Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan
tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang
lain.Prevalensi Gonore: The US Centers for Disease Control memperkirakan
bahwa lebih dari 700.000 orang di AS gonorrheal mendapatkan infeksi baru setiap
tahun. Hanya sekitar separuh dari infeksi ini dilaporkan.Gonore Gejala: Walaupun
beberapa kasus mungkin asimtomatik, ketika gejala muncul, mereka sering ringan
dan biasanya muncul dalam waktu 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala
meliputi discharge dari penis, vagina, atau dubur dan membakar atau gatal saat
buang air kecil. Pada wanita, gonore dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS
(penyakit menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia
Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat
diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati tempat
teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United
States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi
prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak
ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku
berisiko tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis
kelaminnya, CSWs digolongkan menjadi female commercial sexual workers
(FCSWs) ‘wanita penjaja seks’ (WPS) dan male commercial sexuall workers
(MCSWs).

Gonorrhea, jenis PMS klasik yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Neisseria gonorrhoeae, keberadaannya sudah diketahui sejak zaman Hipocrates,
namun sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang belum dapat
diatasi secara tuntas. Penyakit ini banyak ditemukan hampir di semua bagian

1
dunia. Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru
gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di
Amerika Serikat pada tahun 2004 terdapat 330.132 kasus penyakit infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae, dengan rata–rata 113,5 kasus per 100.000 penduduk. Di
Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin, dari 6,6% kasus pada tahun 1993-
1994 menjadi 24,4% kasus pada tahun 1997-1998.Di Indonesia, data dari
Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316
kasus per 100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan
Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar
antara 7,4 – 50%.Keberadaan gonorrhea di masyarakat ibarat gunung es, hanya
diketahui sebagian kecil di permukaan saja namun sesungguhnya lebih banyak
kasus yang tidak terungkap datanya. Penentuan diagnosis penyakit Gonorrhea
dengan pemeriksaan mikrobiologis, mencari mikroorganisme penyebab penyakit
Gonorrhea yaitu bakteri Neisseria gonorrhoeae.Keberadaan bakteri diplococcus
Gram negative intraseluler di dalam lendir endoservix menunjukkan telah terjadi
infeksi pathogen, karena bakteri ini bukan anggota flora normal vagina. Infeksi
oleh bakteri ini menimbulkan penyakit Gonorrhea yang terutama menyerang
saluran urogenital pada laki-laki dan perempuan, dapat pula menginfeksi
permukaan mukosa lainnya (mukosa konjunctiva mata, mukosa mulut, mukosa
faring, mukosa rektum) dan dapat pula menyebar ke persendian.

Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja
Seks Komersial (PSK) wanita di seluruh indonesia, sekitar 70.000 diantaranya
adalah anak dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang banyak selain
menimbulkan masalah sosial juga menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang utama terjadi pada PSK adalah penyakit menular seksual
(PMS), yaitu penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.
PSK wanita dapat menjadi sumber penularan kepada masyarakat melalui laki-laki
konsumennya. PMS yang umum terjadi di masyarakat adalah Gonorrhea (16-

2
57,7% dari kasus PMS), kemudian Non Gonococal uretritis (24-54%), Candidiasis
(23%), Tricomoniasis, Syphilis, Condiloma, Genital Herpes.

Kasus IMS di Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu tahun 2009


berjumlah 12 orang. Terjadi peningkatan kasus sebesar 110% di banding 2008
karena jumlah kasusnya hanya 5 kasus sedangkan tahun 2007 ada 40 kasus, tahun
2006 ada 8 kasus dan tahun 2005 hanya 6 kasus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan cara pencegahan dan penanggulangan penyakit gonore!

1.3 Tujuan Dan Manfaat

1. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyakit gonore


tersebut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KENCING NANAH ATAU GONORE

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan
tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita,
gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Penyebab utama
penyakit ini adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Selama beberapa abad bermacam nama telah digunakan


untuk mendeskripsikan infeksi yang disebabkan oleh N gonorrhoeae ini
diantaranya;‘strangury’yang digunakan oleh Hipocrates. Penamaan gonore sendiri
diberikan oleh Galen (130 SM) untuk menggambarkan eksudat uretra yang
sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M. Neisser dikenalkan oleh
Albert Neisser yang menemukan mikroorganisme tersebut pada tahun 1879 dari
pewarnaan yang diambil dari vagina, uretra dan eksudat konjungtiva.

2.2 ETIOLOGI

Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok


Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok
berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam.
Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak
tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di
atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah
terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum
berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

4
2.3 TANDA DAN GEJALA

Gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Mulanya penderita tidak enak pada uretra, yang beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin
memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis
tampak merah dan membengkak.

Pada penderita wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari
setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah
mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi
beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk
berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.

Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur,
uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika
melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim,
uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus
(lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak
nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar
anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.

Tanda dan Gejala Lain:

Pada wanita

Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan
infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.

Gejala bisa meliputi:


- Sering buang air kecil dan sakit

5
- Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
- Cairan vagina abnormal
- Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara
periode haid
- Alat kelamin terasa gatal
- Perdarahan haid tidak teratur
- Perut bagian bawah terasa sakit
- Perdarahan haid tidak teratur
- Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin)
- Hubungan seksual terasa menyakitkan
- Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

Gejala pada pria

Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala
ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore
untuk pasangan seksnya.

Gejala bisa meliputi:


- Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian kuning,
lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
- Sering buang air kecil dan sakit
- Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
- Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi:
- Ruam
- Radang sendi atau arthritis
- Tendon meradang

6
2.4 MASA INKUBASI DAN DIAGNOSA GONORE

Diagnosis Gonore ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik


terhadap nanah dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada
pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di
laboratorium.

Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari


pria.Hal ini disebabkan perbedaan anatomi dan fisiologis alat kelamin pria dan
perempuan.pada laki-laki Masa inkubasi penyakit gonore adalah 3-5
hari.sedangkan gonore pada perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit
untuk menentukan masa inkubasinya.

2.5 CARA PENULARAN

Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang paling


utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan
oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan
seksual, misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Sedangkan penularan
melalui kontak langsung dengan mukosa jalan lahir biasa terjadi pada bayi yang
lahir dari ibu yang terinfeksi.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang


disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita
agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin
oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya penularan
penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit Gonorrhea
pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini antara lain
disebabkan oleh:

1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa
pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan
reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual dengan PSK wanita.
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli
dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya
resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika
(Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).

Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia
dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai
kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko
tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus
dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga
dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap
keberadaan PMS termasuk gonorrhe.

8
Pengobatan

Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson


intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui
mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah
menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infuse.)

Terapi obat untuk gonorrhea akibat meningkatnya galur PPNG


(Penisilinase Producing N. gonorrhoeae) adalah dengan menggunakan antibiotika
golongan Quinolon, Spektinomisin, Kanamisin, Tiamfenikol dan Sefalosphorin.
Karena cepatnya timbul resistensi terhadap antibiotika yang lebih tinggi maka
pengobatan gonorrhea dengan Penisilin dan derivatnya serta golongan Quinolon
perlu ditinjau efektifitasnya.

9
BAB 1V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum
dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva).
2. Gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Mulanya penderita tidak enak pada uretra, yang beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari
penis. Pada penderita wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21
hari setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan
gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita
penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular
3. Infeksi gonore ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga
ditularkan kepada janin pada saat proses kelahiran berlangsung.
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu
setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan
seksual, memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan
orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Provinsi Bengkulu agar dilakukan kegiatan penyuluhan di


masyarakat tentang bahaya gonore serta cara pencegahannya.
2. Agar dilakukan kegiatan seperti penyuluhan,baik dari dan kepada orang tua
maupun dari pemerintah serta kader kesehatan setempat dalam
memberikan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi bagi anak remaja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Malik SR,Amin,S Anwar Al.Gonore.Dalam Amiruddin


MD,editor,Penyakit Menular Seksual.Makassar : Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin.Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin;2004.p.65-85

Wiknjosastro,H. Gulardi,2009.ILMU KEBIDANAN.Jakarta :PT Bina


Pustaka: hal 618

Martodihardjo S.Kencing Nanah.BPIKK 1990;2(1) : 14-21

Isnain H,Martodihardjo S.Resistensi Neisseria Gonorrhoeae terhadap


Antibiotik, BIPKK 2007 : 13(2) 80-9

Soekidjo,prof,Dr.Notoatmodjo,SKM,M.Com.H.2010.KESEHATAN
MASYARAKAT ILMU DAN SENI.Jakarta: Rineka Cipta

Bustan,MM.1997.EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR.Jakarta :


Rineka Cipta p. 75

Santana,Daniel.2007. KAMUS LENGKAP KEDOKTERAN. Jakarta :Mega


Aksara p.262

11

Anda mungkin juga menyukai