Anda di halaman 1dari 9

POS KUPANG.

COM- Petinju Indonesia asal SoE, Kabupaten TTS, NTT, Ferdy Kasse berhasil
meraih medali perunggu dalam International Boxing Championships 2017 yang digelar di Ulan
Bator, Mongolia. Tim tinju Indonesia di bawah naungan PP Pertina berhasil meraih satu medali
emas dan dua medali perunggu di kejuaraan ini.

Medali emas Indonesia direbut oleh Aldoms Suguro yang bertanding di kelas terbang 52 Kg.
Sedangkan, medali perunggu diraih oleh Farrand Papendang dan Ferdy Kasse.

"Terima kasih atas semua dukungannya. Saya mohon maaf karena tidak bisa membawa pulang
medali emas. Saya terhenti di babak semifinal sehingga hanya bisa bawa pulang perunggu," kata
Ferdy.

Farrand Papendang yang bertanding di kelas Ringan 60 Kg harus mengakui keperkasaan petinju
Korea Utara, Choi Cun Man di semifinal. Sementara itu, Ferdy Kasse kandas di babak semifinal
setelah dikalahkan petinju tuan rumah, Gan-erdene Ganhuyag.

Ketua Umum PP Pertina, Johny Asadoma di Jakarta, Minggu (25/6/2017), mengatakan, prestasi
yang diraih tim tinju Indonesia di kejuaraan internasional di Mongolia ini sangat
membanggakan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sesungguhnya memiliki banyak bibit
petinju yang jika ditangani dengan baik akan memberikan hasil yang maksimal. Kendati
demikian, ia mengakui, masih banyak hal yang masih perlu dibenahi untuk membawa para
petinju Indonesia menorehkan prestasi di pentas tinju dunia.

Pelatih Indonesia, Hermensen Ballo, mengucapkan banyak terima kasih untuk dukungan PP
Pertina dan juga masyarakat pecinta tinju Indonesia sehingga para petinju Indonesia bisa meraih
prestasi di kejuaraan tersebut. Hermensen yang juga berasal dari NTT itu, mengaku bangga
dengan apa yang sudah diraih anak asuhnya itu.

Turnamen tinju internasional ini dikuti oleh 11 negara dan melibatkan 105 petinju. Negara Asean
yang berpartisipasi adalah Filipina dan Indonesia. Filipina menyertakan delapan petinju dan
meloloskan satu petinju saja ke babak semi final. Indonesia menyertakan enam petinju dan
berhasil meloloskan tiga petinju ke semi final yang akhirnya meraih satu emas dan dua
perunggu. (eko/tribunnews)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Petinju Indonesia asal NTT Ferdy
Kasse Rebut Perunggu di Mongolia, http://kupang.tribunnews.com/2017/06/29/petinju-
indonesia-asal-ntt-ferdy-kasse-rebut-perunggu-di-mongolia.

Editor: Ferry_Ndoen
TRIBUNNEWS.COM - Petinju asal Nusa Tenggara Timur, Tibo Monabesa, memiliki
keyakinan bahwa dirinya dapat meneruskan kesuksesan Chris John dan Ellyas Pical menjadi
juara dunia WBA.

Optimisme tersebut setelah dirinya mengalahkan petinju dari Filipina, Joel Taduran, pada laga
kelas terbang ringan 48.99 kilogram Indonesia Boxing Championship di Balai Sarbini,
Semanggi, Jakarta, Jumat (2/9/2016).

"Saya yakin saya bisa (jadi juara dunia). Setelah pertandingan ini saya bisa naik peringkat," ujar
pria yang dijuluki Il Duce ini kepada Tribunnews.com seusai laga.

Langkah Tibo untuk menjadi juara dunia terbuka lebar saat ini mengingat dirinya bercokol di
peringkat 10 WBA. Secara umur dirinya masih sangat belia yakni 26 tahun.

Menghadapi Taduran, Tibo yang kidal sempat mendapatkan serangan dari. Namun kelincahan
kaki Tibo, mampu membuat dirinya terhindar.

Mengenai lawannya, Tibo mengaku sudah mempelajari gaya bertarung Taduran.

"Sebelumnya kita sudah melihat catatan tanding lawan seperti apa. Petinju Filipina rata-rata
bandel walau sudah kena pukulan telak," tambah Tibo.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Petinju Asal NTT Ini Yakin jadi Juara
Dunia, http://www.tribunnews.com/sport/2016/09/03/petinju-asal-ntt-ini-yakin-jadi-juara-dunia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Marco Tuhumuri Raih Sabuk Gubernur NTT

JAKARTA, TIMEX – Memeriahkan Dirgahayu Kota Jakarta ke- 490, Bingkai Indonesia dan
WL Boxing Promotion menggelar pertandingan tinju bertajuk Bingkai Indonesia Super Fight
Boxing 2017 di GOR Otista Jakarta, Minggu (9/7) malam.

Sebanyak 14 petinju dari beberapa sasana di Jakarta tampil berlaga. Sebagian besar adalah
petinju asal NTT.
Di partai utama, bertanding di kelas terbang yunior 49 Kg, Stevanus Nana Bao dari King
Lembata Boxing Camp (BC) Jakarta melawan Alberto Abito Freitas Gusmao dari Gerindra BC
Jakarta.

Dalam duel 12 ronde yang dipimpin Pilipus Elungan tersebut, Stevanus yang kini peringkat 1
nasional versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI), berhasil mengalahkan lawannya yang juga
peringkat 3 nasional ATI.

Hakim pertandingan Giana Saleky dan Teguh Tambunan masing-masing memberikan nilai sama
yaitu 116-113, sementara hakim Rocky Joe memberikan nilai seri 114-114, dengan demikian
Stevanus menang secara majority decision.

Dengan hasil tersebut, Stevanus yang kelahiran Atambua, Kabupaten Belu, berhak atas sabuk
kehormatan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Meski menang, Stevanus saat diwawancarai Timor Express mengaku Abito adalah lawan yang
berat.

“Memang dia persiapannya juga cukup bagus, padahal prediksi saya memang di bawah lima
ronde. Dan memang ketenangan di ring yang jadi kunci keberhasilan saya,” kata Stevanus yang
mengaku mempersembahkan kemenangan tersebut untuk orang tua dan pelatih.

Sementara itu, Willem Lojor selaku promotor mengaku pertandingan tersebut sangat
mendebarkan karena Stevanus menghadapi lawan yang cukup tangguh.
“Luar biasa. Pikiran saya juga sudah mulai bercabang. Wah, saya mau orbitkan ke internasional,
bisa tidak menang malam ini? Tapi kita bisa saksikan, Stevanus main pakai otak. Dia cerdas dan
bisa menghindar dan mengambil waktu yang pas untuk melepaskan pukulan. Bertinju tidak
hanya menggunakan tenaga tetapi juga otak,” kata Lojor.

Pria asal Lembata itu berjanji dalam tiga bulan ke depan bakal melakukan pertandingan bagi
Stevanus untuk mempertahankan gelar, dan yang berpotensi menjadi lawan berikutnya adalah
Madit Sada dari Papua.

“Kita tidak bisa buru-buru. Sebelum ke pertandingan internasional, harus ada laga untuk
Stevanus mempertahankan gelar dulu,” imbuh Lojor.
Sementara itu, Ketua Umum PB Pertina Brigjen Pol Jhony Asadoma pada kesempatan itu
mengapresiasi kejuaraan tinju tersebut sebagai wadah untuk mengembangkan tinju profesional
tanah air.
Harapannya, para atlit terus tekun berlatih agar dapat mengukir prestasi di tingkat nasional
hingga internasional.
“Prestasi tertinggi hanya bisa diraih melalui pembinaan dan kompetisi rutin disertai disiplin dan
tekad baja,” kata Jhony.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pada kesempatan itu mengapresiasi
penyelenggaraan kejuaraan tinju tersebut.

Para atlet yang bertanding juga diingatkan untuk terus berpretasi dan selalu menjunjung tinggi
sportivitas dalam bertanding.
“Jadilah kesatria sejati dalam panggung kehidupan. Petarung di atas ring dan bersatu di luar ring.
Teruslah meraih prestasi, menuju puncak dan mengharumkan nama bangsa,” harap Prasetyo.

Kepala Kantor Perwakilan NTT di Jakarta Berto Lalo yang hadir mewakili Gubernur NTT
mengatakan kegiatan tersebut sangat positif untuk menampilkan petinju-petinju berbakat asal
NTT ke pentas nasional dan internasional.

“Ini sangat positif dan kami sangat mendukung. Harapannya kegiatan ini terus rutin
dilaksanakan, minimal empat bulan sekali,” kata Berto didampingi Ignaz Iriyanto Jou.
Ketua Panitia Frans Watu juga menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak. Bagi
dia, kegiatan tersebut merupakan langkah kecil menuju industri olahraga tinju profesional tingkat
dunia.

Sementara itu, tak kalah menarik di partai kedua, bertanding Daeng Armando dari White Street
BC Jakarta yang kini peringkat 5 nasional ATI melawan Jefri Batok dari Banteng Timor BC
Jakarta.

Kedua petinju sama-sama tampil bertanding dengan gaya konter boxer. Pertandingan kelas
welter 63 Kg selama enam ronde memperebutkan Sabuk Ketua Umum Bingkai Indonesia
Marsellinus Ado Wawo tersebut pun berakhir drow.

Sementara itu di kelas berat ringan 78 Kg memperebutkan Sabuk Gubernur NTT, tampil Marco
Tuhumury dari King Lembata BC Jakarta melawan John Black Reinhard dari Kostrad TNI AD
BC Jakarta.

Dalam laga enam ronde itu, Marco yang adalah juara nasional kelas menengah, menang angka
atas lawannya yang baru tampil perdana di tinju profesional. Jhon Black Reinhard sebelumnya
merupakan juara amatir di Papua.

Duel sengit juga tampak dalam pertandingan di kelas bulu 57,1 Kg memperebutkan Sabuk Ketua
Umum Kibar Indonesia.
Pada partai ini, bertanding dari sudut merah Eman Nahak dari Sasando BC Tangerang versus
Oktavianus Moensaku dari Hartono Tanu Widjaya BC Jakarta yang adalah peringkat 3 nasional
ATI.

Oktavianus yang kelahiran Kabupaten TTU dan saat ini menduduki peringkat 3 nasional ATI
berhasilmenang angka mutlak atas Eman Nahak, petinju asal Malaka.
Tak kalah seru, sduel kelas ringan yunior 58,9 Kg, antara Ishack Latidenan Yunior dari
Flobamora BC Jakarta, kontra Boy Do Simanjuntak dari Blue House Jakarta. Pertandingan
selama enam ronde itu dimenangkan Ishack. Pada kelas bantam 53,5 kg antara Thomas Hurek
dari Citra Lembata BC versus Sico Dennys dari Mandiri BC. Selain itu ada pertandingan antara
Musa Mangar dari Mutiara Aru merlawan Santos Santoso dari Nuasa Kambangan. (joo/fmc/lok)
FKM Flobamora Antar Dua Putra NTT
Rebut Sabuk Juara Tinju
11/11/2017 alex 0 Komentar

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrintFriendlyShare

Jakarta, NTTOnlinenow.com – Memeriahkan Hari Pahlawan 10 November 2017, Forum


Komunikasi Masyarakat (FKM) Flobamora dan WL Boxing Promotion menggelar pertandingan
tinju bertajuk Flobamora Big Fight Boxing 2017 di GOR Otista Jakarta, Jumat (10/11) malam.
Sebanyak 12 petinju dari beberapa sasana di Jakarta tampil berlaga di partai utama dan
tambahan, sedangkan 4 petinju di partai eksebisi.

Dua petinju asal NTT tampil meyakinkan, Stevanus Nana Bau di kelas terbang 58,8 kg dan
Thomas Tupe Hurek di kelas terbang 50,8 kg, dari King Lembata Boxing Camp menang angka
angka atas lawannya.

Di partai utama, bertanding di kelas terbang 50,8 Kg, Stevanus Nana Bao dari King Lembata
Boxing Camp (BC) Jakarta melawan Madit Sada dari Gobel Boxing Camp Jakarta. Dalam duel
12 ronde yang dipimpin Teguh Tambunan tersebut, Stevanus yang kini juara nasional versi
Asosiasi Tinju Indonesia (ATI), berhasil mengalahkan lawannya yang juga peringkat 2 nasional
ATI. Hakim pertandingan Giana Saleky, Philipus Elungan dan Rcky Joe memberikan
kemenangan secara majority decision kepada Stevanus.

Dengan hasil tersebut, Stevanus yang kelahiran Atambua, Kabupaten Belu, berhak atas sabuk
kehormatan Komisaris Utama BUMN PT Pembangunan Perumahan Jakarta Andhy Gani Nena
Wea. Stevanus saat ditemui setelah pertandingan mengaku Madit Sada adalah lawan yang
lumayan berat.

“Madit bermain cukup bagus di ronde awal, saya hanya kesulitan masuk karena posturnya yang
tinggi dan kelebihan jangkauannya sehingga saya harus sabar. Dan memang ketenangan di ring
yang jadi kunci keberhasilan saya,” kata Stevanus yang mengaku mempersembahkan
kemenangan tersebut untuk orang tua dan masyarakat NTT.

Sementara itu, Willem Lojor selaku promotor mengaku senang dengan hasil pertandingan malam
mini, dengan demikian impian Lojor untuk mengelar pertandingan internasional buat Stevanus
menjadi juara dunia bisa menjadi kenyataan.

Stevanus main pakai otak. Dia cerdas dan bisa menghindar dan mengambil waktu yang pas
untuk melepaskan pukulan. Bertinju tidak hanya menggunakan tenaga tetapi juga otak,” kata
Lojor.

Pria asal Lembata itu berjanji dalam tiga bulan ke depan bakal melakukan pertandingan bagi
Stevanus untuk menantang juara dunia dari Thailand, karena itu butuh dukungan dari banyak
pihak sehingga bisa lahir juara dunia dari NTT dan King Lembata Boxing Camp.
“Kita tidak sabar lagi untuk mengorbitkan putra terbaik NTT asal Belu ke pertandingan
internasional, harus ada dukungan dari semua stock holder khususnya pemerintah dan kerjasama
dengan berbagai pihak, karena laga menuju juara dunia butuh dana yang tidak sedikit, namun
yang terpenting dukungan moril dari FKM Flobamora dan masyarakat diaspora NTT bisa jadi
amunisi yang sangat kuat bagi kami dalam merancang pertandingan internasional. ” imbuh Ketua
Panitia Pelaksana Flobamora Big Fight Boxer 2017 Frans Watu.

Sementara itu, Sekjen FKM Flobamora Didinong Say pada kesempatan itu mengapresiasi
kejuaraan tinju tersebut sebagai wadah untuk mengembangkan tinju profesional tanah air.

Harapannya, para atlit terus tekun berlatih agar dapat mengukir prestasi di tingkat nasional
hingga internasional.
“Prestasi tertinggi hanya bisa diraih melalui pembinaan dan kompetisi rutin disertai disiplin dan
tekad baja,” kata Didi Say putra Maumere yang senang mengorbitkan putra NTT di bidang
budaya.

Andhy Gani Nuna Wea pada kesempatan itu mengapresiasi penyelenggaraan kejuaraan tinju
tersebut. Para atlet yang bertanding juga diingatkan untuk terus berpretasi dan selalu menjunjung
tinggi sportivitas dalam bertanding.
“banyak media yang belum meliput kegiatan seperti ini, untuk itu saya akan memfasilitasi
dengan berbagai pihak termasuk Kementrian Olahraga. Perlu keterlibatan banyak pihak
khususnya media sehingga public dapat mengikuti perkembangan dunia tinju di tanah air.
Teruslah meraih prestasi, menuju puncak dan mengharumkan nama bangsa,” harap Andhy yang
pernah duduk di kepengurusan KONI. Andhy yang larut bangga dengan penampilan yang
mampu mempertahankan sabuk juaranya, dengan spontan memberikan bonus tiket dan
akomodasi selam 2 hari di Singapore kepada Stev dan Pelatinya.

Kepala Kantor Perwakilan NTT di Jakarta Berto Lalo yang turut hadir mengatakan kegiatan
tersebut sangat positif untuk menampilkan petinju-petinju berbakat asal NTT maupun daerah lain
ke pentas nasional dan internasional, saya harus berterima kasih kepada FKM Flobamora dan
Willem Lojor, tak pernah lupa membawa kultur NTT dalam setiap even yang mereka
selenggarakan. Kita lihat warna Lembata sangat kental. Orang mengenal Maumere ketika lagu
Ge Mu Fami Re membumi di seantero Indonesia, sekarang kalau bicara tinju professional orang
akan bicara Lembata.

“Ini sangat positif dan kami sangat mendukung. Harapannya kegiatan ini terus rutin
dilaksanakan, minimal empat bulan sekali,” kata Sulaeman Hamzah anggota DPR RI F.Nasdem
dari Papua didampingi Berto Lalo.

Ketua Panitia Frans Watu juga menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak. Bagi
dia, kegiatan tersebut merupakan langkah kecil menuju industri olahraga tinju profesional tingkat
dunia. Sayang kegiatan ini dilaksanakan di jam kerja sehingga tidak banyak masyarakat yang
hadir , namun tidak mengurangi semangat para petinju yang bertanding.

Sementara itu, tak kalah menarik di partai kelima, bertanding Thomas Tupe Hurek dari Citra
Lembata BC NTT yang kini peringkat 3 nasional ATI melawan Tobias Rorafui dari Mutiara Aru
BC Dobo.

Kedua petinju sama-sama tampil bertanding dengan gaya konter boxer. Pertandingan kelas
terbang 50,8 Kg selama enam ronde memperebutkan Sabuk Dirut Wacoal Indonesia Dr.Suryadi
Sasmita tersebut pun berakhir dengan kemenangan Thomas Tupe Hurek. Tampil agresif dengan
mengandalkan pukulan kirinya, Thomas sempat menjatuhkan lawannya di ronde 1, namun
setelah itu Tobias tidak mau menyerah dan memberikan perlawanan yang sempat membuat
Thomas harus berjibaku membuat dobel cover. Thomas semakin matang dalam bertinju dan
menjadi aset yang siap diorbitkan dalam kejuaraan nasional mendatang.

Sementara itu di kelas menengah 75 Kg memperebutkan Sabuk anggota DPR RI dari F.Nasdem
Dapil Papua H.Sulaiman Hamzah, tampil Marco Tuhumury dari King Lembata BC Jakarta
melawan Rahman Ambo Dallek dari Selebes Pangkep BC Makasar. Dalam laga enam ronde itu,
Marco yang adalah juara nasional, menang KO atas lawannya. Rahman Ambo Dallek yang
datang dari Makasar.

Duel sengit juga tampak dalam pertandingan di kelas menengah yunior 69,8 Kg memperebutkan
Sabuk anggota DPR RI F.Gerindra Mayjen TNI (Pur) Asrul Tanjung. Pada partai ini, bertanding
dari sudut merah John Black Reinhard dari Cakra Boxing Camp Kostrad Jakarta versus Rivo
Kundimang dari Aquase Boxing Camp Tangerang. Rivo Kundimang petinju kelahiran Sulawesi
Utara berhasil menang angka mutlak atas John Black Reinhard, petinju asal Papua.

Tak kalah seru, duel kelas bulu 57,1 Kg, antara Gusti Elnino dari Sasando BC Tangerang, kontra
Warken Boy dariSatria Manore BC Kulonprogo DIY. Pertandingan selama enam ronde itu
dimenangkan Warken denga KO. Pada kelas welter yunior 63,5 kg antara Jeffry Batok
dariBintang Timur BC versus Darng Armando dari Weit Sreet BC. Selain itu ada pertandingan
antara Petrick Liukoto dari Alor BC merlawan Makruf Bambali dari KPJ Bulungan BC dan
Reynold Kundimang dari Aquase BC melawan Boston Siagian dari Namagamas BC. (FW)

Anda mungkin juga menyukai