Anda di halaman 1dari 12

PAPER PSIKOLOGI DAN PERILAKU ARSITEKTUR

“Proses Sosial - Personal Space, Territory, dan Privacy”

Oleh
Wulan Ratnaningsih
I0212084

Prodi Arsitektur
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2014
Teori Proses Sosial - Personal Space, Territory, dan Privacy
A. Proses Sosial
1. Pengertian Proses Sosial

1) Masyarakat bersifat statis dan Dinamis


2) Masyarakat yang dinamis cenderung lebih berproses dari masyarakat yang
sifatnya statis
3) Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apa bila orang
perorang atau kelompok sosial saling bertemu dan menentukan bentuk hubungan
tersebut
Berikut beberapa pengertian proses social :

Proses Sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan orang
perorang atau kelompok secara bersama.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan
dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan
yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat
diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama,
misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.

B. Ruang Personal atau Personal Space


1. Pengertian
a. Personal distance (jarak pribadi), yang memiliki jaraka ntara 1,5-4 kaki.
Jarak ini adalah karakteristik kerenggangan yang biasadipakai individu
satu sama lain.
b. Social distance yang mempunyai jarak 4-25 kaki dan merupakan jarak-
jarak normal yang memungkinkan terjadinya kontak sosial yang umum
serta hubungan bisnis
c. Personal space itu seolah-olah merupakan sebuah balon atau tabung yang
menyelubungidiri kita dan tabung itu membesar dan mengecil
bergantung dengan siapa kita sedang berhadapan. Menurut Hall (1963),
ada 4 macam jarak personal space, yaitu:
1) Jarak intim (0 – 18 inci / 0 – 0,5 m) jarak untuk saling merangkul
sahabat, atau anggota keluarga, atau untuk melakukan olahraga
kontak fisik seperti gulat dan tinju
2) Jarak personal (18 inci – 4 kaki / 0,5 – 1,3 m), yaitu jarak untuk
percakapan antara dua sahabat atau antar orang yang sudah saling
akrab.
3) Jarak sosial (4 – 12 kaki / 1,3 – 4 m), yaitu untuk berhubungan yang
bersifat formal seperti bisnis, dan sebagainya.
4) Jarak publik (12 – 25 kaki / 4 – 8,3 m), yaitu untuk hubungan yang
lebih formal lagi seperti penceramah atau actor dengan
hadirin/penontonnya
2. Hubungan Ruang Personal dengan Lingkungan

Ruang personal sangat bergantung dengan lingkungan. Dengan jarak-jarak yang


sudah disebutkan di atas, apabila ada yang melebihi atau tidak sesuai dengan ketentuan
jarak itu akan menjadi sangat mengganggu. Terutama di lingkungan padat seperti
angkutan umumdimana orang-orang berdesakan sehingga jarak ruang personal
terganggu.

Jadi hubungan antara privasi dengan ruang personal adalah seseorang membutuhkan
ruang personal untuk memiliki privasi.
3. Privasi Keluarga Pada Budaya Masyarakat Jawa dan Bali

Rumah-rumah jawa tidak terdapat dinding atau pagar disekeliling rumahnya,


dinding dinding (bambu) rumahnya tipis dan dianyam secara longgar, dan bahkan tanpa
pintu. Di dalam rumah, orang bebas berlalu lalang sepanjang hari.

Berbeda dengan di bali yang hanya memperbolehkan keluarga dan sanak saudara
serta teman dekat untuk masuk halaman/rumah. orang yang bukan sanak saudara hampir
tidak pernah memasuki halaman rumah.dengan kata lain orang jawa lebih terbuka dan
orang bali lebih memiliki sifat privasi yang tinggi.
Contoh privasi pada Perilaku arsitektur

a. Sri Paus, pimpinan tertinggi umat katholik sering kali berdiri di atas balkon
gereja untuk menyampaikan pidatonya, umat dapat melihatnya, dapat
mempunyai akses visual. Akan tetapi, tidak ada seorang pun umat yang dapat
bertatap muka dan berbincang dengannya. Yang berarti bahwa Sri Paus
mempunyai privasi yang tinggi meskipun banyak orang melihatnya.

b. Seseorang dapat mencari privasi dengan mengunci diri dalam kamar kerja untuk
bekerja, tetapi membiarkan diri diganggu oleh musik.

c. Seseorang yang tertutup biasanya akan mengaplikasikan privasi pada desain


rumahnya, seperti membuat pagar yang tinggi untuk menjaga privasi agar tidak
terganggu oleh orang lain

C. Teritoriality
1. Pengertian
a. Teritori (territory) artinya wilayah atau daerah, dan teritorialitas
(territoriality) adalah batasan tampak atas wilayah yang dimiliki oleh
individu atau wilayah yang dianggap sudah menjadi hak seseorang.
b. Holahan (dalam Iskandar, 1990), mengungkapkan bahwa teritorialitas adalah
suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang
ditempatinya atau area yang sering melibatkan ciri pemilikannya dan
pertahanan dari serangan lain. Dengan demikian, menurut Altman (1975)
penghuni tempat tersebut mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar
atau merupakan suatu territorial primer.
c. Perbedaan ruang personal dengan teritorialitas menurut Sommer dan de War
(1963),yaitu bahwa ruang personal dibawa kemanapun seseorang pergi,
sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis
merupakan daerah yang tidak berubah-ubah.
2. Elemen Teritoriality
Menurut Lang (1987), terdapat empat karakter dari teritorialitas. Yaitu:
a. Kepemilikan atau hak dari suatu tempat
b. Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu
c. Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar
d. Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar
psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan kebuthan
estetika.

Porteus (dalam Lang, 1987) mengindentifikasikan 3 kumpulan tingkat spasial


yang saling terkait satu sama lain:

a. Personal Space, yang telah banyak dibahas dimuka.


b. Home Base, ruang ruang yang dipertahankan secara aktif, misalnya
rumah tinggal atau lingkungan rumah tinggal.
c. Home Range, seting seting perilaku yang terbentuk dari bagian
kehidupan seseorang.

Selain itu, Lyman dan Scott (1967) juga membuat klasifikasi tipe teritorialitas
yang sebanding dengan klasifikasi Altman. Namun, terdapat dua tipe yang berbeda, ytiu
teritori interaksi (interactional territories) dan teritori badan (body territory).

a. Teritori interaksi ditujukan pada suatu daerah yang secara temporer


dikendalikan oleh sekelompok orang yang berinteraksi. Misalnya,
sekelompok anak yang masuk ke dalam lapangan bola ketika sedang
ada pertandingan bola oprang dewasa, atau seorang anak kecil masuk
dalam ruang kuliah yang tidak peruntukkan baginya.
b. Sementara itu, teritori badan dibatasi oleh badan manusia. Namun,
batasannya bukanlah ruang maya, melainkan kulit manusia, artinya
segala sesuatu mengenai kulit tanpa izin dianggap gangguan. Orang
itu akan mempertahankan diri terhadap gangguan tersebut.
Sementara itu Altman membagi teritorialitas menjadi tiga yaitu, territorial
primer, territorial sekunder dan territorial umum.
a. Teritori Primer

Teritori primer adalah tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya, hanya


boleh dimasuki orang-orang yang sudah sangat akrab atau yang sudah mendapat
ijin khusus. Teritori ini dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok orang yang
juga mengendalikan penggunaan teritori tersebut secara relatif tetap, berkenaan
dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, ruang tidur atau ruang kantor.
b. Teritori Sekunder
Teritori sekunder adalah tempat-tempat yang dimiliki bersama oleh
sejumlah orang yang sudah cukup saling mengenal. Kendali pada teritori ini
tidaklah sepenting penggunaan dengan orang asing. Misalnya, ruang kelas,
kantin kampus, ruang latihan olahraga, dll.
c. Teritori Publik

Teritori publik adalah tempat-tempat yang terbuka untuk umum. Pada


prinsipnya, setiap orang diperkenankan untuk berada di tempat tersebut.
Misalnya, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, lobi hotel, dan ruang sidang
pengadilan yang dinyatakan terbuka untuk umum, Kadang-kadang teritori publik
dikuasai oleh kelompok tertentu dan tertutup bagi kelompok yang lain, seperti
bar yang hanya untuk orang dewasa atau tempat-tempat hiburan yang terbuka
untuk dewasa umum, kecuali anggota ABRI, misalnya.

3. Pengaruh Teritori
Beberapa factor yang mempengaruhi keanekaan teritori adalah sebagai
berikut :
a. Faktor Personal
Karakteristik seseorang, seperti jenis kelamin, usia, dan kepribadian
diyakini mempunyai pengaruh terhadap sikap teritorialitas.
Penelitian Mercer dan Benyamin (1980) disebuah asrama mendapati
bahwa pria menggambarkan teritori mereka lebih besar daripada
wanita. Contohnya : dapur adalah teritori ibu atau wanita.
b. Situasi
Dua aspek situasi, yaitu tatanan fisik dan social buadaya dianggap
mempunyai peran dalam menentukan sikap teritorialitas seseorang.
c. Faktor Budaya
Secara budaya terdapat perbedaan sikap teritorial. Contohnya orang
Prancis mempunyai sikap territorial terendah. mereka menganggap pantai
sebagai milik semua orang. sementara itu, orang Jerman lebih banyak
member tanda-tanda kepemilikan dengan membuat istana pasir sebagai batas
teritori mereka.
4. Territotiality dan Perilaku
Teritorialitas berfungsi sebagai proses sentral dalam personalisasi, agresi,
dominasi, memenangkan, koordinasi, dan kontrol.
a. Personalisasi dan Penandaan
Personalisasi dan Penandaan seperti memberi nama, tanda atau
menempatkan di lokasi strategis, bisa terjadi tanpa kesadaran akan
teritorialitas. Misalnya, membuat pagar atas, memberi papan nama yang
merupakan kepemilikan. Penandaan juga dipakai seseorang untuk
mempertahankan haknya di teritori publik, seperti nomor kursi di pesawat
atau bisokop.
b. Stimulasi dan identitas pribadi
Merupakan cerminan identitas si penghuni, sehingga pkomunitas / pihak
lain di luar penghuni dapat merasakan batasan atau kontrol penghuni
terhadap wilayah tersebut.

Contoh :
a) Rumah seorang seniman patung akan banyak dijumpai hasil karya seni
patung, bahkan di bagian halaman dan bagian depan rumah, dimana identitas
tersebut berfungsi sebagai penanda teritorial penghuni terhadap wilayah
miliknya.
5. Hubungan Terriroriality dengan Privasi

Teritorialitas merupakan perwujudan ‘ego’ seseorang karena orang itu tidak


ingin diganggu, atau dapat dikatakan sebagai perwujudan dari privasi seseorang.
Teritorialitas dan privasi dapat membentuk atau mempengaruhi suatu tingkahlaku dan
kepribadian manusia atau karakter individu dan mempengaruhi perilaku seseorang
menjadi ke arah positif maupun negatif. Hal tersebut semakin terlihat jelas ketika
manusia tersebut bertemu dengan manusia lainnya. Bagaimana seseorang membawakan
diri ketika ia berada di sekitar orang lain dan lingkungannya.

Pembentukan kawasan territorial merupakan mekanisme perilaku lain untuk


mencapai privasi tertentu. Kalau mekanisme ruang personal tidak memperlihatkan
dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antar dirinya dengan orang lain maka
pada teritorialitas batas-batas tersebut nyata dengan tempat yang relative tetap.

Privasi suatu lingkungan dapat dicapai melalui pengontrolan teritorial, karena di


dalamnya tercakup pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi :

a. Kebutuhan akan identitas, berkaitan dengan kebutuhan akan kepemilikan,


kebutuhan terhadap aktualisasi diri, yang pada prinsipnya adalah dapat
menggambarkan kedudukan serta peran seseorang dalam masyarakat.

b. Kebutuhan terhadap stimulasi yang berkaitan erat dengan aktualisasi dan


pemenuhan diri.
c. Kebutuhan akan rasa aman, dalam bentuk bebas dari kecaman, bebas dari
serangan oleh pihak luar dan memilliki keyakinan diri.

d. Kebutuhan yang berkaitan dengan pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak


lain dan lingkungan sekitarnya (Lang dan Sharkway dalam Lang, 1987)

6. Contoh Territotiality

a. Pada saat di dalam bis, orang meletakkan tasnya disamping kursinya untuk
menandakan bahwa kursi tersebut dimiliki oleh pemilik tas.
b. Pada suatu pemukiman, suatu rumah tinggal yang memiliki pohon di
halamannya dan berdekatan dengan rumah di sebelahnya, apabila daunnya
berjatuhan di rumah tetangganya, maka daun-daun yang berasal dari rumah
tinggal mengganggu teritori pada rumah di sebelahnya.
c. Seseorang menaruh barang-barangnya di sebelah kursi tertentu ketika di dalam
kelas, sebagai tanda teritorialitasnya.
d. Apabila ada orang yang menempati tempat tersebut, kemudian ingin pergi
sebentar untuk memesan makanan, atau pergi ke toilet, ia akan meninggalkan
sesuatu seperti buku atau tas di atas meja, dengan harapan orang lain yang
melihat ada buku atau tas disitu diharapkan tahu bahwa bangku tersebut sudah
menjadi teritorinya sehingga tidak diduduki.
e. Adanya pagar sebagai batas lahan rumah
f. Adanya papan pengumuman yang menyatakan kepemilikan suatu lahan
D. Privacy
1. Pengertian
a. Kerahasiaan pribadi (bahasa inggris : privacy) adalah kemampuan
satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan
dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus
informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan
anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang
yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari
keamanan.
b. Lang (1987), berpendapat bahwa tingkat dari privasi tergantung dari
pola-pola perilaku dalam konteks budaya dan dalam kepribadian dan
aspirasi dari keterlibatan individu
c. Rapport (dalam Soesilo, 1988) mendefinisikan privasi sebagai suatu
kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk
memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai
interaksi seperti yang diinginkan.
d. Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang
dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi
tertentu.Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut
keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau
berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain (Hartono,
dalamPrabowo 1998).
e. Altman (1975), mendefinisikan privasi dalam bentuk yang lebih
dinamis. Menurutnya privasi adalah proses pengontrolan yang
selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang
lain.
Altman menjabarkan beberapa fungsi privasi :

a. Privasi adalah pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal


yang berarti sejauh mana hubungan dengan orang lain diinginkan,
kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama
dengan orang lain. Privasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
privasi rendah dan privasi tinggi.
b. Privasi adalah merencanakan dan membuat strategi untuk
berhubungan dengan orang lain.
c. Privasi untuk memperjelas identitas diri

Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual menjadi


bagian di dalam hukum di banyak negara, dan kadang, konstitusi atau hukum privasi.
Hampir semua negara memiliki hukum yang, dengan berbagai cara, membatasi privasi,
sebagai contoh, aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi mengenai
pendapatan.
Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi keuntungan tertentu,
dengan risiko hanya menghasilkan sedikit keuntungan dan dapat disertai bahaya tertentu
atau bahkan kerugian. Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut suatu
undian atau kompetisi; seseorang memberikan detil personalnya (sering untuk
kepentingan periklanan) untuk mendapatkan kesempatan memenangkan suatu hadiah.
Contoh lainnya adalah jika informasi yang secara sukarela diberikan tersebut dicuri atau
disalahgunakan seperti pada pencurian identitas.
2. Jenis Privacy
Jenis privasi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Golongan pertama, adalah keinginan untuk tidak diganggu secara fisik.


Golongan ini terwujud dalam tingkah lakumenarik diri (withdrawal)
yang terdiri atas 3 jenis:
1) Keinginan untuk menyendiri (solitude). Misalnya ketika seseorang
sedang dalam keadaan sedih dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
2) Keinginan untuk menjauh dari pandangan dan gangguan suara
tetangga atau kebisingan lalulintas (seclusion).Misalnya saat
seseorang ingin menenangkan pikirannya , ia pergi ke daerah
pegunungan untuk menjauhkan diri dari keramaian kota.
3) Keinginan untuk intim (intimacy) dengan orang-orang (misalnya
dengan keluarga) atau orang tertentu saja (misalnya dengan pacar),
tetapi jauh dari semua orang lainnya. Misalnya orang yang pergi ke
daerah puncak bersama orang-orang terdekat seperti keluarga.
b. Golongan kedua, Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga
kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya
memberi informasi yang dianggap perlu (control of information).Tiga
jenis privacy golongan ini adalah:
1) Keinginan untuk merahasiakan jati diri (anonimity);

2) Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada


orang lain (reserve); dan
3) Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga (not neighboring).

Dalam hubungannya dengan orang lain, manusia memiliki referensi tingkat privasi
yang diinginkannya, yaitu

a. Privasi rendah : ada saat-saat dimana seseorang ingin berinteraksi dengan orang
lain dan

b. Privasi tunggu : ada saat- saat dimana ia ingin menyendiri dan terpisah dari
orang lain.

c. Untuk mencapai hal itu, ia akan mengkontrol dan mengatur melalui suatu
mekanisme perilaku.

3. Mekanisme Perilaku Berdasarkan Tingkat Privasi Manusia


a. Perilaku verbal
Perilaku ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara
verbal, ssejauh mana orang lain boleh berhubungan dengannya.
b. Perilaku non verbal
Perilaku ini dilakukan dengan menunjukkan ekspresi wajah atau gerakan
tubuh tertentu sebagai tanda senang atau tidaks senang.
c. Mekanisme kultural
Budaya mempunyai bermacam-macam adatistiadat, aturan atau norma,
yang menggambarkan keterbukaan atau ketertutupan kepada orang lain dan
hal ini sudah diketahui oleh banyak orang pada budaya tertentu.
d. Ruang personal
Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai
tingkat privasi tertentu.
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa individu yang mempunyai
kecenderungan berafiliasi tinggi, ekstrofert atau mempunyai sifat hangat
dalam berhubungan interpersonal mempunyai ruang personal yang lebih
kecil daripada individu yang introvert (Gifford, dalamPrabowo 1998).
e. Teritorialitas
Pembentukan kawasan territorial adalah mekanisme perilaku lain untuk
mencapai privasi tertentu.
Kalau mekanisme ruang personal tidak memperlihatkan dengan jelas
kawasan yang menjadi pembatas antara dirinya dengan orang lain maka pada
teritorialitas batas-batas tersebut nyata dengan tempat yang relative tetap.
4. Factor yang Mempengaruhi Privacy
1) Faktor personal
Marshall mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi
akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya
bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasana rumah yang sesak akan lebih
memilih keadaan yang anonym (tanpa identitas) dan reserve (kesendirian)
saat ia dewasa.
Sedangkan orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya di kota
akan lebih memilih keadaan anonym (tanpa identitas) dan intimacy
(keintiman).
Sedangkan Walden dkk menemukan adanya perbedaan jenis kelamin
dalam privasi.
2) Faktor Situasional
Kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan
seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk
menyendiri. Penelitian Marshall tentang privasi dalam rumah tinggal,
menemukan bahwa tinggi rendahnya privasi di dalam rumah antara lain
disebabkan oleh seting rumah.
3) Faktor Budaya
Setiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya
privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka
mendapatkan privasi. Tidak ada keraguan bahwa perbedaan masyarakat
menunjukan variasi yang besar dalam jumlah privasi yang dimilIki
anggotanya.
5. Pengaruh Privasi Terhadap Perilaku
Terdapat beberapa pakar atau ahli yang mengemukakan pendapatnya seperti :

a. Altman (21975) : Fungsi psikologis dari perilaku yang penting adalah mengatur
interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungan sosial. Bila
seseorang dapat mendapatkan privasi seperti yang diinginkannya maka ia akan
dapat mengatur kapan harus berhubungan dengan orang lain dan kapan harus
sendiri.
b. Maxine Wolfe dkk : Pengelolaan hubungan interpersonal adalah pusat dari
pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Westin (dalam Holahan, 1982) : Ketertutupan terhadap informasi personal yang
selektif, memenuhi kebutuhan individu untuk membagi kepercayaan dengan
orang lain.
d. Schwatrz (dalam Holahan, 1982) : Kemampuan untuk menarik diri ke dalam
privasi dapat membantu membuat hidup lebih mengenakkan saat harus
berurusan dengan orang yang sulit.
e. Westin (dalam Holahan, 1982) dengan privasi kita juga dapat melakukan
evaluasi diri dan membantu kita mengembangkan dan mengelola perasaan
otonomi diri. Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan
kemerdekaan dari pengaruh orang lain.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil suatu rangkuman bahwa fungsi
psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi dua yaitu,

a. Pertama privasi memainkan peran dalam mengelola interaksi sosial yang


kompleks di dalam kelompok sosial.
b. Kedua, privasi membantu kita memantapkan perasaan identitas pribadi.

E. Kesimpulan
Privasi dan teritorial keduanya saling berhubungan erat, suatu daerah teritorial
merupakan suatu kawasan yang di dalamnya merupakan kawasan yang sifatnya privasi
dan tidak boleh mendapatkan campur tangan dari pihak luar. Manusia memiliki
kecenderungan untuk melindungi privasinya dari siapa pun biasanya dengan cara
memberikan batasan-batasan pada sekitarnya yang menciptakan suatu teritorial
tersendiri bagi manusia tersebut.

F. Sumber
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab6-
privasi.pdf
http://winnerfirmansyah.wordpress.com/category/perilaku-arsitektur/
http://books.google.co.id/books?id=Ltvj89G2AP4C&pg=PA160&lpg=PA160&
dq=contoh+privasi+dalam+arsitektur&source=bl&ots=_wwUr_BjSt&sig=2Cmp
Q1EeKOzaVVN6BQ1YG6O7qiE&hl=en&sa=X&ei=K5onVPOQNpLbuQSc0o
CwBA&ved=0CGYQ6AEwCQ#v=onepage&q=contoh%20privasi%20dalam%
20arsitektur&f=false
http://a62747.wordpress.com/2011/04/22/pengertian-privasi-teritorialitas-dan-
ruang-personal-serta-hubungannya-dengan-lingkungan-prilaku-dan-kepribadian/
https://4yu8.wordpress.com/category/artikel-ayub/psikologi-lingkungan/ruang-
personal-personal-space-privasi-privacy-teritorialitas-territoriality/
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/04/proses-sosial-dan-interaksi-
sosial.html

Anda mungkin juga menyukai