Palatum
Palatum
Disusun Oleh :
Nama : SEPTI EPRIYANTI
NIM : 1511040066
C. MANIFESTASI KLINIK
Banyak kanker oral tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Keluhan
pasien yang paling sering adalah luka yang tidak nyeri atau massa yang
tidak sembuh.Luka terjadi pada gusi atau sariawan dalam jangka waktu
yang panjang yakni lebih dari satu minggu sampai satu bulan,luka yang
awalnya seperti sariawan biasa ini,lama-kelamaan akan menggerogoti
seluruh jaringan dalam mulut dan hingga lidah .Dan akibatnya membuat
mulut dan rongga mulut menjadi kebal dan tidak mampu merasakan
apapun. Lesi khas pada kanker oral adalah ulkus keras dan tepi menonjol.
Adanya ulkus pada rongga mulut yang tidak sembuh dalam 2 minggu
harus diperiksa dengan Biopsi. Bila kanker berlanjut, pasien dapat
mengeluh nyeri tekan sulit mengunyah, menelan, atau bicara, batuk
disertai sputum mengandung darah atau pembesaran nodus limfe servikal.
Meskipun resiko tergolong kecil, namun para ilmuwan menemukan bukti
kuat bahwa seks oral dapat memicu timbulnya kanker mulut. Para peneliti
sebenarnya sudah lama mencurigai infeksi penyakit seksual menular selain
mengakibatkan kanker mulut rahim juga berkaitan kanker rongga mulut.
Kanker rongga mulut umumnya berbau dan berbentuk khas.pada mulanya
hanya menyerang sebagian bibir pasien.
Pada tubuh penderita kanker rongga mulut human papilloma virus (HPV)
yang di kenal sebagai HPV 16 yang dapat memicu timbulnya kanker
Umumnya kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gajala
diameter kurang dari 2 cm kebanyakan berwarna merah dengan atau tampa
di sertai komponen putih licin halus dan memperlihatkan elevasi yang
minimal (linch 1994) sering kali awal dari kaganasan di tandai oleh adanya
ulkus apabila terdapt ulkus yang tidak sembuh sembuh maka keadaan ini
sudah dapat di curigai sebagai proses keganasan.tanda – tanda lain dari
ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit tepi bergulung
lebih yinggi dari sekitarnya dan indorasi (lebih keras) dasarnya dapat
berbintil bintil dan mengelupas.
Berikut ini merupakan tanda – tanda yang harus di waspadai terhadap
kemungkinan adanya kanker mulut yang baru mulai terjadi atau dalam
tahap lanjut (bolden 1982);
1. Bercak putih,bersisik
2. Bintik pigmen yang tiba – tiba ukurannya membesar
3. Ulser yang tidak sembuh – sembuh
4. Gusi bengkak dan berdarah
5. Gigi yang tanggal secara tiba – tiba tanpa adanya riwayat trauma
pendarahan
6. Parastesi, anastesi dan mati rasa di rongga mulut
7. Sakit sewaktu menggerakkan rahang
8. Luka pencabutan yang tidak sembuh – sembuh
D. PATOFISIOLOGI
Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang
disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok
tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal
menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
• Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal
dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi
ganas.
• Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk
klon melalui pembelahan(poliferasi).
• tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk
mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi,
pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik
gel-gel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut
(Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi
harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini
dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur
kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian
Patologi anatomi.
b. Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi
merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk
pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang
penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari
lesi-lesi mulut yang dicurigai.
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi
jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau
eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih
dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila
lesi kecil.
F. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat
sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di
bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan
tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel
kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk
membunuh sel kanker.
G. KLASIFIKASI
a. Klasifikasi Histopatologi
1) Tipe Histologi
NO TIPE HISTOLOGI ICD.M
1 Squamous cell carc. 5070/3
2 Adenocarcinoma 8140/3
3 Adenoid cyst.carc 8200/3
4 Ameloblastic carc 9270/2
5 Adenolymphoma 8561/3
6 Mal. mixed tumor 8940/3
7 Pleomorphic carc 8941/3
8 Melanoma maligna 8720/3
9 Lymphoma maligna 9590/3-9711/3
Sebagian besar (90%) kanker rongga mulut berasal dari mukosa yang
berupa karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skwamosa dengan diferensiasi
baik, tetapi dapat pula berdiferensiasinya sedang, jelek atau anaplastik. Bila
gambaran patologis menunjukkan suatu rabdomiosarkoma, fibrosarkoma,
malignant fibrohistiocytoma atau tumor ganas jaringan lunak lainnya, perlu
diperiksa dengan teliti apakah tumor itu benar suatu tumor ganas rongga mulut
(C00-C06) ataukah suatu tumor ganas jaringan lunak pipi, kulit atau tulang yang
mengadakan invasi ke rongga mulut.
2) Derajat Diferensiasi
DERAJAT DIFERENSIASI
GRADE KETERANGAN
G1 Differensiasi baik
G2 Differensiasi sedang
G3 Differensiasi jelek
G4 Tanpa differensiasi = Anaplastik
H. PENCEGAHAN
a. Hindari kontak berlebihan dengan matahari, pada bibir.
b. Kurangi merokok atau mengunyah tembakau.
c. Pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang baik.
d. Segera konsultasikan ke dokter bila ada lesi pada mulut yang tidak
sembuh dalam waktu 2- 3 minggu.
2. Penyimpangan KDM
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna nutrien akibat kondisi oral atau gigi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan lesi oral.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan.
d. Difisiensi pengatahuan tentang proses panyakit dan rencana pengoatan
berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi
4. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d ketidak mampuan
mencerna nutrien akibat kondisi oral atau gigi
Tujuan: masukan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil: BB stabil, nilai lab untuk nutirsi normal
Intervensi
1) Pantau berat badan tiap minggu presentase makanan yang dikonsumsi setiap
kali makan
2) Jika dimulai pemberian makanan per oral, berikan makanan yang lembut,
mudah dicerna seperti kentang, nasi, dsb.
3) Berikan makanan sedikit tapi sering.
4) Berikan makanan melalui selang NGT bila tidak memungkankan lewat oral
5) Beri nutrisi parenteral bila perlu
6) Pantau nilai lab untuk nutrisi
7) Konsultasi pada ahli diet untuk memilih makanan yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 – NANDA
International
Corwin, Elizabeth J. 2003. Buku Saku Patofisiologis Edisi 3. Jakarta: EGC.
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: ECG
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologis Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Underwood, J.C. E. 1999. Patologi Umum Dan Sistematik Volume 1. Jakarta:
EGC.