Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengawali cerita sejarah ini sebagai Purwadaksina, Purwa Kawitan Daksina Kawekasan,
tersebutlah kerajaan besar di kawasan barat pulau Jawa PAKUAN PAJAJARAN yang
Gemah Ripah Repeh Rapih Loh Jinawi Subur Kang Sarwa Tinandur Murah Kang Sarwa
Tinuku, Kaloka Murah Sandang Pangan Lan Aman Tentrem Kawontenanipun. Dengan
Rajanya JAYA DEWATA bergelar SRI BADUGA MAHARAJA PRABU SILIWANGIRaja
Agung, Punjuling Papak, Ugi Sakti Madraguna, Teguh Totosane Bojona Kulit Mboten Tedas
Tapak Paluneng Pande, Dihormati, disanjung Puja rakyatnya dan disegani oleh lawan-
lawannya.

Raja Jaya Dewata menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua) orang putra dan
seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai
Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga Raja Sengara lahir
tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi Pangeran Walangsungsang menikah dengan
Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.

Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di desa Panongan
(Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di desa
Mundu Mesigit, yang terakhir sampe ke Gunung Amparan Jati dan disanalah bertemu
dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama
Islam yang luhur ilmu dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai
Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati
dan menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur
Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka hutan
di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu
berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban (Campuran)
yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk
berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.

Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama
dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran Walangsungsang
sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur
Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah
Suci Mekah.

Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya Nyai Lara
Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja
Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang putra,
yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya dari Mekah, Pangeran
Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang
kemudian dikembangkan menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang)
sebagai tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah Kakek Pangeran
Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura
terletak + 14 Km sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya
digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama
Dalem Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung
Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengakat Pangeran
Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.

Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah, Bagdad, Campa dan
Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa, mula-mula tiba di Banten kemudian Jawa Timur dan
mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para wali yang dipimpin oleh Sunan
Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkansuatu lembaga yang bergerak dalam penyebaran
Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama Wali Sanga.

Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke Carbon untuk
menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk
mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah
padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang)

Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali Sanga di
Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya
pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon yang
kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan keagamaan, sedangkan sebagai pusat
pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan
GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih kondang dengan
sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran
Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah
dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.

Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke
Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat
menajdi Sulatan Carbon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran PRABU
SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi
Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga
Wali Sanga rela berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama
Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif
Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan
Pajajaran.

Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam
sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala,
bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April 1482 Masehi yang sekarang
diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja astagatra kabupaten cirebon?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang astagatra yang ada di kabupaten cirebon
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Astagatra Kabupaten Cirebon


Geografi

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak
dibagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Propinsi Jawa Tengah.
Dalam sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras
yang terletak dijalur pantura.

Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan
tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama daerah dataran rendah
umumnya terletak disepanjang pantai utara Pulau Jawa, yaitu Kecamatan Gegesik, Kaliwedi,
Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Cirebon Utara, Cirebon Barat, Weru,
Astanajapura, Pangenan, Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang,
Palimanan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan. Sedangkan sebagian lagi termasuk
pada daerah dataran tinggi.

Batas Wilayah

Berdasarklan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108o40’ –
108o48’ Bujur Timur dan 6o30’ – 7o00’ Lintang Selatan, yang dibatasi oleh:

¨ Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu

¨ Sebelah barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka

¨ Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan

¨ Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kotamadya Cirebon dan Kabupaten Brebes
(Jawa Tengah)

Topografi

Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang
memiliki letak ketinggian antara 0 – 10 m dari permukaan air laut, sedangkan wilayah
kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11 – 130 m dari
permukaan laut.

Iklim

Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon diipengaruhi oleh keadaan alamnya yang
sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama daerah bagian utara, timur,
dan barat, sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan.
Hidrografi

Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai –
sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung,
Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Pada umumnya, sungai – sungai besar
tersebut dipergunakan untuk pengairan pesawahan di samping untuk keperluan mandi, cuci,
dan sebagai kakus umum.

LETAK DAN KEADAAN GEOGRAFIS

Lokasi : 108°40’ – 108°48’ Bujur Timur

6° 30’ – 7° 00’ Lintang Selatan

Luas ( daerah administrasi ) : 990,36 Km2

Ketinggian ( dari permukaan laut ) : 0 – 130 m

Jarak Terjauh : Barat – Timur 54 Km

Utara – Selatan 39 Km

Jenis Tanah :

 Litasol
 Aluvial
 Grumosol
 Mediteran
 Latasol
 Potsolik
 Regosol
 Gleihumus

Potensi Sumber Daya Alam


Kabupaten Cirebon memiliki potensi sumber daya alam yang meliputi sumber daya mineral
yaitu bahan galian golongan C serta sumber daya lahan yang cukup melimpah seperti lahan
pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan.
Berikut ini data mengenai potensi sumber daya alam di Kabupaten Cirebon.
a. Pertanian Tanaman Pangan
Tanaman Pangan yang dimaksud meliputi tanaman bahan makanan, sayuran dan buah-
buahan. Sementara tanaman bahan makanan meliputi padi-padian, jagung, umbi-umbian dan
kacang-kacangan. Jenis data tanaman pangan disini dirinci menurut luas lahan, luas panen,
hasil produksi dan rata-rata produksi perhektar. Luas panen padi ( sawah dan ladang) pada
tahun 2002 turun sebesar 5.169 ha atau 5,79% dibandingkan tahun 2001 yaitu dari 89.132 ha
menjadi 83.963 ha.
b. Perkebunan
Produksi tanaman perkebunan rakyat dikabupaten Cirebon terdiri dari produksi tanaman
kelapa, cengkeh, kopi, kenanga, tebu rakyat, lada, kapuk dan melinjo. Tebu rakyat
merupakan perkebunan yang paling besar nilai produksi dan luas lahannya yang tersebar
hampir disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon. Luas panen tebu rakyat tahun
2002 sebesar 6.164 ha mengalami penurunan tetapi produksinya mengalami peningkatan.
c. Perikanan
Prospek perikanan di Kabupaten Cirebon cukup menjanjikan. Hal ini terlihat dari produksi
yang cenderung meningkat dari tahun ketahun. Keadaan ini tentunya didukung oleh letak
Kabupaten Cirebon yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa. Produksi terbesar pada tahun
2002 diperoleh dari ikan laut yang mencapai 40.168,5 ton yang berarti mengalami kenaikan
dari produksi tahun sebelumnya yang tercatat 39.968,7 ton dengan hasil total nilai produksi
sebesar Rp. 184.540 juta.
d. Peternakan
Populasi ternak besar (kuda sapi, kerbau) selama tahun 2002 didominasi oleh ternak kerbau
hingga mencapai 5.326 ekor. Untuk jenis ternak kecil yaitu ternak domba merupakan jenis
ternak dengan populasi terbesar yaitu mencapai 161.143 ekor yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 0,2% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 160.829 ekor. Sementara
untuk ternak unggas populasi terbanyak selama tahun 2002 adalah ternak ayam kampung
sebanyak 1.756.598 ekor, disusul itik sebanyak 354.274 ekor dan ayam potong sebanyak
225.000 ekor
Sumber Daya Manusia
– Penduduk usia angkatan kerja sebanyak 78,38%
– IPM rendah ranking 282 dari 424 Kab/Kota
– Daya tarik investasi rangking 115 dari 134 kab/kota (KPPOD)
Infrastruktur
• Jalan
Kondisi jalan secara umum belum memadai. Akses jalan di beberapa kecamatan, desa dan
pusat-pusat produksi atau lokasi sumber daya alam yang menghubungkan ke daerah-daerah
pemasaran atau pelabuhan belum dapat dibangun seluruhnya. Status jalan yang terdapat di
Kabupaten Cirebon adalah : 635,09 Km merupakan jalan Kabupaten, 53,25 Km jalan
Propinsi dan 83,88 Km jalan Negara. Panjang jalan yang rusak (rusak dan rusak berat) adalah
90,37 Km atau 15,33%.
• Listrik dan Air Bersih.
Listrik disediakan oleh PLTA Jatiluhur, jumlah pemakaian listrik pada tahun 2001 sebesar
501.828.528 Kwh, dengan jumlah pelanggan 134.122 pelanggan, dengan nilai pemakaian
Rp.149.090.738.885. Jumlah pelanggan PDAM 19.543 pelanggan, dengan jumlah pemakaian
3.882.696 M³.
• Telekomunikasi.
Fasilitas telekomunikasi dengan Sentral Telepon Otomatis dari yang terpasang telah mampu
melayani kebutuhan dasar komunikasi bisnis dan komunikasi lainnya.
• Fasilitas Perdagangan.
Kegiatan pasar terkonsentrasi di Kecamatan Arjawinangun dan Weru/Pleret. Kegiatan
industri skala kecil dan menengah sebagian besar terkonsentrasi di Tegalwangi.
5. Keuangan Pemerintah Daerah
Penerimaan Daerah Kabupaten Cirebon tahun 2000/2001 sebesar Rp.367.170.759.000 yang
berasal dari sisa perhitungan tahun lalu Rp.8.128.862.000, PAD Rp.20.093.701.000, bagi
hasil pajak/bukan pajak Rp.324.133.103.000 serta dari sumbangan dan bantuan
Rp.14.815.093.000 sedangkan Pengeluaran sebesar Rp.359.994.422.000.
TRENDWATCHING
Trendwatching adalah kegiatan penginderaan atas lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan makro meliputi lingkungan politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan lain-
lain. Lingkungan mikro meliputi lingkungan institusi pemerintahan, institusi publik non
pemerintahan dan institusi bisnis.
1. Lingkungan Makro
a) Politik dan Hukum
UUD 1945 pasal 28 Ayat 2 (dua) menyatakan : Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang (+)
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang pada intinya mengatur Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKSKPD) yang terintegrasi dengan Perencanaan
Nasional. Dalam UU tersebut juga ditetapkan penggunaan tolok ukur kinerja dalam
perencanaan. (+)
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang pada intinya meliputi
transparansi fiskal, penggunaan proses akuntansi untuk membuat laporan keuangan,
perbendaharaan, dan proses penyusunan APBD.(+)
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) (+)
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah yang pada intinya
meliputi Pemerintah Daerah (Kepala Daerah) yang dipilih langsung; adanya keseimbangan
fiskal baik vertikal maupun horisontal melalui transfer pusat. penyusunan dan pelaksanaan
APBD secara otonom; peningkatan peran DPRD dan masyarakat dalam perencanaan,
penganggaran dan pengawasan pembangunan.(+)
Kebijakan pemerintah tentang dana kompensasi BBM untuk bidang pendidikan dan keshatan
(+)
Politik hubungan luar negeri Indonesia dengan negara-negara dunia umumnya dan negara-
negara kawasan Eropa dan Asia Pasifik khususnya yang kondusif selama ini. (+)
Adanya kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan tentang standar minimum Ujian
akhir Nasional(UAN) (±)
Penegakan hukum yang masih lemah, tidak adanya tindakan yang tegas terhadap pelaku
malpraktek dan malpendidikan (-)
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.159b/Men.Kes/Per/II/1988 pasal 25 tentang Rumah
Sakit, bahwa rumah sakit pemerintah harus melaksanakan fungsi sosialnya dengan
menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak mampu sekurang-kurangnya 75
persen dari kapasitas tempat tidur yang tersedia dan untuk rumah sakit swasta sekurang-
kurangnya 25 persen dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. (+)
b) Ekonomi
Domestik
Industri daerah potensinya ada pada industri kecil menengah yang cenderung mengalami
peningkatan.
Industri besar di Kabupaten Cirebon yaitu industri rotan cenderung mengalami penurunan
akibat dari kebijakan Pemerintah Pusat memberlakukan larangan ekspor Rotan. Sedangkan
Industri Semen mengalami kenaikan.
Nasional Praktek KKN masih terjadi pada Birokrasi Pemerintah (-)
Struktur perekonomian Indonesia yang masih lemah dimana investasi riil cenderung masih
kecil, kondisi likuiditas perbankan yang masih jelek, dan hutang luar negeri yang besar. (-)
Global
Berkembangnya konsep ekonomi new institusional yang lebih menekankan pada
pembangunan insitusi daripada pertumbuhan ekonomi.
Berkembangnya perdagangan global yang menekankan pada core competence produsen
dimana mengakibatkan terbentuknya jaringan-jaringan bisnis.
Tingkat kompetisi global yang tinggi, sehingga menuntut produk harus memiliki nilai lebih
bagi konsumen.
Pasar global yang semakin terbuka dan bebas serta akan berlakunya AFTA (+)
c) Teknologi
Perkembangan yang pesat pada teknologi dibidang kesehatan. (+)
Perkembangan teknologi komunikasi, dimana peralatan komunikasi makin interaktif, makin
kecil, dan makin multi guna. (+)
Perkembangan industri berbasis pengetahuan. (+)
Kondisi infrastruktur teknologi domestik (Kabupaten Cirebon) yang masih rendah. (-)
Kurangnya sumber daya manusia di Kabupaten Cirebon yang menguasai teknologi maju. (-)
d). Sosial
Penyebaran Sekolah di Kabupaten Cirebon sudah cukup merata dan proporsional dengan
jumlah penduduk secara umum. (+)
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Cirebon sudah cukup memadai. (+)
Dominasi agama dalam kehidupan sosial sangat tinggi. (+)
Masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan
minuman keras dalam kehidupan masyarakat (-)
Tingkat pendidikan rata-rata masih rendah dibandingkan dengan daerah lain dipropinsi Jawa
Barat bahkan sangat jauh dibawah standar nasional. (-)
2. Lingkungan Mikro
a) Institusi Pemerintahan
Birokrasi pemerintahan yang masih berbelit-belit, menekankan pada pengendalian input dan
proses bukan hasil, dan tidak kompetitif. (-)
Kualitas SDM pemerintahan yang rendah terutama dalam bidang pendidikan dan pelayanan
kesehatan. (-)
Kemampuan keuangan Pemerintahan Daerah yang masih kurang dalam mendukung
peningkatan / perkembangan Pendidikan dan Kesehatan. (-)
Pemanfaatan teknologi informasi untuk kesehatan dan pendidikan belum optimal.(-)
b). Institusi publik non Pemerintahan
Peran LSM yang makin meningkat. (+)
Peran swasta dalam pembangunan yang mendukung terselenggaranya Pendidikan. (+)
Peran swasta dalam pembangunan sarana Kesehatan. (+)
Meningkatnya peran institusi-institusi agama dalam bidang pendidikan dalam penyusunan
kebijakan pemerintah dan monitoring aktivitas pemerintah. (+)
c. Institusi Bisnis
Lingkungan bisnis domestik tidak kompetitif, tergantung pada proteksi pemerintah, Kegiatan
Industri Kabupaten Cirebon masih tergantung pada sumber daya dari daerah lain.
Value added, industri hilir belum berkembang.
Perkembangan teknologi komunikasi dan jaringan yang makin meningkat.

SWOT ANALYSIS & ENVISIONING


Swot Analysis
• Peluang
• Jalur lintasan kereta api, lintasan jalan raya, (jalur Jakarta- Surabaya dan Jakarta –
Yogyakarta) Pantai Utara Pulau Jawa yang menjadi sarana transportasi masyarakat.
• Pelabuhan Laut Besar yang menghubungkan transportasi laut nasional maupun
internasional.
• Ancaman
• Perkembangan teknologi informasi dan industri yang pesat.
• Transaksi bisnis lebih besar diserap oleh Kota Cirebon karena terdapat infrastruktur yang
lebih baik seperti jalan raya, air bersih, stasiun kereta api, pusat perbelanjaan, hotel
berbintang.
• Kekuatan
• Potensi sumber daya mineral (gunung kapur Palimanan sebagai bahan baku semen).
• Terdapat industri besar seperti industri rotan dan semen.
• Kelemahan
• IPM rendah rangking 282 dari 424 kabupaten/kota
• Penduduk usia angkatan kerja sebanyak 78,38%
• Daya tarik investasi rangking 115 dari 134 kab/kota (KPPO)
Dari analisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan di atas dapat dirumuskan misi, visi,
keyakinan dasar dan nilai dasar dimana misi berfungsi sebagai fokus dan pemberi makna atas
kehidupan kerja, visi berfungsi sebagai pengarah perjalanan ke masa depan, keyakinan dasar
berfungsi sebagai pemacu semangat dalam perjalanan untuk mewujudkan visi dan nilai dasar
berfungsi sebagai pembatas dalam pengambilan keputusan selama perjalanan menuju ke
masa depan.
Envisioning adalah kegiatan untuk menggambarkan kondisi masa depan organisasi yang akan
diwujudkan agar sejalan dengan trend perubahan lingkungan bisnis. Dalam envisioning
dilakukan penetapan bisnis dan strategi untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, ancaman
dan peluang yang selanjutnya ditetapkan visi, misi, keyakinan dasar dan nilai-nilai dasar
organisasi.
Adapun Misi, Visi, Nilai Dasar dan Keyakinan Dasar Kabupaten Cirebon dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Misi
Menyediakan infrastruktur dan suprastruktur bidang kesehatan dan pendidikan yang
berkualitas melalui kompetensi dan komitmen sumberdaya manusia.
Visi
Terwujudnya masyarakat Kabupaten Cirebon yang sehat dan cerdas tahun 2010.
Tujuan
Sumber daya manusia yang kompeten dan komitmen
Keyakinan Dasar
Customer Value
Continuous improvement
Cross-functional team
Nilai Dasar
Kejujuran
Integritas
Akuntabilitas

PEMILIHAN STRATEGI
Setelah misi, visi, tujuan, keyakinan dasar dan nilai dasar dirumuskan, maka langkah
selanjutnya disusun berbagai sasaran strategik melalui TOWS Matrix sebagai berikut :
Posisi yang strategis sebagai berikut:
a. Terdapat jalur lintasan kereta api, lintasan jalan raya (jalur Jakarta- Surabaya dan Jakarta –
Yogjakarta) Pantai Utara Pulau Jawa.
b. Di sebelah Utara Laut Jawa, di sebelah Barat Laut Kab. Indramayu, di sebelah Selatan
Kab.Kuningan, di sebelah Timur Kab. Brebes-Jawa Tengah, di sebelah Barat Daya
Kab.Majalengka dan mengelilingi Kota Cirebon yang terdapat Pelabuhan Laut Besar.

Tows Matrix
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Potensi sumber daya mineral (gunung kapur Palimanan sebagai bahan baku semen).
• Adanya beberapa Industri besar seperti industri rotan dan semen.

• IPM rendah rangking 282 dari 424 kabupaten/kota


• Daya tarik investasi rangking 115 dari 134 kab/kota (KPPOD)
• Penduduk usia angkatan kerja sebanyak 78,38 % (1.535.187 jiwa dari 1.958.446)

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


Posisi yang strategis sebagai berikut:

• Terdapat jalur lintasan kereta api, lintasan jalan raya (jalur Jakarta- Surabaya dan Jakarta –
Yogyakarta) Pantai Utara Pulau Jawa.
• Disebelah Utara Laut Jawa, di sebelah Barat Laut Kab. Indramayu, di sebelah Selatan
Kab.Kuningan, di sebelah Timur Kab. Brebes-Jawa Tengah, di sebelah Barat Daya Kab.
Majalengka dan mengelilingi Kota Cirebon yang terdapat Pelabuhan Laut Besar.
• Peningkatan infrastruktur (jalan dan transportasi, telkom, listrik) untuk mendukung industri
besar
• Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan
• Peningkatan sarana & prasarana kesehatan dan pendidikan
• Peningkatan daya tarik investasi (kelembagaan, sospol, tenaga kerja, ekonomi daerah dan
infrastruktur fisik)

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


• Transaksi bisnis lebih besar diserap oleh Kota Cirebon karena terdapat infrastruktur yang
lebih baik seperti jalan raya, air bersih, stasiun kereta api, pusat perbelanjaan, hotel
berbintang.
• Pesatnya perkembangan tehnologi informasi dan industri.
• Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang handal dan terintegrasi
• Mengembangkan pusat perdagangan
• Peningkatan kualitas promosi dan pelayanan masyarakat
• Peningkatan penguasaan teknologi informasi

Strategi
Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan dan daya beli, dengan cara :
a. Value based
b. Partnership
c. Inovasi
d. Low Cost
e. Speed

Anda mungkin juga menyukai