Anda di halaman 1dari 16

Gonore biasa disebut GO atau kencing nanah merupakan salah satu jenis penyakit menular

seksual yang akut. Penyakit ini  disebabkan oleh  bakteri Neisseria gonorrhoeae,. Gonore dapat
menyerang wanita ataupun pria. Penyakit ini sangat mudah menyebar melalui kontak fisik
terlebih apabila terjadi hubungan intim, baik itu secara genito-genital, oro-genital, maupun ano-
genital. Bagian tubuh yang diinfeksi oleh penyakit ini umumnya vagina, rahim, penis, uretra,
rektum, dan terkadang juga menyerang tenggorokan. Gonore juga dapat ditransmisikan oleh
seorang ibu kepada anaknya ketika ia melahirkan.

Gejala penyakit ini muncul beberapa hari sampai beberapa minggu setelah hubungan intim
dengan orang yang mengidap penyakit ini. Gejala yang timbul pada pria yaitu keluarnya cairan
dari kemaluan, buang air kecil yang terasa sakit, gejala-gejala ini dapat terasa berat atau tidak
terasa sama sekali. Sedangkan pada wanita gejala ini biasa tidak nampak karena bersifat
asimtomatik, tetapi  jika tidak diobati akan bertambah parah bahkan dapat menyebabkan
kemandulan.

            Seperti penyakit menular lainnya, penderita gonore harus mendapatkan pengobatan sejak
dini , pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberikan antibiotik kepada penderita, dapat
juga diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan
pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan
doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).
BAB I
PENDAHULUAN

      Penyakit menular seksual merupakan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui
hubungan kelamin. Salah satu jenis penyakit menular yaitu gonore. Penyakit ini menyebar
melalui kontak fisik terlebih apabila terjadi hubungan intim, bagian tubuh yang diinfeksi oleh
penyakit ini umumnya vagina, rahim, penis, uretra, rektum, dan terkadang juga menyerang
tenggorokan7. Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara
penyakit menular seksual. Gonore disesbabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplococcus
Gram negatif1.

            Gonore ialah penyakit kelamin, yang pada pria permulaannya keluar nanah dari orifisium
uretra eksterna dan pada wanita biasanya tanpa gejala, hanya kadang-kadang nanah keluar dari
introitus vagina2.

            Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-
genital, dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat,
pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore
genital dan gonore ekstra genital3.
            Penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Pada
umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai
19 tahun. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun terdapat 1 juta penduduk terinfeksi gonore.
Di Hong Kong 36%, Filipina 54%. Tahun 2002, QRNG di California mencapai 10% dan pada
tahun 2007 meningkat menjadi 30%. Di Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Palembang bekerjasama dengan Klinik Khusus Infeksi Menular Seksual (IMS)
Lembaga Graha Sriwijaya Palembang melakukan survey Kultur dan
Resistensi N. gonorrhoeae terhadap 1000 wanita pekerja seks (WPS) di wilayah Sumatera
Selatan (Palembang, Prabumulih, Lubuk Linggau dan Sungai Lilin MUBA) pada tahun
2006. Dari 1000 WPS yang dilakukan kultur swab endoserviks 20,3% positif N.
Gonorrhoeae. Persentase resistensi penisilin adalah 94,1%, tetracycline 98%, ciprofloxacine
68,5%, ofloxacine 61,6%, ceftriaxone 52,7%, kanamycine 33,5%4.

Tabel Jumlah Penderita Gonore di 8 Rumah Sakit Umum Di Indonesia 1986-1988

Tahun Jenis Kelamin


Pria Wanita
1986 1877 229
1987 1770 191
1988 1805 173
Sumber: daili et al 1994
Prevalensi Gonore pada WPS langsung di kota tertentu pada tahun
2003-2007

BAB II
ISI

I. Triad Epidemiologi
1.1.  Agent

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae, bakteri ini


hanya ditemukan setelah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi
(atau kontak langsung, dalam kasus infeksi pada bayi baru lahir).
Dalam kosakata dari kesehatan masyarakat dan medis
mikrobiologi N. gonorrhoeae sering disebut
sebagai "gonokokus". Neisseria gonorrhoeae adalah kokus Gram-
negatif yang relatif kecil, biasanya terlihat dalam pasangan dengan
sisi-sisi yang berdekatan rata. Organisme ini sering diamati dalam sel
fagositik (neutrofil) yang telah menjadi bagian dari eksudat pustular
gonore. N. gonorrhoeae adalah organisme yang relatif rapuh, rentan
terhadap perubahan suhu, pengeringan, cahaya uv, dan kondisi
lingkungan lainnya. Ini juga merupakan nutrisi "cerewet" bakteri
sehingga memerlukan darah atau hemoglobin dan beberapa asam
amino dan vitamin untuk tumbuh. Di laboratorium, budaya harus
tumbuh di 35-36 derajat dalam suasana 3-10% CO 2 10.

                                      Gambar bakteri Neisseria Gonorhoeae


1.2.  Host
Host dari penyakit gonore adalah manusia  baik  wanita maupun pria ,
yang melakukan hubungan seksual dengan penderita yang telah
terinfeksi sebelumnya . Pria memiliki resiko 20% terkena infeksi dari
satu tindakan hubungan seksual vagina dengan seorang wanita
terinfeksi gonore.  Risiko bagi laki-laki yang berhubungan seks
dengan laki-laki (MSM) yang lebih tinggi. Wanita memiliki risiko 60-
80% mendapatkan infeksi dari satu tindakan hubungan seksual vagina
dengan seorang pria terinfeksi gonore. Seorang ibu yang terinfeksi
dapat mengirimkan gonore ke bayinya selama persalinan, kondisi
yang dikenal sebagai oftalmia neonatorum 6.

Penderita transmisi dari ibuk ke anak


Gonore menginfeksi pria maupun wanita

1.3.   Environtment
Lingkungan yang sangat berpengaruh pada terjadinya penyakit
gonore adalah lingkungan social dari masyarakat. Perubahan-
perubahan yang terjadi di masyarakat misalnya perubahan pola
pikir, gaya hidup, prilaku dan perubahan budaya seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi  mengakibatkan perubahan pada
nilai moral dan agama pada masyarakat. Perubahan tersebut tidak
hanya mempunyai pengaruh yang baik tetapi juga menimbulkan
dampak negative, zaman sekarang banyak masyarakat yang mengikuti
budaya yang salah seperti seks bebas dan bergonta-ganti pasangan ,
yang mengakibatkan penularan penyakit kelamin seperti gonore
semakin meningkat .

                            Lingkungan yang berisiko terkena penyakit menular


seksual (tempat pelacuran)

2.        Transmisi Gonore

Gonore merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual yang transmisinya dapat terjadi
melalui kontak genital-genital, genital-anorektal, oro-genital atau oro-anal, atau melalui transmisi
ibu ke anak saat proses kelahiran8.

3. Riwayat Alamiah Gonore

3.1. Masa Inkubasi dan Masa Klinis

            Masa inkubasi gonore sangat singkat, pada umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-
kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapi
dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh
penderita. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering berkemih dan
merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke
uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.

Pada wanita masa inkubasi sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik. Tanda dini
gonore pada wanita biasanya ialah gonore pada suami. Sering keluhan pertamanya baru timbul
bila suda terjadi adneksitis. Gonore pada wanita kadang-kadang baru diketahui bila sedang
melahiran, karena pada masa tersebut wanita baru memeriksakan alat kelaminnya pada
dokter. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan
dari vagina dan demam.
     Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum;
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah
yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.

     Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur)
bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya
dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya
terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan
cairan di dinding rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex)
dengan seorang penderita gonore bisa menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis
gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi
infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).

Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan, sehingga
terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Pada
dewasa, bisa terjadi gejala yang sama, tetapi seringkali hanya 1 mata yang terkena.  Jika infeksi
ini tidak diobati bisa terjadi kebutaan.

Untuk mengetahui adanya penyakit ini biasanya dilakukan sebagian besar dilakukan dengan
pemeriksaan analisa contoh cairan yang diambil dari saluran kencing.  Walaupun tidak ada
pemeriksaan darah spesifik untuk mendeteksi adanya kuman gonore namun demikian penting
sekali untuk mengambil contoh darah karena ada kemungkinan saja seseorang sekaligus juga
tertular dengan PMS lain seperti sifilis atau AIDS.

3.2. Masa Laten dan Periode Infeksi


Pada Pria

a. Uretristis

            Yang paling sering dijumpai adalah uretristis anterior akuta dan dapat menjalar ke
proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi local, asendens, dan diseminata, Keluhan
subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra, kemudian disusul disuria, pola kisuria,
keluar duh tubuh dari ujung uretra kadang disertai darah dan nyeri waktu ereksi.

b. Tysonitis

            Kelenjar Tyson ialah kelenjar yang menghasilkan smegma, infeksi biasanya terjadi pada
penderita dengan prepuitium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Bila duktus
tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.

c. Parauretristis
            Pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipospadia. Infeksi pada
duktus ditandai dengn butir pus pada kedua muara parauretra.

d. Cowperitris

            Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala. Kalau infeksi terjadi pada kelenjar
cowper terjadi asbes. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai
rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati abses akan pecah
melalui kulit perineum, uretra atau rectum dan mengakibatkan proktitis.

e. Prostatitis

            Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan
suprapubis, malese, demam, nyeri kencing, sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi
retensi urin tenesmus ani, sulit buang air besar, dan obstipasi. Pada pemeriksaan teraba
pembesaran prostate dengan konsistensi kenyal nyeri kalau ditekan, bila prostatistik menjadi
kronik, gejalanya ringan dan intermittrn , tetapi kadang-kadang menetap.

f. Vesikulitis

            Vesikulitis ialah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatoris,
dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimis akut. Gejala subjektif menyerupai gejala
protstatitis akut berupa demam, polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada waktu ereksi atau
ejakulasi, dan spasme mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rectum dapat diraba
vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas prostat.

g. Epididirmis

            Epididirmis akut biasanya unilateral dan setiap epididirmitis biasanya disertai
deferentitis. Faktor yang mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi yang terlalu sering
dilakukan, cairan irrigator terlalu panas atau terlalu pekat, instrumentasi yang kasar, pengurutan
prostate yang berlebihan, dan aktivitas seksual yang berlebihan. Pada penekanan terasa nyeri
sekali. Bila mengenai kedua epididirmis dapat mengakibatkan sterilitas.

h. Trigonitis

            Infeksi asendens dari uretra posterioe mengenai trigonom vesika urinaria, menimbulkan
gejala polluria, disuroa terminal, dan hematuria.

Pada Wanita

            Gambaran perjalanan penyakit pada wanita berbeda denga pria karena disebabkan oleh
perbedaan anatomi dan fisiologi kelamin. Pada mulanya hanya serviks uteri yang terkena infeksi.
Duh tubuh yang mukopuruln dan mengandung banyak gonokok mengalir ke luar dan menyerang
uretra, duktus para uretra, kelenjar bartholin, rectum, dan dapat juga naik ke atas sampai daerah
kandung telur.

a. Uretritis

            Gejala utama ialah disuria, pada pemeriksaan, orifisium uretra ekstemum tambak merak,
edematosa dan ada secret mukopurulen.

b. Servisitis

            Dapat asimtomatik, kadang timbul nyeri. Serviks tampak merah dengan erosi dan secret
mukopurulen. Duh tubuh lebih banyak bila terjadi akut.

c. Bartholinitis

            labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri. Kelenjar Bartholin
membengkak terasa nyerih sekali bila berjalan dan sukar duduk. Bila saluran kelenjar dapat
timbul abses dan dapat pecah , jika tidak diobati menjadi kista.

d. Salpingtis

            Cara infeksi langsung dari serviks melalui tuba Fallopii sampai pada daerah samping dan
ovarium sehingga dapat menimbulkan penyakit radang panggul yang dapat menumbulkan
kehamilan ektopik dan sterilitas. Kira-kira 10% wanita dengan gonore akan berakhir dengan
penyakit radang panggul. Gejalanya terasa nyeri pada daerah abdomen bawah, duh tubuh vagina,
disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal.

Gonore pada wanita

Gonore pada Pria


4. PENCEGAHAN

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit gonore ialah:

   Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-
satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.

 Setia kepada pasanngan, setia kepada pasangan sangat memperkecil resiko terjadinya penyakit gonore
karena hubungan seksual hanya dilakukan dengan satu orang saja .

 Melakukan seks yang lebih aman. Selalu menggunakan kondom dengan pasangan yang tidak tetap atau
pasangan yang belum memiliki cek kesehatan seksual bila memiliki vagina atau dubur seks adalah cara terbaik
untuk menghindari gonorrhoeal mendapatkan infeksi.

 Gonore dapat menginfeksi tenggorokan. Oleh karena itu penting untuk menggunakan perlindungan ketika
melakukan seks oral. Jika memberikan oral seks seorang laki-laki (penisnya dalam mulut), maka ia perlu memakai
kondom. Tidak peduli apakah seorang laki-laki atau perempuan, jika memasukkan mulut dalam kontak dengan
pasangan anus atau vulva saat berhubungan seks, harus menggunakan gigi bendungan .
 Saling terbuka dengan pasangan dapat menurunkan terjadinya penularan penyakit 9.

5. PENGOBATAN

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga, dan sesedikit mungkin efek
toksinya. Ternyata pilihan utama ialah penisilin dan probenesid, kecuali di daerah yang tinggi
insidens Neisseria gonoorhoeae Penghasil Penisilinase (N.G.P.P). Secara epidemiologis
pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dapat
dipakai adalah:

a. Penisilin

            Penisilin yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit+ 1 gram
probenesid. Angka kesembuhan pada tahun 1991 ialah 91,2%. Obat tersebut dapat menutupi
gejala sifilis. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

b. Ampisilin dan amoksisilin

            Ampisilim dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram + 1
gram probenesid. Angka kesembuhan tahun 1987 hanya 61,4%, sehingga tidak dianjurkan.
Kontraindikasinya ialah alergi penisinin.

c. Sefalosporin

            Seftriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m. Sefoperazon dengan
dosis 0,50 sampai 1.oo g secara intramuskular. Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal memberi
angka kesembuhan >95%.

d. Spektinomisin

            Dosisnya ialah 2 gram i.m. Baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang mengalami
kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita
sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis.
e. Kanamisin

            Dosisnya 2 gram i.m. Angka ksembuhan pada tahun 1985 ialah 85%. Baik untuk
penderita yang alergi penisilindan gagal dengan pengobatan penisilin.

f. Tiamfenikol

            Dosisnya 3,5 gram, secara oral. Angka kesembuhan pada tahun 1988 ialah 97,7%, tidak
dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.

g. Koinolon

            Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg,
siprofloksasin 250-500mg, dan norfloksasin 800 mg secara oral. Angka kesembuhan tahun 1992
yakni 100%. Mengingat pada beberapa tahun terakhir ini resistensi terhadap siprofloksasin dan
ofloksasin semakin tinggi, maka golongan kuinolon yang dianjurkan adalah levofloksasin 250
mg per oral dosis tunggal.

            Selain obat-obat diatas pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson
intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1
minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah,
biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah, infus) 3.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

            Gonore merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh
bakteri Neisseria gonorhoeae . Penularan gonore terjadi melalui kontak seksual , berupa genital-
genital, genital-anorektal, oro-genital atau oro-anal serta dapat juga ditransmisikan dari ibu ke
anak pada saat melahirkan. Gonore mempunyai masa inkubasi yang relatif singkat, pada laki-laki
yaitu 2-5 hari sedangkan pada wanita sulit dideteksi karena bersifat asimtomatik.

Pecegahannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, contohnya  tidak melakukan


hubungan seksual, setia dengan pasangan, menggunakan kondom, terbuka terhadap pasangan.
Pengobatan gonore dapat dilakukan dengan memberikan penisilin kepada penderitanya atau
dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian
antibiotik per-oral (melalui mulut). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya
penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah,
infus).
2. Saran

            Saran penulis pada pembaca yaitu hendaknya membiasakan diri untuk berprilaku hidup
yang sehat . Walaupun zaman dan teknologi semakin maju serta budaya yang mulai bergeser kita
hendaknya tidak meniru kebiasaan-kebiasaan yang negatif yang nantinya akan merugikan diri
kita sendiri, kita juga tetap harus menjunjung norma dan nilai-nilai agama. Pencegahan lebih
baik dari pada pengobatan, dengan tidak melakukan seks bebas dan beganti-ganti pasangan,
setialah kepada pasangan anda dan saling terbuka,  agar penyebaran penyakit menular seksual
khususnya gonore dapat berkurang bahkan dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA
1.A.S. Grimble. M. R. C. P. 1897. McLahlan’s Handbook of Diagnosis and Treatment of

Venereal Diseases. London: E. & S. Livingstone Ltd.

2. Dr. Marwali Harahap. 1990. Penyakit Menular Seksual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

3. Prof. Dr.dr. Adhi Djuanda, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai   penerbit
FKUI.

4. Anonim. Gonorchea (Online), ( http://www.afraidtoask.com/std/gonorchea.html, Diakses tanggal 4


November 2011).

5. Anonim. Gonore, (Online), (http://www.micro-plus.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=57%3Agonore&catid=25%3Adr-zen-ahmad-
sppd&Itemid=37&limitstart=2, diakses 6 November 2011).
6. Anonim. Apa Penyebab Gonore, (Online),(http://www.news-
medical.net/health/What-Causes-Gonorrhea-(Indonesian).aspx,
diakses 4 November 2011).
7. Anonim. 2011. Gonorrhea (Online), http://www.co.clark.wa.us/public-health/diseases/documents/
gonorrhea.pdf, diakses 3 Juni 2011).

8. Shifwa. 2011. Gonorhoe, (Online),


(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/dermatology/2193503-gonorhoe/#ixzz1coiAPUno,
diakses 5 November 2011).

9. U.S Department Health and Human Service, 2011. Gonorrhea. (Online),


(http://www.womenshealth.gov/publications/our-publications/fact-sheet/gonorrhea.pdf, diakses 3
November 2011).

10. World Health Organization. Sexually Transmitted Diseases, (Online),


(http://www.who.int/vaccine_research/diseases/soa_std/en/index2.html, diakses 5
November 2011).

Anda mungkin juga menyukai