATb + ATc) / 5
dengan:
Arata-rata = luas penampang basah rata (m2)
AT1,T2,Ta,Tb,Tc = luas penampang basah di T1, T2, Ta, Tb, Tc (m2)
5 = jumlah titik pengukuran mulai T1 sampai T2
− Debit dihitung dengan persamaan:
Q = Arata-rata x L / t x 1000
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-4
PT. Caturbina Guna Persada
dengan:
Q = debit aliran (L/dt)
Arata-rata = luas penampang basah rata (m2)
L = panjang lintasan dari T1 ke T2 (m)
t = waktu tempuh dari T1 ke T2 (detik)
d. Keadaan untuk pengukuran
− Pengukuran dilakukan pada ruas yang relatif lurus
− Lakukan di beberapa ruas lurus untuk mendapatkan nilai debit rata-
rata
Metode Pancuran
Apabila aliran yang diukur merupakan luapan atau pancuran yang relatif kecil
maka untuk memperoleh debit air dapat dilakukan dengan menampung limpahan
air tersebut dalam interval waktu tertentu (t) kemudian mengukur volume air (V)
dengan menggunakan gelas ukur, sehingga debit aliran dirumuskan sebagai
berikut :
V
Q
t
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Volume air (m3)
t = Waktu (dt)
Pancuran
Penampungan
Gelas Ukur
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-5
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-6
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-7
PT. Caturbina Guna Persada
Kelas
Parameter Satuan Keterangan
I II III IV
Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (–)
Flourida mg/L 0,5 1,5 1,5 (–)
Untuk pengolahan air
Nitrit sebagai minum secara
mg/L 0,06 0,06 0,06 (–)
N konvensional, NO2-
N<1mg/L
Sulfat mg/L 400 (–) (–) (–)
Untuk ABAM tidak
Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (–)
disyaratkan
Untuk pengolahan air
Belerang sbg minum secara
mg/L 0,002 0,002 0,002 (–)
H2S konvensional, S
sebagai H2S<5mg/L
MIKROBIOLOGI
Untuk pengolahan air
minum secara
konvensional, fecal
Fecal Coliform Jml/100ml 100 1.000 2.000 2.000 coliform <
2.000jml/100ml dan
total coliform < 10.000
jml/100 ml.
Total Coliform Jml/100ml 1.000 5.000 10.000 10.000
RADIOAKTIF
Gross-A Bq/L 0,1 0,1 0,1 0,1
Gross-B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK
Minyak dan
ug/L 1.000 1.000 1.000 (–)
Lemak
Deterejen sbg
ug/L 200 200 200 (–)
MBAS
Senyawa fenol
ug/L 1 1 1 (–)
sbg fenol
BHC ug/L 210 210 210 (–)
Aldrin/dieldrin ug/L 17 (–) (–) (–)
Chlordane ug/L 3 (–) (–) (–)
DDT ug/L 2 2 2 2
KIMIA ANORGANIK
Heptachlor dan
Heptachlor ug/L 18 (–) (–) (–)
epoxide
Lindae ug/L 56 (–) (–) (–)
Methoxychlor ug/L 35 (–) (–) (–)
Endrin ug/L 1 4 4 (–)
Toxaphan ug/L 5 (–) (–) (–)
Keterangan:
Lampiran PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Mg = miligram
Ug = mikrogram
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-8
PT. Caturbina Guna Persada
Ml = milimeter
L = liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methylene Blue Active Substance
ABAM = Air Baku untuk Air Minum
Logam berat merupakan logam terlarut. Nilai diatas merupakan batas maksimum,
kecuali untuk pH dan DO.
Untuk pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai
tercantum.
Nilai DO merupakan batas minimum.
Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut
tidak disyarat-kan.
Tanda < adalah lebih kecil atau sama dengan.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-9
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-10
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat V-11
PT. Caturbina Guna Persada
BA B V I
SURVEY DAN ANALISA SOSIAL EKONOMI
6.1. SURVEY SOSIAL EKONOMI
Maksud dan tujuan Survey Sosial Ekonomi ini adalah untuk memperoleh
gambaran masyarakat di daerah studi, mengidentifikasikan potensi sumber air
dan lokasi rencana bangunan pengembangan prasarana sumber air.
Lingkupan aspek yang ditelaah dalam Survey ini adalah sebagai berikut :
a. Aspek demografis dan kelembagaan.
- Jumlah penduduk, perkembangan penduduk, komposisi penduduk
menurut usia dan jenis kelamin.
- Organisasi/lembaga sosial ekonomi yang ada, serta aktifitas lembaga
dewasa ini.
- Prasarana dan sarana yang tersedia.
- Persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan proyek.
b. Aspek Ekonomis.
- Corak nafkah penduduk.
- Sumber pendapatan yang ada, baik dari sektor pertanian maupun non
pertanian.
c. Aspek legal dan Tata ruang
- Landasan hukum yang ada menyangkut pengelolaan prasarana sumber
air
- RUTR yang ada untuk lokasi pekerjaan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-1
PT. Caturbina Guna Persada
Data yang terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis. Analisis dilakukan secara
kuantitatif maupun kualitatif.
1. Penduduk
Kecamatan Bukik Barisan memiliki 5 nagari atau desa dengan jumlah penduduk
bervariasi. Nagari yang memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu nagari
Baruang Gunuang dengan jumlah penduduk sebanyak 4.525 jiwa, sedangkan
untuk nagari yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu nagari Koto
Tangah dengan jumlah penduduk sebanyak 2.659 jiwa.
Tabel VI-1. Jumlah Penduduk Menurut Nagari, Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis
Kelamin
No Nagari Laki-laki Perempuan Rasio Jumlah
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-2
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-4. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Jumlah Guru Murid
No
Pendidikan Sekolah L P L P
1 TK/sederajat 20 - 45 207 213
2 SD/Sederajat 31 89 207 1407 1351
3 SLTP/sederajat 8 37 59 305 345
4 SLA/sederajat - - - - -
Jumlah Total 59 126 311 1919 1909
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-3
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-5. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid sekolah Luar Biasa Menurut Nagari
Jumlah Guru Murid Kelas
No Nagari
Sekolah L P L P
1 Koto Tangah - - - - - -
2 Banja Laweh - - - - - -
3 Maek 1 2 4 49 8 5
4 Sungai Naniang - - - - - -
5 Baruah Gunuang - - - - - -
Jumlah Total 1 2 4 49 8 5
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-6. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Tingkat TK Menurut Nagari
Jumlah Guru Murid
No Nagari
Sekolah L P L P
1 Koto Tangah 1 - 3 12 13
2 Banja Laweh 2 - 3 14 22
3 Maek 1 - 20 115 96
4 Sungai Naniang 3 - 8 29 34
5 Baruah Gunuang 3 - 8 31 36
Jumlah Total 10 0 42 201 201
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-7. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Tingkat SD Menurut Nagari
Jumlah Guru Murid
No Nagari
Sekolah L P L P
1 Koto Tangah 4 15 20 154 156
2 Banja Laweh 5 1 36 157 181
3 Maek 11 34 73 595 575
4 Sungai Naniang 5 9 37 241 223
5 Baruah Gunuang 6 21 41 260 216
Jumlah Total 31 80 207 1407 1351
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-8. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Tingkat SLTP Menurut Nagari
Jumlah Guru Murid
No Nagari
Sekolah L P L P
1 Koto Tangah - - - - -
2 Banja Laweh - - - - -
3 Maek 2 8 11 109 117
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-4
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-9. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Tingkat Raudhatul Anfal(RA)
Menurut Nagari
Jumlah Guru Murid
No Nagari
Sekolah L P L P
1 Koto Tangah - - - - -
2 Banja Laweh - - - - -
3 Maek 1 - 3 6 12
4 Sungai Naniang - - - - -
5 Baruah Gunuang - - - - -
Jumlah Total 1 0 3 6 12
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-5
PT. Caturbina Guna Persada
Puskesmas Apotik/Toko
No Nagari RSU Puskesmas Polindes Posyandu
Pembantu Obat
5 Baruah
- 1 - 4 11 -
Gunuang
Jumlah Total 0 3 3 19 45 0
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
I Sarana Kesehatan
1 Rumah Sakit Umum -
2 Puskesmas 3
3 Puskesmas Pembantu 3
4 Polindes 19
5 Posyandu 45
6 Apotik/Toko Obat -
II Tenaga Kesehatan
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 3
3 Perawat umum 13
4 Perawat Gigi 3
5 Bidan 20
6 Lain-lain 13
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
1 Banja Laweh 6 12 - -
2 Koto Tangah 6 14 - -
3 Maek 7 7 - -
4 Sungai Naniang 9 20 - -
5 Baruah Gunuang 15 27 - -
Jumlah Total 43 80 0 0
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-6
PT. Caturbina Guna Persada
3. Pertanian
Tabel VI-14. Luas Areal sawah (ha) dan Jenis Pengairan menurut Nagari
No Nagari Jenis Pengairan Jumlah
½ Irigasi
Teknis Sederhana
Teknis Desa
1 Banja Laweh - - - 200 200
2 Koto Tangah - 25 86 - 111
3 Maek 224 300 516 - 1040
4 Sungai Naniang - - 21 24 45
5 Baruah Gunuang - - 53 52 105
Jumlah Total 224 325 676 276 1501
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-15. Luas Tanam, panen dan Produksi Padi Menurut Nagari
Tanam Panen Produksi
No Nagari
(Ha) (Ha) ( Ton )
1 Banja Laweh 501 521 33344
2 Koto Tangah 312 327 1700
3 Maek 2237 2337 89741
4 Sungai Naniang 241 256 1152
5 Baruah Gunuang 514 566 2943
Jumlah Total 3805 4007 128880
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-16. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis
Tanaman
Produksi
No Jenis Tanaman Luas Areal
( Ton )
Produktif Belum Produktif
1 Pinang 13 38 7.8
2 Tembakau 48 0 82.3
3 Karet 22 954 12
4 Kelapa 33 85 9.7
5 Kulit Manis 18 268 18
6 Cengkeh 7.25 15 11.05
7 Gambir 582 1800 441.60
8 Kopi 45 115 28.60
9 Enau 11 12 7.5
10 Coklat 41 112 21.8
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-7
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-17. Jumlah Pelanggan Perusahaan listrik Negara (PLN) menurut Nagari
No Nagari Jenis Pelanggan
Rumah
Pemerintah Sosial Perusahaan Jumlah
Tangga
1 Banja Laweh 317 1 - 1 319
2 Koto Tangah 352 - 28 - 380
3 Maek 703 - 30 - 733
4 Sungai Naniang 228 - 20 - 248
5 Baruah Gunuang 552 - 24 - 576
Jumlah 2152 1 102 1 2256
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
Tabel VI-18. Jumlah Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum/Masak dan
Nagari
No Nagari Sumber Air
Mata
PDAM Sumur/Perigi Sungai Jumlah
Air
1 Banja Laweh - 154 2466 - 2620
2 Koto Tangah - 131 2238 - 2369
3 Maek - 444 7549 - 7993
4 Sungai Naniang - 156 2342 - 2498
5 Baruah Gunuang - 208 3128 125 3461
Jumlah - 1093 17723 18816 18941
Sumber : Bukik Barisan Dalam Angka Tahun 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-8
PT. Caturbina Guna Persada
1. Penduduk
Kecamatan Harau memiliki 11 nagari atau desa dengan Jumlah penduduk yang
bervariasi, nagari Sarilamak merupakan yang paling besar jumlah penduduknya
yaitu sebesar 9.968 jiwa dan nagari Bukuk Limbuku merupakan nagari yang
paling sedikit jumlah penduduknya yaitu sebesar 1.287 jiwa. Jumlah penduduk
di kecamatan Harau pada tahun 2008 berjumlah 42.305 jiwa meningkta
dibandingkan pada tahun 2007 yaitu sebesar 42.019 jiwa.
Jumlah Penduduk Kecamatan Harau menurut Nagari dan Rasio Jenis Kelamin
No Nagari Laki-laki Perempuan Jumlah
Tabel VI-19. Kepadatan Penduduk Per Km2 Di Kecamatan Harau Menurut Nagari
Luas Kepadatan Penduduk
No Nagari Penduduk
(Km )
2
/Km2
1 Taram 60.59 7324 121
2 Bukuk Limbuku 18.75 1287 69
3 Batu Balang 20.09 4975 248
4 Koto tua 33.09 7302 220
5 Lubuak Batingkok 12.80 2090 163
6 Gurun 12.80 1862 145
7 Sarilamak 117.97 9968 84
8 Tarantang 22.63 2055 91
9 Solok Bio-bio 28.35 1780 63
10 Harau 78.83 2385 30
11 Pilubang 10.80 1277 118
Jumlah Total 416.80 42305 101
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-9
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-20. Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Dirinci Menurut Tingkat
Pendidikan
Tingkat
No. Sekolah Guru Murid
Pendidikan
L P L P
1 TK/Sederajat 23 0 91 406 45
2 SD/Sederajat 39 74 259 2991 2949
3 SLTP/Sederajat 1 75 159 834 852
4 SLTA/Sederajat 3 34 74 359 551
Jumlah 75 183 586 4590 4802
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-10
PT. Caturbina Guna Persada
1 Taram 3 10 33 -
2 Bukuk Limbuku 1 1 5 -
3 Batu Balang 1 0 10 -
4 Koto tua 6 14 12 -
5 Lubuak Batingkok 3 0 13 -
6 Gurun 3 1 2 -
7 Sarilamak 7 8 24 -
8 Tarantang 2 3 4 -
9 Solok Bio-bio 2 1 6 -
10 Harau 3 6 11 -
11 Pilubang 1 0 10 -
Jumlah Total 32 44 130 -
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
3. Pertanian
Tabel VI-24. Luas Areal sawah (ha) dan Jenis Pengairan menurut Nagari
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-11
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-25. Luas Tanam, panen dan Produksi Padi Menurut Nagari
Tanam Panen Produksi
No Jenis Tanaman
(Ha) (Ha) ( Ton )
1 Padi 7486 7556 34228
2 Jagung 759 45 270
3 Ubi Kayu 146 121 2783
4 Cabe 78 67 646.41
5 Kacang Panjang 37 27 273.10
6 Terung 47 39 487.50
7 Katimun 49 56 827
8 Buncis 55 54 430.6
9 Manggis 153.13 1.4 33.49
10 Jeruk 11.3 0 4.20
11 Durian 24.29 1.78 16.07
12 Pisang 13.12 8.47 5.49
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-12
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-26. Jumlah Pelanggan Perusahaan listrik Negara (PLN) menurut Nagari
No Nagari Jenis Pelanggan
Rumah
Pemerintah Sosial Perusahaan Jumlah
Tangga
1 Taram - - - - -
2 Bukuk Limbuku - - - - -
3 Batu Balang - - - - -
4 Koto tua - - - - -
5 Lubuak
- - - - -
Batingkok
6 Gurun - - - - -
7 Sarilamak - - - - -
8 Tarantang - - - - -
9 Solok Bio-bio - - - - -
10 Harau - - - - -
11 Pilubang - - - - -
Jumlah 6750 72 120 450 7392
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
Tabel VI-27. Jumlah Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum/Masak dan
Nagari
No Nagari Persentase Jenis Air Minum / Masak (%)
Mata
PDAM Sumur/Perigi Sungai Jumlah
Air
1 Taram 15 - 85 - -
2 Bukuk Limbuku - - 100 - -
3 Batu Balang - - 95 5 -
4 Koto tua 30 - 65 5 -
5 Lubuak Batingkok - - 95 5 -
6 Gurun - - 95 5 -
7 Sarilamak 20 - 78 2 -
8 Tarantang 60 - 40 - -
9 Solok Bio-bio - - 85 15 -
10 Harau - - 80 20 -
11 Pilubang - - 80 20 -
Jumlah 125 - 898 77 -
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-13
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-28. Jumlah Pelanggan Air Bersih menurut Jenis Pelanggan dan Nagari
No Nagari Jenis Pelanggan
Rumah
Pemerintah Sosial Perusahaan Jumlah
Tangga
1 Taram 150 - - - 150
2 Bukuk Limbuku - - - - -
3 Batu Balang - - - - -
4 Koto tua 350 - - - 350
5 Lubuak
- - - - -
Batingkok
6 Gurun - - - - -
7 Sarilamak 725 - - - 725
8 Tarantang 40 - - - 40
9 Solok Bio-bio - - - - -
10 Harau - - - - -
11 Pilubang - - - - -
Jumlah 1265 1265
Sumber : Kecamatan Harau Dalam Angka 2008/2009
6.2.3. Sumbe r Air Baku Embung G unung Male lo dan Mata Air Solok
Sumber air Embung Gunung Malelo dan mata air Solok terletak di Desa Surantih
Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat
1. Penduduk
Jumlah Penduduk diKecamatan Sutera tahun 2008 tercatat sekitar 44.516 jiwa,
terdiri dari 21.963 jiwa laki-laki dan 22.553 jiwa perempuan dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 9.942 rumah tangga.
Kepadatan penduduk Kecamatan Sutera tercatat sekitar 99.89 jiwa per Km2.
Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kanagarian Taratak dengan
kepadatan 132.22 jiwa per Km2, sedangkan yang terendah terdapat di
Kanagarian Surantih 88.79 jiwa per Km2.
Perbandingan jumlah penduduk (sex ratio) laki-laki dibandingkan dengan
perempuan dikalikan seratus ternyata sex ratio pada tahun 2008 adalah 97.38.
angka ini menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak jenis perempuan daripada
jenis kelamin laki-laki, dimana setiap 100 orang perempuan terdapat 97 laki-
laki.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-14
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-29. Jumlah Penduduk menurut Nagari Jenis Kelamin, Rumah Tangga
dan Kepadatan Penduduk
Rumah Kepadatan
No Nagari Jenis Kelamin Jumlah
Tangga per Km2
Laki-laki Perempuan
1 Amping Parak 6052 6216 12268 2740 117.63
2 Surantih 12996 13347 26343 5883 88.79
3 Taratak 2915 2990 5905 1319 132.22
Jumlah 21963 22553 44516 9942 99.89
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
2. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan pentong untuk menghasilkan kualitas manusia
yang prima. Untuk itu penduduk harus dibekalid engan modal pendidikan yang
memadai, sehingga menghasilkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat
diandalkan dan diharapkan nantinya mempu mempercepat proses laju
pembangunan, khususnya daerah Kecamatan Sutera.
Salah satu faktor utama dalam peningkatan pendidikan penduduk adalah
tersedianya pengelola dan sarana pendidikan memadai. Dengan tersedianya
kedua faktor tersebut, diharapkan program pemerintah tentang wajib belajar
akan dapat terrealisasi.
Negeri Swasta
1 TK 0 11 11
2 SD 36 0 36
3 SLTP 7 0 7
4 SLTA 1 0 1
Jumlah 44 11 55
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
Tabel VI-31. Jumlah Kelas, Murid dan Guru Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Kelas Murid Guru
1 TK 13 267 32
2 SD 219 7310 377
3 SLTP 66 2162 221
4 SLTA 13 910 56
Jumlah 311 10649 686
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-15
PT. Caturbina Guna Persada
Negeri Swasta
1 Ibtidaiyah - - 0
2 Tsanawiyah - 3 3
3 Aliyah - 1 1
Jumlah 0 4 4
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
Tabel VI-33. Jumlah Kelas, Murid dan Guru pada Madrasah Menurut Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Kelas Murid Guru
1 Ibtidaiyah - - -
2 Tsanawiyah 12 446 56
3 Aliyah 3 99 21
Jumlah 15 545 77
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
3. Kesehatan
Kualitas SDM yang memadai juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan
penduduk. Agar kondisi kesehatan penduduk tetap sehat, maka penyediaan
sarana kesehatan dan tenaga kesehatan harus memadai, baik kuantitas
maupun kualitasnya.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-16
PT. Caturbina Guna Persada
Dukun
No Nagari Dokter Perawat Bidan
Terlatih
3 Taratak - 1 6 2
Jumlah 1 7 68 7
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
4. Pertanian
Produksi padi sawah di Kecamatan Sutera pada tahun 2008 adalah 22.881 ton.
Sementara produksi padi ladang sebesar 96 ton. Produksi palawija seperti
komoditi jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi
jalar masing-masing adalah 3006 ton, 8 ton, 113 ton, 521 ton, 1246 ton dan 25
ton.
Tabel VI-36. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan
No Jenis Pengairan Luas Lahan Sawah Persentase
1 Irigasi Teknis - -
2 Irigasi Setengah Teknis 1035 -
3 Irigasi Sederhana 596 -
4 Irigasi Desa - -
5 Tadah hujan 1136 -
6 Sementara tidak diusahakan - -
Jumlah 2767 0
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
Air bersih meru[akan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia. Air
juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas kehidupan
seseorang, keluarga dan masyarakat. Di kecamatan Sutera pada tahun 2008
jumlah pelanggan PDAM berjumlah 137 pelanggan, yang terdiri dari 135
pelanggan rumah tangga , 1 pelanggan sosial dan 1 kran umum.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-17
PT. Caturbina Guna Persada
3 Usaha 1 0.02
4 Sosial 135 2.61
5 Bisnis 81 1.58
Jumlah 5164 100
Sumber : Kecamatan Sutera Dalam Angka 2008
1. Penduduk
Jumlah Penduduk kecamatan Bonjol pada tahun 2008 sebanyak 25.776 jiwa
dengan komposisi jumlah laki-laki sebanyak 13.045 jiwa dan jumlah
perempuan sebanyak 12.731 jiwa dan rata-rata pertumbuhan sebesar 2.09%.
Kepadatan penduduk Kecamatan Bonjol tercatat sekitar 133 jiwa per Km2.
Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kanagarian Koto Kaciak dengan
kepadatan 270 jiwa per Km2, sedangkan yang terendah terdapat di Kanagarian
Ganggi Mudiak 48 jiwa per Km2.
Tabel VI-39. Luas Nagari, Rumah Tangga dan Penduduk per Nagari
Luas Rata2
No Nagari RT Pend
(Km2) Penduduk
Km2 RT
1 Ganggo Mudiak 96.55 1.103 4.624 48 4
2 Ganggo Hilia 45.72 1.881 7.544 165 4
3 Koto Kaciak 27.61 1.829 7.466 270 4
4 Limo Koto 24.24 1.219 6.142 253 4
Jumlah 194.12 6.032 25.776 736 4
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-18
PT. Caturbina Guna Persada
L P L+P
1 Ganggo Mudiak 2.290 2.334 4.624 98
2 Ganggo Hilia 3.820 3.724 7.544 103
3 Koto Kaciak 3.807 3.659 7.466 104
4 Limo Koto 3.128 3.014 6.142 104
Jumlah 25.776 736 25.776 102
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
Tabel VI-41. Banyaknya Sekolah, Kelas dan Rombel Menurut Tigkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Sekolah Kelas Rombel
Dilingkungan Dikjar
1 SD 25 159 150
2 SLTP 2 31 31
3 SLTA 3 35 29
4 Perguruan Tinggi 0 0 0
Dilingkungan Depag
1 Ibtidaiyah 1 6 6
2 Tsanawiyah 2 22 11
3 Aliyah 2 6 7
4 Perguruan Tinggi 0 0 0
Jumlah 35 259 234
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
L P L P
Dilingkungan Dikjar
1 SD 48 171 1939 1654
2 SLTP 15 42 510 561
3 SLTA 23 31 569 603
4 Perguruan Tinggi 0 0 0 0
Dilingkungan Depag
1 Ibtidaiyah 2 12 69 71
2 Tsanawiyah 13 33 182 226
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-19
PT. Caturbina Guna Persada
3 Aliyah 10 11 44 80
4 Perguruan Tinggi 0 0 0 0
Jumlah 111 300 3313 3195
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
Tabel VI-43. Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Per Nagari
Jumlah
No Nagari Kelas Guru Murid
Sekolah
1 Ganggo Mudiak 6 38 53 748
2 Ganggo Hilia 6 36 52 870
3 Koto Kaciak 7 41 61 1085
4 Limo Koto 6 44 53 890
Jumlah 25 159 219 3593
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
1 Ganggo Mudiak - 1 6 1
2 Ganggo Hilia 1 1 12 2
3 Koto Kaciak - 1 8 2
4 Limo Koto - 2 10 1
Jumlah 1 5 36 6
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
1 Rumah Sakit 0
2 Puskesmas 2
3 Puskesmas Pembantu 3
4 Praktek Dokter 9Umum, Spesialis, Gigi) 2
5 Posyandu 36
6 Polindes 3
7 Apotik 0
8 Toko Obat 0
Jumlah 49
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-20
PT. Caturbina Guna Persada
1 Dokter Spesialis 0
2 Dokter Umum 2
3 Dokter Gigi 1
4 Perawat Umum 3
5 Perawat Gigi 1
6 Bidan 19
7 Dukun Terlatih 2
Jumlah 28
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
3. Pertanian
Tabel VI-47. Luas Tanam, Panen dan Produksi Padi dan Palawija
No Jenis Tanam Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton)
1 Padi Sawah 3094 3154 18577
2 Padi Ladang 0 0 0
3 Jagung 65 81 241
4 Ubi Kayu 22 16 151
5 Ubi Jalar 12 11 90
6 Kacang Tanah 64 64 84
7 Kedele 8 5 5
8 Kacang Hijau 6 5 5
Sumber : Kecamatan Bonjol Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-21
PT. Caturbina Guna Persada
1. Penduduk
Jumlah Penduduk di kecamatan Lubuk Sikaping Pada tahun 2008 sebanyak
45.179 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 22.413 jiwa dan perempuan
22.766 jiwa. Rata-rata pertumbuhan sebesar 2.52%.
Kepadatan penduduk sebesar 130 jiwa per Km2, kanagarian yang memiliki
kepadatan penduduk terbesar yaitu nagari Pauh dengan kepadatan sebesar
415 jiwa per Km2, dan yang terendah yaitu nagari Jambak dengan kepadatan
sebesar 30 jiwa per Km2.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-22
PT. Caturbina Guna Persada
Tabel VI-51. Luas Nagari, Rumah Tangga dan Penduduk per Nagari
Luas Rata2
No Nagari RT Pend
(Km ) 2
Penduduk
Km2 RT
1 Tanjung Beringin 81.83 1863 9244 113 5
2 Jambak 63.99 467 1940 30 4
3 Durian Tinggi 16.35 1199 4940 302 4
4 Pauh 20.84 1773 8643 415 5
5 Air Manggis 81.99 2894 1024 134 4
6 Sundatar 81.50 2367 9388 115 4
Jumlah 346.5 10.563 45.179 1109 4
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
L P L+P
1 Tanjung Beringin 4557 4687 9244 97
2 Jambak 995 945 1940 106
3 Durian Tinggi 2481 2459 4940 101
4 Pauh 4187 4456 8643 94
5 Air Manggis 5422 5602 11024 97
6 Sundatar 4771 4617 9388 103
Jumlah 22413 22766 45179 98
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
2. Sosial Pendidikan
Tabel VI-53. Banyaknya Sekolah, Kelas dan Rombel Menurut Tigkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Sekolah Kelas Rombel
Dilingkungan Dikjar
1 SD 34 258 228
2 SLTP 3 46 46
3 SLTA 4 60 60
4 Perguruan Tinggi 3 0 0
Dilingkungan Depag
1 Ibtidaiyah 1 4 3
2 Tsanawiyah 1 19 16
3 Aliyah 1 13 13
4 Perguruan Tinggi 0 0 0
Jumlah 47 400 366
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-23
PT. Caturbina Guna Persada
L P L P
Dilingkungan Dikjar
1 SD 46 291 2942 2698
2 SLTP 33 114 746 857
3 SLTA 24 91 774 1126
4 Perguruan Tinggi 103 237
Dilingkungan Depag
1 Ibtidaiyah 2 5 29 33
2 Tsanawiyah 12 32 362 407
3 Aliyah 15 24 198 300
4 Perguruan Tinggi 0 0 0 0
Jumlah 235 557 5.288 5.421
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
Tabel VI-55. Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Per Nagari
Jumlah
No Nagari Kelas Guru Murid
Sekolah
1 Tanjung Beringin 7 51 65 955
2 Jambak 1 10 10 215
3 Durian Tinggi 3 23 29 377
4 Pauh 7 61 85 1618
5 Air Manggis 7 64 71 1224
6 Sundatar 8 49 75 1234
Jumlah 33 258 335 5623
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 2
3 Puskesmas Pembantu 5
4 Praktek Dokter 9Umum, Spesialis, Gigi) 15
5 Posyandu 64
6 Polindes Data tidak tersedia
7 Apotik 6
8 Toko Obat 4
Jumlah 97
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-24
PT. Caturbina Guna Persada
1 Dokter Spesialis 5
2 Dokter Umum 12
3 Dokter Gigi 2
4 Perawat Umum 13
5 Perawat Gigi 3
6 Bidan 23
7 Dukun Terlatih 36
Jumlah 94
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
3. Pertanian
Tabel VI-58. Luas Tanam, Panen dan Produksi Padi dan Palawija
No Jenis Tanam Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton)
1 Padi Sawah 4651 5308 185
2 Padi Ladang 46 73 178
3 Jagung 69 74 288
4 Ubi Kayu 41 25 317
5 Ubi Jalar 31 20 171
6 Kacang Tanah 114 117 132
7 Kedele 10 6 7
8 Kacang Hijau 10 11 12
Sumber : Kecamatan Lubuk Sikaping Dalam Angka 2009
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-25
PT. Caturbina Guna Persada
1. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Lengayang tahun 2010 tercatat sekitar 51.652
Jiwa, terdiri dari 26.419 Jiwa laki-laki dan 25.233 jiwa perempuan.
Tabel VI-62. Banyaknya Penduduk, Sex Ratio dan Kepadatan per Nagari
Laki- Jumlah
No Nagari Perempuan
laki Penduduk
1 Lakitan 2076 2180 4256
2 Kambang 2850 3055 5905
3 Lakitan Selatan 2544 2699 5243
4 Lakitan Tengah 2036 2013 4049
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-26
PT. Caturbina Guna Persada
Laki- Jumlah
No Nagari Perempuan
laki Penduduk
5 Lakitan Timur 984 1001 1985
6 Lakitan Utara 2789 2908 5697
7 Kambang Barat 4043 4154 8197
8 Kambang Utara 3903 4162 8065
9 Kambang Timur 4008 4247 8255
Jumlah 25233 26419 51652
Sumber : BPS Kabupaten Pesisir Selatan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-27
PT. Caturbina Guna Persada
3. Pertanian
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VI-28
PT. Caturbina Guna Persada
BA B V II
ANALISA KEBUTUHAN AIR
7.1. ANALISA KEBUTUHAN AIR
Tujuan dari pembangunan sarana prasarana air baku perdesaan adalah untuk
memberikan kecukupan supply air baik untuk kebutuhan air baku untuk
pemukiman di pedesaan. Untuk itu perlu untuk melakukan analisa kebutuhan air
sebelum melakukan detail desain prasarana air baku pedesaan ini. Dalam analisis
kebutuhan air baku ini terdiri 2 kegiatan utama, yaitu analisis standar kebutuhan
dan analisis proyeksi pertumbuhan penduduk untuk mendapatkan proyeksi
kebutuhan air penduduk.
Kebutuhan air berkaitan erat dengan jumlah penduduk dan aktivitas yang terjadi
di daerah tempat kajian. Hal ini menyebabkan perencanaan kebutuhan air harus
dimulai dengan mengetahui kuantitas penyebaran penduduk dan
mengidentifikasikan jenis-jenis kegiatan yang biasa dilakukan di daerah kajian.
Kebutuhan akan air pada prinsipnya bergantung pada banyaknya penduduk dan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-1
PT. Caturbina Guna Persada
tingkat kesejahteraan, yang akan menentukan tingkat kebutuhan air per orang.
Untuk perencanaan air baku diperlukan proyeksi jumlah penduduk baik secara
jumlah total maupun distribusinya menurut wilayah.
Proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan untuk jangka pendek (2-5 tahun) dan
jangka menengah (5-10 tahun). Untuk jangka panjang yaitu diatas 10 tahun pada
umumnya hanya dapat digunakan sebagai suatu perkiraan yang kasar. Dalam
menentukan proyeksi jumlah penduduk dapat digunakan asumsi-asumsi
berdasarkan beberapa faktor, antara lain adalah :
1. Pertumbuhan penduduk akhir-akhir ini
2. Skenario pertumbuhan penduduk, misalnya adalah:
- Laju pertumbuhan penduduk pada masa mendatang adalah sama dengan
saat ini
- Keluarga berencana (KB) berhasil, sehingga laju pertumbuhan penduduk
mengacu pada target KB.
- KB mengalami kegagalan, sehingga laju pertumbuhan penduduk relatif
tinggi.
Metode Ekponensial :
Pn = Po x ern
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal/dasar
e = bilangan eksponensial
r = Rata-rata pertambahan penduduk/tahun
n = Jumlah Waktu dalam tahun
Metode Geometri :
Pn = Po x (1 + r )n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal/dasar
r = Rata-rata pertambahan penduduk/tahun
n = Jumlah Waktu dalam tahun
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-2
PT. Caturbina Guna Persada
Proyeksi
No Tahun
Penduduk
1 2010 10.563
2 2011 10.630
3 2012 10.697
4 2013 10.765
5 2014 10.833
6 2015 10.901
7 2016 10.970
8 2017 11.039
9 2018 11.109
10 2019 11.179
11 2020 11.250
12 2021 11.321
13 2022 11.393
14 2023 11.465
15 2024 11.537
16 2025 11.610
Sumber : Perhitungan
2. Sarasah Tanggo
Tabel VII-2. Proyeksi Penduduk Nagari Sarilamak
Proyeksi
No Tahun
Penduduk
1 2010 9,979
2 2011 9,994
3 2012 10,010
4 2013 10,025
5 2014 10,041
6 2015 10,057
7 2016 10,072
8 2017 10,088
9 2018 10,103
10 2019 10,119
11 2020 10,135
12 2021 10,150
13 2022 10,166
14 2023 10,182
15 2024 10,198
16 2025 10,213
Sumber : Perhitungan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-3
PT. Caturbina Guna Persada
3. Batang Musus
Tabel VII-3. Proyeksi Penduduk Nagari Ganggo Hilia
Proyeksi
No Tahun
Penduduk
1 2010 13,972
2 2011 14,264
3 2012 14,562
4 2013 14,867
5 2014 15,177
6 2015 15,494
7 2016 15,818
8 2017 16,149
9 2018 16,486
10 2019 16,831
11 2020 17,183
12 2021 17,542
13 2022 17,908
14 2023 18,283
15 2024 18,665
16 2025 19,055
Sumber : Perhitungan
4. Sungai Landai
Tabel VII-4. Proyeksi Penduduk Nagari Tanjung Beringin, Jambak, Pauh dan
Proyeksi
No Tahun
Penduduk
1 2010 25,391
2 2011 26,687
3 2012 27,359
4 2013 28,049
5 2014 28,756
6 2015 29,480
7 2016 30,223
8 2017 30,985
9 2018 31,766
10 2019 32,566
11 2020 33,387
12 2021 34,228
13 2022 35,091
14 2023 35,975
15 2024 36,882
16 2025 37,811
Sumber : Perhitungan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-4
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-5
PT. Caturbina Guna Persada
7. Sungai Nyigi
Tabel VII-7. Proyeksi Penduduk Nagari Kambang Utara dan Kambang Barat
Proyeksi
No Tahun
Penduduk
1 2010 16.262
2 2011 16.281
3 2012 16.299
4 2013 16.318
5 2014 16.337
6 2015 16.356
7 2016 16.374
8 2017 16.393
9 2018 16.412
10 2019 16.431
11 2020 16.450
12 2021 16.468
13 2022 16.487
14 2023 16.506
15 2024 16.525
16 2025 16.544
Sumber : Perhitungan
Untuk lingkup program ini, kriteria desain perencanaan prasarana air minum
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan minimum untuk minum dan masak serta
untuk mandi jika kapasitas sumber air baku mencukupi, yaitu sebesar 20-30
liter/orang/hari.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-6
PT. Caturbina Guna Persada
Acuan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk perkiraan kebutuhan air
adalah pedoman yang dikeluarkan oleh departemen Pemukiman dan Prasarana
Wilayah tahun 1989, dimana diketahui bahwa standar kebutuhan air domestik
untuk perdesaan adalah sebesar 60 l/hari/orang yaitu sama dengan kebutuhan
dasar manusia. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
No Tabel
Jumlah Penduduk VII-8. Standar Kebutuhan Air dalam l/ orang/hari
rata-
HC PT
rata
A Bina Program/Cipta Karya
1 > 1.000.000 50 50 60 60 120 120
2 500.000 - 1.000.000 50 50 60 40 100 100
3 100.000 - 500.000 50 50 60 30 90 90
4 20.000 - 100.000 50 50 45 15 60 60
5 3000 - 20.000 50 50 30 15 45 45
6 Pedesaan 20 10 30 30
B Direktorat Air Bersih/Cipta Karya 1
1 > 1.000.000 210 30 50 50 120 60 72 20 48 240 1.15 276
2 500.000 - 1.000.000 170 30 50 50 100 40 40 20 35 175 1.15 201
3 100.000 - 500.000 150 30 50 50 90 30 27 20 29 146 1.15 168
4 20.000 - 100.000 90 30 50 50 60 20 12 20 18 90 1.15 104
5 3000 - 20.000 60 30 50 50 45 5 2.3 20 12 59 1.1 65
6 Pedesaan 60 60 60
C Direktorat Air Bersih/Cipta Karya 2
1 > 1.000.000 210 30 80 20 174 60 104 20 70 348 1.15 401
2 500.000 - 1.000.000 170 30 80 20 142 40 57 20 50 249 1.15 286
3 100.000 - 500.000 150 30 80 20 126 30 38 20 41 205 1.15 236
4 20.000 - 100.000 90 30 80 20 78 20 16 20 24 118 1.15 135
5 3000 - 20.000 60 30 80 20 54 5 2.7 20 14 71 1.1 78
6 Pedesaan 60 60 60
Sumber
HC = Sambungan:Direktorat
langsung ke rumahCipta Karya, 1989
PT = Hidran Umum
HC =
Sumber Sambungan
: Direktorat Cipta Karya,langsung
1989 ke rumah
PT = Hidran umum
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-7
PT. Caturbina Guna Persada
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5-20 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20% sebagai faktor kehilangan air (kebocoran).
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan. Kebutuhan air bersih ini didasarkan atas pelayanan dengan
menggunakan Hidran Umum (HU) dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Kebutuhan air dihitung dengan persamaan berikut:
Q =Pxq
Qmd = Q x fmd
dengan pengertian:
Qmd = kebutuhan air (liter/hari)
q = konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan
(jiwa)
f = faktor maksimum (1,05—1,15)
b. Kebutuhan air total dihitung dengan persamaan:
Qt = 1,2 x Qmd x 100/80
dengan pengertian:
Qt = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20%
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-8
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VII-9
PT. Caturbina Guna Persada
BA B V III
KONSEP DESAIN
8.1. PENYUSUNAN KRITERIA DESAIN
Untuk merencanakan jumlah kebutuhan air baku, maka terlebih dahulu harus
diketahui jumlah penduduk yang ada pada saat ini serta proyeksi jumlah
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-1
PT. Caturbina Guna Persada
No Uraian Satuan
2010 2015 2025
A PARAMETER YANG DITETAPKAN
1 Pelayanan :
- Sambungan Rumah (SR) Jiwa/samb.
- Kran Umum Jiwa/samb.
2 Faktor Pemakaian :
- Kebutuhan Harian Maksimum
- Kebutuhan Jam Puncak
3 Tingkat Kehilangan Air Akibat Kebocoran %
4 Kebutuhan Air Bersih di Daerah Layanan
- Sambungan Rumah (SR) lt/jiwa/hari
- Kran Umum lt/jiwa/hari
5 Prosentase kebutuhan Penduduk Non %
Domestik Dari Kebutuhan Domestik
B JUMLAH PENDUDUK & TINGKAT LAYANAN
1 Jumlah Penduduk jiwa
2 Prosentase penduduk terlayani %
3 Jumlah Penduduk Terlayani jiwa
4 Tingkat Pelayanan Sambungan Rumah (
SR )
a. Prosentase Pelayanan Sambungan %
Rumah
b. Jumlah Penduduk Terlayani dg Samb. jiwa
Rmh.
c. Jumlah Unit Sambungan Rumah Unit
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-2
PT. Caturbina Guna Persada
No Uraian Satuan
2010 2015 2025
d. Penambahan Unit Sambungan Rumah Unit
5 Tingkat Pelayanan Kran Umum ( KU )
a. Prosentase Pelayanan Kran Umum %
b. Jumlah Penduduk Terlayani Kran Umum jiwa
c. Jumlah Unit Sambungan Rumah Unit
d. Penambahan Unit Sambungan Kran Unit
Umum
C KEBUTUHAN AIR
1 Kebutuhan Domestik : lt/det
- Sambungan Rumah (SR) lt/det
- Kran Umum
2 Kebutuhan Non Domestik : lt/det
3 Kehilangan Air Akibat Kebocoran lt/det
4 Kebutuhan Air
- Kebutuhan Air Rata-rata lt/det
m3/det
m3/hr.
- Kebutuhan Harian Maksimum lt/det
m3/det
m3/hr.
- Kebutuhan Jam Puncak lt/det
m3/det
m3/hr.
Beberapa aspek yang awal dilakukan peninjauan dapal herupa kondisi suatu
wilayah, kebutuhan kerangka hukum, pengembangan institusi dan pembangunan
sumber daya mmusia. Di bawah ini akan diuraikan beberapa tinjuan berkenaan
dengan usulan rencana pengembangan air baku di Propinsi Sumatera barat.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-3
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-2 Layout Jalur Pipa Embung Simun dengan Program Watercad
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-4
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-4 Layout Jalur Pipa Embung Sarasah Tanggo dengan Program
Watercad
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-5
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-6 Layout Jalur Pipa Batang Musus dengan Program Watercad
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-6
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-8 Layout Jalur Pipa Sungai Landai dengan Program Watercad
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-7
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-10 Layout Jalur Pipa Embung Malelo dengan Program Watercad
El. 17,51
Pipa HDPE Pipa HDPE Kapasitas 50 m3
Bunung Malelo
Layanan Layanan
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-8
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-9
PT. Caturbina Guna Persada
Gambar VII-14 Layout Jalur Pipa Sungai Nyigi dengan Program Watercad
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat VIII-10
PT. Caturbina Guna Persada
BA B IX
RENCANA KERJA SELANJUTNYA
9.1. PERHITUNGAN DETAIL DESAIN
Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi total pada
sebuah penampang pipa adalah jumlah energi kecepatan, energi tekanan dan
energi ketinggian yang dapat ditulis sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-1
PT. Caturbina Guna Persada
Garis Energi
Garis Tekanan
V2
Hukum kekekalan Bernaulli pada gambar di atas dapat ditulis sebagi berikut
(Haestad, 2002 : 267) :
2 2
p1 v1 P v
Z1 Z2 2 2 h L
γ w 2g γ w 2g
dengan :
p1 p 2
, = tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m)
γw γw
2 2
v1 v
, 2 = tinggi energi di titik 1 dan 2 (m)
2g 2g
P1, P2 = tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2)
w = berat jenis air (kg/m3)
v1, v2 = kecepatan aliran di titik 1 dan 2 (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Z1, Z2 = tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis yang ditinjau (m)
hL = kehilangan tinggi tekan dalam pipa (m)
Pada gambar di atas, terlihat garis yang menunjukkan besarnya tinggi tekan air
pada titik tinjauan yang dinamakan garis gradien hidrolis atau garis kemiringan
hidrolis. Jarak vertikal antara pipa dengan gradien hidrolis menunjukkan
tekanan yang terjadi dalam pipa. Perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
merupakan kehilangan energi yang terjadi sepanjang penampang 1 dan 2.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-2
PT. Caturbina Guna Persada
Hukum Kontinuitas
Air yang mengalir sepanjang pipa yang mempunyai luas penampang A m2 dan
kecepatan V m/det selalu memiliki debit yang sama pada setiap
penampangnya. Hal tersebut dikenal sebagai hukum kontinuitas yang dituliskan
:
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
Dengan :
Q1 = debit pada potongan 1 (m3/det)
Q2 = debit pada potongan 2 (m3/det)
A1 = luas penampang pada potongan 1 (m2)
A2 = luas penampang pada potongan 2 (m2)
V1 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)
V2 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)
1 2
1 2
A1V1 1 2 A1V1
A1V1
A2 V 2 A2V2
1 2 1 A2V2
1 2
(c) 2
(a) (b)
Pada gambar (a), potongan 1-1 dan potongan 2-2 mempunyai luasan
penampang yang sama sehingga kecepatan aliran di potongan 1-1 sama
dengan kecepatan aliran di potongan 2-2. Pada gambar (b), potongan 1-1
memiliki luasan penampang yang lebih besar dari potongan 2-2 sehingga
kecepatan aliran di potongan 1-1 lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
aliran di potongan 2-2. Sedangkan pada gambar (c), potongan 1-1 memiliki
luasan penampang yang lebih kecil dari potongan 2-2 sehingga kecepatan
aliran di potongan 1-1 lebih besar dibandingkan dengan kecepatan aliran di
potongan 2-2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan aliran selalu
berbanding terbalik dengan luasan penampang.
Pada aliran percabangan pipa juga berlaku hukum kontinuitas dimana debit
yang masuk pada suatu pipa sama dengan debit yang keluar pipa. Hal tersebut
diilustrasikan sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-3
PT. Caturbina Guna Persada
2
1
Q2
V2
Q1 V1 3
2
1
V3 Q3
3
Gambar IX-3. Aliran Bercabang
Dimana :
Q1 = Q2 + Q3
A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3)
Dengan :
Q1, Q2, Q3 = Debit yang mengalir pada penampang 1, 2 dan 3
(m3/det)
V1, V2, V3 = Kecepatan pada penampang 1, 2 dan 3 (m/det)
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-4
PT. Caturbina Guna Persada
Dari perhitungan bilangan Reynold, maka sifat aliran di dalam pipa dapat
diketahui dengan kriteria sebagai berikut :
Re < 2000 aliran bersifat laminer
Re = 2000 – 4000 aliran bersifat transisi
Re > 4000 aliran bersifat turbulen
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-5
PT. Caturbina Guna Persada
hf
=
L
V
Untuk Q = , didapat persamaan kehilangan tinggi tekan mayor menurut
A
Hazen-Williams sebesar (Webber, 1971 : 121) :
hf = k.Q1.85
dimana :
10.7 L
k= 1.85
Chw D4.87
dengan,
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
k = koefisien karakteristik pipa
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
D = Diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-6
PT. Caturbina Guna Persada
menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan minor ini dapat ditulis sebagai
berikut :
v2
h Lm k
2g
dengan :
hLm = kehilangan tinggi tekan minor (m)
k = koefisien kehilangan tinggi tekan minor
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Tabel IX-3. Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Jenis Perubahan Bentuk Pipa
Jenis Perubahan Jenis Perubahan
K K
Bentuk Pipa Bentuk Pipa
Awal masuk pipa Belokan halus 900
bell mouth 0.03 – 0.05 Radius Belokan/D = 4 0.16 - 0.18
Rounded 0.12 – 0.25 Radius Belokan/D = 2 0.19 - 0.25
Shard edge 0.5 Radius Belokan/D = 1 0.35 - 0.40
Projecting 0.8
Belokan tiba-tiba
Pengecilan mendadak
(mitered)
D2/D1 = 0.80 0.18 = 150 0.05
D2/D1 = 0.50 0.37 = 30 0
0.10
D2/D1 = 0.20 0.49 = 450 0.20
Pengecilan mengerucut = 60 0
0.35
D2/D1 = 0.80 0.05 = 900 0.80
D2/D1 = 0.50 0.07
D2/D1 = 0.20 0.08 T (Tee)
Pembesaran mendadak Aliran searah 0.30 - 0.40
D2/D1 = 0.80 0.16 Aliran bercabang 0.75 - 1.80
D2/D1 = 0.50 0.57 Persilangan
D2/D1 = 0.20 0.92 Aliran searah 0.50
Pembesaran
Aliran bercabang 0.75
mengerucut
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-7
PT. Caturbina Guna Persada
Qi 0
dengan :
Qi = debit yang masuk atau keluar dari titik simpul
2. Untuk kontinuitas tekanan, jumlah kehilangan tekanan di dalam sistem
jaringan tertutup harus sama dengan nol
hf 0
Untuk menggunakan kedua persamaan di atas, Hardy Cross (1936)
menawarkan dua metode yaitu metode jaringan tertutup (loop method) dan
metode titik simpul (junction method)
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-8
PT. Caturbina Guna Persada
kecil dimana bila semua persyaratan standar telah terpenuhi, maka kehilangan
tinggi tekan di pipa 1 dan 2 sama dengan kehilangan tinggi tekan di pipa 3 dan 4
sehingga dikatakan jaringan tersebut telah seimbang (hf = 0). Dengan
perumpamaan arah jarum jam, kehilangan tinggi tekan dikatakan positif bila
searah jarum jam dan sebaliknya.
Konsep yang dikemukakan oleh Hardy Cross adalah menggunakan prinsip
kontinuitas, bahwa debit masuk sama dengan debit keluar dalam suatu sistem
jaringan yang kemudian akan digunakan dalam menentukan aliran dalam setiap
komponen pipa.
20 lt/det
20 lt/det 25 lt/det
30 lt/det
P-3 P-7
J-4 J-3 J-6 30 lt/det
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-9
PT. Caturbina Guna Persada
Qe
hf J Pipa i hf K Pipa n
J K
Qin – Qout = Qe Pipa
m
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-10
PT. Caturbina Guna Persada
dalam waktu singkat dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil karena
programlah yang akan menganalisisnya.
Beberapa program komputer di bidang rekayasa dan perencanaan sistem jaringan
distribusi air bersih diantaranya adalah program Loops, Wadiso, Epanet 1.1,
Epanet 2.0, WRMM dan WaterCAD.
Pipa
Pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen yang
utama. Pipa ini berfungsi sebagai sarana untuk mengalirkan air dari sumber air ke
tandon, maupun dari tandon ke konsumen. Pipa tersebut memiliki bentuk
penampang lingkaran dengan diameter yang bermacam-macam. Dalam pelayanan
penyediaan air bersih lebih banyak digunakan pipa bertekanan karena lebih sedikit
kemungkinan tercemar dan biayanya lebih murah dibanding menggunakan
saluran terbuka atau talang. Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri air
dalam keadaan penuh. Pipa yang umumnya dipakai untuk sistem jaringan
distribusi air dibuat dari bahan-bahan seperti di bawah ini :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-11
PT. Caturbina Guna Persada
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi seng. Umur pipa
pendek yaitu antara 7 – 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara luas
untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam sistem distribusi.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- ringan sehingga mudah diangkut
- pipa mudah disambung
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa mudah berkarat
3. Plastik (PVC)
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) dan
dipasaran mudah didapat dengan berbagai ukuran. Panjang pipa 4 m atau 6
m dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Umur pipa
dapat mencapai 75 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- ringan sehingga mudah diangkut
- mudah dalam pemasangan dan penyambungan
- pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa jenis ini mempunyai koefisien muai besar sehingga tidak tahan panas
- mudah bocor dan pecah
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-12
PT. Caturbina Guna Persada
untuk Air Bersih serta Pembuangan Limbah Dewan sudah mulai menggunakan
Pipa HDPE.
5. Baja
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam di pasaran.
Pipa baja telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga lebih dari 6 m garis
tengahnya. Umur pipa baja yang cukup terlindungi paling sedikit 40 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- tersedia dalam berbagai ukuran panjang
- mudah dalam pemasangan dan penyambungan
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa tidak tahan karat
- pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-13
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-14
PT. Caturbina Guna Persada
Head (m)
Q(lt/det)
Kurva Sistem Operasi Pompa
SeriTunggal
Paralel
Q(lt/det)
Gambar IX-8. Kurva Operasional Pompa Pada Pemasangan Seri Dan Paralel
Karakteristik pompa ditunjukkan oleh debit yang dapat dihasilkan pada berbagai
jenis variasi tinggi tekan (head). Semakin tinggi head yang harus ditambahkan,
maka semakin kecil debit yang diproduksi dan demikian pula sebaliknya.
Operasional pompa dalam suatu sistem jaringan distribusi air bersih juga
menggunakan pronsip tersebut dimana harus memperhatikan tinggi tekan dan
debit yang dibutuhkan sehingga operasional pompa mampu mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi. Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada
pemasangan secara paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa yang ujung-
ujungnya disatukan. Debit yang dihasilkan pada pompa paralel menjadi dua kali
lipat, namun tinggi tekannya sama dengan satu unit pompa saja. Sedangkan pada
pemasangan seri, pompa yang satu diletakkan di hilir pompa yang lain. Pada
pemasangan seperti ini, debit yang dihasilkan sama dengan satu unit pompa saja,
namun tinggi tekannya menjadi dua kali lipat.
Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air bersih yang
memiliki fungsi untuk menampung dan menyimpan air untuk digunakan pada
kondisi tertentu. Pengisian tampungan tandon dilakukan apabila kebutuhan air
bersih tidak mencapai puncak atau dibagi antara keduanya apabila kapasitas
debitnya mencukupi. Sumber air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk
penyediaan air bersih adalah :
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-15
PT. Caturbina Guna Persada
- mata air
- air tanah dalam
- air permukaan danau atau waduk
- air permukaan sungai.
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah tandon adalah :
1. Aspek kuantitas dan kontinuitas
Kapasitas tampungan dari sebuah tandon nantinya harus mampu untuk
melayani areal pelayanan yang direncanakan dan mampu beroperasi sesuai
rencana pengembangan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih
setiap tahunnya
2. Aspek kualitas air
Mata air yang digunakan untuk mengisi tandon sebagai air baku harus
memenuhi standar kualitas air baku golongan A atau min. golongan B
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Analisa Biaya Konstruksi meliputi
perhitungan volume pekerjaan, membuat analisa harga satuan upah dan
pekerjaan pada daerah setempat dan dilengkapi perkiraan rencana schedule
pelaksanaan serta pembagian paket-paket pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-16
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-17
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-18
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-19
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-20
PT. Caturbina Guna Persada
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-21
PT. Caturbina Guna Persada
asumsi yang telah kita buat pada waktu perencanaan. Tujuan lainnya adalah
untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan
pencegahan yang harus dilakukan.
Secara teoritis ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan analisa sensitivitas (kepekaan), yaitu :
(1) Terdapatnya kenaikan biaya pelaksanaan (cost over run), misalnya
kenaikan dalam biaya konstruksi.
(2) Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum,
misalnya penurunan hasil pendapatan yang diakibatkan oleh penurunan
jumlah kebutuhan, penurunan jumlah pemakaian air dan lain-lain.
(3) Keterlambatan waktu pelaksanaan karena satu dan lain hal yang di luar
dari perencanaan.
LAPORAN INTERIM
SI dan DD Prasarana Pengambilan Air Baku di Propinsi Sumatera Barat IX-22