Anda di halaman 1dari 34

Daftar Isi

Alasan Pemilihan Saham ........................................................................................... 1

1.1 PT Astra Agro Lestari Tbk.............................Error! Bookmark not defined.

1.2 PT Aneka Kimia Raya Tbk.............................................................................. 5

1.3 PT Bank Negara Indonesia Tbk. ..................................................................... 7

1.4 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ................................................................ 9

1.5 PT Wijaya Karya Tbk.................................................................................... 11

Pembentukan Portofolio .......................................................................................... 13

2.1 Hasil Regresi Saham Individual .................................................................... 13

2.2 Penentuan Bobot Optimum Portofolio ......................................................... 16

2.3 Kurva Efficient Set ......................................................................................... 17

Analisis Harga Saham Individual ........................................................................... 20

3.1 PT Astra Agro Lestari Tbk............................................................................ 20

3.2 PT Aneka Kimia Raya Tbk............................................................................ 21

3.3 PT Bank Negara Indonesia Tb ...................................................................... 24

3.4 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. .............................................................. 25

3.5 PT Wijaya Karya Tbk.................................................................................... 28

Analisis Gain/Loss Portofolio................................................................................... 31

Kesimpulan ............................................................................................................... 34

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 35


Alasan Pemilihan Saham

1.1. PT. Astra Agro Lestari Tbk


PT Astra Agro Lestari Tbk merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terkemuka di
Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak 34 tahun yang lalu dan berkantor pusat di Jakarta. PT Astra
Agro Lestari memiliki komitmen untuk menyediakan produk kelapi sawit dan turunannya
berkualitas tertinggi untuk memenuhi permintaan domestik maupun luar negeri. PT Astra Agro
Lestari terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1997 dengan Astra International
sebagai pemegang saham utama yaitu sebesar 79.7%. Sejak perusahaan melakukan penawaran
umum perdana (IPO) pada tahun 1997, harga saham PTB Astra Agro Lestari terus meningkat dari
Rp 1.550 persaham menjadi Rp 23.100 persaham pada akhir perdagangan BEI di awal Maret
2015. Setelah melalui akuisisi, merjer dan berbagai perkembangan, aset perusahaan pada akhir
tahun 2013 mencapai Rp 14.96 triliun. Saat ini, perusahaan mengelola perkebunan sawit seluas
281.378 ha, yang terdiri dari 220.021 ha perkebunan inti dan 61.357 perkebunan plasma.
Operasional perusahaan didukung oleh 29.766 orang karyawan tetap yang tersebar di Jakarta,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Berikutnya, hal-hal yang menjadi alasan kelompok kami
memilih saham PT Astra Agro Lestari adalah sebagai berikut.
Berdasarkan indeks LQ45 periode Februari 2014 – Februari 2015 terdapat dua perusahaan
yang bergerak dalam sektor pertanian di industri perkebunan, yaitu: PT Astra Agro Lestari (AALI)
dan PT. Sinarmas Agro Resources and Technology (SMAR). Bisnis inti dari kedua perusahaan
tersebut adalah perkebunan kelapa sawit dan penghasil minyak kelapa sawit (crude palm oil).
Untuk mengetahui prospek kedua perusahaan tersebut, kami melakukan perbandingan melalui
analisis fundamental dari kedua perusahaan. Tabel dibawah ini berisi beberapa indikator yang
penulis gunakan untuk melakukan perbandingan terhadap kedua perusahaan tersebut beserta
industri dan sektornya.

AALI.JK SMAR.JK Industry Sector


Market Cap (M) 37,006,512 18,094,820
P/E 14.78 14.74 26.70 41.21
EPS 1589.81 427.40
ROI 21.09 10.92 11.12 59.16
ROE 23.49 17.43 14.64 66.77
Tabel 1. Komparasi AALI, SMAR, Industri, dan Sektor
(sumber : www.reuters.com)
Pada tabel diatas dapat diperhatikan bahwa kapitalisasi pasar AALI jauh lebih besar daripada
SMAR. Hal ini pula yang membuat AALI masuk kedalam salah satu leading companies in market
capitalization menurut Bursa Efek Indonesia. Semakin besar kapitalisasi pasar suatu perusahaan
menunjukkan bahwa nilai pasar yang dimiliki perusahaan tersebut juga besar.
2
Berdasarkan tabel P/E diperoleh nilai AALI sebesar 14.78 sedangkan P/E SMAR sebesar
14.74 terdapat selisih yang cukup kecil antara kedua perusahaan. Price Earnings Ratio
menggambarkan bagaimana pasar mengapresiasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Bagi investor, semakin kecil P/E artinya adalah semakin bagus, karena saham tersebut dapat
digolongkan lebih murah. Sedangkan perbandingan dengan industri dan sektor, kedua perusahaan
memiliki nilai P/E yang lebih kecil.
Berdasarkan tabel ditunjukkan bahwa EPS dari AALI yakni sebesar 1589,81 kali. Sedangkan
EPS dari SMAR adalah 427,4. Hal ini memberikan gambaran seberapa besar laba yang dapat
dihasilkan dari setiap lembah saham. Semakin tinggi nilai semakin baik. Artinya saham
perusahaan AALI mampu menghasilkan laba yang lebih besar.
Selanjutnya adalah dengan membandingkan ROI kedua perusahaan, niali ROI yang dimiliki
oleh AALI lebih besar daripada ROI SMAR. Nilai ROI AALI juga lebih besar dibanding
industrinya tetapi lebih kecil dibandingkan dengan sektornya. ROI dapat mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap unit aset yang digunakan oleh perusahaan.
Semakin tinggi nilai ROI suatu perusahaan maka dapat disimpulkan semakin baik karena
perusahaan dikatakan dapat mengutilisasi asetnya untuk menghasilkan laba lebih besar.
Terakhir, penulis akan membandingkan ROE AALI dengan ROE SMAR, industri dan
sektornya. Dari tabel diatas didapatkan bahwa ROE yang dimiliki oleh AALI lebih besar daripada
ROE yang dimiliki oleh SMAR dan industrinya tetapi lebih rendah dibandingkan dengan
sektornya. ROE dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba berdasarkan ekuitas yang dimilikinya. Sehingga semakin besar nilai ROE suatu perusahaan
maka akan semakin baik.
Secara umum, berdasarkan rasio-rasio keuangan diatas AALI dapat disimpulkan memiliki
kinerja yang relatif baik dibandingkan dengan SMAR. Selain itu, di beberapa rasio juga dijelaskan
bahwa AALI memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata perusahaan yang ada
di industri perkebunan. Tambahan, untuk prospek perusahaan AALI sangatlah baik dikarenakan
permintaan CPO yang akan terus meningkat seiring dengan bangkit perekonomian negara-negara
yang menjadi tujuan ekspor utama CPO yaitu Amerika Serikat dan beberapa negara maju di
Eropa. Selain itu, AALI berusaha untuk melakukan operasi dengan seefisien mungkin dengan cara
integrasi sektor hulu dan hilir dengan membangun pabrik pengolahan dekat dengan
perkebunannya, ditambah lagi diversifikasi produksi berupa produk turunan kelapa sawit dan
penanaman karet.

1.2. PT. Aneka Kimia Raya Tbk


PT Aneka Kimia Raya mulai kegiatan usaha komersial pada bulan Juni tahun 1978. AKRA
bergerak dalam bidang industri barang kimia, perdagangan umum dan distribusi bahan kimia dan
bahan bakar minyak serta gas. Akra juga menjalankan usaha dibidang logistik, pengangkutan
termasuk pemakaian sendiri dan mengoperasikan transportasi baikmelalui darat maupun laut.
3
Pada bulan September 1994 AKRA memperoleh penawaran umum (IPO) kepada masyarakat
sebesar 15.000.000 dengan nominal Rp 1000 per saham dengan harga penawaran Rp 4.000 per
saham. Saham ini dicatat dalam Bursa Efek Indonesia pada tanggal 03 Oktober 1994. Adapun
pada alasan kami memilih saham AKRA adalah sebagai berikut.
Saham AKRA masuk kedalam indeks LQ 45. Hal ini menandakan bahwa saham AKRA
termasuk salah satu saham terlikuid di Indonesia. Adapun perusahaan sejenis yang bisa
diperbandingkan adalah

AKRA ELSA Industri Sektor


Market Cap 19.666.030.000 4.087.160.000
P/E 27.83 9.29 27.23 17.58

EPS 251.23 56.51 - -

ROI 9.08 14.88 6.15 7.40

ROE 14.17 17.15 8.59 9.92

Tabel 2. Komparasi AKRA, ELSA, Industri, dan Sektor

(sumber : www.reuters.com)

Pada tabel diatas kita bisa lihat apabila market capitalization akra lebih besar daripada Elsa.
Hal ini menandakan perusahaan ini membuktikan apabila jika dikomparasikan dengan perusahaan
yang sejenis maka AKRA memiliki nilai pasar yang lebih besar.

Jika kita meninjau dari P/E dari AKRA sebesar 27,83. Nilai ini jika dikomparasikan terhadap
perusahaan yang sejenis perusahaan AKRA lebih besar. Price to Earning ratio yang mesar ini
menandakan apabila pasar mengapresiasi kinerja perusahaan AKRA dalam menghasilkan laba
lebih besar daripada perusahaan ELSA. Jika dilihat dari sudut pandang investor semakin kecil
P/Enya maka semakin bagus karena investor membayar setiap earning yang ia dapat lebih murah.
Adapun rasio ini apabila dikomparasikan dengan industri makan hal ini masih diatas industri
kimia dan sektor sementara ELSA berada jauh dibawah.

Jika kita meninjau dari EPS rasio AKRA dan ELSA maka kita dapat melihat AKRA
menawarkan earning pershare jauh 5x lipat dibandingkan dengan ELSA. Hal ini menggambarkan
seberapa besar laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dari tiap lembar saham yang dibelio
investor. Maka AKRA menunjukan ia perusahaan yang lebih baik.

Aspek selanjutnya yang perlu dikaji adalah ROI. ROI yang dimiliki oleh AKRA lebih kecil
daripada nilai ELSA. Jika dibandingkan dengan sektor dan industri AKRA memiliki ROI yang
lebih besar. hal ini menandakan kemampuan AKRA dalam menghasilkan laba dari setiap asetnya
4
lebih rendah daripada ELSA. Namun bila dikomparasikan dengan industri dan sektor AKRA
masih jauh lebih baik. Jadi semakin tinggi nilai ROI maka peruasahan semakin baik dan efektif
dalam hal menggunakan asetnya guna menghasilkan laba.

ROE yang dimiliki oleh AKRA lebih kecil daripada nilai ELSA. Jika dibandingkan dengan
sektor dan industri AKRA memiliki ROE yang lebih besar. hal ini menandakan kemampuan
AKRA dalam menghasilkan laba dari setiap ekuitas yang ia miliki lebih rendah daripada ELSA.
Tapi bila kita melihat dari sisi industri dan sektor AKRA masih jauh lebih baik. Jadi semakin
tinggi nilai ROI maka peruasahan semakin baik dan efektif dalam hal menggunakan ekuitasnya
guna menghasilkan laba.

Jadi setelah kita melihat perbandingan relatif antara kedua perusahaan maka kami
memutuskan untuk mengggunakan saham AKRA yang secara general lebih baik daripada ELSA.
Kemudian hal ini akan dibandingkan dengan sektor maupun industri, AKRA juga memiliki
performa yang jauh diatas rata-rata kinerja industri maupun sektornya sehingga kami memilih
AKRA untuk kami masukkan kedalam saham portofolio kami

1.3. PT. Bank Negara Indonesia Tbk


Bank Negara Indonesia Tbk

Indicator BBNI Industri Sektor


Market Cap (Rp mil) 130,158,304
Shares Outstanding (mil) 18,462.17
Dividend 144.55
Yield (%) 2.05
P/E 12.19 15.98 16.47
EPS 578.20
ROI 0.01 0.84
ROE 20.22 22.80 21.80

Tabel 3. Komparasi BBNI, Industri, dan Sektor


(sumber: www.reuters.com)
Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia.
Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di
Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, Namun sejak 2010
telah spin off (Memisahkan diri), yang dinamakan BNI Syariah. Bergerak dalam jasa keuangan
bank komersil, penghasilan terbesar BBNI dikontribusikan oleh pinjaman kepada korporasi
sebesar 43% dari total pinjaman, diikuti oleh kredit konsumsi dan usaha kecil.

5
Dalam perbandingannya dengan pemain pasar lainnya di industry perbankan, BNI adalah
salah satu bank nasional terbesar setelah BCA, Mandiri, dan BRI. BBNI juga sukses menapaki
peringkat kedelapan, mengambil alih posisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai
perusahaan terbesar di Indonesia.

Cost of Funds Indonesia Banking Industry


10,00% 9,20%
8,00%
8,00% 6,60%
7,10%

5,60%
6,00% 5,20% 5,20% 4,90%
4,20% 4,30%
3,70% 3,50%
4,00% 2,90% 3,10% 3,10%
2,40%
3,30%

1,80%
2,00%
0,00%
BBCA BMRI BBRI BBNI BDMN BBTN PNBN BTPN BNGA

2Q13 1Q14 2Q14

Gambar 1. Cost of Fund Indonesia Banking Industry


(sumber: Bank Indonesia)
Ditengah ketatnya kondisi likuiditas pasar di 2014, banyak bank terlibat dalam perang suku
bunga deposito dan tabungan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya cost of borrowing bagi bank-
bank tersebut. Namun demikian, BBNI mampu menjaga perusahaannya sebagai salah satu bank
dengan cost of fund paling murah.
Dari segi profitabilitas bisnis, BBNI juga termasuk perushaan dengan tingkat pengembalian
terhadap ekuitas dan asset tertinggi. Kondisi ini mendorong BBNI memiliki daya saing yang kuat
bagi bank-bank pesaing di nasional. Pesaing terkuat BBNI dalam menghasilkan return adalah bank
BRI yang sebagian kredit bisnisnya diberikan kepada kredit konsumen, retail and UMKM yang
memiliki margin bunga tinggi.

2012 2013 2014 2015E 2016E

LDR 79.01% 87.04% 89.18% 88.1% 88.6%

NPL 2.57% 2.05% 1.97% 1.95% 1.93%

CoF 2.78% 2.49% 3.36% 3.39% 3.35%

Tabel 4. LDR, NPL, CoF BBNI


(sumber: laporan perusahaan –diolah kembali oleh penulis)

6
1.4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan
telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di
seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan
telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga
menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based
and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan
portal lainnya.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (kode saham TLKM) pada mulanya merupakan
bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun 1991,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi perseroan
terbatas milik negara (“Persero”).
Telkom melaksanakan penawaran perdana (IPO) sahamnya pada bulan November 1995.
Kemudian, mulai 14 November 1995, saham biasa Seri B TELKOM tercatat dan mulai
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, NYSE dan London Stock Exchange
(LSE). Saham telkom juga diperdagangkan tanpa tercatat (Public Offering without Listing/POWL)
di Tokyo Stock Exchange (TSE).
Pada 26 Maret 2015, harga penutupan saham TLKM berada pada nilai Rp 2810,00.
Dalam industri telekomunikasi Indonesia, terdapat 3 pemain yang mendominasi pasar, yaitu
PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Indosat, dan PT. XL Axiata. Berikut merupakan tabel yang
menunjukkan posisi PT. Telekomunikasi Indonesia relatif terhadap kedua kompetitor tersebut.

Indikator PT. Telkom PT. Indosat PT. XL Axiata


Market Capitalization Rp 290,304,000 Rp 22,931,200 Rp 37,423,740
(Juta Rupiah)
Shares Outstanding 100,800 5,433 8,535
(Juta lembar)
Yield (%) 2,79 % 0,82 % 1,48 %
Tabel 5. Komparasi Telkom, Indosat, dan XL Axiata

(sumber : www.reuters.com)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa PT. Telkom memiliki nilai kapitalisasi pasar yang
jauh lebih besar dibanding kedua perusahaan kompetitor yang menjadikan perusahaan memiliki
yield yang juga lebih besar. Semakin besar Market Capitalization suatu perusahaan menunjukkan
bahwa nilai pasar yang dimiliki perusahaan tersebut juga besar.

7
Selanjutnya, berikut merupakan tabel yang menunjukkan posisi PT. Telekomunikasi Indonesia
relatif terhadap industri telekomunikasi dan sektor infrastruktur secara keseluruhan:

Indikator PT. Telkom Industri Sektor


P/E 19,22 17,17 21,23
EPS 149,84
ROI 24,73 20,78 17,57
ROE 22,81 18,91 20,32
Tabel 6. Komparasi Telkom, Industri, dan Sektor

(sumber : www.reuters.com)

Price to Earnings Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil Price to Earnings Ratio suatu saham,
semakin bagus, karena saham tersebut termasuk undervalued, sehingga memiliki kesempatan
untuk menguat di masa yang akan datang. Jika dilihat, nilai P/E dari saham TLKM berada diatas
nilai rata-rata industri telekomunikasi namun masih dibawah nilai rata-rata sektor infrastruktur.

Earning to Price ratio menggambarkan seberapa besar laba yang dapat dihasilkan dari setiap
lembar saham. Semakin tinggi nilai ini semakin baik. Artinya saham perusahaan mampu
menghasilkan laba yang lebih banyak. Nilai EPS TLKM adalah 149,84 jauh melampaui kedua
kompetitor besarnya, PT. Indosat dan PT. XL Axiata yang berada pada basis negatif.

ROI mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap unit asset yang
dgunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai ROI perusahaan maka semakin baik. Artinya
perusahaan menjadi lebih efektif didalam menggunakan asset yang mereka miliki untuk dapat
menghasilkan pendapatan. Jika kita melihat pada ROI ratio, nilai ROI dari TLKM juga lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri dan sektor.

Selanjutnya, jika kita melihat pada ROE ratio, nilai ROE dari TLKM memiliki nilai lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri dan sektor usahanya. ROE mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas yang dimilikinya.
Sehingga semakin besar ROE yang dimiliki perusahaan akan semakin baik.

Jika dilihat secara keseluruhan, maka TLKM cenderung memiliki kinerja yang lebih baik
daripada kompetitornya yang lain dan secara agregat dalam industri dan sektor. Oleh karena itu,
kami memilih saham TLKM untuk menjadi salah satu saham dalam portofolio kami.

8
1.5. PT. Wijaya Karya Tbk
PT Wijaya Karya Tbk merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi
menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek
irigasi Jatiluhur. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaannya yang pertama, yaitu PT
Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat itu.
Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan penawaran
saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek
Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, WIKA melepas 28,46 persen
sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham,
sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee/Management
Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). Jumlah saham yang
beredar saat ini adalah sebesar 6.149.230.000 lembar dengan harga saham per 26 Maret 2015
adalah Rp 3.400,
Alasan pemilihan saham WIKA bisa dilihat dari kinerja internal perusahaan. Penjualan,
termasuk penjualan Proyek Kerjasama Operasi (KSO) tahun 2014 mencapai Rp17,25 triliun atau
naik 14,58 % dari Rp15,06 triliun pada tahun 2013. Kenaikan penjualan di tahun 2014 tersebut
mendorong pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan ke Pemilik Entitas Induk tahun 2014
sebesar Rp 615,18 miliar atau naik 7,94% dibanding tahun 2013 sebesar Rp569,94 miliar.
Penjualan WIKA tahun 2014 tersebut disokong oleh lima pilar bisnis, yaitu Industri, Infrastruktur
& Gedung, Energi & Industrial Plant, Realti & Properti dan Investasi.
Pemilihan perusahaan ini juga dengan membandingkan perusahaan dengan pesaing dan
industri.

Indicator WIKA WSKT ADHI Industry Sector


Market Cap. (In Rp 21.214.830 Rp 16.877.220 Rp 5.593.099
Mill)
Share 6.149.230.000 9.727.500.000 1.801.320.000
Outstanding
Dividen 27,87 11,46 35,98
Yield (%) 0,81 0,66 1,16
P/E 34,43 33,49 17,26 58,14 26,40
EPS 100,20 51,80 179,91
ROI 13,09 12,27 9,97 4,45 7,03
ROE 17,73 19,20 19,74 5,79 10,56
Tabel 7. Perbandingan Perusahaan WIKA dengan Pesaing, Industri, dan Sektor
(sumber: www.reuters.com)

9
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa WIKA merupakan perusahaan konstruksi yang besar
karena memiliki market capitalization terbesar dibandingkan dengan ADHI dan WSKT. ROI
WIKA lebih besar dari pada pesaingnya, hal ini menunjukkan kemampuan WIKA menghasilkan
return dari setiap investasi yang dia lakukan. Namun secara ROE, WIKA masih lebih rendah dari
pesaingnya. Earning per Share yang diberikan terbesar kedua setelah ADHI yaitu sebesar 100,20.
Price to Earning WIKA sebesar 34,43 yang lebih besar dari pada kedua pesaingnya, membuat
saham pada saat ini masih overvalued, namun jika dibandingkan sektor P/E WIKA masih lebih
kecil yang mengindikasikan bahwa saham ini lebih aktraktif karena lebih besarnya porsi earning
yang di dapat investor untuk setiap harga yang dibayarkan.
Dari sisi analisis industri, industri konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak
tahun 2012, ditambah dengan rencana pembangunan besar-besaran pada pemerintahan Jokowi
yang memberi sinyal positif bagi industri konstruksi seperti WIKA selanjutnya. Pertumbuhan
perekonomian Indonesia masih akan membutuhkan investasi dan pembangunan infrastruktur
dalam skala yang tidak kecil, seperti jalan tol, pembangunan jembatan, pelabuhan, bandara, pabrik
pembangkit listrik, dan lain-lain, yang dapat dijadikan peluang bagi perusahaan untuk
menghasilkan proyek baru dan mendorong arus kas yang lebih tinggi di masa depan.

10
Pembentukan Portofolio

2.1 Hasil Regresi Saham Individual


Regresi ini dilakukan dengan menggunakan data return masing-masing saham (AALI, AKRA, BBNI,
TLKM, dan WIKA) dan data return IHSG pada periode 9 Februari 2014 – 20 Maret 2015. Dimana
return masing-masing saham adalah variabel dependen, sedangkan return IHSG merupakan variabel
independen. Adapun analisis hasil regresi masing-masing saham adalah sebagai berikut.
AALI
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,95704756
R Square 0,915940032
Adjusted R Square 0,915630988
Standard Error 0,018461071
Observations 274

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1,010091027 1,010091027 2963,785199 2,801E-148
Residual 272 0,092700631 0,000340811
Total 273 1,102791658

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 1,83325E-05 0,001116529 0,01641922 0,986911984 -0,002179804 0,002216469 -0,002179804 0,002216469
X Variable 1 0,998207412 0,018335697 54,44065759 2,801E-148 0,962109489 1,034305335 0,962109489 1,034305335

Tabel 8. Regresi Return AALI


(sumber : www.finance.yahoo.com –diolah kembali oleh penulis)

Berikut adalah penjelasan dari regresi data return AALI terhadap return IHSG

 Intercept (α): yaitu sebesar 0.0000183. Hal ini menandakan bahwa expected return saham
AALI ketiga return IHSG nol, adalah sebesar 0.0000183
 Beta (β): yaitu sebesar 0.893. Hal ini menandakan bahwa setiap kenaikan 1 dari return IHSG,
maka expected return saham AALI akan bertambah sebesar 0.998
 Adjusted R square: yaitu sebesar 91%. Hal ini menandakan bahwa expected return AALI
mampu dijelaskan sebesar 91% oleh return IHSG pada regresi ini.
 Multiple R (correlation): yaitu sebesar 0.95. Hal ini menandakan bahwa AALI memiliki
korelasi yang positif terhadap return IHSG
 Standard Error: yaitu sebesar 1.84%. Hal ini menandakan bahwa terdapat 1.89% dari return
AALI tidak dapat dijelaskan oleh model.

11
AKRA
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,961981393
R Square 0,9254082
Adjusted R Square 0,925133966
Standard Error 0,017274418
Observations 274

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1,006973403 1,006973403 3374,513445 2,4375E-155
Residual 272 0,081166298 0,000298406
Total 273 1,088139701

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -0,00028939 0,00104476 -0,276991848 0,781996749 -0,002346233 0,001767453 -0,002346233 0,001767453
X Variable 1 0,996665749 0,017157103 58,09056244 2,4375E-155 0,962888153 1,030443345 0,962888153 1,030443345

Tabel 9. Regresi Return AKRA


(sumber : www.finance.yahoo.com –diolah kembali oleh penulis)

Berikut adalah penjelasan dari regresi data return AKRA terhadap return IHSG
 Intercept (α): yaitu sebesar- 0.0002. Hal ini menandakan bahwa expected return saham
AKRA ketika return IHSG nol, adalah sebesar 0.00032.
 Beta (β): yaitu sebesar 0.9966. Hal ini menandakan bahwa setiap kenaikan 1 dari return
IHSG, maka expected return saham AKRA sebesar 0.9966
 Adjusted R square: yaitu sebesar 92%. Hal ini menandakan bahwa expected return dari
AKRA mampu dijelaskan sebesar 92 % oleh return IHSG pada regresi ini.
 Multiple R (correlation): yaitu sebesar 0.96. Hal ini menandakan bahwa AKRA memiliki
korelasi positif terhadap return IHSG.
 Standard Error: yaitu sebesar 0.017. Hal ini menandakan bahwa terdapat 0.017 dari return
AKRA yang tidak dapat dijelaskan oleh model.

BBNI
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,980954364
R Square 0,962271465
Adjusted R Square 0,962132757
Standard Error 0,012217855
Observations 274

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1,035586771 1,035586771 6937,397258 1,3172E-195
Residual 272 0,040603066 0,000149276
Total 273 1,076189837

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 0,001288177 0,000738938 1,743281726 0,082414347 -0,000166588 0,002742942 -0,000166588 0,002742942
X Variable 1 1,010726798 0,01213488 83,29103948 1,3172E-195 0,986836571 1,034617026 0,986836571 1,034617026

Tabel 10. Regresi Return BBNI


(sumber : www.finance.yahoo.com –diolah kembali oleh penulis)
12
Berikut adalah penjelasan dari regresi data return BBNI terhadap return IHSG.
 Intercept (α): yaitu sebesar 0.00129. Hal ini menandakan bahwa expected return saham BBNI
ketika return IHSG nol, adalah sebesar 0.129%.
 Beta (β): yaitu sebesar 1.01. Hal ini menandakan bahwa setiap kenaikan 1 dari return IHSG,
maka expected return saham BBNI akan bertambah sebesar 1.01 (cenderung mengikuti
pergerakan pasar).
 Adjusted R square: yaitu sebesar 96.21%. Hal ini menandakan bahwa expected return dari
BBNI mampu dijelaskan sebesar 96.21% oleh return IHSG pada regresi ini.
 Multiple R (correlation): yaitu sebesar 0.98. Hal ini menandakan bahwa BBNI memiliki
korelasi positif dan hampir sama terhadap return IHSG.
 Standard Error: yaitu sebesar 1.22%. Hal ini menandakan bahwa terdapat 1.22% dari return
BBNI yang tidak dapat dijelaskan oleh model.

TLKM

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,982949353
R Square 0,966189431
Adjusted R Square 0,966065127
Standard Error 0,011460369
Observations 274

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1,020882914 1,020882914 7772,821615 4,3935E-202
Residual 272 0,035724498 0,00013134
Total 273 1,056607413

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 0,000363733 0,000693125 0,524772456 0,600168817 -0,001000839 0,001728305 -0,001000839 0,001728305
X Variable 1 1,003525706 0,011382539 88,16360709 4,3935E-202 0,98111663 1,025934781 0,98111663 1,025934781

Tabel 11. Regresi Return TLKM


(sumber : www.finance.yahoo.com –diolah kembali oleh penulis)

Berikut adalah penjelasan dari regresi data returnAALI terhadap return IHSG.
 Intercept (α): yaitu sebesar 0,000363733. Hal ini menandakan bahwa expected return saham
TLKM ketika return IHSG nol, adalah sebesar 0,000363733.
 Beta (β): yaitu sebesar 1,003525706. Hal ini menandakan bahwa setiap kenaikan 1 dari return
IHSG, maka expected return saham TLKM akan bertambah sebesar 1,003525706.
 Adjusted R square: yaitu sebesar 96,6%. Hal ini menandakan bahwa expected return dari
TLKM mampu dijelaskan sebesar 96,6% oleh return IHSG pada regresi ini.
 Multiple R (correlation): yaitu sebesar 0.98. Hal ini menandakan bahwa TLKM memiliki
korelasi positif terhadap return IHSG.

13
 Standard Error: yaitu sebesar 1,15%. Hal ini menandakan bahwa terdapat 1,15% dari return
TLKM yang tidak dapat dijelaskan oleh model.

WIKA
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,961383949
R Square 0,924259097
Adjusted R Square 0,923980637
Standard Error 0,01767162
Observations 274

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1,036537226 1,036537226 3319,190329 1,9506E-154
Residual 272 0,084941837 0,000312286
Total 273 1,121479063

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 0,001699342 0,001068783 1,589979024 0,113001125 -0,000404796 0,003803479 -0,000404796 0,003803479
X Variable 1 1,011190511 0,017551608 57,61241471 1,9506E-154 0,976636244 1,045744779 0,976636244 1,045744779

Tabel 12. Regresi Return WIKA


(sumber : www.finance.yahoo.com –diolah kembali oleh penulis)

Berikut adalah penjelasan dari regresi data return WIKA terhadap return IHSG.
 Intercept (α): yaitu sebesar 0.001699342. Hal ini menandakan bahwa expected return saham
WIKA ketika return IHSG nol, adalah sebesar 0.001699342.
 Beta (β): yaitu sebesar 1.01119. Hal ini menandakan bahwa setiap kenaikan 1 dari return
IHSG, maka expected return saham WIKA akan bertambah sebesar 1.01119.
 Adjusted R square: yaitu sebesar 92,4%. Hal ini menandakan bahwa expected return dari
WIKA mampu dijelaskan sebesar 92,4% oleh return IHSG pada regresi ini.
 Multiple R (correlation): yaitu sebesar 0.961. Hal ini menandakan bahwa WIKA memiliki
korelasi positif terhadap return IHSG.
 Standard Error: yaitu sebesar 1.77%. Hal ini menandakan bahwa terdapat 1.77% dari return
WIKA yang tidak dapat dijelaskan oleh model.

2.2. Penentuan Bobot Portofolio


Dalam membentuk suatu portofolio, tentunya investor harus menentukan bobot atau weight dari
masing-masing saham individual yang akan dimasukkan. Disini kami mencoba untuk menentukan
bobot optimum dari masing-masing saham yang dimasukkan ke dalam portfolio, dengan asumsi
kondisi short sale diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Asumsi boleh menggunakan short sale kami
gunakan walaupun di Indonesia, trading saham dengan metode short sale masih dilarang.
Untuk menentukan bobot optimum, diperlukan data average return dari masing-masing saham,
risk free rate yang berlaku, serta beta dari masing-masing saham. Untuk Rf, kami menggunakan BI

14
rate (7.5%) sebagai acuan. Berikut adalah proses penentuan dari bobot optimum masing-masing saham
yang ada di portofolio.

Bobot Tanpa Short Sale


Saham Porsi
AKRA 0.00%
WIKA 36.34%
TLKM 13.42%
AALI 0.00%
BBNI 50.25%
Jumlah 100.00%

Tabel 13. Bobot Tanpa Short Sale


(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Bobot dengan Short Sale


Saham Porsi
AALI 19.64%
AKRA 26.41%
BBNI 6.93%
TLKM 38.40%
WIKA 8.62%
Jumlah 100.00%

Tabel 14. Bobot dengan Short Sale


(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

2.3. Kurva Efisien Set

Teori Portfolio Modern yang dikemukakan oleh Harry Markowitz pada awal tahun 1950 tentang
analisis aset-aset keuangan yang terdiri dari komponen korelasi antar aset, risiko, dan pendapatan,
muncul sebuah strategi untuk mengurangi risiko investasi melalui sebuah diversifikasi. Investor
akhirnya dapat memutuskan pilihan aset dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan juga
dengan tingkat risiko yang ia kehendaki. Metode dan teori ini disebut dengan efficient frontier.
Efficient frontier dapat dijelaskan dengan menggunakan sebuah kurva yang menggambarkan
kombinasi optimal antara risiko dan tingkat pengembalian atas berbagai pilihan aset berisiko sejenis.
Posisi aset yang paling dekat dengan kurva tersebut merepresentasikan portfolio yang semakin baik

Dalam menentukan efficient set portfolio, kami menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Bapak
Zalmi Zubir dengan melanjutkan proses pembentukan portfolio menggunakan short sale yang telah
mendapatkan bobot atas saham-saham yang ada di portfolio. Lalu, bobot saham tersebut digunakan
untuk mencari varians antar saham dengan cara mengalikan bobot kedua saham dengan covariansnya
sehingga akan ditemukan varians portfolio yang berasal dari jumlah semua varians antar saham
tersebut.

15
s C o va ria n s
AALI AKRA BBNI T LKM W IK A Ri 1
AALI 0 .0 0 0 3 9 2 0 .0 0 0 0 3 8 0 .0 0 0 0 7 7 0 .0 0 0 0 7 0 0 .0 0 0 0 3 2 0 .0 0 0 6 3 5 1 .0 0 0 0 0 0
AKRA 0 .0 0 0 0 3 8 0 .0 0 0 3 5 1 0 .0 0 0 0 9 4 0 .0 0 0 0 2 0 0 .0 0 0 0 8 7 0 .0 0 0 1 3 5 1 .0 0 0 0 0 0
BBNI 0 .0 0 0 0 7 7 0 .0 0 0 0 9 4 0 .0 0 0 2 9 5 0 .0 0 0 1 1 8 0 .0 0 0 1 8 6 0 .0 0 1 8 8 3 1 .0 0 0 0 0 0
T LKM 0 .0 0 0 0 7 0 0 .0 0 0 0 2 0 0 .0 0 0 1 1 8 0 .0 0 0 2 2 4 0 .0 0 0 1 0 0 0 .0 0 1 1 0 6 1 .0 0 0 0 0 0
W IK A 0 .0 0 0 0 3 2 0 .0 0 0 0 8 7 0 .0 0 0 1 8 6 0 .0 0 0 1 0 0 0 .0 0 0 4 8 0 0 .0 0 2 4 8 9 1 .0 0 0 0 0 0
Ri 0 .0 0 0 6 3 5 0 .0 0 0 1 3 5 0 .0 0 1 8 8 3 0 .0 0 1 1 0 6 0 .0 0 2 4 8 9 0 0
1 1 1 1 1 0 0

AALI AKRA BBNI T LKM W IK A Ri 1


AALI 0 .0 0 0 7 8 3 8 5 8 7 .5 6 3 1 5 E -0 5 0 .0 0 0 1 5 3 5 9 9 0 .0 0 0 1 3 9 6 6 2 6 .4 7 9 0 1 E -0 5 0 .0 0 0 6 3 5 1
AKRA 7 .5 6 3 1 5 E -0 5 0 .0 0 0 7 0 1 0 9 2 0 .0 0 0 1 8 8 6 7 4 .0 8 3 7 4 E -0 5 0 .0 0 0 1 7 4 2 8 0 .0 0 0 1 3 5 1
BBNI 0 .0 0 0 1 5 3 5 9 9 0 .0 0 0 1 8 8 6 7 0 .0 0 0 5 9 0 0 5 6 0 .0 0 0 2 3 6 5 8 1 0 .0 0 0 3 7 1 3 3 0 .0 0 1 8 8 3 1
T LKM 0 .0 0 0 1 3 9 6 6 2 4 .0 8 3 7 4 E -0 5 0 .0 0 0 2 3 6 5 8 1 0 .0 0 0 4 4 7 8 7 6 0 .0 0 0 1 9 9 1 6 3 0 .0 0 1 1 0 6 1
W IK A 6 .4 7 9 0 1 E -0 5 0 .0 0 0 1 7 4 2 8 0 .0 0 0 3 7 1 3 3 0 .0 0 0 1 9 9 1 6 3 0 .0 0 0 9 6 0 1 2 5 0 .0 0 2 4 8 9 1
Ri 0 .0 0 0 6 3 5 0 .0 0 0 1 3 5 0 .0 0 1 8 8 3 0 .0 0 1 1 0 6 0 .0 0 2 4 8 9 0 0
0 1 1 1 1 1 0 0

e M a trik s AALI AKRA BBNI T LKM W IK A Ri 1


AALI 1 1 8 0 .3 1 1 4 3 -4 6 8 .7 8 6 5 2 -1 5 3 .4 1 5 7 6 -7 1 7 .2 3 1 5 7 1 5 9 .1 2 2 4 2 -9 2 .4 8 4 2 6 0 .2 8 2 4 2
AKRA -4 6 8 .7 8 6 5 2 6 6 2 .1 8 5 9 3 4 4 .9 3 3 6 5 -5 1 8 .2 6 5 0 4 2 7 9 .9 3 1 9 8 -3 4 0 .9 7 2 8 2 0 .5 8 1 2 7
BBNI -1 5 3 .4 1 5 7 6 4 4 .9 3 3 6 5 2 2 2 9 .6 5 9 4 6 -8 4 7 .4 1 2 7 1 -1 2 7 3 .7 6 4 6 5 3 1 8 .6 6 9 5 6 -0 .2 2 7 1 2
T LKM -7 1 7 .2 3 1 5 7 -5 1 8 .2 6 5 0 4 -8 4 7 .4 1 2 7 1 2 2 1 4 .7 4 7 6 4 -1 3 1 .8 3 8 3 1 -1 5 8 .5 3 5 6 9 0 .5 3 1 4 8
W IK A 1 5 9 .1 2 2 4 2 2 7 9 .9 3 1 9 8 -1 2 7 3 .7 6 4 6 5 -1 3 1 .8 3 8 3 1 9 6 6 .5 4 8 5 6 2 7 3 .3 2 3 2 0 -0 .1 6 8 0 5
Ri -9 2 .4 8 4 2 6 -3 4 0 .9 7 2 8 2 3 1 8 .6 6 9 5 6 -1 5 8 .5 3 5 6 9 2 7 3 .3 2 3 2 0 -1 8 2 .1 0 6 1 0 0 .1 6 9 4 2
0 .2 8 2 4 2 0 .5 8 1 2 7 -0 .2 2 7 1 2 0 .5 3 1 4 8 -0 .1 6 8 0 5 0 .1 6 9 4 2 -0 .0 0 0 4 0

AALI AKRA BBNI T LKM W IK A Ri 1


AALI 1 0 0 0 0 0 0
AKRA 0 1 0 0 0 0 0
BBNI 0 0 1 0 0 0 0
T LKM 0 0 0 1 0 0 0
W IK A 0 0 0 0 1 0 0
Ri 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1

R e tu rn T a h u n a n 25%
R e t u r n H a r ia n 0 .0 0 0 9 3 0 1 9 7

Rp
0 .0 0 0 9 3 P o rs i
AALI -9 2 .4 8 4 2 6 0 .2 8 2 4 2 w 1 1 9 .6 4 % S aham S e n d ir i
AKRA -3 4 0 .9 7 2 8 2 0 .5 8 1 2 7 w 2 2 6 .4 1 % S aham S e n d ir i
BBNI 3 1 8 .6 6 9 5 6 -0 .2 2 7 1 2 w 3 6 .9 3 % S aham S e n d ir i
TLKM -1 5 8 .5 3 5 6 9 0 .5 3 1 4 8 w 4 3 8 .4 0 % S aham S e n d ir i
W IK A 2 7 3 .3 2 3 2 0 -0 .1 6 8 0 5 w 5 8 .6 2 % S aham S e n d ir i
Ri -1 8 2 .1 0 6 1 0 0 .1 6 9 4 2
1 0 .1 6 9 4 2 -0 .0 0 0 4 0
J u m la h 1 0 0 .0 0 %

1 2 .8 5 9 4 6 E -0 5
2 -0 .0 0 0 2 4 3 7 9 6

1 2 3 4 5
1 9 .6 4 % 2 6 .4 1 % 6 .9 3 % 3 8 .4 0 % 8 .6 2 %
1 9 .6 4 % 0 .0 0 0 3 9 2 0 .0 0 0 0 3 8 0 .0 0 0 0 7 7 0 .0 0 0 0 7 0 0 .0 0 0 0 3 2
2 6 .4 1 % 0 .0 0 0 0 3 8 0 .0 0 0 3 5 1 0 .0 0 0 0 9 4 0 .0 0 0 0 2 0 0 .0 0 0 0 8 7
6 .9 3 % 0 .0 0 0 0 7 7 0 .0 0 0 0 9 4 0 .0 0 0 2 9 5 0 .0 0 0 1 1 8 0 .0 0 0 1 8 6
3 8 .4 0 % 0 .0 0 0 0 7 0 0 .0 0 0 0 2 0 0 .0 0 0 1 1 8 0 .0 0 0 2 2 4 0 .0 0 0 1 0 0
8 .6 2 % 0 .0 0 0 0 3 2 0 .0 0 0 0 8 7 0 .0 0 0 1 8 6 0 .0 0 0 1 0 0 0 .0 0 0 4 8 0

1 2 3 4 5
1 0 .0 0 0 0 1 5 1 1 7 0 .0 0 0 0 0 1 9 6 1 0 .0 0 0 0 0 1 0 4 5 0 .0 0 0 0 0 5 2 6 6 0 .0 0 0 0 0 0 5 4 8
2 0 .0 0 0 0 0 1 9 6 1 0 .0 0 0 0 2 4 4 5 0 0 .0 0 0 0 0 1 7 2 7 0 .0 0 0 0 0 2 0 7 1 0 .0 0 0 0 0 1 9 8 4
3 0 .0 0 0 0 0 1 0 4 5 0 .0 0 0 0 0 1 7 2 7 0 .0 0 0 0 0 1 4 1 7 0 .0 0 0 0 0 3 1 4 8 0 .0 0 0 0 0 1 1 0 9
4 0 .0 0 0 0 0 5 2 6 6 0 .0 0 0 0 0 2 0 7 1 0 .0 0 0 0 0 3 1 4 8 0 .0 0 0 0 3 3 0 2 2 0 .0 0 0 0 0 3 2 9 6
5 0 .0 0 0 0 0 0 5 4 8 0 .0 0 0 0 0 1 9 8 4 0 .0 0 0 0 0 1 1 0 9 0 .0 0 0 0 0 3 2 9 6 0 .0 0 0 0 0 3 5 6 7

V a r ia n s 0 .0 0 0 1 2 2
D e v S td 0 .0 1 1 0 4 0

Tabel 15. Matriks Kovarians dan Kalkulasi

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

16
Gambar 2. Kurva Efficient Set

(sumber : hasil olahan penulis)

17
Analisis Harga Saham Individual

3.1 PT Astra Agro Lestari Tbk

Gambar 3. Pergerakan Harga Saham AALI


(sumber: www.finance.yahoo.com)

Minggu Harga Analisis Kejadian


1 Beg:25200 Pada periode ini saham AALI mengalami fluktuasi dimana pada periode
9-13 Feb End:25600 ini harga saham dibuka pada harga 25200 mencapai puncaknya pada
Max:25600 harga 25600 dan ditutup pada harga puncaknya. Pada periode ini terdapat
Min:24725 rencana bahwa AALI akan mengakuisi salah satu refinery di Dumai,
Riau.
2 Beg:25000 Pada periode ini secara relatif harga saham AALI juga cukup fluktuatif
16-20 End:24975 akan tetapi lebih kepada tren penurunan dimana pada pembukaan
Feb Max:25225 didapatkan harga pada 25000 dan ditutup menurun 5 poin yakni ke angka
Min:24975 24975
3 Beg:24525 Pada periode ini terjadi kelanjutan penuruan saham AALI yaitu di kisaran
23-27 End:24650 24525 pada pembukaan dan menyentuh titik maksimal di harga 24950
Feb Max:24950 sebelum pada penutupan pada harga 24650
Min:24200
4 Beg:25550 Pada periode ini harga saham AALI relatif naik dibandigkan dengan
2-6 Mar End:26150 harga pada periode sebelumnya. Salah satu faktor yang menyebabkan
Max:26300 kenaikan ini adalah turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia sehingga
Min:25500 investor akan memilih instrumen investasi seperti pasar modal ketimbang
membeli SBI yang otomatis tingkat suku bunganya juga turun. Selain itu,
harga CPO naik sekaligus AALI mengumumkan kenaikan laba bersih
sebesar 28% dari pada tahun 2014.

18
5 Beg:26075 Pada periode ini terjadi tren kenaikan harga saham seiring dengan
9-13 End:25625 pengumuman kenaikan laba bersih perusahaan yang mencapai dua digit.
Mar Max:26130 Selain itu munculnya proyeksi kenaikan permintaan terhadap konsumsi
Min:25625 minyak kelapa sawit melalui biodiesel ikut membantu prospek saham
AALI dimata investor.
6 Beg:26025 Adanya proyeksi dan Pemerintah bahwa Indonesia akan menggiatkan bio
16-20 End:25750 content for diesel sehingga akan menguntungkan produsen biofuel karena
Mar Max:26250 deman terhadap produk biodiesel akan meningkat khususnya untuk
Min:25625 minyak kelapa sawit.

3.2. PT Aneka Kimia Raya Tbk

Gambar 4. Pergerakan Harga Saham AKRA


(sumber: www.finance.yahoo.com)

Minggu Harga Analisis Kejadian


Mingguan
1
Beg: 4,605 Pada periode pertama dimulai pada tanggal 9 Februari 2015-13
(9-13 Feb End: 4,720 Februari 2015. Pada minggu pertama pergerakan saham dari AKRA
2015) Max: 4,720 semakin hari semakin meningkat. Pergerakan ini dimulai dari Rp
Min: 4,605 4.605 sebagai harga minimum di hari pertama minggu pertama dan
naik terus menerus sampai hari terakhir pada minggu ke-1 yakni
tanggal 13 Februari menyentuh angka 4.720. kenaikan ini diakibatkan
oleh kenaikan rupiah yang agak menguat ditengah adanya koreksi
terbatas pada kurs global. Sehingga hal ini membuat mata uang
rupiah terapresiasi dan berdampak positif terhadap saham dari AKRA

19
2
Pada minggu ini tanggal 16 februari pergerakan saham AKRA
(16-20 Feb Beg: 4.790 menurun kemudian trend kembali meningkat. Di minggu ini mata
2015) End: 4.870 yang mata uang bergerak melemah. Harga minyak dunia yang
Max: 4.870 tadinya menurun sekarang mulai meningkat. APBN-P terkait
Min: 4.790 percepatan pertumbuhan ekonomi juga sudah disahkan oleh DPR
sehingga hal ini juga menimbulkan efek positif terhadap pergerakan
harga saham

3
Beg: 4.810 Pergerakan saham pada minggu ketiga ini mengalami peningkatan
(23-27 Feb End: 4.870 dari hari kehari. Hal ini diungkapkan oleh investasi kontan yang
2015) Max: 4.870 memuat apabila PT AKR Corporindo berniat membagikan saham
Min: 4.810 senilai 512 miliar atau sekitar Rp 135/ saham. Hal ini juga
diungkapkan oleh Bapak Haryanto selaku presiden direktur AKRA.
Sehingga hal ini membuat ekspektasi dari investor terhadap return
yang akan dinikmati akan besar sehingga hal ini mendorong para
investor meminta saham di minggu ke-3

4
Beg: 4.975 Pergerakan saham dari 2-5 Maret 2015 mengalami kenaikan secara
(2-6 Mar End: 4.975 terus menerus. Hal ini sejalan dengan penguatan laju IHSG yang
2015) Max: 5.075 mengalami penguatan. Hal ini dikarenakan adanya sentimen data
Min: 4.975 makro apabila Februari 2015 akan ada deflasi sehingga ada harapan
terhadap penurunan bunga. Selain itu faktor yang mempengaruhi
adalah kondisi global dimana Eropa merilis data inflasi yang
sebelumnya ditaksir sebesar -0.4 menjadi -0.6. Disamping itu adanya
rekomendasi dari pemaparan PT. Sinarmas sekuritas yang menilai
saham-saham
yang direkomendasikan terkait saham AKRA sebagai salah satu
rekomendasinya akan mendorong pasar untuk meningkatkan
permintaan terhadap saham AKRA sehingga harga dari saham ini
menguat
Dalam minggu ini direktur dan sekretaris AKRA juga
mengungkapkan apabila perusahaan akra akan menggenjot bisnis
logistik menggunakan anak perusahaannya dengan menanamkan

20
modal yang disetor dari perusahaan induk sebesar 780 Milyar
sehingga dengan genjotan modal pada kawasan logistik sebagai
bisnis yang dijalankan AKRA diharapkan nantinya modal yang
ditanamkan akan membuat AKRA bisa mencapai expected return
yang lebih besar

5
Beg: 5.000 Harga saham AKRA pada periode 9-13 Maret mengalami fluktuasi.
(9-13 Mar End: 5.125 Harga saham dari AKRA naik secara tajam pada tanggal 10 Maret
2015) Max: 5.175 2015. Berdasarkan infrmasi yang kami dapat dari Bareka.com, hal ini
Min: 5.000 dikarenakan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mendirikan unit
usaha baru untuk menggarap pembangkit listrik berkapasitas 4x300
megawatt di Gresik dengan estimasi nilai investasi mencapai $1,5
miliar. Sehingga pasar merespon positif dengan adanya usaha baru
hal ini akan berdampak pasar berekspektasi AKRA dapat
menghasilkan return bagi perusahaan kedepannya. Kenaikan ini juga
disokong oleh penguatan IHSGSementara tiga heri kemudian yakni
tanggal 19-20 saham AKRA mengalami penurunan harga saham.
Selain itu informasi dari liputan 6 mengungkapkan bahwa IHSG
menguat sebesar 5.426 Hal ini ditambahkan dengan informasi yang
drekomendasikan oleh Analis PT Asjaya Indosurya Securities,
William Suryawijaya yang dicantumkan di website apabila saham
yang direkomendasikan untuk dibeli adalah salah satunya adalah
saham AKRA.

6
Beg: 5.025 Trend dari minggu ini adalah menurun. Pada mingu ini perusahaan
(16-20 Mar End: 4.800 AKRA memposting laporan keuangannya kepada publik.dari data
2015) Max: 5,025 yang tersedia memang ada peningkatan laba bersih perusahaan
Min: 4.800 sebesar 24% namun dalam hal ini kenaikan pendapatan perlu dikaji
lebih lanjut. Pendapatan yang tumbuh hanya sebesar 0.005% dari
total pendapatan 2014

21
3.3. PT Bank Negara Indonesia Tbk

Gambar 5. Pergerakan Harga Saham BBNI


(sumber: www.finance.yahoo.com)

Minggu Harga Mingguan Analisis Kejadian


1 Beg: 6,875 Penurunan harga saham cenderung terjadi
9-13 Feb End: 6,675 setelah overbought. Aksi ini dipicu oleh
Max: 6,875 ketidakyakinan apakah harga saham akan terus
Min: 6,675 naik.

2 Beg: 6,675 IHSG secara keseluruhan menguat, saham


16-20 Feb End: 6,900 industry perbankan menjadi top performer
Max: 6,900 Penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25
Min: 6,650 basis poin menyebabkan harga saham di
industri perbankan mengalami kenaikan.

3 Beg: 6,925 Penurunan harga saham cenderung terjadi


23-27 Feb End: 6,875 setelah overbought. Aksi ini dipicu oleh
Max: 6,975 ketidakyakinan apakah harga saham akan terus
Min: 6,875 naik.

4 Beg: 6,850 Tidak ada perubahan signifikan terhadap harga


2-6 Mar End: 6,775 saham BBNI pada periode ini.
Max: 6,850
Min: 6, 650
5 Beg: 6,700 Harga saham BBNI berfluktuasi ditengah

22
9-13 Mar End: 6,750 melemahnya rupiah terhadap dolar.
Max: 6,750
Min: 6,700
6 Beg: 6,925 Harga naik dari 6,900 ke 7,000 rupiah dengan
16-20 Mar End: 6,950 adanya pengumuman dari Rapat Umum
Max: 7,000 Pemegang Saham BNI di tanggal 19 Maret
Min: 6,900 memutuskan menunjuk mantan Menko
Perekonomian Rizal Ramli sebagai Komisaris
Utama dan Achmad Baiquni sebagai Direktur
Utama Bank BNI.

Pernyataan gubernur bank sentral amerika


yang belum menaikkan suku bunga namun
sudah mengindikasikan bahwa akan terjadi
kenaikkan suku bunga memberikan sedikit
koreksi di tanggal 20 Maret. Namun, harga
kembali kuat ditengah harapan membaiknya
kondisi likuiditas di pasar tahun 2015.

3.4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Gambar 6. Pergerakan Harga Saham TLKM


(sumber: www.finance.yahoo.com)

Minggu Harga Analisis Kejadian


Mingguan
1 Beg: 2860 Harga saham TLKM pada akhir minggu ke-1 yaitu tanggal 13 Februari berada

23
End: 2980 pada level tertinggi yaitu di level Rp 2.980,- . Kenaikan harga saham pada
(9-13 Feb Max: 2980 minggu pertama dikarenakan PT Telkom menjalankan persetujuan dengan
2015) Min: 2845 Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk memberikan
dukungan terhadap program kementrian yaitu, SNMPTN. Sama halnya
dengan penyelenggaraan tahun lalu, guna menyukseskan SNMPTN 2015, PT.
Telkom menyediakan berbagai layanan meliputi Colocation/Data Center
berkapasitas besar, broadband internet, internet dan extranet, serta call center
yang telah ter-deliver dengan baik. Telkom berusaha untuk terus menjalankan
komitmennya berkontribusi bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Dengan peningkatan ini, Telkom berhasil mencapai posisi teratas pada market
capitalization industri telekomunikasi di Indonesia dengan nominal menembus
Rp 300,4 triliun.

Namun harga terus bergerak turun akibat kebanyakan investor membeli saham
untuk investasi jangka pendek.
2 Beg: 2890 Pada minggu ke-2 Februari, harga saham TLKM berada pada kondisi yang
End: 2890 stabil dan mencapai titik tertinggi pada basis 5 poin diatas harga minimum.
(16-20 Feb Max: 2895 Perubahan ini terjadi karena adanya aktivitas jual-beli saham. Namun secara
2015) Min: 2890 signifikan tidak terdapat kejadian khusus yang mempengaruhi naik turunnya
harga saham TLKM.

Namun pada akhir minggu kedua, PT Telekomunikasi Indonesia


mengumumkan bahwa dirinya akan ikut berkontribusi mendukung program
maritim yang ada dalam program Presiden Joko Widodo dengan menyiapkan
dana hingga Rp 90 triliun. PT Telkom didaulat untuk mengelola sektor
maritim yang fokus pada maritime logistic, maritime fishery dan maritime
defense. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga saham
TLKM pada awal minggu ketiga.

3 Beg: 2910 Kenaikan harga saham secara terus menerus yang dimulai dari minggu ke-2
End: 2935 hingga mencapai level Rp 2.935,- pada minggu ke-3 dikarenakan TLKM
(23-27 Feb Max: 2975 mengumumkan bahwa dirinya akan menyelesaikan tukar guling saham
2015) Min: 2905 dengan PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. Tukar guling saham ini
berkaitan dengan pengambilalihan saham PT. Dayamitra Telekomunikasi
(Mitratel) mencapai 100% yang dilakukan secara bertahap.

4 Beg: 2950 Harga saham pada minggu ke-4 masih terus bergerak positif sampai akhir

24
End: 2985 minggu, namun sempat mengalami pelemahan dikarenakan terjadinya
(2-6 Mar Max: 2985 pelemahan tingkat harga IHSG.
2015) Min: 2910

5 Beg: 2945 Harga saham TLKM pada minggu kelima mengalami kenaikan. Hal ini
End: 2955 dikarenakan pasar berada dalam keadaan positif melihat prospek TLKM yang
(9-13 Mar Max: 2955 cenderung akan meningkat.
2015) Min: 2925 TLKM sendiri berencana akan memperkkuat sistem komunikasi kabel laut
dari Aceh hingga Papua.

6 Beg: 2975 Pada minggu ke-6 harga saham TLKM mengalami pelemahan. Hal ini terjadi
End: 2920 karena adanya aktivitas jual-beli saham pada pasar.
(16-20 Mar Max: 2975 Namun demikian, diproyeksikan nilai saham TLKM akan terus menguat
2015) Min: 2920 seiring dengan misi TLKM yang sedang digemborkan yaitu menjadi
perusahaan telekomunikasi nomor satu di Indonesia.
Berkolaborasi dengan 22 operator untuk membangun serat optik ke berbagai
negara, PT Telkom Indonesia Tbk bertekad menjadi global gateway. Tahun
ini, pembangunan broadband atau jaringan pita lebar sepanjang 75.000 km di
seluruh wilayah Nusantara rampung dan akan dilanjutkan ke berbagai negara.
Investasi di dalam negeri bakal mencapai Rp 3,6 triliun, sedang ekspansi ke
luar negeri menelan dana investasi US$ 240 juta.
Telkom saat ini sedang bertransformasi untuk menjadi perusahaan digital,
yakni king of digital on the air lewat selular, king of the land lewat fiber optik
ke setiap rumah, dan king in the sea lewat kabel optik bawah laut.

25
3.5. PT Wijaya Karya Tbk

Gambar 7. Pergerakan Harga Saham WIKA


(sumber: www.finance.yahoo.com)

Minggu Harga Analisis Kejadian


Mingguan
1 Beg: 3.620 Harga saham WIKA pada minggu ke-1 9 Februari berada pada level tertinggi
End: 3.525 yaitu di level Rp 3.620,- karena WIKA merealisasikan proyek mixed used
(9-13 Feb Max: 3.620 building di Malaysia senilai Rp 1 Triliun. Selain itu WIKA tengah mengincar
2015) Min: 3.525 pembangunan tiga pembangkit listrik Independent Power Project (IPP) yang
berkapasitas 2x2.600 megawatt yang membutuhkan dana kurang lebih 7,8 –
10,4 milyar dollar.

Namun harga terus bergerak turun akibat kebanyakan investor membeli saham
untuk investasi jangka pendek
2 Beg: 3.475 Pada minggu ke-2 Februari, harga saham WIKA cenderung naik secara terus
End: 3.635 menerus mulai dari Rp 3.475,- menuju level Rp 3.635. Hal ini tidak terlepas
(16-20 Feb Max: 3.635 dari banyaknya kontrak dan realisasi proyek antara lain proyek bendungan
2015) Min: 3.475 Keureto Aceh, proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) tahap I, proyek
jalan layang nontol (JLNT) Ciledung, proyek Funtasy Island di Pulau Manis
Batam dan proyek pembangunan Bandara Samarinda Baru, pembangunan
apartemen di Surabaya sebesar Rp600 miliar.

Disamping itu, konsensus dari para analis Bloomberg mencatat 17


rekomendasi beli, 3 rekomemdasi tahan, dan 4 rekomendasi jual dengan target
harga Rp3.795 per saham WIKA. Rekomendasi ini akhirnya meginsentif

26
investor untuk membeli saham WIKA dan mendorong harga saham naik.
3 Beg: 3.680 Kenaikan harga saham secara terus menerus yang dimulai dari minggu ke-2
End: 3.660 hingga mencapai level Rp 3.680,- pada minggu ke-3 dikarenakan WIKA
(23-27 Feb Max: 3.680 mengantongi kontrak baru sebesar Rp 3,44 Triliun atau telah merealisasikan
2015) Min: 3.650 10,87% dari target kontrak Rp 31,64 Triliun. Pencapaian ini cukup bagus
dibandingkan dengan WSKT dan ADHI yang baru merealisasikan 3,3%dan
8,5%.

Meskipun Presiden Jokowi memajukan pelaksanaan pembangunan


infrastruktur mulai April namun realisasinya baru akan optimal setelah
memasuki semester ke-2 tahun 2015. Itu sebabnya, harga saham pada
semester I ini cenderung berfluktuasi, seperti hal nya pada akhir minggu ke-3
ini, harga saham WIKA turun ke level Rp 3.660,-

4 Beg: 3.630 Harga saham pada minggu ke-4 mulai bergerak menurun hingga pada tanggal
End: 3.505 6 Maret 2015 berada pada level Rp 3.505,- hal ini karena adanya sentimen
(2-6 Mar Max: 3.630 negatif dari bursa global ditambah kondisi beberapa sektor di dalam negeri
2015) Min: 3.505 terpantau melemah. Harga komoditas pun tertekan dan akhirnya menahan laju
IHSG.
5 Beg: 3.425 Harga saham WIKA pada tanggal 9 Maret 2015 mengalami penurunan 2,28%
End: 3.405 dari pada tanggal sebelumnya ke level Rp 3.405, hal ini terjadi sebagai
(9-13 Mar Max: 3.485 kelanjutan sentimen negatif yang menyebabkan anjloknya IHSG yang sudah
2015) Min: 3.405 melebihi level Rp 5.500,-, sehingga IHSG ditekan turun ke level Rp 5.350,-.
Penurunan IHSG juga terjadi akibat pengumuman pengangguran di US dan
pelemahan rupiah. Disamping itu didorong oleh volatilitas yang tinggi akibat
investasi spekulasi karena keraguan investor melihat situasi pemerintahan
yang baru.

Pada tanggal 9 Maret 2015 juga terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap
dollar yang mencapai level Rp 13.047,-.Hal ini mempengaruhi harga saham
WIKA karena Kontrak baru yang diperoleh WIKA bersumber dari proyek
luar negeri yakni pembangunan Bandara Oecusse Airport Timor Leste senilai
USD 92 juta. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar akhirnya
mempengaruhi penurunan harga saham.
6 Beg: 3.400 Pada minggu ke-6 harga saham WIKA yang mengalami tren penururunan
End: 3.600 pada 2 minggu sebelumnya, kali ini memperlihatkan tren kenaikan dimana
(16-20 Mar Max: 3.600 pada tanggal 20 Maret 2015 harga saham WIKA kembali naik menduduki

27
2015) Min: 3.390 level Rp 3.600,-. Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia menyebutkan
bahwa tanggal 4 Maret 2015, Presiden Direktur Wijaya Karya Tbk, Bintang
Prabowo, melakukan pembelian saham WIKA di BEI sebanyak 417 ribu
lembar dengan nilai sekitar Rp 1,5 Milyar sebagai respon penurunan harga
saham pada awal Maret lalu. Sebagai akibatnya, kini harga saham WIKA
kembali menunjukkan tren kenaikan.

Selanjutnya menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) per 16


Maret 2015, saham WIKA memasuki area jenuh jual oversold, sehingga harga
saham cenderung akan mengalami kenaikan.

28
Analisis Gain/Loss Portofolio

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil kinerja portfolio yang terdiri dari saham AALI,
AKRA, BBNI, TLKM, dan WIKA. Untuk melihat lebih lanjut berapa gain loss dari portfolio, kami
mengasumsikan dana yang dimiliki untuk investasi portfolio sebesar Rp 1.000.000.000, yang
sepenuhnya akan ditempatkan pada kelima pilihan saham tersebut sesuai dengan optimum weighted
yang diperoleh dari hasil kalkulasi.

SAH AM
S E N D IR I
N ila i N ila i
H arg a H arg a G a in
S aha m P o rsi Lot B e li/L br P e m be lia n Ju a l/L br P en ju a la n (L o ss)
AALI 1 0 ,0 0 % 7 2 6 .4 0 0 9 2 .4 0 0 .0 0 0 2 5 .6 0 0 89600000 (2 .8 0 0 .0 0 0)
AKRA 3 0 ,0 0 % 1 3 0 4 .6 0 5 2 9 9 .3 2 5 .0 0 0 4 .8 9 5 318175000 1 8 .8 5 0 .0 0 0
BBNI 1 0 ,0 0 % 30 6 .5 6 7 9 8 .5 0 9 .6 5 0 6 .5 6 7 98509650 0
TLKM 4 0 ,0 0 % 2 8 2 2 .8 3 0 3 9 9 .0 3 0 .0 0 0 2 .9 8 0 420180000 2 1 .1 5 0 .0 0 0
W IK A 1 0 ,0 0 % 55 3 .6 3 5 9 9 .9 6 2 .5 0 0 3 .5 2 5 96937500 (3 .0 2 5 .0 0 0)
Ju m la h 1 0 0 ,0 0 % 5 0 4 9 8 9 .2 2 7 .1 5 0 1 .0 2 3 .4 0 2.1 5 0 3 4 .1 7 5 .0 0 0
G a in (L o ss)
(% ) 3 ,4 5 %
R ate B ia ya T ransak si B e li 0 ,2 5 % Ju a l 0 ,3 5 %
B ia ya
T ransak si 2 .4 7 3 .0 6 8 3 .5 8 1 .9 0 8 6 .0 5 4 .9 7 5
G a in (L o ss) sete la h
b ia ya transak si 2 8 .1 2 0 .0 2 5
G a in (L o ss) sete la h b ia ya
transak si (% ) 2 ,8 4 %

Tabel 16. Gain/Loss Portofolio

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Harga saham yang masuk kedalam portfolio mengalami perbedaan kondisi. Saham AALI dan
WIKA mengalami penurunan, saham AKRA dan TLKM mengalami kenaikan, dan saham BBNI
berada dalam kondisi indeferen. Namun secara umum portofolio berada pada konsisi gain. Kinerja
yang cukup baik ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga saham AKRA dan TLKM yang masing-
masing berkontribusi sebesar 30% dan 40% dari seluruh total keuntungan yang ada.

Kondisi Short Sale

Kami mengasumsikan memiiki modal sebesar 1000.000.000 tanggl pembalian saham adalah 9
Februari 2015 dan kami menjual pada tanggal 20 Maret 2015. Dengan kondisi short sale maka strategi
yang dapat kami ambil adalah :

29
PORTFOLIO SHORT SALE
SAHAM SENDIRI
Nilai Nilai
Saham Porsi Lot Harga Beli/Lbr Pembelian Harga Jual/Lbr Penjualan Gain (Loss)
AALI 19,64% 14 26.400 184.800.000 25.600 179200000 (5.600.000)
AKRA 26,41% 114 4.605 262.485.000 4.895 279015000 16.530.000
BBNI 6,93% 21 6.567 68.956.755 6.567 68956755 0
TLKM 38,40% 271 2.830 383.465.000 2.980 403790000 20.325.000
WIKA 8,62% 47 3.635 85.422.500 3.525 82837500 (2.585.000)
Jumlah 100,00% 467 985.129.255 1.013.799.255 28.670.000
SAHAM SHORT SALE
Nilai Nilai
Saham Porsi Lot Harga Jual/Lbr Penjualan Harga Beli/Lbr Pembelian Gain (Loss)
AALI 0,00% 0 26.400 0 25.600 0 0
AKRA 0,00% 0 4.605 0 4.895 0 0
BBNI 0,00% 0 6.567 0 6.567 0 0
TLKM 0,00% 0 2.830 0 2.980 0 0
WIKA 0,00% 0 3.635 0 3.525 0 0
Jumlah 0,00% 0 0 0 0
Total Gain (Loss) 28.670.000
Gain (Loss) (%) 2,91%
Rate Biaya Transaksi Beli 0,25% Jual 0,35%
Biaya Short sale 0,10%
Biaya Transaksi 2.462.823 3.548.297 6.011.121
Biaya Short sale 0 0
Total Biaya 6.011.121
Gain (Loss) setelah biaya transaksi 22.658.879
Gain (Loss) setelah biaya transaksi (%) 2,30%

Tabel 17. Portofolio Short Sale

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Jadi dengan shortsale yang kami lakukan maka kami memiliki keuntungan sebesar 2.3 %. Dimana
penyumbang terbesar dari hal ini adalah Telkom sementara WIKA dan AALI mendapatkan loss.

Kondisi Tidak Menngunakan Kondisi No Short Sales-Buy Hold

Strategi kedua yang kami ambil adalah dengan no short sales, dan berikut buy and hold
portofolio. Adapun tabel terkait adalah sebagai berikut :

PORTFOLIO SHORT SALE DILARANG


SAHAM SENDIRI
Nilai Nilai
Saham Porsi Lot Harga Beli/Lbr Pembelian Harga Jual/Lbr Penjualan Gain (Loss)
AKRA 0,00% 0 4.605 0 4895 0 0
WIKA 36,34% 199 3.635 361.682.500 3525 350737500 (10.945.000)
TLKM 13,42% 94 2.830 133.010.000 2980 140060000 7.050.000
AALI 0,00% 0 26.400 0 25600 0 0
BBNI 50,25% 153 6.567 502.399.215 6567,31 502399215 0
Jumlah 100,00% 446 997.091.715 993.196.715 (3.895.000)
Gain (Loss) (%) -0,39%
Rate Biaya Transaksi Beli 0,25% Jual 0,35%
Biaya Transaksi 2.492.729 3.476.189 5.968.918
Gain (Loss) setelah biaya transaksi -9.863.918
Gain (Loss) setelah biaya transaksi (%) -0,99%

Tabel 18. Portofolio Short Sale Dilarang

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Portofolio mengalami kerugian sebesar 0,99% pada strategi no short sale dengan komposisi
trading yang hanya terdiri dari WIKA dan TLKM.
30
Gambar 8. Gain/Loss Portofolio Short Sale Dilarang

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Gambar 9. Gain/Loss Portofolio Short Sale

(sumber : software Bapak Zalmi Zubir -hasil olahan penulis)

Total dari gain portofolio yang kami bentuk adalah 2.3%. apapun top gained yang kami miliki
adalah saham milik telkom. Tidak hanya pada strategi short sale, namun strategi no short sale
perusahaan telkom selalu menjadi perusahaan yang menghasilkan return yang tinggi.

Top gainer pada portofoloio adalah TELKOM.

Jadi bila kita dihadapkan dua pilihan untuk short sale atau not short sale maka lebih baik bila
investor mengambil keputusan short sale. Hal ini dikarenakan strategi ini menawarkan return yang
lebih tinggi daripada strategi no short sale.

31
Kesimpulan

Menggunakan teknik penyusunan portofolio seperti yang telah dilakukan dalam makalah ini,
seorang investor dapat mengetahui sekaligus menyusun portofolio 5 saham dengan tingkat risiko yang
paling minimal.

Berdasarkan hasil perhitungan, portofolio kami mengalami kerugian sebesar 0,99% pada keadaan
hold/no short sales dan justru mengalami keuntungan sebesar 2,3% pada kondisi short sale. Namun
demikian, pada baik pada kondisi short sale maupun no short sale , terdapat satu saham yang berada
pada kondisi saham menguat sehingga tetap mencetak keuntungan, yaitu TLKM.

Kemudian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja portfolio secara keseluruhan yang terdiri
dari saham AALI, AKRA, BBNI, TLKM, dan WIKA sepanjang periode 2 Februari hingga 20 Maret
2015 pada optimum weightednya menghasilkan return di atas pasar atau bisa dikatakan berada pada
performa yang baik.

32
Daftar Pustaka

Elton, Edwin J, Martin Gruber, Stephen J. Brown, dan William N. Goetzmann, 2007, Modern
Portfolio Theory and Investment Analysis, Wiley, 7e.

Maricia,M. Santoso, Y.E. Makalah Pemilihan Saham Manajemen Portoflio, 2012.

AALI

http://www.astra-agro.co.id/index.php/ourcompany

http://finance.yahoo.com/q?s=aali.jk

http://market.bisnis.com/read/20150225/192/406403/kinerja-astra-agro-lestari-aali-2014-laba-bersih-
meroket-3897

http://www.reuters.com/finance/stocks/overview?symbol=AALI.JK

http://market.bisnis.com/read/20150217/189/403464/rekomendasi-saham-17-februari-cermati-saham-
aali-mppa-lead-poly

http://www.thejakartapost.com/news/2015/01/29/astra-agro-acquires-dumai-refinery-boost-
business.html

AKRA

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CEYQFjAH&url=htt
p%3A%2F%2Fwww.saham.ws%2Ftag%2Fakra%2F&ei=BksUVcrQNpOLuASa_ID4CQ&usg=AFQj
CNHVMd0Ii2-
uYD0upunVUSrjlMJmQw&sig2=pbo5fu8kDtX8YLYli2YQXQ&bvm=bv.89217033,d.c2E

http://www.seputarforex.com/berita/saham/detail.php?id=224718&title=akra_akra_genjot_jasa_logisti
k_dan_kawasan_industri

http://www.seputarforex.com/berita/saham/detail.php?id=224718&title=akra_akra_genjot_jasa_logisti
k_dan_kawasan_industri

http://market.bisnis.com/read/20150319/192/413758/akr-coprorindo-akra-laba-bersih-naik-249-jadi-
rp810-miliar

BBNI

http://www.rmol.co/read/2015/03/17/195773/Angin-Segar-Itu-Rizal-Ramli-

http://nasional.kompas.com/read/2015/03/10/15100031/Kegaduhan.Politik.dan.Keraguan.Pasar

http://www.tempo.co/read/news/2015/02/20/088643939/Euforia-BI-Rate-Belum-Berakhir-IHSG-
Dibuka-Naik

33
TLKM

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/01/15/345547/telkom-kembali-siapkan-infrastruktur-
untuk-snmptn

http://investasi.kontan.co.id/news/market-cap-lewati-rp-300-t-ini-kata-dirut-telkom

http://www.indopos.co.id/2015/02/pt-telkom-dukung-program-maritim-dengan-alokasikan-rp-90-
m.html

http://bisnis.liputan6.com/read/2181933/lepas-mitratel-telkom-bakal-genggam-saham-tower-bersama

http://www.gatra.com/il-tek/telko-1/134162-pt-telkom-catatkan-kapitalisasi-pasar-saham-hingga-rp-
300,4-triliun.html

http://www.beritasatu.com/emiten/258511-market-cap-rp-297-triliun-telkom-berambisi-menjadi-
global-gateway.html

WIKA

http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/136130-pergerakan-saham-hanya-didorong-ekspektasi.html

www.wika.co.id

http://ekonomi.metrotvnews.com/

www.bareksa.com

www.reuters.com

www.finance.yahoo.com

34

Anda mungkin juga menyukai